Callista tidak menyangka, jika niatnya membalas Eros, kekasihnya, malah berujung dia harus menikah dengan Om-om.
Statusnya dengan Eros memang belum putus. Callista sengaja membuat Eros bingung.
Pagi ini di kamar presiden suit hotel Starlight, terjadi kehebohan yang tak biasa. Sean sengaja mendatangkan Make Up Artist untuk merias calon pengantin wanitanya. Dia juga mendatangkan karyawan butik ternama untuk mengurus gaun pernikahan dirinya dan calon pengantin wanita.
"Eh, apa-apaan ini Om? Kan aku belum setuju! Kenapa pake datengin pasukan segala?" protes Callista yang baru bangun dari tidurnya.
Semalam sebelum tidur, Callista dan Sean berebut ranjang kamar hotel. Berujung sama-sama tidur seranjang tetapi dengan sekat guling dan selimut yang ditumpuk menjulang tinggi. Bahkan, semalam Sean harus meminta lagi tambahan selimut dan guling ke pelayan hotel. Dia juga berjanji akan melebihkan pembayaran atas reservasinya yang tak biasa ini.
"Memang kamu pikir ini medan pertempuran? Kamu maunya uang unlimited, sedangkan aku maunya menikah. Adil kan? Sama-sama dapat yang diinginkan," jawab Sean yang saat ini sedang bersiap memakai jas pernikahannya.
"Tapi Om, semalam aku cuman bercanda. Nggak ada serius-seriusnya. Kenapa malah Om kira beneran?" protes Callista lagi.
"Aku tidak mau berdebat. Sekarang pergi mandi! Mau nikah masak bau iler kayak gitu," kali ini Sean yang protes.
"Om memperhatikanku? Om semalam gak ngapa-ngapain aku, 'kan?" Callista ngeri menatap Sean.
"Memang kamu pikir aku seorang pedofilia? Kamu juga sudah cukup umur. Lebih dari 20 tahun malahan. Ayo lekaslah! Tak banyak waktu. Persiapan pernikahan sudah disiapkan."
Callista mau tak mau harus segera mandi. Di kamarnya sudah banyak orang yang menunggu. Sedangkan Sean sudah tidak bisa di debat lagi.
Apes deh gue. Mana ponsel ada di dalam tas, jadi gak bisa ngabarin Kayana. Dia pasti syok kalau tau kenyataannya bakal kek gini. Niat nyari Daddy Gula, berujung di pernikahan kilat. Hoam, rasanya seperti mimpi di malam hari.
Callista menikmati setiap aroma yang keluar dari bath up nya. Aroma terapi yang menenangkan. Entah sudah berapa lama dia berendam, sehingga membuat orang yang berada diluar menggedor pintu bathroom dengan kerasnya. Siapa lagi kalau bukan Sean. Bahkan, jika dalam waktu 5 atau 10 menit lagi Callista tidak membuka pintu, dia meminta orang untuk mendobraknya.
Siapa sih? Ganggu orang aja!
Callista segera memakai bathrobe-nya yang tergantung di dinding kemudian dia keluar.
"Kamu lama sekali? Ku kira kamu bakalan bunuh diri?" protes Sean yang sejak tadi mondar-mandir karena khawatir.
"Yaelah Om..., Om pikir aku wanita apaan, mau nikah kok bunuh diri. Ya rugilah! Aku aja belum pernah tau gimana rasanya nganu...," ups, Callista keceplosan. Dia langsung membekap mulutnya sendiri.
"Oh, jadi kamu ingin cepet nganu? Baiklah!" Sean seperti mendapatkan sesuatu yang dia inginkan selama ini.
Beberapa orang yang sedang menunggu dan terlibat dalam percakapan dua orang aneh itu berusaha menahan tawa. Mereka tidak berani tertawa sedikitpun mengingat custommer mereka adalah orang ternama yang sangat kaya raya. Hartanya tidak akan habis sampai 40 turunan, karena yang tujuh turunan sudah biasa.
MUA segera melakukan make over pada Callista. Setelah selesai, barulah karyawan butik memberikan gaun pengantin untuk dipakainya. Callista terlihat sangat cantik dan seperti wanita dewasa yang sangat menarik. Sean sampai melongo dibuatnya.
Cantik! Perfect!
"Om, boleh mengabari sahabatku? Aku takut kalau dia tau aku menikah, bisa jantungan dia," ucap Callista yang sudah siap sempurna.
"Boleh."
Callista mengambil ponselnya, kemudian dia meminta tolong Sean untuk memotretnya.
"Kenapa harus aku?" Sean protes.
"Biar lebih jelas memandang wajah calon istrinya, Om," jawab Callista. Kemudian dia berpose seanggun mungkin. Setelah itu dia meminta ponselnya lagi untuk mengirimkan pesan kepada Kayana.
