...Cinta pertama anak perempuan adalah papanya. Ketika dia mendapatkan cinta yang cukup, maka dia menjadi pribadi yang selalu memberikan cinta yang tulus untuk orang yang dia cintai....
...~Almeera Azzelia Shanum...
...🌴🌴🌴...
"Papa."
Almeera spontan beranjak berdiri. Dia berlari ke arah sang papa dan memeluknya begitu erat. Sudah berapa minggu dia tak menemui Darren. Bukan karena dirinya melupakan orang tuanya, melainkan persoalan rumah tangga yang ia tutupi agar tak didengar oleh papa dan mamanya.
"Bagaimana kabar, Papa?" tanya Almeera setelah melepaskan pelukannya. "Badan Papa tambah kurus. Papa jangan kerja terus. Nanti kalau sakit, Mama pasti akan menangis."
Tanpa Almeera sadari, mata Darren berkaca-kaca. Air matanya mengalir melihat bagaimana perhatian Almeera kepada dirinya. Beginilah putrinya itu, selalu mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri.
Tak mendapatkan jawaban. Almeera mendongak. Matanya membulat tatkala melihat papanya menangis.
"Papa kenapa menangis. Ayo duduk, mana yang sakit?" cerocosnya tanpa henti.
Setelah Darren duduk dengan tenang. Almeera membawakan segelas air putih. Lalu dia menyodorkan pada sang Papa hingga setengah gelas tandas isinya.
"Ada apa, Pa?"
Darren menghela nafas berat. Dia mengelus kepala putrinya itu dan meraihnya kembali ke dalam pelukan.
"Kamu baik-baik saja?"
Almeera mengangguk dalam pelukan sang papa. Memang benar bukan, jika dirinya tak sakit. Dia sedang baik-baik saja saat ini.
"Kamu yakin?"
Almeera menjauhkan tubuhnya. Dia menatap lekat mata sang papa hingga dirinya baru tersadar akan sesuatu.
"Papa, aku…. "
"Jangan katakan kamu baik-baik saja, kalau sebenarnya hati kamu sakit, Nak," ungkap Darren dengan menatap putrinya dengan sendu. "Jangan menutupi apapun dari Papamu ini. Apa kamu tak menyayangi Papa lagi?"
Almeera menggeleng. Dia meraih kedua tangan Darren dan menciumnya dengan lembut. "Aku sayang sama, Papa. Bahkan sangat sangat sayang."
"Lalu kenapa kamu menutupi keadaanmu dari Papa? Bahkan kamu meminta Kakakmu ini menutupinya dari Papa, Mama dan Kak Jim?"
Almeera menunduk. Bukan karena dia tak mau menceritakan masalah rumah tangganya pada keluarganya. Tapi dia tak mau terlihat begitu menyedihkan. Apalagi kesehatan dua orang tuanya akan terganggu bila terlalu banyak memikirkan masalah dirinya.
"Aku gak mau Mama sama Papa sakit. Aku juga gak mau Kak Jim memukul Mas Bara, Papa."
"Tapi suamimu itu berhak untuk dipukul, Meera," kata Darren dengan tegas. "Bahkan kalau bisa, Papa akan memukulnya lalu membawamu pergi."
Darren membuang wajahnya ke samping. Tangannya ia tarik dari genggaman anaknya itu. Jujur mengingat kelakuan menantu yang dulu dia banggakan, sangat menyakiti hatinya.
Bahkan selama 15 tahun pernikahan putrinya. Darren tak pernah berfikir jika menantunya itu akan menikah lagi. Menurutnya, pernikahan poligami hanya ada di novel-novel. Namun, ternyata kehidupan itu harus dijalani oleh istrinya di kehidupan nyata.
"Papa," panggil Almeera dengan lembut. "Bagaimanapun Mas Bara, dia ayah dari dua anak Meera, Pa. Dia adalah sosok yang dibanggakan oleh Bia. Almeera gak bisa seegois itu memisahkan keduanya."
"Tapi kamu jangan menutup mata, Sayang. Bukannya Papa ingin ikut campur. Papa hanya ingin kamu sadar bahwa cinta tak selamanya harus memiliki," kata Darren menurunkan intonasi bicaranya. "Ini memang rumah tanggamu tapi kalau kamu udah gak bahagia dan sakit, lepaskan."
Mata Almeera berkaca-kaca. Dia menatap wajah Darren dengan penuh kebanggaan. Papanya ini adalah cinta pertama dalam hidupnya. Darren selalu menyayangi anak-anaknya dengan adil. Apalagi kemesraan dengan mamanya, selalu diperlihatkan di hadapan ketiga anaknya.
Hal itulah yang membuat Almeera tersadar. Bahwa hidup tak selamanya indah. Bahwa hidup tak selamanya mulus. Mungkin ini adalah ujiannya di dunia. Memiliki suami yang menikah lagi dengan wanita lain dan mengajarkannya arti kesabaran yang begitu luas.
Almeera tak menyalahkan takdir. Bagaimanapun Tuhan selama ini baik kepadanya. Dia terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Memiliki orang tua yang harmonis dan dua kakak yang begitu sayang kepadanya.
Adil bukan hidup ini?
Jika ujian tak datang dari keluargamu, maka akan datang dari orang di sekelilingmu.
Camkan itu!
"Maafkan Almeera, Pa. Maafkan Almeera jika nanti merepotkan Papa lagi."
