Brakkk!!!
"BOS!!"
Ken menatap tajam pada sosok jangkung yang baru saja membanting pintu ruang kerjanya, dan tiba-tiba nyelonong masuk ke dalam dengan wajah panik penuh kecemasan.
Dan Ken yang merasa geram pada apa yang pria itu lakukan langsung melayangkan berbagai kalimat tajam yang membuat pria jangkung itu beringsut.
"Max!! Kau sudah bosan hidup ya?! Apa kau sudah tidak menyayangi nyawamu lagi, atau kau ingin aku kuliti hidup-hidup?! Apa kau sengaja ingin membuatku jantungan?!" Geram Ken dengan mat berkilat tajam.
Buru-buru Max menggeleng. "Bu..bukan begitu, Bos!! Tapi situasinya sangat darurat dan ini sangat mendesak." Tuturnya.
"Ada apa?"
"Nyonya Bos, baru saja menghubungi saya dan beliau mengatakan jika saat ini Nyonya Bos dan Nona Jung sedang terjebak di Mall yang sedang dibajak oleh para perampok. Nona Dara maju menghadapi perampok itu sendirian, dan Nyonya meminta supaya Anda segera ke sana!!"
"Apa!!" Ken pun langsung bangkit dari duduknya."Bodoh, kenapa tidak langsung bicara pada intinya saja?!" Bentak Ken marah.
"Karena Bos tidak memberiku kesempatan untuk bicara." Jawab Max bergumam.
"Aku tidak memintamu untuk menjawab! Tidak ada komisi bulan ini, dan gajimu akan dipotong 10%!!"
Sontak kedua mata Max membelalak. "Apa?! Kenapa harus di potong dan tidak ada komisi, Bos? Lalu bagaimana dengan kelima kucing liar yang harus saya hidupi?" Rengek Max dengan tatapan memelasnya.
"Itu bukan urusanku!! Sebaiknya kau ikut denganku."
"Tapi, Bos~"
"Gajimu akan di potong 20%!!"
"Jangan!! Baiklah saya akan ikut, tapi jangan ngebut ya. Saya masih ingin hidup lebih lama, saya masih muda dan belum puas merasakan malam-malam panjang dengan kucing-kucing liar kesayanganku!!"
"Berisik!!" Desis Ken tajam.
Ken menarik dasi yang menggantung pada leher Max dan membawa paksa pria itu meninggalkan ruangannya. Dan pertunjukan semacam itu tidak lagi mengejutkan para karyawannya, karena mereka sudah sering melihat hal semacam itu, bahkan lebih parah dari ini.
-
"Nak, ayo kita pergi dari sini. Ayah dan ibumu sedang menangis ketakutan mengkhawatirkan dirimu."
Semua orang yang menyaksikan hal itu hanya bisa tercengang. Satu hal yang ada difikiran mereka "Apakah gadis itu bodoh? Bagaimana bisa dengan santainya dia mengambil salah seorang anak yang menjadi sandera para perampok itu.
Menyadari sandranya diambil oleh Dara, sang perampok itupun menjadi geram. Kemudian dengan cepat perampok itu menarik si anak dan membuat pergerakan gadis itu terhenti.
"Dia adalah sandraku! Jangan seenaknya kau menarik sandraku seperti itu, gadis sialan!" bentak sang perampok pada gadis berambut coklat terang yang terhenti langkahnya itu
"Hentikan itu! Aku sedang tidak dalam mood bagus saat ini, jadi aku sarankan padamu agar cepat meminta maaf pada padaku." ucap Dara dan hal itu cukup membuat si perampok menjadi geram
"Minta maaf, eh? Harusnya gadis sialan sepertimu ini yang meminta maaf padaku!" bentak perampok itu lagi. Emosi terlihat jelas di matanya.
"Sudah cepat lakukan sebelum aku hilang kesabaran dan membuat kalian semua istirahat panjang di Neraka!!" sahut Dara dengan santainya, seolah-olah ancaman perampok itu tidak berarti apapun padanya
"Jangan membuatku tertawa, bo–"
BUAGH
Sebuah tendangan pada perut sang perampok berhasil dilayangkan oleh Dara dan membuat si perampok terpelanting ke belakang. Setelah menjatuhkan pimpinan dari perampok itu, Dara segera menatap tajam seluruh anaknya yang tampak was-was sambil memasang kuda-kuda.
"Amatir" ucap Dara dengan lantang, jangan lupakan senyuman meremehkan dari gadis cantik yang selalu tampak lemah lembut itu. Bahkan Jia sampai tercengang melihat apa yang dilakukan oleh calon menantunya tersebut.
Melihat pemimpin mereka dihajar seperti itu membuat seluruh anak buahnya geram, dengan kompak mereka segera berlari menyerang Dara. Namun bukannya takut gadis itu malah memasang wajah menantang pada mereka semua.
BUG
BRUUK
BRAAK
Pukulan, tonjokan dan tendangan terus saja dilayangkan Dara pada seluruh anak buah pimpinan perampok yang menyerbu dan mengepung dirinya.
Semua orang yang masih berada dibawah kendali todongan senjata beberapa perampok yang tidak ikut menyerang gadis itu hanya bisa tercengang melihat apa yang dia lakukan. Termasuk Jia yang tidak mampu berkata apa-apa. Sosok jelita yang terlihat lemah itu mampu menjatuhkan puluhan perampok seorang diri.
'Klik'
Sebuah senjata ditodongkan tepat dibelakang kepala gadis itu, membuat pergerakannya menjadi terhenti.
"Hahaha! Lihat siapa yang amatir sekarang, hah!" pekikkan nyaring itu berasal dari sang pemimpin perampok yang tadi sempat mencicipi tendangan super kencang dari Dara.