[Kay, gue nikah hari ini! Doain lancar ya?]
"Bagaimana? Sudah selesai kirim pesannya?" tanya Sean.
"Iya, Om," Callista mengembalikan lagi ponselnya ke dalam tas.
"Ayo berangkat!" ajak Sean.
"Berangkat kemana, Om?"
"Callista, jangan pura-pura bego!" Sean langsung saja menggandeng tangan Callista.
Sean menggandengnya sampai ke parkiran mobil. Disana dia meminta Callista untuk masuk dan duduk di depan bersamanya.
"Kenapa harus di depan sih, Om?" protes Callista, padahal dirinya ingin duduk dibelakang seperti Bos pada umumnya.
"Kamu kira aku sopir pribadi?"
Callista cengengesan. Jika biasanya Sean menghadapi wanita dewasa, sekarang malah menghadapi gadis semacam Callista. Dibilang dewasa juga belum, dibilang masih anak-anak juga enggak.
Sean membawa mobilnya dengan kecepatan rata-rata, karena dia harus mengejar waktu yang sudah ditentukan. Vigor, asistennya dari semalam sudah mengabari jika pernikahannya akan dilaksanakan tepat pukul 9 pagi.
Hampir terlambat. Sampai ditempat pernikahan sekitar pukul 8.55, masih masuk akal jika Sean adalah pria yang sangat disiplin.
Vigor Abraham, asisten Sean sudah berada di tempat pernikahan. Tempat yang didesain sesederhana mungkin untuk pernikahan Bosnya.
Sean dan Callista menjalani rangkaian pernikahan pada umumnya. Kemudian keduanya menandatangani dokumen yang disiapkan. Setelah selesai barulah dinyatakan sah sebagai suami istri yang terikat sehidup semati, hanya Tuhan yang mampu memisahkan keduanya.
Sean mengecup kening Callista untuk pertama kalinya.
Kenapa aku jadi baper gini ya dikecup suami sendiri? Biasanya Kayana cerita ke gue gimana asiknya nikah kek model novel itu. Eh, sekarang gue ngerasain sendiri. Ternyata benar-benar romantis!
"Kamu melamun lagi?" ucap Sean yang telah melepas kecupannya beberapa detik yang lalu.
"Nggak," kilah Callista.
Sean mengajak Callista untuk keluar ruangan.
"Kenapa buru-buru sekali sih, Om? Callista ingin berfoto di dalam tadi."
"Banyak dokumen yang harus kamu tandatangani," ucap Sean membuat Callista bingung.
"Apa maksudnya, Om?" tanya Callista.
Vigor Abraham telah menyiapkan semua dokumen kontrak pernikahan antara Bosnya dengan gadis kecil itu.
"Baca!" perintah Sean.
*Yang bertanda tangan dibawah ini adalah :
Pihak Pertama : Sean Armstrong
Pihak Kedua : Callista
Sebagaimana bunyi pasal-pasal sebagai berikut :
Pihak Kedua tidak boleh menjalin hubungan dengan siapapun selain dengan Pihak Pertama
Semua perintah dan permintaan Pihak Pertama hukumnya wajib
Pihak Kedua harus melayani Pihak Pertama sebaik mungkin sebagaimana istri melayani suaminya
Pihak Kedua harus siap untuk melanjutkan keturunan dengan Pihak Pertama
Semua kebutuhan Pihak Kedua akan dipenuhi secara mendetail
Jika pasal 1 sampai 4 Pihak Kedua melanggar, maka Pihak Pertama berhak untuk memutuskan hubungan secara sepihak dan menghitung kerugian yang diderita Pihak Pertama kemudian meminta ganti rugi kepada Pihak Kedua
Demikian surat perjanjian ini dibuat untuk dijalankan sebagaimana mestinya.
Tertanda
Pihak Pertama. Pihak Kedua*.
"Apa ini semacam nikah kontrak? Kenapa semua menguntungkan pihak Om, sih?" protesnya.
"Sudah, tandatangani saja. Win win solution. Aku sudah siapkan uang unlimited untukmu," jawab Sean dengan memberikan Callista black card.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
N Wage
bbrp kali nginap di hotel gak pernah nemu guling.
baik hotel menengah maupun yg mahalan dikit.🤔
2023-02-28
3
Jeng Anna
Anggap aja gulingnya minta extra ke bagian house keeping lah ya, soalnya rata² hotel bintang ga ada guling *liat review hotel di bobok cantik sihh
2023-01-17
0
Bestie Oscar_OliverXXXL 😂🙈
aku juga mau dpt duda ganteng, kaya raya, setia. 😂😁😃
2022-07-19
0