Abian baru sampai dirumah lantas mencari mamih tersayangnya "mamih dimana kah kau berada anak mu yang tampan ini sudah sampai dirumah " teriak Abian
Aduh kemana sih maminya itu, dicari kemana-mana tak ada "mamih " sekali lagi Abin menteriaki mamihnya.
Mamihnya yang sedang didapur mendengar suara anaknya segera bergegas untuk menemuinya "sayang " teriak mamihnya. Sambil berlari kearah anak sematawangnya itu.
"Mamih aku kangen " teriak Abian sambil berlari juga lalu mengangkat mamihnya dan memutarkan tubuh mereka.
"Abian kurang ajar turun kan mamih " sambil berteriak dan masih berputar-putar dengan Abian.
"Iya mamih sayang" perlahan menurunkan mamihnya.
"Kamu nakal ya gimana kalau mamih jatuh "gerutu mamihnya
"Ga akan mamih sayang, tenang saja anakmu ini kan kuat mana mungkin hanya mengangkat mamah bisa jatuh " dengan bangga.
Segera mamihnya itu menjewer telingga anak nakalnya "aw aw sakit mamih lepaskan mamih, bagaimana nanti telingaku copot apa mamih mau mempunyai anak tanpa telingga"
"Biarin mamih kesel sama kamu setiap mamih marahi selalu saja menjawab "
"Iya mamih maaf, maaf lepaskan lah mamih aku tak mau nanti kalau sampai telingaku copot "
Segera mamihnya melepaskan telinga anak sematawayangnya itu dan dengan jahilnya lagi Abian mengangkat tubuh mamihnya sambil berlari-lari.
Ibunya sudah berteriak-teriak namun anaknya yang jahil itu malah sengaja makin menambah kecepatan berlarinya sambil terbahak-bahak karena kelakuan ibunya yang berteriak-teriak tak karuan.
Saat sudah sampai ruang tamu dibaringkan mamihnya disofa lalu Abian yang memang tak mau terkena amukan mamihnya segera berlari kekamarnya dan mengunci kamarnya juga.
Ibunya yang kesal lantas bangkit dan mengejar anak nakalnya itu namun dia kurang cepat pintu sudah terkuci "heh anak nakal cepat buka pintunya, kurang ajar ya kamu sama mamih "sambil menggedor-gedor pintu kamar Abian.
Abian yang sedang dikamarnya hanya tertawa melihat mamihnya yang marah-marah . Biasanya dia akan membuat mamihnya selalu marah saat masih tinggal rumah yang sama.
Dan sekarang waktunya lagi untuk membuat mamihnya marah lagi, sungguh itu sangat menyenangkan sekali.
Saat sudah tak mendengar kembali teriakan dari mamih tersayangnya segera Abian masuk kedalam kamar mandi lalu merendan badannya yang sudah sangat lelah dengan aktifitas yang ada.
Tapi kenapa wajah wanita itu tergiang-giang terus dalam fikirannya, apa yang terjadi dengan dirinya ini. Kenapa dia sangat mengiginkan wanita itu.
Semuanya terekan jelas dalam memori ingatanya bahkan hanya mimikirkan lekuk tubunya saja burung ku ini sudah bangun.
****, sialan harus bagaimana ini. Aku harus menuntaskan sekarang. Ingin rasanya memasukan burungnya ini kedalam inti wanita itu pasti hangat dan sempit.
Dengan mata terpejam dan membayangkan wanita itu Abian menuntaskan untuk membuat burungnya tidur lagi dengan tanggannya ini.
Sial-sial kenapa harus seperti ini, seorang Abian yang tampan dan kaya ini bisa menegang dengan satu wanita yang tak dikenalnya sama sekali.
Harus aku cari sampai dapat wanita itu dan mempertanggu jawabkan semua perbuatannya, awas saja nanti jika bertemu akan aku habisi sampai kau tak bisa berjalan tak peduli kau sudah bersuami atau belum.
Yang penting burungku bisa diam dan mempunyai tempat, tidak seperti biasanya kan dirinya seperti ini. Seumur hidup baru kali ini dia merasa mengiginkan seorang wanita yang sama sekali dia tak kenal.
Segera Abian menuntaskan mandinya itu lantas memakai pakainnya dan keluar untuk makan kembali, karena tadi saat makan soto tak kenyang sama sekali.