"Harusnya kau lihat dulu siapa lawanmu, gadis si–"
BUAGH
Sebuah tendangan yang berasal dari arah samping perampok itu berhasil membuatnya terjungkal (Lagi), senjata yang semula ditodongkan pada Dara terlempar dan dengan gesit ditangkap langsung oleh gadis itu.
"Harusnya kalimat itu ditujukan padamu, brengsek!" geram Rania, si gadis yang menendang sang perampok dari arah samping
Dara tersenyum lebar. "Wow, kau datang di saat yang tepat kawan. Aku memang sedang malas bermain-main sendiri." Ucap Dara sambil mengeringkan sebelah matanya pada Rania.
"Kebetulan saja aku ada di sekitar sini."
"Ayo selesaikan ini, supaya aku bisa segera pulang! Aku sudah terlalu lama berada disini" ucap Dara dengan nada datar, membuat Rania menampakkan seringai andalannya.
"Oke, dengan senang hati!!" Jawab Rania.
Dorr..
Dorr..
Dorr...
Rentetan senjata yang di lepaskan dari arah belakang membuat kedua gadis itu menghentikan niatnya untuk menghadapi mereka.
Seorang pemuda tampan dengan sorot mata tajam penuh intimidasi terus menembaki para perampok itu dan membuat mereka terkapar bersimbah darah di lantai. Dan seluruh perhatian perampok yang tersisa kini tertuju pada pemuda itu yang pastinya adalah Ken.
Tanpa ampun Ken menghajar mereka semua dan berhasil menumbangkan 4 perampok yang tersisa hanya dalam kurun waktu kurang dari 5 menit. Tidak hanya sekedar melumpuhkannya saja, tapi Ken juga menghabisi mereka semua.
Ken melewati Dara begitu saja dan menghampiri sang ibu. "Ma, kau tidak apa-apa kan? Apa bajingan itu ada yang melukaimu?!" Tanya Ken memastikan.
Jia menggeleng. "Jangan cemaskan aku, Mama baik-baik saja. Seharusnya yang kau cemaskan itu adalah Dara, karena dia terlibat perkelahian langsung dengan mereka." Ujar Jia.
Ken menatap Dara yang juga menatap padanya. Pemuda itu mendesah berat melihat mata gadis itu yang tampak berkaca-kaca. Tanpa mengatakan apapun Dara meninggalkan Mall yang kini berubah menjadi lautan darah tersebut.
"Ken, Mama masih ada urusan. Bisakah kau mengantarkan Dara pulang? Dan pastikan apakah dia cidera atau tidak. Mama sangat mencemaskannya," ucap Jia yang kemudian di balas anggukan oleh Ken.
"Baiklah, Ma."
-
Dara menghentikan langkahnya saat mata hazel-nya tanpa sengaja melihat pemandangan yang membuatnya ingin muntah. Dimana seorang pria tengah berjalan dengan seorang wanita berpakaian minim.
Gadis itu mendecih sinis. "Dasar bajingan, sekalinya bajingan tetap saja bajingan!!" Ucap Dara mengejek. "Bikin sebal saja, bagaimana bisa mereka menjodohkan-ku dengan bajingan seperti dia!!" Gumam Dara.
"Omo!!" Dara terlonjak kaget karena kemunculan Ken yang sangat tiba-tiba. Baru saja dia berbalik, tapi sosok Ken sudah berdiri menjulang di depannya. "Ken!!" Seru Dara sedikit memekik.
Tanpa mengatakan apapun Ken menarik pergelangan tangan Dara dan membawa gadis itu masuk ke dalam mobilnya. Di dalam sana, Ken langsung melupakan kekesalannya dengan mel*mat bibir pemilik mata Hazel itu dengan keras menuntut.
Dara merasakan emosi, kekesalan, cemburu dalam ciuman Ken yang begitu panas dan menuntut itu. Tak ingin kalah dari permainan Ken, dia pun segara mengambil alih ciuman tersebut.
Gadis itu mengalungkan kedua tangannya pada leher pemuda di depannya, lalu berpindah ke pangkuan Ken. Ken melingkarkan tangannya pada pinggang Dara dan semakin merapatkan jarak diantara mereka.
Dan Ken baru mengakhiri ciumannya saat merasakan jika Dara sudah mulai kehabisan napasnya. Pemuda itu menatap gadis didepannya dengan serius.
"Aku minta maaf karena sudah menamparmu pagi ini, Ken. Hampir saja kau menempatkan kita dalam bahaya, bagaimana jika ada yang melihat kita? Bukan hanya aku, tapi kau juga bisa dalam masalah besar." Ucap Dara mencoba memberikan pengertian pada pemuda itu.
"Aku juga minta maaf karena sudah bersikap egois. Aku cemburu, aku marah saat bajingan itu ingin menciumu, aku akui jika aku hanya kekasih gelapmu, tapi soal ketulusan aku berani di uji. Karena pada kenyataannya aku memang sangat-sangat mencintaimu." Ujar Ken sambil menatap mata Dara.
Dara mengangguk. "Aku tau, dan aku tidak pernah meragukan perasaanmu padaku, Ken. Dan bisakah sekarang kau antarkan aku pulang? Aku sangat lelah dan ingin segera beristirahat."
"Tentu, tapi setelah kau menemaniku makan siang." Dara tersenyum lebar dan mengangguk mengiyakan.
"Baiklah, kebetulan aku juga sudah sangat lapar."
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
mama yuhu
keciduk kau😜😜
2022-06-29
1
mama yuhu
weeessssslahhhhh.. terserah kalian mw ngapain 😂😂
2022-06-29
1
mama yuhu
baperan nihhhhh😊
2022-06-29
1