Dara merutuki kesialannya hari demi hari, hanya berdua bersama Ken, bagi Dara adalah sebuah musibah.
Ken Lu, memangnya siapa yang tidak mengenalnya. Seorang CEO di perusahaan Lu Corp milik mendiang ayahnya, yang merupakan adik dari tunangannya. Juga seorang pria brengsek yang membuat buruk hari-harinya.
Tapi apapun jabatan dan posisinya sekarang, Dara tetaplah menganggap Ken sebagai PRIA MESUM. Bagaimana tidak, dia selalu mengambil keuntungan besar darinya setiap kali ada kesempatan dan itu membuat Dara dongkol setengah mati.
Tapi hari ini Dara bisa sedikit bernapas lega karena si mesum itu sedang pergi ke kantor untuk bekerja. Setidaknya sampai beberapa jam ke depan ia bisa merasakan yang namanya kebebasan.
Bosan terus berada di rumah tanpa melakukan kegiatan. Dara memutuskan untuk pergi jalan-jalan keluar. Rencananya Dara akan bertemu dengan teman lamanya yang sudah lama sekali tidak dia temui.
Dara pergi dengan diantar oleh sopir keluarga Lu yang memang telah disiapkan khusus untuk dirinya. Dara tidak menyangka jika Jia akan bersikap sebaik ini padanya.
"Paman, kau tidak perlu menungguku. Mungkin aku akan pulang sedikit terlambat hari ini." Ucap Dara sebelum turun dari mobil mewah itu.
"Baik, Nona."
Setelah mobil itu pergi. Dara melenggang memasuki cafe tempat dia dan Rania berjanji akan bertemu.
Pintu cafe terbuka. Tubuh Dara terpaku dan dia tak mampu bergerak satu inci pun saat dia melihat keberadaan seorang pemuda yang selalu membuat buruk hari-harinya ternyata juga berada di cafe yang sama, tempat dia dan Rania akan bertemu.
Pemuda itu yang pastinya adalah Ken tidak hanya sendiri. Dia bersama tiga pria yang usianya lebih tua darinya. Dan sepertinya mereka di sana untuk membahas sesuatu yang penting, pekerjaan misalnya.
Tubuh Dara semakin membeku ketika tiba-tiba Ken melihat padanya, membuat iris berbeda warna milik mereka saling bersirobok.
Tak ingin berada dalam masalah yang besar. Dara bergegas pergi dari sana dan membatalkan pertamanya dengan Rania. Masih ada hari lain untuk bisa bertemu dan berbincang dengan sahabatnya itu.
"Yakk!!" Dara memekik ketika Taxi yang dia tumpangi tiba-tiba di hentikan oleh Ken. Ken membuka pintu disampingnya dengan tidak sabaran lalu menariknya keluar. "Ken, apa yang kau lakukan? Lepaskan aku, dasar brandalan!!"
Ken menghiraukan amukan Dara. Setelah memberikan beberapa lembar uang pada supir Taxi tersebut, Ken membawa Dara masuk ke dalam cafe.
"Ken, lepaskan!! Kau menyakitiku!!" Dara terus saja meronta dan berusaha melepaskan diri dari Ken.
"Diamlah jika kau tidak ingin aku cium di sini!!" Ancam Ken bersungguh-sungguh. Sehingga Dara tidak memiliki pilihan lain selain diam dan pasrah.
Gadis itu mendengus berat. Rasanya dia ingin sekali menimpuk kepala Ken dan membuatnya Amnesia supaya tidak selalu membuatnya naik darah.
"Dara!!!" Seru Rania saat melihat kedatangan sahabat barbienya tersebut.
"Lepaskan, aku mau menemui sahabatku!!" Dara menyentak tangan Ken dan pergi begitu saja.
Dara menghampiri Rania yang tampak sumringah melihat kedatangannya. Kedua gadis itu pun langsung berpelukan dan saling melepas rindu.
"Siapa pria tampan itu? Apa dia orang yang bertunangan denganmu?" Tanya Rania penasaran.
Dara menggeleng. "Bukan, tapi kakaknya. Dia adik dari tunangan ku." Jawabnya jujur.
Rania menopang dagu di atas meja dengan pandangan tertuju pada Ken yang sedang berbincang dengan beberapa pria yang satu meja dengannya.
