Berbagi Cinta : Hasrat Terlarang Suamiku
...Hal paling sulit dalam hidupku bukan kehilanganmu. Melainkan aku harus melihatmu bahagia meski bukan denganku. ...
...-Almeera Azzelia Shanum...
...🌴🌴🌴...
"Kemarilah, Mas. Aku bantu!" kata Almeera sambil mendekat ke arah sang suami.
"Terima kasih, Sayang."
Dengan lembut, Almeera memasukkan kancing demi kancing di pakaian sang suami. Penampilan seperti ini membuatnya mengingat bagaimana dulu sang suami menikahi dirinya. Semua itu masih sama dan mungkin akan selalu sama, dia terlihat tampan.
Ketampanan seorang Gibran Bara Alkahfi lah yang mampu membuat Almeera melabuhkan hatinya untuk pria itu. Karena kelembutan dan kebaikan dirinya, mampu membuat Almeera semakin jatuh dalam pesona pria itu.
Panggilan yang selalu dilantunkan untuknya tak pernah berubah. Namun, Almeera menyadari jika sebentar lagi bukan hanya dia yang akan mendapatkan panggilan itu. Melainkan ada sosok baru yang akan mendapatkan hak yang sama dengan dirinya.
Ya, hari ini pernikahan mereka akan berubah. Pernikahan mereka akan terasa berbeda. Akan ada pembagian hati, hak, kewajiban dan rasa yang biasanya hanya untuk Almeera, harus mulai dibagi rata.
Jika kalian bertanya, ikhlaskah Almeera untuk berbagi suami? Maka dia akan menjawab tidak. Namun, demi kebahagiaan seseorang yang dia cintai, Almeera rela menyakiti hatinya sendiri.
Mungkin diluar sana banyak yang berpikir jika Almeera adalah wanita bodoh. Tapi, cobalah posisikan diri kalian menjadi Almeera.
Memiliki dua orang anak yang tampan dan cantik. Abraham dan Bia, dua orang bocah yang dia dapatkan dari pernikahannya dengan Gibran Bara Alkahfi, pasti akan mendapatkan dampak jika dia memilih berpisah. Mereka berdua masih membutuhkan figur ayah dalam hidupnya. Hingga karena mereka lah, Almeera masih berdiri disini.
Dia masih berusaha bertahan dengan janji suci dihadapan tuhannya. Almeera hanya berharap, semoga Tuhan berbaik hati padanya untuk memberikan kelapangan hati dan kesabaran yang luas.
"Kamu beneran gak mau ikut?" kata Bara sambil menatap wajah Almeera.
Almeera menggeleng. Dia merapikan jas sang suami untuk yang terakhir kalinya lalu tersenyum.
"Nggak, Mas. Aku bakalan disini, jagain anak-anak."
"Anak-anak masih bisa bersama pengasuhnya, Sayang," sela Bara menahan lengan Almeera yang hendak menjauh.
"Maaf, Mas. Lebih baik aku disini." Almeera mencoba melepas cengkraman tangan sang suami lalu dia membalikkan tubuhnya untuk pergi dari sana.
"Meera!" seru Bara menahan langkah sang istri.
"Ya, Mas?" Meera berhenti. Namun, dia tak membalikkan tubuhnya sedikitpun.
"Kamu ikhlas, 'kan?"
Almeera tersenyum pahit. Matanya berkaca-kaca dan siap untuk tumpah. Namun, sebisa mungkin dia menahannya karena takut menyakiti sang suami. Perlahan, Almeera menarik nafasnya begitu dalam, lalu dia menganggukkan kepalanya, pertanda jika dia menyetujui pertanyaan Bara.
"Raih kebahagiaanmu bersamanya di jalan yang halal, Mas. Semoga Allah memberkahi pernikahanmu." Bersamaan dengan itu, jatuhlah air mata yang sejak tadi Almeera tahan.
Ya, ini sangat menyakitkan. Bahkan sungguh menyakitkan dengan kehilangan seseorang karena Allah mengambilnya.
Mungkin jika mereka dipisahkan karena maut, Almeera akan ikhlas akan takdir Allah. Tetapi saat ini bukan perihal maut. Melainkan dia harus ikhlas jika miliknya dibagi dengan orang lain.
Dengan segala kekuatan hati, Almeera mengantar kepergian sang suami sampai di depan pintu. Almeera mengambil tangan Bara dan menciumnya begitu dalam.
Bismillah semoga bahagiamu bisa menjadi bahagiaku juga, Mas, batin Almeera penuh harap.
Bergantian, Bara mengambil kedua tangan istrinya. Mencium punggung tangannya bergantian lalu terakhir memberikan kecupan lembut di kening, Almeera.
"Aku berangkat, Sayang. Terima kasih atas izinmu," kata Bara setelah melepaskan kecupannya. "Aku mencintaimu."
"Aku mencintaimu juga, Mas," sahut Almeera dengan sungguh. "Selamat atas kebahagiaanmu."
Setelah mengatakan itu. Bara langsung memasuki mobil yang sudah disiapkan untuk mengantar dirinya hari ini. Tak ada yang ikut bersamanya. Hanya kedua sahabatnya yang akan menjadi saksi pernikahan Bara. Semua keluarga benar-benar tak setuju dengan pernikahan kedua ini. Akan tetapi Almeera melakukannya untuk menyelamatkan sang suami dari dosa yang dilarang tuhan.
Perlahan mobil yang membawa Bara mulai melaju meninggalkan rumah yang biasanya dipenuhi kebahagiaan keluarga mereka. Namun, kali ini hanya tersisa Almeera sendirian. Ya, dia sendirian sambil menatap kepergian sang suami untuk meraih kebahagiaannya. Hingga Almeera mengingat betul kejadian ini bermula. Kejadian dimana sosok baru itu muncul di antara mereka. Saat dia dan Bara melangsungkan hari ulang tahun pernikahan mereka.
Saat itu, Almeera sedang menatap pantulan dirinya. Namun, tiba-tiba dari arah belakang, Bara datang dan memeluk istrinya dengan mesra.
"Kamu cantik," kata Bara sambil memberikan kecupan lembut di pipi kanan, Almeera.
"Terima kasih," sahut Meera dengan pipi bersemu merah. "Mas juga tampan."
Tak mau semakin dilanda rasa malu. Almeera lekas mengajak suaminya turun ke lantai bawah. Ya, hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka. Seperti tahun-tahun sebelumnya. Keduanya selalu merayakan untuk bisa berkumpul dengan kerabat, saudara, teman dan rekan kerjanya.
Keduanya berjalan dengan pelan. Namun, sebelum mencapai tangga. Almeera baru teringat akan sesuatu.
"Aku lupa bilang, Mas. Sahabatku saat sekolah SMA bakalan dateng. Kita lama gak kontekan, terus baru seminggu kemarin kita kontekan lagi." Cerita Meera dengan senang.
"Oh ya?"
Meera mengangguk, "nanti mas harus ketemu dia yah!"
"Baiklah, sekarang mari kita turun."
Acara demi acara mulai berlangsung. Hingga pasangan suami istri yang terlihat begitu bahagia itu mulai berpencar. Bara terlihat sibuk mengobrol dengan koleganya. Sedangkan Almeera hendak berjalan ke arah sang putri. Namun, belum setengah jalan. Terdengar suara wanita memanggil dirinya hingga membuat Almeera berbalik.
"Ya Allah. Hai, Rumi," sapa Meera lalu keduanya berpelukan.
"Kamu makin cantik, Meera," kata Narumi setelah pelukan keduanya terlepas.
"Bisa aja, kamu juga makin cantik loh."
"Wajar dong, aku kan cewek." Canda Narumi dengan kekehan.
"Oh iya. Aku kenalin kamu sama suami aku, 'yah." Meera segera berbalik. Lalu di memanggil Bara hingga pria itu mendekati dirinya.
"Kenalin, ini sahabatku, Mas. Namanya Narumi."
Dengan lembut Almeera menarik tangan sang suami hingga kedua orang itu berhadapan. Saat Bara menatap siapa sosok sahabat istrinya, jantungnya berdegup kencang. Bersamaan dengan itu, ikatan lengannya dengan Almeera dilepas olehnya.
Almeera bisa melihat dengan jelas tatapan berbeda dari kedua orang di depannya. Bahkan sang suami, sampai menatap lekat wajah sang sahabat. Sedangkan Narumi, dia yang tersadar segera menatap Almeera dengan menetralkan ekspresi wajahnya.
"Ini suami kamu?" tanya Narumi setelah dia berusaha tenang.
"Iyah, Rumi. Kenalin, ini Mas Bara."
Matanya terus menatap pergerakan sang suami. Sampai dia melihat bagaimana Bara menerima uluran tangan Narumi dan mengenalkan dirinya. Meera bisa melihat perubahan wajah, tatapan dan pegangan tangan keduanya yang masih bersalaman. Jujur dalam pikirannya saat ini, banyak pertanyaan yang berkelebat. Namun, dia tak bisa mengutarakannya.
Ada apa dengan suami dan sahabatku?
~Bersambung
Selamat pagi semua. Terima kasih sudah mampir di novel baruku.
Novel ini aku ikutkan lomba 'Berbagi Cinta' jadi kalian pasti sudah bisa membayangkan bagaimana alurnya.
Jangan lupa berikan apresiasi pada author yah agar selalu semangat update novel ini. Jangan lupa like, komen, vote poin, koin dan vocher agar author terus update. Terima kasih.
Salam sayang, JBlack.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
wah... awal ny udah poligami
2024-07-22
0
Lanjar Lestari
baca ke 4 yg bikin mewek krn lama banyak yg blm selsesai cerita Athor di ulang yg ini kan zelia Fras blm selesai di biang suami dinikahi miliader jg blm selesai anak Bia jg blm seleai msh banyak cm cerita Abang Jimmy dan Zelia g ada thor judulnya apa ya kl ada?cerita Adeva dan Reno g ada jg thor? terus ceritanya Fira adik syakir dan suami g ada jg?
2024-03-11
0
desember
baru baca udah erosii🤕🤕
2024-02-21
0