Sekarang Inara dan Adam sudah sampai dirumah kedua orang tua Adam. Sudah banyak tamu juga. Apa ibu mertuanya itu mengudang semua orang yang dia kenal, apa dia tak malu.
Adam langsung keluar tanpa menghiraukan Inara sama sekali. Sebelum keluar Inara menarik nafasnya dalam-dalam agar nanti dia tak menangis. "kuat Inara kuat pasti kamu bisa" Inara sebisa mungkin menyemangati dirinya sendiri dan memperlihatkan pada orang-orang bahwa dia baik-baik saja.
Dengan sekuat tenaga Inara turun dan pergi mengekori suaminya banyak mata yang melihat kearahnya bahkan tak banyak yang memujinya serta mencemohnya juga. Banyak yang berbisik-bisik sambil menatapnya .
Saat Inara akan masuk dia melihat seorang ibu-ibu jatuh karena ditabrak anak-anak yang berlari dan mereka tak menolongnya, segera Inara menghampiri ibu-ibu itu dan berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan ibu-ibu itu.
"Bu ayo Nara bantu, ibu tak apa kan " memegang tangan ibu itu dan membantu membangunkannya dan membersihkan kotor yang menempel di kebaya ibu-ibu itu
"Eh nak, tidak, mamih tidak apa-apa " jawabnya dengan senyum yang mengembang.
Ternyata yang Inara tolong adalah mamihnya Abian yang tadi sedang mengambil minuman tampa ditemani suaminya dan tiba-tiba ada anak kecil yang menabraknya. Karena tak bisa menahan keseimbangannya jadi terjatuh.
"Panggil saja mamih na, namamu tadi siapa " dengan ramah
"Baiklah bu eh maaf mih namuku Inara " jawab Inara sedikit canggung.
"Makasih ya Nara, namamu sangat bagus " puju mamihnya Abi sambil mengusap rambut Inara yang disanggul sungguh dia terposana dengan kecantikan Inara.
Sudah cantik baik hati pula, pasti suaminya sangat beruntung mendapatkan Inara, kalau boleh Inara ini dengan Abi saja anaknya yang jomblo akut itu.
"Iya sama-sama mamih, ayo aku antar ketempat duduk mamih " ucap Inara sambil memapahnya.
"Inara cepat kesini kenapa kau masih diluar " teriak Adam
"Maaf mih suamiku memanggil , aku kedalam dulu ya mih " setelah mendudukan mamih Abi dan berlari kecil menghampiri suaminya.
Mamih Abi aneh, kenapa Inara menyebut pengantin laki-lakinya sebagai suaminya, apakah Inara adalah istri pertama dari anak temannya itu. Masa sih dia sungguh tak habis fikir kalau memang itu Inara istri pertama orang yang akan menikah hari ini.
"Mamih jangan ngelamun " tegur suaminya
"Ih iya papih, papih lihat ga tadi yang nganterin mamih dia teh udah nolong mamih. Mamih teh jatuh tapi papih meni cicing wae atuh sanesna nulungan mamih (ih iya papih, papih lihat ga tadi yang nganterin mamih dia tuh udah nolongin mamih, mamih ruh jatu tapi papih diem aja bukannya nolongin mamih )" marah istrinya.
"Ish atuh papih teh teu terang mamih gebis, naha atuh sanesna gagorowok, emang kunaon sareng eneng geulis teh( ist papih tuh ga tau mamih jatuh, kenapa bukannya teriak, emang kenapa sama neng cantik tuh ) "
"Papih emangna mamih teh tarzan kitu gogorowokan atuh cing sadar papih teh, ieu dimana. Enya eta s eneng Inara teh nulungan mamih. Meni bageur papih ninggal teu papih tadi s neng Inara di sauran ku panganten pamegetna (papih emangnya mamih tuh tarzan gitu, teriak-teriak yang sadar papih tuh, iya itu Inara tuh nolongin mamih. baik pisan papih liat ga papih tadi Inara di panggil sama pengantinnya laki-lakinya )"
"Enya ath hampura mamih, da soca papih teh henteu kos bahela ayeuna mah tos ruyem soca papih teh. Enya terang tadi s eneng teh disauran emang kunaon mamih mereun warginakan ( iya maaf mih,kan mata papih tuh udah gak kaya dulu sekarang tos burem mata papih tuh. Iya tau tadi s neng tuh dipanggil emang kenama mamih mungkin sodanyanya )"
"Enya lah ku mamih papih teh dihampura, enya tapi neng Inara teh nyariosna eta carogena. Maenya eta teh pamajikan anu diduakeun ku carogena meni kacida sakitu geulis na neng Inara(iya lah sama mamih papih dimaafin, iya tapi Inara tuh bilangnya itu suaminya. Masa itu istri yang diduakan sama suaminya keterlaluan segitu cantiknya Inara ) "
"Maenya mamih, meni karunya neng Inara teh. Keterlaluannya pisan eta pameget jauhkeun eta ti anak papih ah tong sampe nganyeyeri hate istri duh papih mah teu tega(masa mamih, kasihan Inara tuh, keterlaluan banget itu laki-lakinya jauhin itu dari anak papih ah jangan sampai nyakitin hati perempun duh papih gak tega ) "
"Enya ath pi tong sampe ah Abian kitu (iya pih jangan sampai ah Abian gitu )"
Ayah dan Ibu Abian terus saja ngerumpi berdua membahas tentang Inara. Tentang kemalangan Inara dan parasanya yang cantik serta baik hati.
