Kau Menyebalkan

"Ini kamarmu, dan mulai malam ini kau akan tinggal dan tidur di kamar ini."

Ken menunjukkan kamar pada Dara. Kamar itu letaknya berhadapan dengan kamar Ken. Dara tidak tau ini musibah atau bencana. Bagaimana bisa Nyonya Lu menempatkannya di kamar yang berhadapan dengan kamar pria seperti Ken.

"Aku tidak mau tidur di kamar ini. Lebih baik aku tidur di kamar lain saja. Aku akan meminta Bibi Jia memberikan kamar lain untukku!!"

Dara ingin pergi, namun dicegat oleh Ken. Ken menahan pergelangan tangan Dara lalu menghimpit tubuhnya di tembok. "Yakk!! Apa yang kau lakukan? Bajingan, lepaskan ak~emmpphh.." kalimat Dara terpotong karena Ken yang menciumnya secara tiba-tiba.

Dara mengangkat tangan kanannya yang masih bebas dan berniat untuk memukul Ken. Tapi dengan sigap tangan Dara di tahan oleh Ken.

Tak kehabisan akal. Dara berusaha mengangkat kakinya dan bermaksud untuk menendang bagian bawah Ken. Tapi Ken lebih sigap dengan menghimpit kedua kaki Dara.

"Bajingan ini, apa dia memang sengaja ingin membuatku mati kehabisan napas?!" Teriak Dara membatin.

Hosh...Hosh...Hosh..

Dara mengambil napas sebanyak-banyaknya setelah Ken melepaskan tautan bibirnya."Dasar gila, apa kau sengaja ingin membuatku mati kehabisan napas?!" Bentak Dara emosi.

Beruntung dinding di kamar itu kedap suara, sehingga suara keras Dara tidak sampai memantul keluar. "Istirahatlah, kau pasti lelah." Ken mengecup kening Dara dan meninggalkannya begitu saja.

Dara yang emosi melemparkan apapun yang ada didekatnya pada Ken. "Ken Lu, kau sangat menyebalkan!!" Teriak Dara penuh emosi. Dara menutup dan mengunci pintu kamarnya, dia tidak ingin pemuda itu sampai masuk lagi dan mengganggu dirinya.

-

"Ken Lu, kau sangat menyebalkan!!"

Jia mengangkat kepalanya dan menatap pada sebuah pintu yang berada di lantai dua. Ibu dua anak itu mendesah berat. Dia tidak tau apa yang Ken lakukan pada Dara sampai-sampai gadis itu berteriak marah.

"Nyonya, menu apa yang ingin Anda masak sebagai makan malam?"

"Menu tradisional saja. Calon menantuku baru saja kembali dari luar negeri, dan aku ingin memperkenalkan makanan tradisional padanya."

"Baik, Nyonya."

Dara besar di luar negeri, meskipun dia lahir di negara K. Tapi dia lebih banyak menghabiskan waktunya di luar negeri. Dan untuk itulah Jia ingin memperkenalkan makanan tradisional kepada calon menantunya itu.

"Bibi Jia, aku datang."

Perhatian Jia yang sedang menyiapkan makan malam di dapur sedikit teralihkan oleh kedatangan seorang perempuan muda berambut sebahu.

Jia tersenyum hangat menyambut kedatangan perempuan itu. "Amanda, kau di sini, Sayang?" Jia melepaskan clemeknya dan kemudian menghampiri Amanda. "Kenapa tidak bilang-bilang. Apa kau datang untuk bertemu dengan Ken? Dia ada di kamarnya, tunggulah sebentar, dia akan segera turun."

"Bolehkah aku menemuinya, Bibi?"

Jia mengangguk. "Tentu saja, Sayang. Temui dia." Amanda mengangguk dan kemudian beranjak dari hadapan Jia.

.

.

.

Tapp...

Amanda menghentikan langkahnya saat mencium aroma parfum wanita di sekitar kamar Ken. Dan pandangannya jatuh pada kamar yang letaknya bersebelahan dengan kamar Ken.

Dahi Amanda menyernyit. "Mungkinkah kamar ini ada yang menempati?" Gumamnya penasaran. Amanda mengangkat bahu acuh, dia tidak mau terlalu memikirkannya. Amanda melanjutkan langkahnya dan masuk ke dalam Ken.

"Ken,"

"Amanda, apa yang sedang kau lakukan di sini? Dan siapa yang mengijinkanmu masuk? Keluar!!"

"Ken, jangan begitu. Kenapa kau selalu kejam padaku? Lagipula Bibi Jia sendiri yang memintaku untuk kemari."

Ken menyentak tangan Amanda dari lengannya."Kau membuatku risih. Keluarlah, aku mau mandi."

"Bagaimana kalau aku memandikan mu?!"

