...Terkadang sikapnya yang manis membuatku semakin jatuh ke dalam pesonanya. Di sisi lain hinggap perasaan takut yang sama, jika itu hanya bersifat sementara. ...
...~Almeera Azzelia Shanum...
...🌴🌴🌴...
Setelah doa bersama, Bara berbalik. Dia mengulurkan tangannya yang langsung disambut oleh Almeera. Wanita itu segera mencium tangan suaminya dan terakhir, Bara memberikan kecupan di dahi istri pertamanya itu.
Jujur Almeera berada di keadaan yang kikuk. Disatu sisi, dia merasa malu pada suaminya. Entah apa yang akan dia lakukan lagi. Sampai suara Bara yang terdengar membuatnya tak percaya.
"Aku masak sarapan dulu, 'yah. Kamu beresin ini dulu gapapa, Ra," kata Bara yang membuat Almeera lagi-lagi terpanah.
Pria itu benar-benar berubah. Bahkan Almeera sampai berpikir, apakah kepala suaminya habis terantuk tembok. Kenapa berubahnya cepat sekali, pikirnya. Sampai Bara hilang dari pandangannya. Almeera baru sadar bahwa itu benar-benar nyata. Suaminya akan memasak untuk dirinya dan dua anaknya.
...🌴🌴🌴...
Saat Almeera baru saja menjejakkan kakinya menuruni tangga. Aroma khas nasi goreng tercium di hidungnya. Makanan favorit dia dan dua anaknya sangat terhirup jelas olehnya. Segera dia menuju dapur dan melihat apa yang dilakukan oleh suaminya.
Pria tampan dengan celana pendek selutut dan kaos yang membentuk tubuhnya sedang mondar mandir disana. Bara, tak menyadari jika ada sosok yang menatapnya tanpa berkedip.
Bagian ini adalah bagian favorit Almeera. Saat suaminya berperang dengan alat masak, ketampanan Bara menambah 180° menurutnya.
"Hai, Sayang. Kemarilah!" panggil Bara saat dia baru menyadari ada Almeera di pintu dapur.
Seperti kucing dengan induknya, Almeera menurut. Perempuan itu berjalan mendekati Bara sampai pinggangnya ditarik oleh suaminya hingga tubuh keduanya menempel. Almeera tak bisa mengelak. Namun, posisi ini sangat-sangat dirindukan olehnya.
"Nasi goreng seafood untuk kalian," kata Bara dengan tangan kirinya mengapit pinggang Almeera dan tangan kanannya menggerakkan spatula.
"Ini beneran, Mas yang masak?" tanya Almeera tak percaya.
"Tentu saja," ucap Bara sambil menepuk dadanya. "Hanya ada aku disini."
Almeera mengangguk. Pandangannya ia alihkan di satu wajan besar yang berisi nasi goreng seafood itu. Terlihat menggiurkan hingga tanpa sadar membuat Almeera menelan ludahnya.
"Ingin mencobanya?" tawar Bara saat melihat ekspresi istrinya.
Sebagai seorang suami yang sudah beberapa tahun bersama Almeera. Dia sangat mengenal betul istrinya itu. Almeera paling tak bisa menahan jika ada makanan favoritnya ini.
Dengan malu-malu kepala Almeera mengangguk. Dia melihat suaminya mengambil sendok dan menyodorkan di depan mulutnya.
"Aaa…"
Almeera tak menolak. Dia segera memakan sesendok nasi goreng itu hingga matanya terpejam. Ini benar-benar nasi goreng yang sangat lezat. Kemampuan Bara dalam bidang memasak tak perlu diragukan lagi. Pria itu memang memiliki hobby yang sama dengan Almeera. Suka berperang dengan alat masak dan menciptakan makanan yang lezat.
"Kurang?"
Pipi Almeera bersemu merah saat dia kepergok merasa ingin memakan nasi gorengnya lagi. Tak bisa menghindar, tangan Bara mengelus kepalanya lembut dan mencium pucuk kepala istrinya itu.
"Duduklah dulu. Aku akan menyajikan di meja makan."
Akhirnya Bara segera membagi rata nasi goreng itu di atas piring. Meletakkannya di atas meja makan dan bersamaan dua anak-anaknya baru saja ikut bergabung disana.
"Papa yang masak?" tanya Bia dengan wajah bahagia.
"Iya dong. Papa kan Master Chefnya Bia," kata Bara sambil membusungkan dadanya dan menepuknya dengan bangga.
Entah kenapa, apa yang dilakukan oleh Bara membuat Bia dan Almeera tertawa. Tawa yang sangat dirindukan oleh Bara akhirnya mampu dilihat kembali olenya. Tawa bahagia dan begitu lepas tanpa beban. Tawa itulah yang sangat-sangat berharga untuk Bara saat ini.
Tanpa ketiganya sadari, ada sosok manusia yang menatapnya tanpa ekspresi. Siapa lagi jika bukan Abraham. Remaja itu tak terkesan sedikitpun dengan apa yang dilakukan papanya. Bahkan Abraham berpikir ada niat lain dari tingkah laku papanya itu.
