Inara sekarang sedang makan soto, tadinya mau belanja tapi karena sudah sangat lapar lagi, dia mau tak mau harus mencari makan saja dari pada harus memasak dulu. Nanti malah jadi ada drama lagi sama Iva malas sekali.
Inara makan dengan lahap tak memperdulikan dengan sakitnya yang dia rasakan. Orang-orang banyak yang memperhatikannya namun tak ada yang berani bertanya tentang keadaan Inara.
Abian yang sedang menuju diperjalanan pulang kerumahnya tiba-tiba saja ingin membeli soto dan kebetulan sekali ada didepan matanya.
Segera Abian menyuruh supirnya untuk mampir dulu untuk makan. Perutnya ingin segera diisi dan lidahnya ini sudah ingin memakan soto merasaknnya lagi.
Abian dari dulu tak pernah membeda-bedakan tempat makannya dimana saja asal kenyang, karena mamihnya dulu selalu membiasakannya untuk makan seperti ini.
Kita kan tak tau takdir kita kedepannya bisa saja sekarang sedang diatas nanti kita yang dibawah dan tak pernah gengsi jika harus dipinggir jalan toh sama saja.
Abian segera turun dan memesan pesannanya. Segera Abian duduk dan melihat seorang wanita yang cantik.
Namun wanita itu banyak sekali luka dan diperban juga hampir seluruh tubunya sepertinya karena tertutup oleh pakaian, kenapa perempuan ini apa kecelakaaan.
Abian yang memang kepo orangnya segera menoel Inara. Inara lantas segera menarik tangannya dengan refleks.
"Eh maaf kamu kenama, kok luka-luka kaya gini " tanya Abian.
Inara segera menegok kearah orang yang menanyainya tadi lantas mata mereka saling bertatapan. Tadinya tak akan Inara jawab namun jawab saja kan laki-laki ini hanya ingin bertanya saja.
Tiba-tiba saja birahinya Abian meningkat dan ingin menyentuh perempuan ini.
Ada apa dengan dirinya ini hanya melihat wanita ini saja dia sudah bergairah. Apa kata-katanya terkabul. Apa perempuan ini yang nanti akan jadi jodohnya?
Segera Abian menahannya jangan sampai dia menarik perempuan ini dan melecehkannya jangan sampai derajatnya sebagai laki-laki tertampan ini turun.
"Tidak tuan saja tidak apa-apa " jawab Inara dengan ramah
"Tapi banyak sekali memar dan ada darah juga, apa kamu kecelakan " tanya Abian sekali lagi.
"Tidak tuan saya tak apa "sambil tersenyum ramah.
"Baiklah jika kamu ingin kerumah sakit, aku siap mengantarmu " tawar Abian
"Tidak usah tuan terimakasih, saya duluan ya " ucap Inara berpamitan lalu pergi dari hadapan Abian.
Inara berjalan dengan perlahan-lahan dia ingin segera pergi karena takut laki-laki itu akan terus bertanya padanya. Bisa gawatkan kalau gitu.
Gini-gini aku masih memikirkan mas Adam takutnya nanti mas Adam dipenjara.
Abian masih saja menatap kepergian Inara. Huff ada apa dengan dirinya ini kenap seperti ini.
"Silahkan tuan dimakan " ucap mang soto
"Terimakasih mang "
Abian lantas langsung memakan sotonya, masih saja enak dari dulu rasanya tak pernah berubah.
Sudah lama dia tak memakan soto dan sekarang perdana dia memakannya lagi.
Tapi kenapa ini fikirannya terus saja tertuju pada wanita itu, yang penuh luka namun tak menghilangkan parasnya yang cantik dan tatapan matanya yang teduh.
Abian suka dengan rambutnya yang panjang dan berwarna hitam pula sangat pas dengan wajahnya yang cantik itu.
Kulitnya putih dan jangan lupakan bibirnya sangat cantik kecil sedikit berisi dan mengoda sekali untuk dikecup olehnya.
Tubuhnya juga pas tak terlalu gemuk dan tak terlalu kecil bola matanya berwarna hitam sehitam rambutnya satu lagi hidung yang kecil namun mancung.
Abian tertarik dengan wanita itu pada pandangan pertama dan sangat mengiginkannya.
Akan dia kejar wanita itu meski nanti harus mengejarnya sampai keujung dunia akan dia kejar.
Tapi dia sangat bodoh kenapa tadi tak ditanya siapa namanya dasar Abian ini.
Dia juga penasaran kenapa wanita itu sampai luka-luka seperti itu.
Apa dia siksa oleh pacarnya atau suaminya tapi masa sih wanita sekecil itu sudah memiliki suami.
Tapi kalau iya dia sudah memiliki suami bagaimana apakah aku harus terus maju atau mundur saja.
Masa iya laki-laki setampan ini merebut istri orang seperti tak laku saja kan, semoga saja nanti bertemu lagi dengan wanita cantik itu.
***
Inara baru sampai dirumahnya lantas segera masuk kedalam rumah, duduk sebentar diruang tamu. Merasakan sakit disekujur tubuhnya.
"Kau dari mana saja Inara " tiba-tiba saja suara menggelegar suaminya terdengar ditelingganya
Ya tuhan apa lagi ini, jangan sampai aku dipukul lagi aku sudah lelah dan sakit jika harus mendapatkan perlakuan seperti itu.
"Jawab aku Inara " sambil mencengram dagu Inara lalu melepaskannya dengan kasar.
"Aku lapar,tadi aku mencari makanan dirumah tak ada makanan kamu apa kerjaannya Inara hanya berkeliaran saja begitu" dengan mengebrak meja dihadapannya
"Lalu kenapa kamu tak memasak dan membeli kebutuhan dapur " lanjut Adam
"Kau saja tak memberiku uang untuk belanja lantas aku harus belanja dengan apa mas. Kamu terlalu sibuk dengan wanita itu "
Dengan kasar Adam melemparkan uang kemuka Inara "tuh uang, sekarang belanja dan buatkan aku serta Iva makanan. Bergunalah Inara " sambil melengos pergi menghampiri Iva, lalu mencium bibir Iva dihadapannya.
Inara yang menyaksikanya mencelos merasakan sakit dihatinya, melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain dihadapanya.
Segera Inara memunguti uang yang tadi dilempar oleh suaminya.
Lalu pergi lagi untuk kesupermarket membeli bahan makanan yang diminta suaminya.
Inara sudah lelah membantah dan membuat tubuhnya menjadi pelampiasan saja.
Dengan menaiki sebuah taksi Inara segera pergi, supir dari tadi menatap terus Inara.
Melihat perempuan itu dia sangat kasihan banyak sekali lebam.
Setelah sampai Inara segera berbelanja kebutuhanya dan membayarnya setelah semuanya terbeli olehnya.
Inara membeli sayuran dan daging yang lumayan banyak untuk dirumah agar dia tak perlu belanja dengan sering.
Biasannya Adam akan mengantarnya belanja namun itu dulu, sekarang suaminya sudah menjadi laki-laki brengsek yang tak tau diri.
Hemmm sekarang Inara sedang menuju pulang kerumah mereka yang sekarang sudah berubah menjadi neraka baginya.
Dan untuk kedua pasangan yang sedang jatuh cinta itu adalah syurganya mereka berdua.
Sampai juga, inara segera menyusun belanjanya itu didalam kulkas dan mengeluarkan yang akan dia masak hari ini.
Dengan telaten Inara memasak semua makannya itu dan tanpa sepengetahuan mereka Inara telah menyisihkannya untuknya.
Lalu membawanya kekamar setelah selesai dengan kegiatannya itu.
Inara lantas langsung pergi kekamar dan memakan makanannya dengan tenang.
Rasanya aku ingin mandi namun luka-luka ku masih sangat basah mana mungkin aku bisa mandi yang ada luka ku ini akan tak sembuh-sembuh.
Setelah selesai makan segera Inara menganti perbannya dengan yang baru sebelumnya dia sudah membesihkan dulu lukanya.
Hari ini dirinya sangat lelah sekali menghadapi kehidupan yang seperti dineraka ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 332 Episodes
Comments