"KELUAR!!" bentak Ken sambil mendorong Amanda keluar dari kamarnya.

Ken benar-benar muak dengan tingkah dan perilaku Amanda. Perempuan itu selalu saja nempel padanya dan itu membuatnya risih. Ken benci pada wanita yang operprotektif dan murahan.

-

Meja makan itu telah di isi oleh tiga perempuan cantik dan seorang pria tampan. Mereka adalah Jia, Kai, Dara dan Amanda. Jia melarang Amanda untuk pulang dan meminta dia untuk ikut makan malam bersama, dan Amanda tidak menolaknya.

Bagaimana mungkin Amanda bisa menolak, apalagi dia memiliki kesempatan untuk bisa dekat dengan Ken, sang pujaan hati.

"Ma, dimana Ken? Kenapa dia belum turun?" Tanya Kai penasaran.

"Ken, dia~"

"Aku di sini, Ma." Sahut seseorang dari arah belakang.

Sontak keempatnya menoleh. Seorang pemuda tampan dalam balutan jeans hitam, kemeja hitam lengan terbuka yang dua kancing teratasnya dibiarkan terbuka terlihat menghampiri mereka di meja makan.

Melihat kedatangan Ken membuat Amanda sumringah. Meskipun Ken selalu menolaknya, tapi Amanda tidak pernah menyerah untuk mendapatkan perhatian darinya. Sedangkan Dara langsung kehilangan moodnya.

"Ken, kenapa kau duduk di sana?" Seru Amanda melihat Ken yang duduk di kursi kosong samping Dara. Gadis itu diapit oleh Ken dan Kai.

"Tidak usah mengaturku!!"

"Ken, jaga sikapmu. Kau bisa melukai perasaan Amanda." Tegur Nyonya Lu.

"Aku tidak peduli!!" Jawab Ken sambil menatap Amanda dengan tajam.

Jia hanya bisa mendesah berat. Dia tidak tau kapan Ken akan membuka hatinya untuk Amanda. Sudah dua tahun, tapi sikap Ken pada Amanda tidak berubah juga. Padahal Jia berencana untuk menjodohkan mereka berdua.

"Dara, kau ingin makan dengan lauk yang mana? Biarkan aku mengambilkannya untukmu." Ucap Kai yang sontak menarik perhatian Ken.

Ken menoleh. Dengan jelas dia melihat bagaimana Kai memberikan perhatiannya pada Dara, dan bagaimana Dara tersenyum padanya. Melihat senyum Dara untuk Kai, membuat Ken tidak senang.

"Yang mana saja, aku bukan pemilih." Jawabnya lembut.

Mata Dara membelalak saat merasakan sebuah tangan meraba pahanya. Dara menoleh dan mendapati Ken tengah menyeringai padanya. Dara mencoba memperingatkan melalui bahasa non verbal. Tapi sepertinya itu tidak mempan pada Ken.

"Sayang, ada apa? Kenapa kau terlihat panik?" Tanya Jia cemas.

Dara menggeleng. "Tidak apa-apa, Bibi. Aku rasa ada semut yang merayap dikakiku. Tapi sekarang sudah pergi semutnya."

"Bibi pikir kau kurang enak badan. Ya sudah, sebaiknya kita makan sekarang. Sebelum nasi dan lautnya menjadi dingin." Ucap Jia yang kemudian dibalas anggukan oleh semua yang duduk di meja makan.

Dan selanjutnya makan malam mereka lewatkan dengan tenang. Tak ada perbincangan diantara mereka. Hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring yang saling bersentuhan.

Duggg...

Mata Dara melotot saat merasakan seseorang menendang pelan kakinya. Sontak Dara menoleh, Ken menyeringai sambil mengeringkan matanya padanya.

Bukan hanya menendang kakinya saja, tapi Ken juga mengangkat rok yang ia pakai menggunakan kakinya.

Jika saja hanya mereka berdua. Pasti Dara sudah memarahi Ken habis-habisan, dan yang bisa Dara lakukan hanya bersabar menghadapi sikap kurang ajar calon adik iparnya tersebut.

"Ken Lu, aku akan membunuhmu!!"

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Bundanya Jamal

Bundanya Jamal

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2023-10-07

0

Maya Sari Niken

Maya Sari Niken

kekurangannya dikit,ga di jelasin ke sedang apa pas amanda masuk,fokus k dialog
bisalah dijelasin setiap ganti adegan dijelasin walau ga detail

2023-06-23

0

⏤͟͟͞Rᴇͫᴀͣʟᷠ_ͩᴏͣ№ꜰꜰ

⏤͟͟͞Rᴇͫᴀͣʟᷠ_ͩᴏͣ№ꜰꜰ

nasi dan laut🤔 itu mau makan apa mau gimana thor🤣

2022-07-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!