...Ketika cinta yang kau miliki membuatmu merasa sakit, maka pergi lah sejauh mungkin untuk memberi jarak dengannya....
...~Almeera Azzelia Shanum...
...🌴🌴🌴...
"Hari ini biarkan saya yang mengantar anak-anak ke sekolah, Pak," kata Almeera saat dirinya berjalan mendekati mobil yang sudah dipanaskan.
"Baik, Nyonya." Pria yang memakai pakaian sopir itu mengangguk.
Dia segera memberikan kunci mobil itu kepada istri majikannya, lalu segera pergi dari sana. Tak lama, muncullah dua anaknya yang baru saja keluar dari dalam rumah.
Keduanya berjalan bergandengan tangan dengan senyum tersemat di bibirnya. Sekilas, Almeera mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Matanya berkaca-kaca saat membayangkan nasib kedua anaknya jika dirinya benar-benar menyerah dengan keadaan.
Aku terkesan menjadi ibu yang egois bila menukarnya dengan kebahagiaan mereka berdua, batin Meera dengan mata terus mengikuti langkah kedua anaknya yang mendekat ke arahnya.
"Mama yang mengantar?" tanya Abraham menatap Mamanya dengan lekat.
"Iya, Sayang. Sekalian Mama ingin menemui Om Jonathan," kata Almeera sambil mengelus kepala putranya dengan sayang. "Bia ikut?"
"Iya dong, Ma. Bia kangen sama Om tampan," ujarnya dengan wajah begitu bersemangat.
"Yaudah. Lets Go!"
"Go!" teriak Bia begitu heboh.
Perlahan Almeera menjalankan mobilnya. Dia mengendarai kendaraan roda empat itu dengan lihai dan begitu hati-hati. Matanya terus memandang ke depan. Namun, sekali-kali dia juga melihat keadaan Bia yang duduk di kursi tengah sendirian.
Tanpa Almeera sadari, sejak tadi dirinya dipandang oleh sang putra. Seakan putra pertamanya itu, tak ingin melepaskan pandang sedetikpun untuk membaca ekspresi sang mama.
Hingga saat Almeera tak sengaja melihat kaca spion bagian kiri. Dia baru menyadari akan tatapan putranya itu.
"Ada apa, Sayang?" tanya Almeera mengusap pundak anaknya.
"Apa Mama habis menangis?" tanya Abraham tanpa basa basi.
Spontan Almeera menoleh. Tubuhnya menegang tak percaya akan pertanyaan putranya. Jujur dia berusaha baik-baik saja. Bahkan Almeera sebaik mungkin menutupi segala keadaan hatinya. Namun, sepertinya semua itu tak berlaku pada putranya. Abraham seakan bisa merasakan apa yang Almeera rasakan selama ini.
"Jangan menutupinya dariku, Ma. Katakan pada Abra!" serunya dengan kening berkerut dan tubuh ditegakkan.
"Mama baik-baik saja, Nak," kilah Almeera dengan wajah dibuat seyakin mungkin.
Jujur dia belum tahu jika putranya itu sudah mengetahui tentang pernikahan poligami tersebut. Dirinya mengira jika Abraham berpikir bila orang tuanya sedang ada kesalahpahaman.
Akhirnya Abraham hanya mengangguk. Lalu dia kembali menyandarkan tubuhnya dan menatap ke depan. Dia tak mau memaksa mamanya untuk mengatakan semuanya. Abraham akan menunggu. Menunggu waktu dimana mamanya jujur kepada mereka berdua.
"Abra marah?"
"Nggak."
Almeera menghela nafas berat. Dari nada suara putranya saja, ia bisa menebak jika anak pertamanya itu dalam mode diam. Akhirnya dia memilih mengambil tangan Abraham dan menggenggamnya.
"Jangan marah, Nak. Untuk saat ini Mama sedang baik-baik saja," jedanya dengan mata dialihkan ke arah lampu merah sejenak lalu kembali menatap putranya. "Jika Mama sedang sedih. Mama akan cerita sama, Abra. Janji!"
"Janji?"
"Promise."
Tak lama mobil berhenti di depan sekolah Abraham. Putra pertama pasangan Almeera dan Bara itu segera mengambil tangan kanan mamanya dan menciumnya.
"Semoga jadi anak yang sukses." Doa tulus Meera disematkan sambil mengelus kepala anaknya.
"Aamiin." Abraham segera turun lalu dia melambaikan tangannya.
Namun, saat dia hendak melangkah. Abraham kembali berbalik dan menyembulkan kepalanya dari jendela mobil.
"Jika Papa menyakiti Mama. Katakan pada Abraham!"
Kedua sudut bibir Meera tertarik ke atas membentuk sebuah lengkungan. Dia menganggukkan kepalanya sekaligus mengacungkan kedua jempol miliknya.
"Okey."
...🌴🌴🌴...
Kedatangan Almeera di perusahaan sang kakak, tentu disambut baik oleh karyawan disana. Kebaikan dan kemurahan hati dari anak ketiga pasangan Darren dan Tari membuat siapapun sangat menyayangi dan menghormatinya.
Apalagi sosok anak kecil yang memiliki kecantikan seperti ibunya tentu menarik perhatian mereka. Pipinya yang chubby dan kulitnya yang putih, semakin membuatnya seperti barbie hidup.
