Pagi-pagi sekali Inara sudah memakai baju kebaya untuk mengantar suaminya menikah lagi dengan perempuan lain hatinya sungguh tak rela. Entah lah sampai tak bisa dijabarkan.
Tadi dia sudah menolaknya namun suaminya malah memarahinya bahkan memakinya dengan kasar. Keterlaluan sekali kan suaminya ini.
Sekarang aku sedang didandani oleh seorang perias yang memang sudah disiapkan oleh suaminya.
Sedangkan Iva dari kemarin sudah ada dirumah ibu mertuaku. Memang itu sudah direncanakan oleh kedua orang tua Adam.
"Wah mbanya cantik sekali " puji perias itu setelah selesai mendandani Inara dengan sangat cantik.
"Terimakasih " jawab Inara dengan datar.
Lantas perias itu keluar dari kamar Inara dan berganti mendadani Adam.
Inara tiba-tiba menangis ,air matanya itu keluar sakit sekali. Mengantar kepernikahan suami sendiri dan aku tak bisa berbuat apa-apa.
Yatuhan kenapa kau tak adil kepadaku, kenapa harus aku yang ada diposisi ini aku bukan lah wanita kuat.
Impianku dari dulu hanya satu menjadi ibu rumah tangga dan mempunyai suami yang setia sampai maut yang memisahkan.
"Inara kenapa kau menangis " bentak Adam yang tiba-tiba saja ada didalam kamar Inara.
"Kau pasti sudah tau aku menangis kenapa, sampai kau tak perlu bertanya lagi padaku "
"Ya aku tahu, hapus lah air matamu itu, jangan membuatku malu. Sudah kubilangkan kau harus iklas aku menikah lagi ini demi kita Inara " Adam sedikit menurunkan suaranya.
"Apa maksudmu demi kita mas, yang ada itu hanya untuk dirimu saja. Kau tak merasakan apa yang aku rasakan, coba kau yang ada diposisiku mana ada seorang wanita yang mau suaminya menikah lagi "
"Harus berapa lagi aku berkata Inara, aku ingin seorang anak kau juga nanti akan menjadi ibu Nara, mau tak mau kau harus iklas "
"Aku tak sudi menjadi ibu dari anak pelacur itu mas. Sampai kapan pun aku tak akan iklas "
"Kurang ajar kau Nara " sambil mengangkat tangannya untuk menampar Inara.
"Tampar aku mas,ayo sekalian kau bunuh saja aku " teriak Inara saat tau suaminya akan menanparnya.
Adam lantas menurunkan tangannya dan berlutut dihadapan istrinya "Nara tolong jangan seperti ini, aku menyayangimu sangat, tapi aku juga harus mempunyai anak keturunan Nara tolong lah mengerti "
Inara yang mendengar ucapan suaminya malah makin-makin menjadi saja tangisnya itu sungguh dia tak sanggup "apa setelah penghinatan yang kau lakukan aku harus percaya bahwa kau masih mencintaiku. Jika memang iya kau akan selalu ada disisiku apapun keadaanku mas. Bukannya berpaling seperti ini " dengan suara lirihnya.
Adam lantas mendongakkan kepalanya dan tangannya telulur untuk menghapus air mata istrinya, dengan cepat Inara membuang mukannya tak mau suaminya itu menghapus air matanya " kau tak bisa menjawabkan mas karena aku sadar kau tak menyayangiku lagi"
Adam lantas berdiri dengan kasar langsung menarik Inara untuk segera masuk kedalam mobil, Adam sangat tersinggumg oleh istrinya kerena tak mau air matanya di usap olehnya.
Inara sampai kesakitan dengan kelakuan suamnya yang menggenggam tangannya dengan begitu erat dan menyeretnya dengan langkahnya yang lebar sedangkan dirinya memakai rok batik span dan langkahnya terbatas.
Segera dia mendudukan Inara dan menutup pintunya dengan keras, saat sudah masuk Adam melemparkan sekotak tisyu kearah Inara
"usap air mata tak berguna mu itu cepat memalukan " bentak Adam.