***
"Kamu tuh kemana aja Inara, bukannya masuk yah harus dipanggil aja. Seharusnya kamu tuh ga usah dateng ngapain juga gapenting " ketus ibu Adam
"Saya juga ga mau datang kesini bu, cuman karena mas Adam maksa jadi saya mau tak mau harus dateng " jawab Inara dengan berani, sekarang dia tak mau tunduk lagi dihadapan ibu mertuanya.
Dia tak mau lukannya ditambah lagi dengan ucapan mertuanya sebisa mungkin sekarang dia harus melawan. Apapun resikonya akan dia tanggung.
"Udah berani ya sekarang kamu jawa, ucapan mamah, dasar perempuan ga berguna perempuan cacat kamu " dengan matanya yang melotot dan jangan lupakan sambil mendorong bahu Inara cukup keras.
Inara sambil terdorong kebelakang karena tak siap "terseraj ibu aja, yang peting saya ga selingkuh kaya anak ibu saya setia sama dia "
"Wajar saja anak saya selingkuh dari kamu, kamu aja perempuan cacat mana betah anak saya ini. Untung aja ada Iva yang mau jadi istri kedua anak saya dan jangan lupa dia bisa memberikan cucu untuk saya"
"Sudah, sudah ibu, Inara jangan bertengkar ini hari bagia ku dan Iva " ucap Adam menenangkan.
"Iya ini hari bahagia buat mas tapi ini adalah hari tersialku melihat suamuku sendiri menikah dengan wanita lain dasar kalian semua tak punya perasaan, bagaimana kalau nanti kamu ada diposisi aku mas apa kau akan terima " jawab Inara sambil melengos pergi dan menangis dengan diam-diam.
"Lihat istrimu itu sudah tak punya sopan santun sama sekali, ajarkan dia Adam atau tidak ceraikan dia buat apa coba dipertahankan tak ada gunanya hanya menghabiskan uangmu saja untuk membiayainya" marah ibunya.
Adam hanya bisa menghela nafas dan pergi meninggakan ibunya yang sedang ngedumel. Sudah lah tak mau ikut meladeni ibunya pasti ujung-ujungnya menyuruhnya untuk menceraikan Inara.
Sungguh kepalanya ini ingin pecah mendengar perkataan-perkataan mereka. Mereka enak hanya bisa berbicara dan marah-marah sedangkan dirinya ini setres memikirkan semuanya yang terjadi dalam hidupnya.
Tak ada yang mengerti tentang perasaanya sama sekali hanya mementingkan ego mereka sendiri saja.
Padahal tadi tak usah meladeni ibunya sudah tahu ibunya seperti itu masih saja diladeni, orang tua aja dilawan apalagi dia suaminya.
Inara sudah berubah menjadi wanita pembangkang. Bahkan dia sekarang tak segan membalas setiap ucapan yang membuat hatinya sakit.
Huff aku salah seharusnya aku dulu tak memanjakan Inara jadi hasilnya seperti ini kan. Menjadi seorang pembangkang
**
Inara tadi berlari kekamar mandi, mencoba menopang tubuhnya di westafel, segera dihapusnya air matanya ini dan menatap dirinya di cermin.
Memang dia cantik tapi dimata suaminya itu tak berarti apa-apa, suaminya sama sekali tak menghargainya sedikit pun.
Fisik yang cantik tak menjamin suaminya tak akan selingkuh, padahal dia sudah sekuat tenaga untuk menyenakan suaminya itu tapi tetep saja begini.
Inara setelah membenahi penampilannya segera keluar dari kamar mandi takutnya dia nanti akan dimarahi lagi dan dimaki-maki juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments
Saras Wati
si Otong ngomong apaan sih
2021-12-31
0
Ekaratna Sulistyani
maaf author , tolong dong klu ade bahasa daerahnya disertai dgn artinya ..liyer bacanya ..👍😁
2021-12-14
2