Untuknya soto yang tadi seperti cemilan saja, tak kenyang sama sekali baru kalau sudah memakan makanan dirumahnya itu kenyang karena sepuasnya tak perlu bayarkan.
"Bi, Abian mau makan tolong siapkan ya " sambil menarik kursi meja makan
"Ya ampun tuan saya kaget, kapan tuan ada dirumah " ucap bi Surti pembantunya. Dia juga dulu yang mengasuh Abian, jadi bi Surti sudah dianggap keluarga dikeluarganya ini.
"Bibi memang saya hantu gitu, bisa buat bibi kaget. Aku baru aja pulang bi, biasa mamih kangen sama anak tampannya ini jadi suruh aku pulang "
"Bukan gitu tuan, biasanya kan tuan ga ada jadi saya kaget gitu. Sebentar ya tuan bibi ambilkan dulu " segera bi Surti pergi mengambil semua masakannya.
Lalu satu-satu disajikan dimeja makan, setelah Abin berterimakasih kepada bi Surti. Langsung memakannya dengan lahap.
Abian makan seperti orang kelaparan saja, hampir semua lauk pauk dia habiskan entah lah Abian ini titisan apa sampai nasi habis semuanya tak tersisa sedikit pun. Tinggal tersisa 1 ikan bakar saja.
Memang tak ada tandingannya masakan bi Surti ini selalu enak dan menggiurkan. Makannya dia sampai menghabiskan semuanya hanya tinggal ikan saja yang tersisa.
Bukannya karena sudah kenyang tapi malas saja dia memakan ikan yang banyak durinya itu malas untuk memisahkannya.
Memang masakan mamihnya juga enak tapi lebih enak masakan bi Sutri, kalian diam ya jangan sampai mamih cerewetku itu tahu. Kalau sampai tahu aku pasti akan digantung dipohon toge temen-temen.
Abian segera meminum air putih dengan sekali teguk, lalu otaknya berfikir kembali sekarang harus kemana. Benar keruang tamu saja.
Segera Abian pergi keruang tamu lalu duduk sambil memejamkan kedua matanya. Menikmati ketenangannya, Dan mengusap-ngusap perutnya yang menjadi buncit.
Biasanya jam segini burungnya ini sudah bekerja namun sekarang burungnya hanya menganggur. Tak ada kerjaan hanya mengantung saja.
Mamih Abi yang melihat anaknya sedang duduk dengan perlahan mendekati anaknya dengan cara mengendap-endap. Ingin membalas perlakuan anaknya yang tadi sudah menjahilinya.
Namun belum juga sampai suaminya malah mengagetkannya "dar mamih sedang apa " kaget suaminya
"Akhhhh papih " teriak mamihnya Abian sambil mengangkat kedua tangannya.
Abian yang kaget segera membuka kedua matanya dan melihat kearah belakang ada apa ini dengan papih dan mamihnya.
"Papih teh aya naon atuh jol ngarewaskeun mamih(papih tuh ada apa tiba-tiba ngagetin mamih ) " marah istrinya
"Kenapa atuh mamih teh jalannya kaya gitu meni jiga nu kasiunan (kenapa mamih tuh jalannya kaya gitu, kaya yang ketakutan )"
"Ih papih mah, mamih teh mau ngarewaskeun Abi. Naha jadi mamih nu direwaskeun ku papih (ih papih, mamih tuh mau ngagetin Abi, kenapa jadi mamih yang dikagetin sama papih )"
Abian yang hanya menjadi penonton hanya bisa tertawa terbahak-baka karena kelakuan papihnya yang menggagalkan rencana mamihnya yang akan menjahilinya.
Mamihnya itu selalu saja begitu saat ingin mengerjainnya selalu saja gagal karena ulah papihnya. Untung sajakan.
Sungguh dia sangat bersyukur dilahirkan dari keluarga ini selalu ada canda tawa dan selalu harmonis. Papih dan mamihnya itu tak pernah bertengkar.
Ya mungkin pernah tapi tak pernah sampai bertengkar dihadapannya langsung. Karena kata mamihnya itu akan merusak mental anak nantinya.
Sungguh dia ingin sekali mempunyai istri seperti mamihnya yang baik sekali dan perhatian sekali. Sudah lah mamihnya ini tak bisa dibandingkan dengan apa-apa lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments