Ken menghentikan laju mobilnya saat iris matanya tanpa sengaja melihat Kai yang baru saja keluar dari sebuah apartemen yang Ken tau sebagai tempat tinggal dari mantan kekasih dari kakaknya tersebut.
"Kai, sedang apa dia di sana?" Gumam Ken membatin.
Dara yang penasaran kenapa Ken tiba-tiba saja menepikan mobilnya mengikuti arah pandang pemuda itu. Tapi dia tidak melihat apapun selain kendaraan yang sedang hilir mudik.
"Ada apa, Ken? Kenapa berhenti?" Tanya Dara penasaran.
Ken menatap gadis itu dan kemudian menggeleng."Tidak ada apa-apa, kau mau langsung pulang atau ingin pergi ke suatu tempat dulu?" Tanya pemuda itu memastikan.
"Mungkin langsung pulang saja. Aku tidak enak pada Bibi Jia karena pergi terlalu lama." Jawabnya.
Ken berpikir. Jika mereka berdua pulang bersama pasti akan mengundang kecurigaan. Mungkin lebih baik jika mereka berdua pulang secara terpisah. Karena dengan begitu orang rumah tidak akan curiga dan berpikir yang tidak-tidak.
"Apa yang kau pikirkan, Ken?"
"Dara, sepertinya kita tidak bisa pulang bersama-sama. Akan menimbulkan kecurigaan orang rumah. Mama dan Kai bisa berpikir yang tidak-tidak tentang kita. Kau tau kan apa maksudku?"
Dara mengangguk. "Ternyata kita memiliki pikiran yang sama. Kalau begitu aku turun di sini sana. Aku akan pulang dengan menggunakan taxi." Ujar Dara.
Ken menarik tengkuk Dara lalu mencium singkat bibir ranumnya. "Maaf, Dara. Sebenarnya aku tidak tega jika harus membiarkanmu pulang sendirian. Tapi ini demi kebaikan kita."
Dara meraih tangan Ken lalu menggenggamnya."Tidak perlu khawatir. Aku bisa mengerti dan memahami situasi kita. Aku akan keluar sekarang." Dara keluar dari mobil Ken dan menghentikan sebuah Taxi.
Setelah memastikan Dara telah naik Taxi. Kemudian Ken turun untuk memastikan sesuatu. Ken sangat penasaran dan dia ingin tau siapa orang yang Kai temui di sana. Apakah itu dia, atau bukan.
-
Tookk.. Tookk.. Tookk...
Ketukan pada pintu mengalihkan perhatian Anna yang baru saja selesai mandi. Wanita itu berpikir jika yang datang adalah Kai, pria itu mungkin ingin mengambil dompetnya yang tertinggal.
"Kai, pasti kau datang untuk mengambil dompetmu yang terting~" kalimat Anna terputus saat dia mengetahui siapa orang yang berdiri di depan pintu apartemennya. Bukan Kai, tapi Ken. "Ken?!"
"Kenapa kau terkejut melihatku?! Apa kau berpikir yang datang adalah Kai?" Ken menyeringai sinis menatap wanita itu.
"Ken, masuklah dulu. Aku akan membuatkan minum untukmu." Pinta Anna mempersilahkan.
"Aku tidak akan basa-basi. Katakan, apa yang Kai lakukan di sini? Jangan bilang jika kalian berdua kembali menjalin hubungan?" Ken menatap Anna penuh selidik.
"Masuklah dulu, kita bisa bicara di dalam. Tidak enak di lihat orang,"
"Kita keluar saja. Ada cafe di sekitar sini." Ucap Ken yang kemudian di balas anggukan oleh Anna.
Setelah berganti pakaian dan mengambil dompetnya. Anna dan Ken pergi keluar untuk berbincang. Memang kebetulan ada cafe di sekitar Apartemen tempat wanita itu tinggal. Tak lupa Anna juga menitipkan dompet milik Kai yang tertinggal di Apartemennya.
.
.
Di sini mereka sekarang. Ken dan Anna duduk berdua di sebuah cafe yang tak jauh dari tempat tinggal wanita itu. Anna memberitahu Ken apa alasannya kembali dan juga kedatangan Kai di Apartemennya.
"Aku kembali untuk memberitahu Kai jika dia telah memiliki seorang putri hasil dari hubungan terlarang kami beberapa tahun yang lalu. Namanya Sellena, dan aku ingin putriku mendapatkan pengakuan dari ayah kandungnya."
"Lalu apa tanggapan Kai saat kau memberitahunya jika dia telah memiliki anak darimu?"
"Kai akan bertanggung jawab. Dia ingin menikahi ku sebagai istri pertamanya, dan menjadikan tunangannya sebagai istri keduanya. Kai juga mengatakan jika dia tidak bisa hidup tanpa diriku, itulah kenapa dia ingin supaya kami menikah."
"Dan kau menyetujuinya?!"
