Ken Ngambek

Glukk...

Dara menelan salivanya sedikit bersusah payah saat melihat tatapan dan sorot mata Ken yang terasa menusuk itu. Pemuda itu berdiri di ujung tangga sambil melipat kedua tangannya di dada

Melihat sorot mata dan tatapan Ken membuat Dara merinding sendiri. Tatapannya yang tajam serasa menusuk ke dalam hatinya. Dan tentu saja Dara tau apa alasannya.

Gadis itu mencoba untuk bersikap biasa saja meskipun pada kenyataannya dia gugup setengah mati. Takut jika Ken akan berbuat nekat dan membuat mereka berdua dalam masalah besar.

Dara mengabaikan Ken, dia pergi ke dapur untuk membantu Jia menyiapkan sarapan. Namun langkahnya terhenti karena cengkraman Ken pada pergelangan tangannya.

"Ken, apa yang kau lakukan? Bagaimana kalau ada yang melihat kita?!"

"Kau mengurangi kesalahan yang sama, Nona. Dan kau harus menerima hukumannya!!"

Ken menarik tengkuk Dara dan mendekatkan wajahnya pada wajah cantik itu. Bibirnya bergerak menuju bibir gadis bermarga Jung tersebut, bukannya bibir tipis yang membuatnya candu, sebuah tamparan yang dia dapatkan.

"Kau gila!!" Dara menyentak tangan Ken lalu meninggalkannya begitu saja.

Ken mengepalkan tangannya. Dengan emosi dia meninju tiang penyangga tangga dengan keras diiringi Geraman marah yang langsung tertangkap telinga Dara. Gadis itu menoleh, dia melihat jelas emosi Ken dari sorot matanya.

Jika saja bisa, pasti Dara sudah menghampiri Ken dan langsung meredam emosinya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Gadis itu tidak ingin menempatkan dirinya dan Ken dalam masalah.

"Maafkan aku, Ken." Bisik Dara membatin.

Dara melanjutkan langkahnya. Meskipun hatinya diliputi rasa bersalah, tapi dia tidak memiliki pilihan lain. Karena memang ini yang terbaik untuk mereka berdua.

-

Sejak usai sarapan. Dara tidak melihat batang hidung Ken sama sekali. Pemuda itu langsung pergi begitu saja, bahkan Ken tidak melirik sedikit pun padanya. Wajahnya terlihat suram, sorot matanya tajam membuat gadis itu merinding.

"Sayang, temani Bibi belanja ya. Bibi kau belanja bulanan. Kau tidak sedang sibuk bukan?"

Dara yang awalnya melamun sedikit terkejut karena teguran Jia dan tepukan pada bahunya. Gadis itu menoleh dan mendapati sang calon ibu mertua berdiri di belakangnya.

"Kebetulan sekali ada beberapa barang yang ingin aku beli."

"Rencananya Bibi ingin membuat kejutan kecil untuk, Ken. Besok adalah ulang tahunnya, dia tidak suka di rayakan apalagi pesta dengan banyak orang. Dan setiap ulang tahunnya, Bibi selalu memasak sup rumput laut untuknya." Tutur Jia.

"Besok hari ulang tahun Ken?" Ulang Dara. Jia mengangguk.

"Iya, Sayang. Apa kau tidak ingin membelikan sesuatu untuknya? Bagaimana pun juga sebentar lagi kita akan menjadi keluarga. Bibi sarankan kau membelikan sesuatu untuk, Ken."

Dara mengangguk. "Iya, Bibi. Itu juga yang aku pikirkan."

"Mumpung masih pagi, ayo kita berangkat sekarang." Gadis itu tersenyum dan kemudian mengangguk.

"Baiklah, ayo Bibi." Keduanya pun berjalan beriringan meninggalkan Manson mewah keluarga Lu.

-

"Kalian semua memang tidak berguna, sebenarnya apa saja yang kalian selama ini? Kenapa pekerjaan kalian bisa berantakan seperti ini?!"

Para karyawan itu hanya bisa menunduk tanpa berani membuka suara meskipun hanya satu kata pun. Entah apa yang merasuki atasan mereka hari ini, sampai-sampai dia marah besar yang semua berimbas pada pekerjaan mereka.

Semua memilih bungkam dari pada masalahnya akan semakin panjang yang kemudian berbuntut pada pemecatan.

"Aku tidak mau tau, kalian harus mengenakan ulang atau kalian semua dipecat!!" Ucap pria itu final.

BRAKK...

Beberapa orang itu terlonjak kaget karena bantingan pada pintu. Tak ada yang merasa heran ataupun terkejut. Mereka sudah terbiasa menghadapi kemarahan atasannya yang seperti Dewa Iblis.

"Aarrrkkhhhh!! Sial, kenapa hari ini semua orang begitu menyebalkan!!" Geram pemuda itu marah. Semua berkas yang ada di atas meja kerjanya sampai berantakan karena ulahnya sendiri.

"Hahaha!!" Pemuda itu tertawa hambar. "Dia menolak ku dan malah menamparku, Hellena Sandara, tunggu saja, kau harus mendapatkan hukuman dariku!!"

Pemuda itu yang pastinya adalah Ken. Dibuat kesal setengah mati oleh ulah Dara. Pagi ini Ken cemburu berat karena interaksi gadis itu dan Kai, kemudian dia menampar dan menolaknya. Itulah yang membuat Ken kesal setengah mati.

Ponsel milik Ken yang ada di atas meja tiba-tiba berdering. Pemuda itu menolak panggilan yang masuk saat mengetahui siapa yang menghubunginya. Lalu mematikan ponselnya, untuk saat ini Ken tidak kau menerima panggilan dari Dara, dia masih sangat kesal pada gadis itu.

-

"Maaf, nomor yang Anda hubungi sedang tidak~"

Dara memutuskan sambungan telfonnya karena ponsel Ken tidak bisa dihubungi. Gadis itu mendesah berat. Sepertinya Ken sedang kesal padanya. Buktinya dia tidak mau menerima panggilan darinya, bahkan sekarang ponselnya malah tidak aktif.

"Sayang, siapa yang kau hubungi?" Tanya Jia melihat Dara yang baru saja mengakhiri panggilan telfonnya.

"Teman, tapi ponselnya tidak aktif." Jawabnya.

"Apa kau sudah mendapatkan kado untuk Ken? Kalau sudah ayo kita pulang, Bibi juga sudah selesai berbelanjanya." Ucap Jia yang kemudian di balas anggukan oleh Dara.

Namun langkah mereka berdua harus terhenti karena kemunculan beberapa pria bertopeng dan semua bersenjata. Dan kedatangan mereka tentu saja membuat semua orang ketakutan termasuk Jia.

Namun hal berbeda justru ditunjukkan oleh Dara. Gadis itu terlihat tenang meskipun yang lain sangat ketakutan. Pemilik mata Hazel itu menghitung jumlah mereka, 7 orang, jika harus baku hantam, dia masih bisa menghadapi mereka.

"JANGAN BERGERAK JIKA KALIAN SEMUA INGIN TETAP HIDUP!! SERAHKAN HARTA BENDA KALIAN, DAN MASUKAN KE DALAM KANTONG INI!! TIDAK ADA YANG BOLEH MENINGGALKAN TEMPAT INI!!"

Orang-orang yang ketakutan pun langsung menuruti perintah mereka dan memasukkan harta benda yang mereka miliki pada kantong hitam tersebut.

"Tidak, Bibi!!" Dara menahan tangan Jia dan menggeleng."Tidak perlu menuruti mereka."

"Tapi, Dara~"

"Bibi, percaya saja padaku. Sebaiknya hubungi Ken dan katakan jika kita membutuhkan bantuan sekarang. Aku akan mencoba mengalihkan perhatian mereka."

"Dara, apa yang mau kau lakukan? Jangan bilang jika kau akan melawan mereka? Tidak, itu sangat berbahaya dan Bibi tidak mengijinkannya!!"

"Tapi aku tidak bisa membiarkan mereka merajalela, Bibi!! Aku memiliki darah Mafia di tubuhku, dan menghadapi situasi semacam ini bukan lagi hal baru bagiku. Aku tidak bisa membiarkan ada nyawa tak berdosa yang melayang sia-sia. Aku akan menghentikan mereka!!"

"Jangan gila kamu!! Dara, itu sangat berbahaya dan Bibi tidak mengijinkan kau berbuat yang tidak-tidak."

"Sebaiknya Bibi segera bersembunyi dan mencari tempat yang aman!!"

"Dara, Dara!!" Teriak Jia namun diabaikan oleh gadis itu.

Dara memegang beberapa jarum di sela-sela jarinya. Jarum yang sudah dilumuri racun itu siap untuk menghentikan mereka semua. Dia tidak mungkin diam saja ketika melihat bahaya ada di depan matanya!!

Katakanlah jika dia gila, tapi Dara paling tidak bisa melihat orang lemah tertindas!!"

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

mama yuhu

mama yuhu

keren 👍🏽😂👍🏽

2022-06-29

1

mama yuhu

mama yuhu

cieeee.. ken bisa marah juga yah sama dara☺☺awasss lohhhh

2022-06-29

1

v_cupid

v_cupid

naahhh lhooo dpt jarum beracun darimana coba? hehe.. jln² ke mall sambil bw jarum beracun?

2022-05-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!