Segera Inara pergi kelemarinya dan menganti pakainnya yang sudah basah itu.
Setelah selesai memakai pakainya Inara mengambil kotak p3k dan mengobati luka di pelipisnya.
Sungguh sangat menyakitkan diperlakukan seperti itu oleh suaminya, apa suaminya itu tak punya belas kasihan sama sekali pada istrinya ini.
Aku adalah istri sahnya tapi kenapa aku diperlakukan seperti ini.
Inara diam saja menatap dirinya dikaca sambil melihat semua lebam ditubuhnya bahkan dipipinya sudah tercetak tangan suaminya.
Dipegang pun sakit pipinya ini, segera Inara pergi ketempat tidurnya dan membaringkan tubuhnya ini yang sudah lelah.
**
Sedangkan dikamar atas ada yang sedang senang melihat Inara disakiti oleh suaminya.
Hemm sekarang dia punya ide, untuk menyingkirkan Inara, dia akan membuat pacarnya ini selalu memarahi Inara.
Lebih baik sih kalau sampai pacarnya itu membunuh Inara biarlah diakan sudah tak punya siapa-siapa lagi jadi kalau dia mati tak akan ada yang sedih.
"Sayang kamu kenapa kok kaya yang emosi gitu " tanya Iva dengan mengusap-ngusap punggung pacarnya.
"Aku sangat kesal kepada Inara dia makin kesini makin berani saja padaku sayang "
"Yang sabar ya sayang, memang perempuan itu tak tau diri ya seharusnya kamu usir saja dia "
"Tak bisa sayang, ayo kita tidur saja ini sudah malam ,besok kan aku harus bekerja kamu ingat dirumah hati-hati ya jika Inara macam-macam langsung telfon aku "
"Baiklah sayang "
Mereka kembali melanjutkan tidurnya dan saling memeluk satu sama lain.
Iva sangat senang akhirnya dia menang kembali dari wanita itu, hemm besok akan dia lakukan apa lagi ya.
***
Pagi pun tiba dan Inara tak menyiapkan apa-apa untuk suaminya, Inara hanya diam dikamar dan menatap dirinya di sebuah cermin banyak sekali lebam ditubuhnya ini.
Segera Inara pergi kekamar mandi dan melakukan aktifitasnya biasanya setiap pagi dia akan sibuk memasak untuk suaminya dan melayaninya dengan segenap hati yang tulus.
Namun sekarang dia tak mau melayani suaminya , semenjak kejadian semalam yang suaminya menyiksa dirinya dia jadi engan melayaninya.
Yang tadinya ingin mengambil hati suaminya lagi dia jadi ragu apa bisa.
Inara segera menyudahi rutinitas paginya lalu segera memakai pakainya hari ini dia tak akan mengikat lagi rambutnya seperti biasanya.
Namun Inara menggerai rambut panjang sepinggangnya yang berwarna hitam legam dan memoles wajahnya dengan makeup.
Aku akan berdandan lagi seperti dahulu dan akan mencari pekerjaan lagi.
Setelah itu aku akan pergi dari rumah ini saja kalau aku bertahan bisa-bisa aku mati konyol. Dirumah ini jadi jalan satu-satunya aku harus kabur dari rumah ini masa bodoh dengan hak rumah ini lagi.
***
Adam yang sudah siap dengan pakaian kantornya segera turun ditemani oleh Iva yang dari tadi mengandeng tangan suami Inara itu dengan mesranya sambil sesekali menyenderkan kepalanya ditangan Adam.
Segera Adam membuka tudung saji alangkah marahnya dia melihat isinya tak ada apa-apa. Inara sudah menantangnya kembali apa hukuman yang kemarin tak cukup.
Inara yang sudah berdandan cantik segera keluar kamar dan Adam melihat istrinya itu sangat cantik tak seperti biasanya yang hanya memakai baju yang bau bawang goreng.
Dia merasa seperti saat pertama kali melihat istrinya itu saat dia awal mencintai istrinya.
"Sayang ih " tegur Iva yang tak suka Adam menatap Inara dengan kagum.
Segera Adam sadar lalu menghampiri Inara yang sedang berjalan kearahnya.