Anna menggeleng. "Aku tidak tau, aku tidak ingin menjadi duri dalam pertunangan mereka. Aku tidak menuntut Kai untuk bertanggung jawab, aku hanya ingin dia mengakui Sellena sebagai putrinya."
"Bukankah seharusnya Sellena mendapatkan kasih sayang yang utuh dari orang tuanya?! Anna, anak itu juga berhak bahagia. Dan kebahagiaan seorang anak tentu dengan bersatunya orang tua mereka. Jadi saran dariku, sebaiknya kau dan Kai kembali, kalau bisa kalian menikah saja."
"Lalu bagaimana dengan tunangan Kai? Dia pasti hancur saat mengetahui orang yang dia cintai ternyata sudah memiliki anak dari wanita lain, apalagi jika sampai dia menikahi ku!!"
Ken menyeringai tajam. "Urusan itu serahkan saja padaku. Lagipula yang Kai cintai adalah dirimu, bukan Dara. Dan asal kau tau saja, Dara dan Kai bertunangan bukan karena cinta melainkan karena keterpaksaan. Aku akan membantumu dan Kai bersatu."
"Sungguh?" Ken mengangguk.
"Kau bisa pegang kata-kataku. Aku pasti akan membuat kalian menikah!! Aku harus pergi sekarang, dan dompet ini akan sampai ke tangan Kai dengan aman." Ken mengangkat dompet di tangannya dan pergi begitu saja.
Ken menyeringai di tengah langkahnya. Kini kartu As Kai ada di tangannya, dan Ken sudah memiliki cara untuk menggagalkan pernikahan Dara dan kakaknya tersebut.
"Dara, kau memang ditakdirkan untuk menjadi milikku!!"
-
Kai baru saja tiba di rumahnya, begitu pula dengan Dara. Mereka masuk ke dalam bersama-sama, dan kedatangan mereka tentu saja membuat Jia tersenyum lebar. Karena dia berpikir jika keduanya sudah semakin dekat.
"Kai, Dara, kalian sudah pulang? Melihat kalian yang semakin dekat membuat Mama merasa senang. Sebaiknya sekarang kalian berdua beristirahat, kalian pasti lelah."
"Bibi, sebenarnya kami~"
"Tidak perlu malu-malu, Sayang. Bibi juga pernah muda kok. Ya sudah, sebaiknya kalian segera beristirahat. Masih ada beberapa jam untuk makan malam." Tuturnya.
Dara menatap Jia dengan senyum getir. Pasti Jia berpikir jika ia dan Kai pergi bersama. Padahal kenyataannya tidak begitu. Karena yang pergi bersamanya bukanlah Kai, tapi Ken.
"Baiklah, Bibi. Aku ke kamar dulu." Jia mengangguk. Wanita itu sudah tidak sabar untuk menikahkan mereka berdua dan kemudian mendapatkan cucu dari anak dan menantunya.
-
"Kau sedang mandi kenapa tidak ajak-ajak? Padahal aku ingin mandi bersamamu!!"
Dara yang sedang asik bermain busa langsung membelalakkan matanya saat melihat keberadaan Ken di ambang pintu kamar mandi. Buru-buru Dara menenggelamkan tubuhnya ke dalam bathub sampai sebatas dada.
"Ken, apa yang kau lakukan di kamarku? Keluarlah, tidak sopan melihat wanita saat dia sedang mandi!!" Seru Dara dengan suara meninggi.
"Memangnya siapa yang hanya ingin melihatmu mandi? Justru aku ingin mandi bersamamu." Jawab Ken sambil mengeringkan mata.
Mata Dara semakin membelalak melihat Ken yang semakin mendekat. Terlebih saat pemuda itu melepaskan celananya, yang kemudian hanya menyisakan celana pendek sebatas lututnya.
"Ken, kau mau ap~ emmpp!!" Dara tak melanjutkan ucapannya karena bibirnya lebih dulu di bungkam oleh bibir pemuda itu.
Ken mel*mat dan memagut bibir Dara dengan kuat dan menuntut. Sebelah tangan Ken menekan tengkuk Dara agar ciumannya semakin dalam, sedangkan tangannya satu lagi memeluk pinggang gadis itu dengan erat. Jarak diantara mereka terbunuh sepenuhnya.
Dara yang merasa terancam dengan apa yang Ken lakukan, sebisa mungkin dia berusaha membebaskan diri pemuda itu. Tapi sulit, karena tenaga Ken jauh lebih kuat darinya.
Dan yang bisa Dara lakukan sekarang hanya pasrah, dan berdoa semoga Ken tidak sampai berbuat gila.
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Bundanya Jamal
sama ken aja dara 👍👍
2023-10-07
1
mama yuhu
😍😍😍😍💪💪mantap ken
2022-06-29
1
mama yuhu
Anna orang jujur n tau diri 👍🏽👍🏽
semoga ken bisa membantu kalian berdua menjadi 1 keluarga 😁☺
2022-06-29
1