Inara segera memasak makanan untuk sarapan dengan tenang dan sendirian. Tak ada yang membantunya sama sekali mana mungkinkan pelakor itu mau diajak masak yang ada nanti akan menyusahkan saja dan membebaninya.
Segera Inara sajikan makanannya itu dimeja makan semuanya yang sudah dia masak. Sungguh mengiurkan sekali, Inara seperti biasa memasak yang kebanyakan sayuran. Karena ya dari dulu dia sudah terbiasa untuk selalu hidup sehat.
Adam dan Iva sedang turun menuju ruang tempat makan lalu duduk di kursi masing-masing. Sambil menatap satu persatu pasakan Inara yang sudah membuat mereka tergiur.
"Nara duduklah makan bersama-sama " ucap Adam
Tanpa membantah sedikit pun ucapan suaminya Nara langsung duduk disebelah kanan suaminya dan Iva disebelah kirinya. Malas untuk berdebat lagi dan membuat dia yang selalu tersakiti.
Segera Inara mengambil nasi untuk Adam dan menyajikan lauk pauknya tak lupa. Inara masih menghormati suaminya dia sadar bahwa dia harus tetep memalayani suaminya ini.
Lalu mengambil untuk dirinya sendiri tanpa menghiraukan Iva, Inara menganggap Iva seperti hantu saja yang tak perlu dihiraukan "untuk ku Inara mana " ucap Iva.
"Memang kamu ga punya tangan ya sampai harus aku yang ambilin makan buat kamu. Atau mau aku patah-patahin dulu tangannya biar bener-bener ga punya tangan dan harus aku suapin" ketus Inara.
Dengan dongkol Iva segera mengambil makanan itu sendirian tanpa menimpali ucapan Inara sama sekali. Pasti mas Adam akan membelanya lagi, nanti setelah Adam bisa dia kendalikan lagi baru dia akan berani pada Inara.
Ini suaminya juga ga banyak bicara diam saja , semalam suaminya itu dikasih apa oleh Inara sampai membiarkan Inara untuk makan dimeja makan.
Aku harus putar otak agar mas Adam seperti dulu lagi tak seperti ini, aku sungguh sangat senang jika Inara dimarahi dan disiksa oleh suaminya seperti tontonan yang menyenangkan saja.
Daripada nonto tv kan setingan mending ini asli tanpa ada settingan sama sekali.
"Nara tolong kau buatkan bekal untuk ku juga ya " dengan suara lembutnya
"Baik mas "
Setelah beres makan Inara membuatkan suaminya bekal masi dengan lauk pauk yang tadi. Karena Inara tak tau kalau suaminya mau bekal.
Memang dulu selalu bekal terus suaminya namun saat ada Iva aku tak mau lagi membuatkannya biarkan Iva saja yang membuatnya bagi-bagi tugas. Biar adil saja kan, dia juga kan sama istrinya mas Adam.
Toh kan sekarang mas Adam istrinya sudah dua, masa iya aku saja yang melayaninya.
"Besok Iva dong mas yang masak dan sedia kan bekal untukmu bagi-bagi tugas lah jangan aku saja yang bekerja aku kan bukan babu kalian " ucap Inara tampa takut sedikit pun.
"Iya, iya besok Iva akan membantu pekerjaanmu " jawab Adam sambil melihat wajah Inara.
Setelah selesai Inara memasukkan kedalam tas suaminya. Iva yang kesal dari tadi didiamkan segera merebut tas suaminya dan mengandeng tangan suaminya untuk diantar kedepan rumah. Tanpa menimpali kata-kata yang dilontarkan oleh Inara.
Adam hanya bisa menurut karena dia juga tak bisa lama-lama dirumah "aku berangkat dulu ya, kamu yang akur sama Inara " nasehat Adam.
"Hemm " dengan wajah kesalanya .