"Mau kemana kau " tanya Adam sambil memegang dagu istrinya.
"Memang mas masih peduli padaku, terserah aku dong mau kemana juga "
"Kamu jangan kurang ajar Inara aku ini masih suami sah mu " teriak Adam sambil mencengram dagu Inara dengan kasar dan langsung melepaskannya sambil mendorong Inara.
Inara yang didorong segera menyeimbangkan tubunya itu agar tak jatuh " ya aku tau, mas masih suamiku tapi apa pantas mas selingkuh dari ku kamu jahat mas. Aku disini setia padamu tapi apa balasan mas kamu malah selingkuh dan membawanya kerumah kita "
"Aku sudah menjelaskan alasannya Inara "
"Ya aku tau, apa anak mengalahkan rasa cinta mu itu padaku "
"Iya memang kenapa aku menikah dengan mu hanya ingin mempunyai keturuna Inara tapi apa kamu tak bisakan memberikan aku seorang anak "
"Kamu sabar mas, pasti Allah akan memberikan kita anak tapi belum waktu nya saja "
"Sampai kapan aku harus menunggunya Inara sampai kapan " teriak Adam.
Inara hanya diam saja menundukan kepalanya dia juga tak tau kapan namun setidaknya jangan seperti ini sabar Allah pasti akan meberikannya anak jika sabar.
"Lalu kenapa kau tak memasak Inara "
"Bukannya sudah ada wanita sempurna ya yang mengantikan ku, jadi aku tak perlu memasak lagi kan mas "
"Beraninya kau Inara aku kan sudah bilang kamu harus memasak makanan untuk ku dan juga Iva, memang benar yang kamu katakan Iva memang wanita sempurna dan wanita sempurna itu tak kuperbolehkan untuk memasak nanti bagaimana kalau ada apa-apa dengan anakku itu " bela Adam
Iva yang mendengar dirinya sedang dipuji tersenyum senang dan lantas melipatkan tangannya dengan angkuh menatap Inara dengan sinis.
"Aku tak sudi melayani wanita ****** itu, jika kamu ingin dilayani oleh ku kembali, kau putuskan wanita itu lalu usir dia dari rumah ini mas aku tak mau melihatnya kembali "
"Kau sudah sangat keterlaluan sekali Inara aku sudah muak dengan kata-katamu"
Segera Adam menyeret istrinya itu dan mepepetkannya ketembok dan memegang kedua tangan Inara lalu Adam membuka sabuknya dan menyambukannya ketubuh Inara "akh sakit mas apa yang kau lakukan " teriak Inara dia tak menyangka suaminya akan mencambuknya.
Lalu dengan bertubi-tubi Adam mencambuk terus menerus tubuh Inara tak memberi sedikit pun mengampunan kepada istrinnya itu.
Iva yang langsung menyaksikan Inara disiksa oleh suaminya sendiri hanya tersenyum dengan gembira dan tanpa ada rasa ingin menolong Inara
"Tolong hentikan mas ini sangat sakit sekali "teriak Inara yang tubuhnya sudah roboh kebawah tak bisa lagi menahan tubunya itu.
Bahkan tubuh Inara sudah keluar darah akibat cambukan yang bertubi-tubi.
Adam yang sudah puas mencambuk istri sialannya itu langsung pergi meninggalkan Inara yang meringkuk tak berdaya sambil menangis menahan rasa sakit itu.
"Rasakan itu dasar wanita penganggu " ucap Iva sambil meludahi Inara lantas pergi meninggalkan Inara sendirian.
"Mas tunggu kamu belum sarapan bagaimana " tanya Iva sambil membawa tas Adam.
"Aku akan makan diluar saja sayang, kau jaga dirimu baik-baiknya ingat kata-kataku semalam "
"Iya sayang" ucap Iva lalu mengecup bibir Adam.
Adam segera pergi menggunakan mobilnya dan Iva langsung masuk kedalam rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
Sulati Cus
udah kabur aja inara
2022-03-05
0
Sulati Cus
KDRT+ mendua sakit hati+ fisik fix jlu ak bubarrrr lelah hayati
2022-03-05
0
Sulati Cus
yg bener aja masak bau bwg goreng
2022-03-05
0