"Tidak ada kata merepotkan untuk anak sendiri. Papa masih sanggup menerimamu kembali. Papa juga masih sanggup untuk menemani dua cucu Papa yang begitu cerdas itu. Jadi jangan katakan apapun lagi pada Papa."
Almeera mengangguk. Dia segera memeluk papanya kembali dengan perasaan lebih lega.
"Papa harus sehat terus. Jangan pernah tinggalin Almeera ya, Pa."
"Iya, Sayang. Papa janji akan terus menemanimu."
Tanpa sadar pemandangan itu membuat Jonathan yang sedari tadi dia, meneteskan air mata. Inilah adiknya yang sebenarnya. Sosoknya yang terlihat kuat karena ada beban berat dalam pundaknya. Sosok yang dipandang mandiri oleh orang luar, memiliki sisi lain juga ketika di ruangan tertutup.
Namun, sebagai seorang kakak. Jonathan lebih menyukai adiknya yang sekarang. Yang mau berbagi masalahnya dengan keluarga. Yang mau menceritakan sakitnya pada orang lain dan tak menutupi apapun.
Hingga tak lama, pemandangan haru itu harus terputus karena sebuah suara dari perut seseorang yang membuat Almeera tertawa begitu kencang.
"Wah ada yang kelaparan nih," ledeknya sambil melirik sang kakak.
Jonathan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dirinya benar-benar merasa malu pada adiknya itu.
"Kamu belum makan?" tanya Darren pada putranya.
"Belum, Pa."
"Memang Kak Kayla gak masak?"
"Masak tapi Kakak tadi terburu-buru dan jadinya gak sarapan," ucapnya dengan pandangan menyesal.
"Nyesel, 'kan, sekarang?" ledek Almeera diiringi kekehan. "Lain kali kalau istri masak, harus dimakan. Kalau telat, ya dibawa bekal. Biar kelihatan menghargai."
"Astagfirullah. Kakak menghargai istri Kakak yah," ujar Jonathan tak terima.
"Menghargai tapi gak dimakan."
"Kamu kok ngeselin, Ra," ucap Jonathan yang gemas akan kelakuan adiknya.
"Ya, 'kan, Almeera membela kaum hawa."
"Sudah….sudah. Lebih baik kita makan di luar. Bagaimana?"
"Traktir Papa, 'kan?" celetuk Sia sambil mengangkat alisnya.
"Kamu gak punya uang? Gak dikasih sama Bara?" ledek Jonathan yang membuat Almeera hendak memukul kepalanya tapi tak sampai.
"Papa yang traktir. Kalian gak perlu berantem, okey?"
...🌴🌴🌴...
Suasana restoran terlihat begitu lenggang. Mungkin karena masih jam kerja, maka sepi pengunjung. Tiga orang itu makan dengan tenang. Bahkan sesekali terdengar candaan yang diakhiri oleh tawa bahagia.
Sampai semua makanan telah habis dimakan. Darren baru ingat akan sesuatu.
"Sayang."
"Ya, Pa?" sahut Almeera setelah menenggak minumannya.
"Kamu butuh pekerjaan?" tanya Darren yang membuat Almeera spontan menatap Kakaknya.
Jonathan mengangkat kedua bahunya pertanda dia tak tahu apa-apa.
"Katakan, Nak!"
"Iya, Pa. Almeera ingin bekerja lagi."
"Kembalilah ke perusahaan. Bekerjalah bersama Kak Jo dan duduklah di kursi manager."
Almeera menggeleng. "Aku tak mau, Pa. Aku tak mau orang-orang mengira aku bekerja dan mendapatkan jabatan tinggi karena keluarga."
"Tapi bukannya jabatanmu memang itu? Dulu Papa minta jadi direktur, kamu tidak mau. Perusahaan ini juga atas namamu. Kakakmu Jo dan Jim memiliki perusahaan sendiri," kata Darren menjelaskan.
"Biarkan Almeera belajar dari awal lagi, Pa. Meera ingin bekerja dari karyawan biasa. Almeera sudah lama tak berkecimpung di dunia perkantoran dan membuat ilmu Almeera sedikit berkurang."
"Baiklah. Papa setuju. Kamu boleh menjadi karyawan biasa tapi selama 3 bulan. Setelah itu kamu harus kembali ke jabatanmu sebagai Manager."
"Baik, Pa. Tapi biarkan Almeera pamit dulu sama Mas Bara, Pa. Bagaimanapun Almeera masih menjadi istrinya dan wajib mendapatkan izin."
~Bersambung
Masih kalem yah. Biar isinya gak emosi terus hihihi. Aku sampai ngos-ngosan baca komentar.
Beberapa ada yang kujawab disini yah.
Almeera itu perempuan dan hati perempuan itu gampang luluh. Kenapa? karena mereka mengutamakan perasaan.
Gimanapun dia disakiti, kalau dikasih perhatian, dibujuk, disayang pasti luluh. Karena emang wanita itu begitu. Dia itu gampang memaafkan meski sulit melupakan.
Tapi aku juga seneng kalau ada yang kesel sampai gedeg. Jadi pesan feel yang aku sampaikan melalui tulisan ini sampai.
Jangan lupa klik like, komen dan vote biar author semangat updatenya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Endah Ing
ngos-ngosan baca emosi readers ya thor. kita yg baca jg terkuras emosi dan air mata thor. padahal yg dipoligami kan almeera dan ini sdh baca kesekian kali
2024-10-16
1
bufouu _
kamu hebat ka aku sampe di buat nangis😭
2024-06-23
0
Elok Pratiwi
penulis nya penganut poligami
2024-03-28
0