Inara segera mengusap air matanya itu dan makeupnya tak luntur sama sekali. Inara daritadi mencoba untuk menguatkan dirinya sendiri tapi itu sangat sulit hatinya sakit, sakit sekali menerima kenyataan yang akan nanti dia terima.
Adam hanya diam saja fokus melihat jalan dan tak menghiraukan istrinya sama sekali.
Adam sedang meredam amarahnya agar tak kembali melayangkan kekerasan lagi pada istrinya. Dia tak mau sampai merusak acara pernikahannya dengan Iva.
Ini pernikahan yang kedua jadi dia tak terlalu tegang saat pertama menikah dengan Inara huff sungguh dia tegang sekali sampai peluhnya membanjirinya.
***
Iva sudah duduk dengan cantik ditemani ibunya Adam "menantu ibu cantik sekali " sambil mencomot dagu Iva
"Benarkah bu, lalu dengan Nara cantik siapa bu " mencoba untuk menanyakannya kepada ibu mertuanya itu.
"Ya tentu menantu ibu yang ini lah yang cantik, Nara tak ada apa-apanya dia bukan wanita sempurna ibu sangat benci padanya. Untung saja Adam memutuskan menikah denganmu "
"Terimakasih bu, aku makin sayang deh sama ibu " dengan senyum yang merekah senang.
"Iya menantuku. Ibu tuh maunya Nara sama Adam cerai tapi Adam itu sangat susah sekali dibilangi padahal kan sudah mau menikah denganmu tapi tetep saja mempertahankan wanita tak berguna itu "
"Iya bu, Iva juga maunya Iva tuh jadi istri satu-satunya mas Adam tapi mas Adam kekeh gamau cerain Inara. Tadinya kalau aku tak mengandung anak ini aku tak mau menikah dengan mas Adam bu aku gamau di sebut wanita perebut suami orang " adu Iva sambil menundukan kepalanya.
"Ya ibu juga maunya gitu, kamu kan jadi gabaik dimata orang lain. Kamu nanti harus bisa ya buat Adam sama Inara bercerai "
"Iya bu pasti, pokonya ibu harus selalu dukung Iva ya "
"Iya pasti sayang " sambil memeluk Iva.
Iva yang merasa menang dari Nara tersenyum dibalik punggung ibu mertuanya bodoh.
Dasar anak dan ibu sama-sama bodoh kan kalau begini aku bisa leluasa menguras harta Adam.
Pasti akan cepat tercapai keinginannya ini, kalau ibunya Adam juga mendukungnya bisa aku manfaatkan ibu mertua bodoh ini. Aku akan memperalatnya dengan perlahan-lahan.
**
Sedangkan diluar rumah sedang sibuk menyiapkan segalanya bahkan sodara jauh Adam juga sudah ada disini semuanya.
Mereka tak menyangka Adam akan menikah lagi, padahal kalau di bandingkan dengan Inara, Inara lebih dari segalanya dia cantik baik santun pula apa kurangnya coba.
Sedangkan perempuan tadi tak ada yang harus dibanggakan apalagi dia mendakati Adam saat Adam mempunyai istri. Keterlaluan sekali perempuan macam itu tak punya hati.
Bahkan tadinya kelurga Adam enggan untuk datang kepernikahan ini karena sangat memalukan. Dikeluarganya belum ada yang menikah sampai dua kali saat masih mempunyai pasangan.
Karena didalam keluarga besar mereka ditentang sekali hal itu. Tapi sekarang Adam malah menghancurkan semuanya dia malah menikah lagi. Menghianati istrinya yang sudah setia mendampinginya dalam keadaan apapun.
Mereka juga memaksakan datang karena menghargai kedua orang tua Adam. Mungkin kalau mereka tak datang nanti ibunya Adam akan mengamuk.
Dan yang sangat membuat mereka makin marah adalah karena mereka berdua mendukung hubungan perselingkuhan anaknya sendiri.
Seharusnya mereka yang menjadi orang tua mengigatkan kesalahan anaknya bukan malah mendukungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments