Aku Tidak Mau

Sepasang manik mata dingin dan tajam itu tak lepas sedikit pun dari dua orang, laki-laki dan perempuan yang sedang berbincang di taman belakang. Sosok tampan itu berdiri di balkon kamarnya.

Kedua tangannya yang bertumpuh pada pagar besi pembatas balkon terkepal kuat. Sorot matanya begitu dingin dan tajam. Rasanya seperti ada yang membakar hatinya melihat pemandangan itu.

Bagaimana dia tidak kesal. Gadis yang dia sukai malah bersama pria lain, parahnya lagi pria itu adalah kakak kandungnya sendiri, tunangan dari si gadis. Ken benar-benar terbakar emosi dan cemburu.

"BRENGSEK!!"

Gerakan tangan tangan pria itu yang pastinya adalah Kai terhenti. Dia hendak merangkul bahu gadis disampingnya. Tapi hal itu langsung Kai urungkan setelah mendengar teriakan keras seseorang.

Sontak keduanya mengangkat kepalanya. Manik mata Dara langsung bersirobok dengan sepasang mutiara abu-abu milik Ken yang dingin dan tajam.

Rasanya seperti ada ribuan jarum tajam yang menancap di dadanya melihat tatapan dingin pemuda itu padanya.

"Ken, apa yang terjadi?" Seru Kau bertanya. Kai merasa cemas.

Ken menggeleng. "Tidak ada apa-apa." Ucapnya.

Kemudian Ken berbalik dan melenggang pergi meninggalkan balkon kamarnya. Sikap Ken yang tidak wajar menimbulkan sebuah tanya tanya dibenak Kai, tidak biasanya sang adik bersikap seperti itu. Tapi Kai tidak mau ambil pusing.

"Kai, aku sangat lelah. Aku masuk dulu. Jas-mu, aku sudah tidak kedinginan lagi." Dara mengembalikan jas milik Kai dan pergi begitu saja.

"Tunggu, Dara." Kai menahan pergelangan tangan Dara, hingga mau tidak mau gadis itu pun menghentikan langkahnya. "Ayo kita masuk sama-sama. Biarkan aku berjalan disamping mu." Dara menatap Kai, dan kemudian mengangguk.

"Baiklah."

.

.

.

Tapp...

Dara menghentikan langkahnya di depan kamar Ken. Ragu-ragu gadis itu mengetuk kamar calon adik iparnya tersebut, namun tidak ada jawaban. Dara pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam.

Brugg...

"Aaahh."

Dara terkejut saat sebuah tangan kekar tiba-tiba menariknya dan membanting tubuhnya pada tempat tidur. "Ken!!" Dara memekik tertahan.

"Bukankah aku sudah pernah memperingatkan mu untuk tidak dekat dengan pria manapun, tapi kenapa kau tidak mau mendengarkan ku dan malam membuatku cemburu? Apa kau sengaja? Apa kau sengaja melakukan itu semua?"

"Ken, lepaskan. Kau menyakitiku!!" Seru Dara dengan suara paraunya.

"Kenapa, Ken, kenapa kau selalu bersikap seperti ini padaku? Kenapa kau selalu memaksakan kehendakmu padaku? Cinta, kau sebut ini cinta? Ini bukan cinta, tapi kau terlalu egois!! Kau egois, Ken. Kau hanya memikirkan perasaanmu sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain!!"

Ken menatap langsung ke dalam manik Hazel Dara dan menguncinya. "Jika aku memikirkan perasaan orang lain, lalu siapa yang akan memikirkan perasaanku? Apa pernah sekali saja kau memikirkan bagaimana perasaanku?"

"Aku~"

"Aku mencintaimu, Dara. Sangat-sangat mencintaimu. Aku bisa memberikan apapun yang kau inginkan, tapi kenapa aku tidak pernah terlihat dimatamu?"

"Bukan begitu, Ken. Hanya saja aku tidak mencintaimu, itu justru akan lebih menyakitimu jika aku harus berpura-pura."

"Lalu bagaimana dengan Kai? Apa kau mencintainya? Apa kau mencintai kakakku? Apa kau mencintai calon suamimu? Katakan, Dara, katakan aku harus bagaimana supaya kau bisa mencintaiku?" Ken membelai wajah cantik Dara dengan jari-jarinya.

Dara membuang muka ke arah lain. "Aku tidak tau." Jawabnya datar.

Ken mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Dara. Mel*matnya secara perlahan namun terus menerus. Dan apa yang Ken lakukan tentu saja membuat Dara terkejut bukan main.

Kedua matanya membelalak. Pemuda itu menutup matanya sambil terus mel*mat bibirnya, atas dan bawah bergantian. Jari-jari lentiknya diremas oleh Ken dengan lembut.

"Bajingan ini, kenapa suka sekali mengambil keuntungan dariku?!" Jerit Dara membatin.

Dara mencoba mendorong Ken tapi tidak bisa. Tenaga pemuda ini terlalu kuat. Ken terus mel*mat bibir Dara, ciuman yang awalnya lembut berubah menjadi ciuman panas yang menuntut.

Puas dengan bibir Dara. Kemudian ciuman Ken turun menuju leher jenjang Dara. Mengecup leher putih nan mulus tanpa noda tersebut berkali-kali, hingga des*han dan erangan berkali-kali lolos dari bibir ranum Dara.

"Ke..Ken, apa yang kau lakukan? Le...lepaskan brengsek!! Apa kau sengaja, hhhmm.. membuatku basah!!"

Ken mengangkat wajahnya dan menyeringai mesum pada Dara. "Aku pikir kau menikmatinya, Sayang. Bukankah aku sangat memanjakan mu, hm?" Ken menyeringai. Saat ini Ken sudah kembali dalam mode mesum.

Jari-jari Dara meremas sprei yang ada di bawah tubuhnya ketika ciuman Ken semakin turun dan menjajahi leher jenjangnya. Dara kembali mendesah, kali ini lebih liar dari ******* dia yang sebelumnya.

"Ke..Ken, aku mohon hentikan. Ja..Jangan lakukan ini lagi. A..Aku mohon."

Ken kembali menatap Dara. "Kenapa? Apa yang kau takutkan, Sayang? Jika kau sampai hamil, aku pasti akan langsung menikahi mu!!"

"Kau gila!!"

Ken terkekeh. Pemuda itu mengakhiri aksi gilanya kemudian kembali pada bibir Dara, mencium dan mencumbunya seperti tadi. Dan ciuman Ken kali ini lebih singkat dan lebih pendek dari ciuman dia yang sebelumnya.

Selanjutnya tubuh Dara berada dalam pelukan Ken."Sebentar saja, biarkan aku memelukmu seperti ini. Dan jangan hanya diam saja, balas pelukanku. Kita harus berpelukan seperti layaknya sepasang kekasih yang sebenarnya."

"Aku tidak mau!!"

"Oh, kau ingin dicium lagi?! Oke, dengan sepenuh hati," Ken menyeringai melihat kedua mata Dara yang membelalak sempurna.

"Iya, iya dasar pemaksa!!" Dengan terpaksa, Dara pun membalas pelukan Ken. Kedua tangannya memeluk tubuh kekar pemuda itu.

Hangat dan nyaman...

Dua hal itulah yang saat ini dirasakan oleh Dara. Dara merasakan perasaan yang tidak biasa, dadanya berdebar tak karuan dan jantungnya berdegup kencang. Dia selalu merasakan getaran aneh ketika bersama Ken ataupun saat melakukan kontak fisik dengannya.

"Apa sekarang kau sudah bisa melepaskanku? Aku sangat lelah dan ingin segera tidur."

"Kalau begitu tidur saja di sini bersamaku. Aku akan memelukmu sepanjang malam."

Dara mendorong tubuh Ken disaat pemuda itu lengah hingga pelukannya terlepas. Dan situasi itu Dara manfaatkan untuk segera melarikan diri. "Aku tidak mau!!" Ken pun hanya bisa tertawa melihat tingkah gadis kesayangannya itu.

"Hellena Sandara, aku pasti akan menikahi mu suatu saat nanti!!"

-

Kai berangkat pagi-pagi sekali karena dia harus pergi ke Bandara untuk menjemput seseorang. Semalam orang itu menghubungi Kai dan meminta supaya Kai menjemputnya.

Hampir tiga puluh menit. Tapi orang yang dia tunggu belum juga menunjukkan batang hidungnya. Sampai akhirnya dia mendengar seruan seseorang dan seorang gadis yang sedang melambai padanya.

"Kai!!"

Kai pun menoleh dan tersenyum lebar. "Anna," serunya dan berlari menghampiri gadis itu 'Anna' dengan erat Kai memeluk Anna, begitupun sebaliknya.

"Aku merindukanmu, Kai. Sangat-sangat merindukanmu." Ucap Anna sambil menutup kedua matanya.

Kai mencium tengkuk Anna dengan lembut dan kian mengeratkan pelukannya. "Aku pun merindukanmu, sangat-sangat merindukanmu, Anna I'm." Bisik Kai.

Mereka tetap berpelukan seperti itu hingga beberapa menit berlalu. Tanpa ada niat dari salah satu dari mereka berdua untuk melepaskan pelukannya.

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

mama yuhu

mama yuhu

awal yg baik buat ken merebut dara dr tangan kakaknya...
kai selingkuh?

2022-06-29

2

Sumawita

Sumawita

KAI lepaskan dara ,,kamu ga cinta sama dara

2022-06-16

0

v_cupid

v_cupid

duhhh belum² dh keluar pelakor.. kalo dh punya knp masih mw dijodohkan? kecewa ama kai

2022-05-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!