"Itu artinya pemuda tampan dan manis itu masih belum memiliki pasangan dong? Jika dia mau, aku juga bersedia menjadi kekasihnya, aku rela memutuskan semua kekasihku deminya."
Dara menatap Rania tak percaya. "Kau mulai katarak ya? Pria menyebalkan dan mesum seperti dia kau bilang tampan dan manis? Oh, sepertinya dunia ini akan segera kiamat!"
Rania menatap sahabatnya itu penuh selidik."Sepertinya kau sangat tidak menyukainya, hati-hati Nona Jung, jangan terlalu dalam membenci seseorang. Karena perbedaan cinta dan benci itu sangat tipis loh, dan sedikit saran dariku."
"Jangan sia-siakan sebuah batu berlian yang ada digenggamanmu. Karena jika dia sampai lepas, kau pasti akan menyesalinya!!"
Dara mendecih sebal. "Memangnya apa yang kau bicarakan? Dan siapa juga yang akan menyesal. Aku malah berterimakasih jika bisa lepas dari Iblis tak berhati itu!!"
Rania tertawa terbahak-bahak setelah mendengar ucapan Dara. Hingga semua mata kini tertuju Dara dan Rania. Termasuk Ken, tapi tatapan Ken tentu tertuju pada sang calon kakak iparnya itu.
Ken menggerling-kan matanya pada Dara. Gadis cantik itu mendecih lalu membuang muka ke arah lain. Dia malas bertatapan dengan Ken.
"Jika diperhatikan sepertinya calon adik iparmu itu tertarik padamu, Ra. Sepertinya akan terjadi cinta segitiga diantara kalian bertiga. Wow, ini akan sangat seru dan tidak biasa. Dua kakak beradik mencintai satu gadis yang sama. Hebat bukan?"
Dara mendecih dan menatap sebal sahabatnya ini. Sepertinya bertemu dengan Rania bukan pilihan yang tepat. Dia menghancurkan moodnya. Bagaimana tidak, sedari tadi Rania terus saja membahas tentang Ken, Ken dan Ken.
Ting...
Lonceng di atas pintu cafe berbunyi. Seorang pria tampan terlihat melenggangkan kakinya memasuki cafe tersebut. Senyum dibibir Dara pun mengembang seketika saat melihat siapa yang datang itu.
"Kai!!" Serunya sambil melambaikan tangan pada orang yang dia panggil itu. Rania menatap Dara penasaran. "Dia Kau, calon suamiku." Jawabnya. Dara sengaja meninggikan suaranya supaya Ken mendengarnya.
Dara bangkit dari duduknya melihat pria tampan itu berjalan menghampirinya. "Aku pikir kau masih lama. Karena adikmu itu bilang kalian baru kembali besok lusa."
"Harusnya sih begitu. Tapi Mama tidak tega meninggalkan calon menantunya yang cantik ini terlalu lama.
Dara terkekeh. Dengan gemas dia memukul lengan Kai. Dan sementara itu. Tatapan nyalang jelas Ken tunjukan pada mereka berdua. Pemuda itu terlihat tidak suka melihat pemandangan yang seperti membakar hatinya tersebut.
Krakkk..
Gelas di genggemannya pecah dan pecahannya melukai tangannya. Dan apa yang Ken lakukan tentu saja mengejutkan semua orang termasuk Kai dan Dara.
"Tuan Lu, tangan Anda berdarah." Ucap salah seorang pria yang duduk satu meja dengan Ken.
"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja." Ucap Ken menyakinkan."Aku ke toilet dulu." Ken bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja.
Kai dan Dara pun segera menyusul Ken ke toilet. Namun tiba-tiba ponsel Kai berdering. Pria itu menghentikan langkahnya dan menerima panggilan tersebut. Kemudian Kai meminta Dara untuk menyusul Ken sendiri. Dia harus pergi karena ada urusan penting.
Dara mendesah berat. Dia tidak tau bagaimana nasibnya setelah ini. Dia hanya berharap semoga Ken tidak berbuat sesuatu yang gila lagi.
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Nana Niez
g dibaca penasaran lanjut baca bikin sebel ah entahlah
2024-06-04
0
mama yuhu
heleh.. tania sotoy tapi betul😂😂😂
2022-06-29
1
Marlida Yusuf
itusih dikasih angin sama kai kok tunangan datang dari jauh malah dia umpan sama adek ya
2022-06-16
0