"Tuan Jonathan ada di dalam?" tanya Almerra sopan pada sekretaris kakaknya.
"Ada, Nona. Anda diminta segera masuk," sahut sekretaris itu dengan ramah.
"Terima kasih." .
Saat Almeera baru saja membuka pintunya. Suara Jonathan sudah menggema terlebih dahulu.
"Kakak yakin kamu akan kemari," kata Jonathan sambil beranjak berdiri. "Halo, Princess."
"Halo, Om Tampan." Jonathan terkekeh. Dia tak pernah marah akan panggilan keponakan cantiknya itu.
"Ponakan Om mau es krim?" tawar Jonathan ke arah Bia.
"Mau."
Perlahan Jonathan memanggil sekretarisnya untuk masuk ke ruangannya. Lalu dia memintanya mengantar Bia untuk membeli es krim di cafe agar bisa mengobrol berdua bersama adiknya itu.
"Jangan bandel. Nurut sama Mbaknya, okey?" ucap Almeera yang langsung mendapatkan anggukan kepala.
Setelah kepergian Bia dan sekretarisnya. Jonathan mendudukkan tubuhnya di samping sang adik dan mengusap kepala yang terbalut dengan hijab tersebut.
"Semua terjadi, 'kan?" tanya Jonathan langsung.
Almeera mengangguk. Dia menyandarkan punggungnya di sofa, lalu memejamkan matanya. Sungguh semua masalah ini begitu menguras emosinya hingga tanpa sadar membuat tubuhnya lebih kurus.
"Aku tak tahu, Kak. Saat ini Meera hanya ingin bertahan."
"Dengan menyakiti dirimu sendiri, begitu? Itu maksud cara bertahan versi dirimu," todong Jonathan dengan menarik dagu sang adik agar bisa melihat ekspresinya.
"Bukan!" sela Almeera cepat sambil menggelengkan kepalanya. "Aku hanya ingin menunggu Bia lebih dewasa dan paham akan masalah di antara orang tuanya."
"Kamu yakin?"
"Yakin, Kak." Putus Almeera pada akhirnya.
Ya semua keputusannya bertahan karena putri keduanya itu. Bia adalah sosok anak yang lebih dekat dengan sang papa daripada dirinya. Maka dari itu untuk bersikap egois, terkadang Almeera tak sanggup melakukannya.
"Apa kabar Kak Kayla, Kak?"
"Dia baik. Bahkan Kayla sering menanyakanmu agar segera main ke rumah."
"Maafkan aku. Salamkan pada Kak Kayla, jika aku akan ke rumahmu secepatnya."
Hubungan antara adik ipar dan kakak ipar yang begitu rekat, tentu membuat keduanya tak ada batasan apapun. Baik Almeera ataupun Kayla, keduanya sudah seperti saudara kandung. Mereka saling menyayangi dan mengasihi satu dengan yang lain.
"Tentu," balas Jonathan dengan cepat.
Disentuhnya kedua tangan Almeera lalu digenggamnya dengan erat. Jonathan hanya ingin menyalurkan dan mengatakan bahwa adiknya itu tak sendiri.
"Mama dan Papa juga menanyakan kabarmu. Mereka sangat khawatir dengan keadaanmu, Ra," ucap Jonathan yang mengejutkan Almeera.
Dia menghela nafas lelah. Lalu membalas genggaman tangan sang kakak dan menatapnya penuh lekat. "Jangan katakan apapun pada mereka, Kak. Aku tak mau membuatnya pusing dan jatuh sakit."
"Sebesar apapun kamu menyembunyikannya. Mama dan Papa akan merasakannya."
Almeera menutup wajahnya dengan kedua tangan. Beban berat itu seakan terus bersarang di otaknya untuk saat ini.
"Aku capek, Kak," seru Meera dengan raut wajah frustasi.
Jujur baru kali ini dia menunjukkan titik lemahnya di hadapan sang Kakak. Sosok yang biasanya kuat dan mampu menyembunyikan dari dua saudaranya, akhirnya sudah tak mampu. Biarlah dia terlihat lemah dimata mereka. Yang terpenting saat ini, mental dirinya harus aman dan tak boleh melakukan hal nekat.
"Kamu tak sendirian, Ra. Kamu tak sendiri," lirih Jonathan sambil kembali meraih tangan sang adik. "Ada Kak Jonathan disini yang sayang sama kamu. Apapun keputusan yang kamu ambil, Kakak akan mendukungmu."
~Bersambung
Yang perlu diingat ini masih bab awal! Jangan disuruh cepet-cepet dapet karma. Ini novel ikut lomba dan kerangka tiap bab udah disetor ke editor. Jadi ikutin novel sebagaimana alurnya yah.
Sikap Almeera masih lemah, tentu saja. Namanya aja masih awal poligami. Tapi perlu diingat! Semakin orang ditempa mentalnya, semakin kuat sikap seseorang. Bener gak?
Jangan lupa klik like, komen dan vote yah. Biar author semangat ngetiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
💋Titika tika27💋
💪💪💪💪💪💪
2024-01-31
0
🌺zahro🌺
benar thorr ,orang yang baru menghadapi masalah awalnya akan lemah tapi lama kelaman akan kuat dengan sendrinya
2023-12-28
1
Ardhita
novel yg menguras emosi jiwa smpai kebawa ke dunia nyata thor..😢
2023-12-23
0