Akhirnya mienya matang segera dipindahkan kedalam mangkuk dengan hening Inara makan sendiri namun tiba-tiba datang Iva dan duduk diseblah Inara.
Inara tak menghiraukannya terus saja memakan mienya itu dengan tenang, anggap saja itu hantu.
"Bagaimana apa kau siap mempunyai madu Inara. Tapi aku tak perlu menanyakannya ya karena mau tak mau siap tak siap kamu harus setuju ya Inara disini ada anak suami mu dan perwaris semua harta ini, aku akan membuat hidupmu seperti di neraka Inara " ucap Iva panjang lebar.
"Bangga sekali ya dirimu menjadi seorang pelakor, apa kau tak memikirkan bagaimana nantinya anakmu bila tau ternyata ibunya dulu adalah simpanan suami orang dan merebutnya, kau sungguh tak tau malu Iva merebut suami ku dan seolah-olah aku ini wanita lemah yang bisa kau tindas. Kau tau ini rumahku dibeli oleh uang orang tua ku"
"Berani sekali kau berbicara seperti itu padaku Inara kau yang tak tau diri kau harusnya yang berfikir kenapa suami mu bisa bersama ku, itu semua karena kau tak bisa mempunyai anak Inara kau bukan wanita sempurna sepertiku " bangganya.
"Wanita sempurna, benarkah kau sempurna Iva ? Baiklah mulai besok kau yang memasak aku tak mau memasak kan lagi makanan untuk mu, aku hanya akan menyiapkan untuk suamiku saja, kalau kau memang wanita sempurna mana mungkin kau merebut suami orang, mungkin bila benar kau sudah diperebutkan oleh banyak pria kenapa kau malah laku pada suami orang dan menjadi pelakor "
"Beraninya kau berbicara seperti itu " teriak Iva sambil mengangkat tangannya dan akan menampar Inara namun Inara menahannya dan mencengramnya sangat kuat.
"Lepaskan aku Inara kau menyakitiku " teriak Iva sambil meringis.
"Kau hanya seperti ini saja sudah sakit, lalu apa dengan ku. Aku lebih sakit darimu wanita sialan kau merusak rumah tangga orang lain dasar wanita murahan " teriak Inara dengan marah.
"Kurang ajar kau Inara. Itu derita mu, seharusnya kau marah pada suami mu bukan kepada ku " jawab Iva tak kalah marahnya .
Inara semakin mencengram tanggan Iva dengan kasar diambilnya mangkuknya tadi yang berisi mie dan siramkannya mie itu ke dada Iva, dia sudah muak harus mengalah dia akan melawan Iva dia tak mau tertindas seharusnya dia yang berkuasa dirumah ini bukan Iva tak peduli nanti suaminya akan menyiksanya atau apalah yang terpenting dia tak mengalah untuk wanita seperti ini.
Iva yang disiram kepanasan dan sangat tak menyangka Inara melakukan ini semua, akan dia adukan pada mas Adam lihat saja.
"Dasar wanita gila lihat saja akan aku laporkan perlakuan mu pada mas Adam Inara "
Iva lantas pergi ke atas sambil menangis dia akan membangunkan mas Adam. Sebelum masuk kedalam kamar Iva sengaja mengacak-ngacak rambutnya dan merobekkan lengan baju tidurnya agar seolah,-olah ini Inara yang melakukannya.
Iva masuk kedalam kamar langsung menutup pintunya cukup keras dan membangunkan Adam sambil menangis sesegukan .
"Mas bangun mas, lihat apa yang istrimu lakukan padaku mas dia jahat sekali padaku " adu Iva masih dengan tangisnya.
"Apa sih sayang aku mengantuk " ucap Adam sambil membalikan tubuhnya
"Ih mas lihat aku dulu, apa kau tak ingin melihat keadaanku lihat Inara menyiksaku mas " teriak Iva kembali.
Dengan lefleks Adam membuka matanya dia melihat keadaan Iva yang sangat mengenaskan sekali "apa benar Inara yang melakukannya sayang " tanya Adam kembali memastikannya karena yang dia tau Inara itu orangnya sangat lembut sekali tak mungkin menyakiti seseorang.
