Bayaranku mahal

Pov Author.

Seorang pria mendatangi Intan di kamar. Belum terlalu tua, tampak mapan dan mempesona.

"Intan?" tanya nya memastikan namanya.

"Ya, saya sendiri."

Ia pun menatap Intan dengan tajam, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Mengagumi kecantikannya, dan entah apa lagi yang ada dalam fikirannya.

"Tak sia-sia aku membayar mahal untukmu. Kau siap malam ini?"

"Apa lagi? Kemari..." panggilnya pada pria itu.

Birahinya tampak memuncah, Ia pun menghampiri Intan, dan Intan menyambutnya dengan baik. Intan berinisiatif membuka kancing bajunya Satu persatu, dan Ia langsung menyambar tubuh Intan seperti macan kelaparan. Dan Intan langsung saja mengimbanginya dengan baik demi kepuasan darinya.

"Kau hebat, aku harus memberikanmu lebih." ucapnya dengan nafas tersengal, di tengah permainan.

"Apapun untukmu." jawab Intan, yang terus mempercepat gerakan.

Mereka saling berganti posisi senyaman mungkin, dan terus seperti itu seolah tanpa di landa lelah.

******* demi ******* memenuhi kamar ini. Gairah semakin memburu, dan mereka saling adu cepat gerakan, hingga sama-sama tiba di puncaknya.

Pertarungan terhenti, dan mereka merebahkan diri dengan nafas terenga-engah, serta tubuh yang bermandikan keringat.

"Aku puas denganmu." ucapnya, lalu membelai rambut Intan dengan lembut.

Setelah permainan benar-benar berakhir, Intan membersihkan dirinya. Pria itu pun duduk dan menyaksikan Intan berganti pakaian di kamar.

"Bonus untukmu. Aku royal, jika aku begitu puas dengan pelayanan." jawabnya, dengan rokok di sela jari.

"Kau royal terhadap yang menemanimu semalam. Bagaimana dengan yang menemanimu setiap hari?"

"Istriku? Jelas, aku begitu royal dengannya. Apapun akan ku berikan padanya. Asal, dia jangan pernah ganggu kesenanganku." jawabnya santai.

"Bahagianya jadi Istrimu. Apakah, dia juga bebas sepertimu yang bisa main lelaki di luar?"

"Apa maksudmu? Dia mana berani."

"Ya, sama seperti fikirannya tentangmu. Dia fikir, kau tak akan macam-macam dengannya, tapi kenyantaannya lain. Ah, sudahlah. Itu bukan hakku. Itu urusan rumah tangga kalian." jawab Intan di akhir cerita.

Pria itu lalu pamit pergi, tanpa mengeluarkan sepeatah katapun dari bibirnya. Agaknya, Ia memikirkan apa maksud dari perkataan Intan itu.

Namun, bagi Intan itu tak ada gunanya. Hanya sekedar ucapan kosong yang tiada arti. Yang penting, tugasnua selesai, dan Ia mendapat banyak tips darinya.

"Lumayan... Ini bisa buat tambahan bayar perawatan Si Tua itu." ucapnya, dengan menyelipkan beberapa lembar di dompet.

Intan mulai membereskan kamarnya, mengganti sprei, dan menyemprotkan parfum di setiap sudutnya. Besok pagi, sprei itu di ambil oleh Mba Nora. Seorang janda anak Satu, yang menggantungkan hidupnya dari mencuci sprei di tempat kami.

"Ngga papa, saya kebagian bersihin kotoran sama bekasnya. Mau dibilang ikut haram ya ngga papa. Yang penting anak saya bisa beli susu." jawabnya, ketika di ledek teman Intan kala itu.

"Biar kalian bikin dosa, saya terima nyucinya." ucapnya lagi, untuk mempertegas.

Intan bahkan kadang sengaja menyelipkan uang di sela sprei yang akan Ia berikan padanya.

Hingga larut malam, Intan tak lagi menerima tamu. Hari ini cukup Satu, dan itu sudah membuatnya lelah. Ia pun mulai berkemas untuk pulang, dan menghampiri Madam Lola untuk meminta jatahnya.

"Bagaimana ayahmu, jadi jenguk kemarin?" tanyanya, sembari memberikan lembaran uang merah pada Intan.

"Kabarnya? Masih sama seperti ketika datang. Dan rasanya, Ia tak akan pernah keluar dari tempat itu."jawab intan bernada pasrah.

Terpopuler

Comments

eryuta

eryuta

👍👍👍👍👍

2021-12-08

0

alvalest

alvalest

hem

2021-12-07

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!