Anak dari pasangan Almeera dan Bara sudah terlanjur kecewa. Di dalam hatinya seakan tertancap rasa awas dan hati-hati untuk papanya itu. Dia tak akan luluh lagi karena menyadari jika masih ada istri lain selain mamanya.
"Abra," panggil suara lembut yang menyadarkan dia dari lamunannya.
Almeera menatap bingung. Putranya itu seperti tak senang dengan apa yang Bara lakukan. Hingga perasaan takut menyusup dalam hati Almeera jika anaknya itu membenci papanya sendiri.
Semoga Abraham tak membenci papanya. Jika itu terjadi, aku akan merasa bersalah, gumam Almeera dalam hati.
"Ya, Ma?"
"Ayo makan!"
Akhirnya suasana meja makan dapat kembali seperti dulu. Terdapat canda tawa Bia dengan segala celotehannya. Kehangatan yang beberapa hari lalu hilang, hari ini dapat dirasakan kembali.
Almeera hanya mampu memanjatkan doa. Semoga suaminya itu tak berbuat hal lain yang membuat dirinya ingin pergi dari sisi Bara setelah ini.
...🌴🌴🌴...
"Dia benar-benar berubah, Kak. Dia seperti seekor kucing kecil yang manis," kata Almeera pada Jonathan.
Ya, saat ini istri dari Bara itu datang kembali ke kantor. Dia ingin menceritakan apa yang dilakukan suaminya itu dan perubahan sikapnya.
"Kamu serius?" tanya Jonathan tak percaya.
"Ya. Dia bahkan mencium dahiku saat shalat, membuatkan sarapan nasi goreng favorit kami. Mencium puncak kepala dan terakhir pipiku," kata Almeera dengan pipi bersemu merah.
"Wah wah dia benar-benar mencuri ciuman darimu," ujar Jonathan menatap adiknya.
"Aku sebenarnya juga heran dengan perubahannya, Kak. Baru kemarin kita bertengkar hebat dan aku meminta cerai. Lalu kenapa pagi ini dia berubah 180 derajat. Benar-benar Bara yang manis seperti saat kita berpacaran dulu," kata Almeera dengan yakin.
Tingkah laku suaminya yang seperti ini. Tentu membuat Almeera mengingat bagaimana tingkah Bara saat berpacaran dulu. Semuanya masih tetap sama, pria itu begitu hangat dan bisa meluluhkan hati Almeera yang sedang marah.
"Semalam kalian tidur bersama?" tebak Jonathan tanpa basa basi.
Almeera menggeleng. "Dia tidur di sofa, Kak."
"Baguslah! Jangan sampai dia bercocok tanam denganmu, Meera. Walau ya memang dia berhak atas dirimu, jangan pernah luluh karena tingkahnya yang berubah," kata Jonathan dengan serius. "Lihatlah perubahannya dulu. Apakah dia benar-benar serius berubah atau hanya untuk mengambil hatimu saja."
"Iya, Kak," sahut almeera dengan kepala mengangguk. "Tapi tadi ada yang berbeda dari Abraham."
"Kenapa sama ponakanku?"
"Dia seperti tidak nyaman dengan keberadaan papanya di rumah. Bahkan untuk menatap Mas Bara, Abraham enggan. Dia hanya diam atau mengajakku mengobrol tanpa melibatkan papanya."
"Kamu sudah tanya sama dia?"
"Belum, Kak," sahut Almeera dengan gamblang.
"Lebih baik kamu tanyakan pada Abra. Jangan sampai semua ini berlarut-larut dan akan memenuhi pikiran anakmu itu."
"Kalian membicarakan apa? Kenapa serius sekali?"
Sebuah suara yang sangat Almeera rindukan membuatnya menoleh. Disana, papanya sedang berdiri di pintu masuk dengan tatapan yang ditujukan untuk putrinya.
"Papa."
~Bersambung
Yang pengen nulis sumpah serapah buat Mas Bara dipersilahkan. Tingkah lakunya emang bikin gedeg. Gak kaget sumpah.
Suka mainin perasaan orang. Kalau bab selanjutnya makin bikin gedeg, kita lempar panci oke? hahaha.
Jangan lupa klik like, komen dan vote yah. Biar author semangat ngetiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Lanjar Lestari
Bara berubah cm buat ambil hatimu kembali Meera,dan Rumi baru bikin siasat buat km pergi tinggalin Bara krn Rumi iri ingin balas dendam tp salah orang balas dendamnya Rumi cm bohong dan suami bodohmu Bara itu yg g peka Meera
2024-03-15
0
Lanjar Lestari
Meera suamimu berubah hanya untuk mengambil hatimu kembali, Abra jg sdh benci dan kecewa pd papa Bara
2024-03-15
0
latte
Mira.. kudu waspada jgn cepet percaya..si ular rumi lg pasang strategi.
2024-03-08
0