"Mas tak percaya padaku lihat bajuku saja basah, apa mas tak ingat aku sedang mengandung. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada anak kita atas perbuatan yang Inara lakukan padaku"
Saat mendengar Anaknya dibawa-bawa dia marah kepada Inara dan bergegas bangkit dari atas tempat tidur lalu pergi kebawah dan menemui Inara.
Digedornya pintu kamar Inara dengan berutal sambil memanggil-manggil nama Inara.
Inara yang mendengar namanya diteriaki lantas membuka pintu dan melihat wajah suaminya sangat marah apa Iva mengadukannya.
"Apa yang sudah kau lakukan pada Iva Inara "marah Adam sambil menyeret Inara masuk kekamar lagi.
"Memang pelakor itu mengadukan apa pada mu mas " tanya Inara
"Kalau suami mu bertanya itu jawab bukannya malah balik bertanya " bentak Adam
"Aku tak melakukan apa-apa mas, mungkin pacar mu saja terlalu berlebihan "bella Nara
"Lalu Iva kenapa menangis dengan baju yang sobek serta rambut yang berantakan dan basah "
"Aku hanya menyiramnya saja tak sampai melakukan hal yang kau sebutkan tadi mas "
"Berani sekali kau melakukan hal itu, bagaimana bila terjadi sesuatu pada anakku Inara " teriak Adam.
"Apa kau yakin itu anakmu mas, coba kau periksakan terlebih dahulu, seharusnya kau jangan terlalu percaya dengan wanita ****** itu"
"Ya aku yakin kenapa kamu iri Inara, berani sekali kau menyebut Iva sebagai ******"
"Aku tak iri mas, kenapa aku iri dengan perempuan ****** itu, firasatku mengatakan sepertinya bukan hamil oleh mu mas mana mungkin perempuan nakal seperti itu cukup dengan satu laki-laki"
"Berani sekali kau beropini seperti itu, Iva bukan pelacur Nara dan jangan sebut dia wanita ****** "
"Aku tak menyebutnya pelacur mas, kalau bukan ****** lalu apa, kalau dia wanita baik-baik dia tak mungkin merebut suami orang"
Wajah Adam sudah sangat merah menahan amarah. Inara benar-benar sudah berani padanya.
"Ayo kau harus diberi belajaran mulutmu itu sudah kurang ajar pada suamimu ini " tarik Adam memasukkan Inara kedalam kamar mandi lantas mendorongnya dengan kasar.
Inara sampai tersungkur kesakitan dan tanpa Inara duga Adam menguyurnya dengan air dingin dengan sesekali memukulnya.
"Rasakan ini, kau pantas mendapatkan ini, seharusnya kau berterimakasih pada Iva berkat dia aku bisa mempunyai anak dan tak perlu mengandalkan mu kembali dasar wanita sialan tak berguna kau " oceh Adam sambil memukul Inara.
Inara yang sudah basah kuyup lalu di berdirikannya oleh Adam dan di tampar pipinya itu "bagaimana apa kau masih berani berbicara seperti itu pada Iva hah dan menjawab setiap perkataanku" sambil mencengram Inara dan tanpa belaskasihan di dorongnga kembali Inara Lalu ditinggalkannya begitu saja oleh Adam.
Inara menangis merasakan dingin dan sakit di sekujur tubunhnya akibat pukulan yang diberikan suaminya itu.
Kenapa harus seperti ini aku hanya ingin membuat suamiku kembali lagi "akh hikhik ya tuhan apa aku harus melalui ini terlebih dahulu untuk mendapatkan suami ku itu " teriak Inara sambil mendongak kan kepalanya.
Perlahan Inara bangkit dengan masih menangis, berjalan dengan lunlai seperti mayat hidup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
Sinsin Sinsin
buat apa laki2 seperti itu di prtahankan
2022-05-03
0
Sulati Cus
cinta boleh bodoh jgn, anggap aja cinta g hrs memiliki
2022-03-05
0
Chandra Ponsel
bodoh boleh paok jangan ,,,,,
klo uda laki mendua dan melukai fisik itu jngn di pertahankan ,,,
yg ada cepat mati
2022-02-02
1