"Kok gitu sih jawabannya sayang "
"Ya karena kamu ga nepati janji kamu sama aku, katanya kamu mau terus sama aku terus tapi kamu sama Inara semalem sekarang kamu berubah mas" setelah mengataka itu Iva masuk kedalam rumah tanpa mengiraukan panggilan Adam suaminya.
Inara yang ingin meringankan fikirannya ini segera menyalakan tv dan menonton berita hari ini. Menikmati harinya.
Iva yang baru saja masuk segera mendudukan bokongnya disebelah Inara sambil terus menatap Inara dengan sinis.
Inara yang ditatap seperti itu hanya diam fokus melihat berita yang sedang ditayangkan.
"Kamu kasih apa suamiku semalam sampai dia baik lagi sama kamu. Apa kamu guna-guna dia " tanya Iva.
"Tanya saja pada suamimu itu " tanpa menegok kearah Iva dan masih fokus kedua mata Inara menatap tv.
"Kurang ajar kamu udah berani sama aku Nara " sambik teriak didepan telingga Inara.
"Kenapa aku harus takut sama kamu, emang kamu hantu atau dedemit gitu oh kalau engga kamu perempuan jadi-jadian ya " ucap Inara sambil menatap Iva dengan wajah meledeknya.
"Kurang ajar kamu Inara, apa setiap siksaan yang diberikan suamimu tak membuatmu jengah hah "
"Kenapa aku harus takut dengan suamiku, kalau aku tak salah aku akan selalu melawannya "
"Pantesan aja suami mu itu menikah lagi toh kamunya juga selalu melawan sama dia "
"Itu ga ada sangkut pautnya Iva, kamunya aja yang terlalu kegatelan sama suami orang. Seharusnya kamu yang tau diri bukannya gatau diri kaya gini "
"Aku tau sebenarnya ini bukan anak mas Adam " lanjut Inara
"Jangan sok tau, ini benar anak mas Adam " teriak Iva tak terima.
"Ya lihat saja nanti aku akan meminta kepada mas Adam saat anak ini lahir untuk tes dna "
Inara dengan senyum meremehkannya segera melengang pergi sambil bersenandung.
Segera Inara fokus kembali mencari lowongan pekerjaan yang memang cocok untuknya.
Banya sekali alamat yang sudah Inara catat satu persatu tanpa terlewat satu pun.
Nanti selum pergi untuk melamar akan Inara teldon terlebih dahulu apa masih membutuhkan atau tidak.
Iva yang masih duduk ditempat yang tadi jadi gelisah atas ucapan yang dilontarkan oleh Inara perihal anak yang dikandungnya.
Kenapa Inara bisa sampai tahu apa itu tebakan saja atau memang Inara tahu sesuatu tentang suami mereka yang Iva tak tahu..
Inara bahkan sampai yakin sekali bahwa ini bukan anak Adam harus putar otak lagi aku ini.
Pokoknya sekarang aku harus selalu membuat Adam selalu memilihku dan membuat Inara terpuruk lagi seperti dahulu.
Agar aku tak ketahuan bahwa anak ini memang benar bukan anak Adam, karena saat itu dia tak berhubungan lama dengan Adam. Setelahnya dia selalu berhubungan dengan pacarnya malahan setiap hari dan mereka sangat senang karena Iva hamil.
Namun karena dirinya ini sangat ingin harta dan anaknya bisa hidup dengan berkecukupan akhirnya membuat seolah-olah ini anak Adam.
Saat itu Adam melakukan lagi hubungan intim dengannya dan saat sudah satu minggu dia memberitahu pada Adam kalau dirinya ini hamin Anak Adam.
Dan Adam laki-laki bodoh itu percaya-percaya saja kalau ini memang anaknya yang sudah dia damba-dambakan dari dulu namun naas istrinya tak bisa memberikannya seorang anak sama sekali.
Iva segera pergi dari ruang tamu dan pergi kekamarnya untuk menenangkan dulu keterkejutannya tentang ucapan Inara tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments