Irama musik berpacu semakin cepat setiap kali DJ memainkan alat musik di depannya dengan gaya yang khas.
Hentakan-hentakan musik menggairahkan memacu adrenalin para pengunjung sebuah club malam di kawasan distrik lima kota S. Para pengunjung semakin dibuat menggila ketika DJ mengolah musik dengan skill terbaiknya yang disalurkan melalui tombol-tombok kecil di atas Music Mixer.
Tidak jauh dari tempat itu, tepatnya di dalam ruang VIP milik Club malam tersebut yang pintu keluarnya, dijaga oleh beberapa pria kekar bersenjatakan hand gun.
Sedangkan di ruang VIP seorang pria bertubuh gembul dengan perut buncit yang membuat wajah jeleknya bertambah jelek tengah tertawa ni*ta sembari di temani wanita cantik.
Di satu sisi hati, wanita itu sangatlah jijik dengan perlakuan pria mesum plus jelek ini. tetapi di satu sisi yang lain wanita itu tak bisa mengelak dari perlakuan ni*ta ini karena banyaknya uang yang bisa dia dapatkan dari si pria jelek tersebut.
"Siapa kau?!"
Tiba-tiba beberapa pria bertubuh kekar yang bertugas menjadi penjaga pintu VIP di sebuah club' malalm itu memasang kuda-kuda bertarung dan tidak lupa menyiapkan Hand Gun yang berada di saku jas mereka masing-masing, saat seorang muda bersenjata api berhenti tepat dihadapan mereka.
Cekrek!
Suara tembakan senjata api yang ujungnya tersemat peredam suara, terdengar serempak dari lima Bodyguard itu saat insting mereka mendeteksi adanya bahaya. Dan pria muda itu berhasil menghindari semua tembakan yang mengarah padanya.
Crash!
Tiba-tiba kelima Bodyquard itu melebarkan mata mereka secara sempurna karena salah satu teman mereka telah tumbang, setelah tersabet senjata di tangan lawannya.
Darah segar keluar dari tubuhnya dan mengotori jas formal para Body guard yang ada di sekitarnya. Tanpa ba-bi-bu, ke empat BodyGuard itu menarik pelatuk pada hand gun mereka masing-masing dan menembak pada pria misterius tersebut.
Door!
Door!
Suara tembakan memberondong pria muda yang wajahnya tersamarkan di balik masker dan topi tersebut.
"Bangsat! Siapa siapa kau sebenarnya, dan kenapa kau melakukan ini!"
Salah satu BodyGuard itu berteriak lantang namun karena kerasnya volume musik yang masih menghentak keras, membuat teriakan pria tersebut hanya dapat terdengar di wilayah koridor sekitar ruang VIP saja.
Crash!
Crash!
Crash!
Pria yang baru saja berteriak itu syok setengah mati saat tiga pisau komando yang dilemparkan pria di depannya menewaskan ketiga temannya.
"BANGSAAAAAT!"
Door!
Door!
Door!
Pria yang menjadi satu-satunya orang tersisa itu menembakan tiga butir timah panas dari Hand Gun yang berada di genggamannya pada pria di depannya. Berniat dengan itu ia dapat membunuh pria yang telah menghabisi teman-temannya.
Clek! Clek! Clek!
Pria itu semakin gugup, saat menyadari serangan acaknya itu mengakibatkan ia kehabisan peluru. Rasa tukut yang berpusat dari hatinya menjalar keseluruh inchi tubuh kekarnya. Pria itu gemetar dengan keringat yang membanjiri tubuhnya.
"Ka..katakan siapa siapa kau sebenarnya? Da..dan kenapa kau membunuh teman-temanku?"
"Aku akan melepaskan-mu, jika kau mau menyingkir dan membiarkan aku menghabisi bajingan itu, kecuali jika kau memang tidak menyayangi nyawamu lagi!!"
"Ta-tapi?!"
"Berarti kau memilih mati dari pada membiarkan aku masuk. Kau tidak memberiku pilihan selain~"
"Ba-baik, Tuan!! Saya akan pergi, si..silahkan Anda masuk."
Pria misterius itu menepuk bahu pria yang ketakutan tersebut sambil menyeringai tajam di balik masker hitamnya dan kemudian melenggang melewatinya. "Pilihan yang sangat tepat!!" Ucapnya di tengah langkahnya.
BRAKK...
Dua orang di dalam ruangan tersebut terkejut bukan main dengan kemunculan pria misterius yang kini berjalan menghampiri ranjang tempat mereka melakukan kenistaan.
Si wanita yang panik segera memunguti pakaiannya dan berlari keluar setelah mendapatkan kode dari pria misterius tersebut. Di sana menyisahkan dua orang saja. Korban dan dewa mautnya.
"Si..si..apa kau? Ke..kenapa kau menodongkan senjata padaku?!"
"Penghianat sepertimu tidak layak untuk ditetapkan tetap hidup!!" Jawab pria itu dingin.
Kedua mata pria cebol itu membelalakkan matanya saat melihat wajah di balik masker hitam tersebut. "Tu..tuan L~"
Dorr..
Dorr..
Dua timah panas yang menerjang tubuhnya membuat pria itu meregang nyawa seketika. Sedangkan si pembunuh langsung pergi meninggalkan salah satu ruang VIP tersebut.
Dan sebelum pergi, tak lupa dia menghilangkan semua jejak dengan menghancurkan CCTV di beberapa titik dengan menembaknya dari kejauhan.
-
Malam sudah semakin larut, namun Dara masih tetap terjaga. Padahal jam dinding sudah menunjuk angka 12 tengah malam. Gadis cantik itu berdiri di balkon kamarnya sambil menikmati semilir angin malam.
Deru suara mobil yang baru saja memasuki halaman langsung menyita perhatiannya. Seorang pria tampan terlihat keluar keluar dari mobil tersebut, membuat sudut bibir Dara tertarik ke atas. Wajah dingin itu tetap terlihat tampan meskipun tak menunjukan ekspresi apapun.
Tak lama, sebuah mobil lain juga memasuki halaman. Sosok tampan terlihat keluar dari mobil mewah tersebut yang kemudian melenggang masuk.
"Cih, bajingan itu. Bagaimana bisa Papi menjodohkan-ku dengan pria bermuka dua seperti dia. Awas saja kalau dia berani macam-macam padaku. Aku bersumpah akan memecahkan telornya!!"
"Memangnya telor siapa yang akan kau pecahkan?!" Seru seseorang dari arah pintu. Sontak Dara menoleh dan mendapati sosok tampan berdiri diambang pintu sambil melipat kedua tangan.
"Ken!!" Seru Dara.
Kemudian Ken menghampiri Dara lalu mencium singkat bibir ranumnya. "Kau dari mana saja? Kenapa pergi dan baru saja kembali?" Tanya Dara setelah Ken mengakhiri ciumannya.
"Hanya mencari angin saja. Kepalaku pening, mungkin efek karena pukulan Kai tadi." Ucapnya.
"Dasar bodoh!! Jika pening seharusnya kau pergi istirahat, bukannya pergi kelayapan." Omel Dara.
Ken terkekeh, sebuah ciuman kembali pemuda itu daratkan pada bibir gadis bermarga asli Jung tersebut. "CK, selalu saja. Kenapa kau suka sekali mengambil keuntungan dariku?!" Protes Dara sambil menatap Ken sebal.
"Aku hanya mengambil apa yang menjadi milikku!!" Ucapnya. "Tidurlah, ini sudah malam." Ucap Ken sambil mengusap kepala Sandara dan kemudian meninggalkannya begitu saja.
Sudut bibir Dara tertarik ke atas menciptakan lengkungan indah di wajah cantiknya. Gadis itu menekan dadanya yang berdegup kencang.
"Ya Tuhan, apakah ini yang dinamakan jatuh cinta?" Ujar pemilik mata Hazel itu sambil menatap Ken yang semakin menjauh,sampai sosoknya menghilang di balik pintu kamarnya.
-
Kicauan burung yang bertengger di atas pohon turut menyambut datangnya pagi. Sang mentari pagi telah merangkak naik menuju singgasananya, sinarnya yang Agung telah sampai diujung cakrawala.
Di sebuah mansion mewah berlantai tiga, aktifitas sudah terlihat sejak dua jam yang lalu. Padahal waktu baju saja menunjuk angka 6 pagi.
Satu persatu penghuni di mansion mewah itu sudah mulai bangun dari mimpi indahnya. Salah satunya adalah sosok jelita yang saat ini sedang menikmati semilir angin pagi di taman belakang mansion tersebut.
"Bagaimana hari-harimu selama di sini?" Suara berat seorang pria menarik perhatiannya.
Gadis itu menoleh dan sosok pria yang telah berstatus sebagai tunangannya berjalan menghampirinya. Dara menarik sudut bibirnya, memaksakan diri untuk tersenyum."Kai," ucapnya.
"Maaf, Dara. Selama kau di sini aku tidak banyak mulangkan waktu untukmu. Aku adalah seorang pengusaha, dan waktuku terbagi untuk urusan di perusahaan." Ucap Kai penuh sesal. Pura-pura menyesal lebih tepatnya.
Dara menggeleng sambil tersenyum ramah."Tidak apa-apa, aku bisa mengerti kok." Ucapnya. Sedangkan dalam hatinya dia menjerit memaki pria itu. "Cih, memangnya siapa juga yang ingin menghabiskan waktu dengan pria brengsek bermuka dua sepertimu!!" Jeritnya membatin.
"Dara, malam ini bisakah kau ikut pergi bersamaku? Teman-teman lamaku ingin mengadakan reuni dan mereka ingin aku datang. Kalau bisa gunakan gaun malam, karena acaranya di sebuah club'."
"Memangnya aku harus ikut ya?"
"Harus, teman-temanku ingin supaya aku mengenalkan-mu pada mereka, dan aku menyetujuinya." Jawab Kai.
Dara mendesah berat. Dengan berat hati gadis itu menganggukkan kepala. "Baiklah, aku akan ikut."
Kai tersenyum. Pria itu menangkup wajah Dara dan berniat untuk mencium bibirnya. Tapi sayangnya gadis itu menepis dengan memalingkan wajahnya. Dia menolak untuk berciuman dengan pria itu.
Dan sementara itu...
Ken yang melihat dari balkon kamarnya terlihat mengepalkan tangannya. Matanya berkilat tajam, pemuda itu menatap mereka dengan api cemburu yang telah memuncak.
Dan Ken bersumpah akan mencabik-cabik dan menguliti hidup-hidup tubuh Kai, jika saja dia sampai berani menyentuh miliknya.
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
mama yuhu
ehemmmmm
2022-06-29
1
mama yuhu
palingan ken yg beraksi 😁😁👍🏽👍🏽
2022-06-29
1
Bundanya Robby
awas di jual sama KAI dara..hati hati ya...
2022-06-11
0