"Mulai hari ini, kamu harus melayani segala keperluanku. Supaya kamu ingat, bahwa kamu itu sudah punya suami," Kata Ronald ketika sudah masuk ke dalam rumah.
"Seharusnya kamu juga ingat, kamu sudah punya istri, sehingga tidak mencari perempuan lain lagi," jawab Mila.
Ronald menoleh dengan marah.
"Maksud kamu apa?! Kamu tidak suka aku menikahi Susy? Mulai sekarang kamu harus terbiasa. Karena kalian nanti akan tinggal di rumah ini bersama!" pungkas Ronald kemudian berlalu.
Mila masih berdiri dekat pintu. Hatinya penuh dengan kesedihan.
"Aku tidak boleh diam saja. Aku harus melawan. Aku harus pergi dari rumah ini!" tekad Mila.
Milapun naik ke lantai 2 menuju ke kamarnya. Sambil merebahkan tubuhnya di ranjang, ia membuka ponselnya.
Ada pesan suara dari Kakek! Ternyata dikirim waktu Kakek masih di rumah, dilihat dari jam pengirimannya.
"Mila. Kakek tidak punya banyak waktu. Kakek merasa hidup Kakek tidak akan lama lagi. Yang Kakek lakukan hanya ingin membuat kamu dan keluarga Kakek bahagia. Kakek ingin kamu hidup bahagia bersama Ronald. Dia butuh wanita seperti kamu. Berjuanglah mendapatkan cintanya. Kalau kamu tidak berhasil, tidak apa-apa. Kamu boleh memilih jalan hidupmu. Maafkan Kakek yang kini tidak bisa melindungimu. Kamu Kakek anggap sebagai cucu perempuan Kakek. Kamu jangan bersedih. Akan ada hari esok yang indah untukmu."
Mila memejamkan matanya. buliran bening mengalir deras dari matanya yang indah. Ternyata itu yang ingin Tuan Edwin katakan waktu ingin bertemu dengannya sebelum pingsan.
Kakek, Mila akan mencoba berjuang untuk meraih cinta Ronald, seperti keinginan Kakek. Tapi Mila tidak tahu apakah akan berhasil? Cinta Ronald pada Susy begitu dalam. Aku bingung, Kek. Aku juga ingin dicintai dan disayangi. Aku tidak mungkin memaksakan cinta. Di luar sana pasti ada seseorang yang akan mencintaiku dengan tulus.
Mila dilanda kebimbangan. Antara ingin memenuhi keinginan Kakek, atau mengikuti kata hatinya yang ingin pergi dari kehidupan Ronald.
Mila akhirnya tertidur setelah lelah memikirkan apa yang harus dilakukannya. Dalam tidurnya Mila bermimpi. Ia bertemu dengan Neneknya.
"Nak, jadilah wanita yang tangguh. Raihlah cinta suamimu. Hanya kamu yang berhak atas suamimu. Wanita itu tidak mencintai suamimu dengan tulus. Hanya kamu yang bisa menyelamatkan suamimu."
Setelah berkata demikian, Neneknya tiba-tiba pergi begitu saja.
"Neeeek .....! Nenek .....!" Mila terbangun sambil memanggil Neneknya.
Mila tersadar. Rupanya ia mengigau. Dengan lesu, Mila merebahkan diri lagi. Ia memikirkan mimpinya hingga ia tertidur lagi
Pagi-pagi, Mila bangun. Ia membuat sarapan roti panggang untuk suaminya. Secangkir kopi hitam telah siap di meja makan.
Ronald turun dari tangga. Lalu langsung menuju ke ruang makan. Mila tersenyum pada suaminya. Mencoba memberikan senyum terbaiknya untuk suaminya.
"Ini roti panggangnya, Kak. Dan ini kopi hitamnya,"
"Hmmm ....," Ronald hanya bereaksi dengan gumaman.
Ronald menikmati sarapannya dengan lahap. Mila tersenyum di sudut bibirnya. Ia senang, suaminya mau memakan roti buatannya.
"Mila, habis ini kamu bereskan kamar. Jangan lupa ganti spreinya. Nanti sore aku akan buat kejutan untukmu," kata Ronald. Mila mengangguk. Senyum Mila merekah. Kejutan apakah yang akan suaminya berikan untuknya? Mila jadi penasaran
Sore yang dinanti-nantikan Mila pun tiba. Sudah dari siang, Mila beres-beres kamar tanpa dibantu pelayan di rumah itu.
Terdengar suara mobil Ronald datang. Dengan riang, Mila berlari ke depan. Seketika senyum Mila menghilang. Jadi ini kejutan yang ingin Ronald tunjukkan pada Mila
Susy turun dari mobil dengan dibukakan pintu oleh Ronald. Dua buah koper besar diturunkan. Seorang Satpam membantu membawakan koper itu masuk ke rumah.
Mila tercengang. Ronald menggandeng mesra Susy.
"Lihat, kamu sudah disambut asistenku," Ronald melemparkan senyum pada Susy. Susy terbahak.
"Harusnya dia tadi yang membawa koperku ke dalam," ledek Susy.
"Apa kamarku sudah siap? Susy akan tidur di kamarku," Ronald melewati Mila tanpa merasa bersalah.
Ya Rabbi! Aku membereskan kamar untuk maduku! Mereka sudah terang-terangan membuka hubungan mereka.
Buliran bening luruh di pipi Mila. Mila berjalan ke kamar mandi yang ada di dekat dapur. Mila menyalakan kran. Melihat dirinya di cermin. Kemudian membasuh mukanya di wastafel itu. Hatinya sakit. Ia mengira Ronald akan memberikan kejutan romantis untuknya. Ternyata kejutan yang membuatnya sakit hati.
Ketika Mila keluar dari kamar mandi, Sari menghampirinya.
"Nyonya Mila, kata Tuan Ronald, anda disuruh ke atas," kata Sari sambil menunduk. Sari tak ingin membuat Mila malu karena wajahnya memerah, seperti habis menangis.
"Ya, Sari. Terimakasih," jawab Mila.
Mau apa lagi dia? Dia tak bosan-bosannya membuatku sakit hati, batin Mila.
Dengan langkah gontai, Mila naik ke lantai 2. Mila berdiri di depan pintu kamar Ronald yang terbuka.
"Sebaiknya kamu kemasi pakaianmu dari kamarku. Susy akan menyimpan pakaiannya di sini." perintah Ronald.
"Sayang, sebenarnya aku tidak mau lemari bekas dia. Tapi berhubung ini lemari bagus, ya sudah tidak apa-apa. Lagipula lemari ini sudah ada sebelum dia datang kan?" Susy mengalungkan tangannya pada leher Ronald.
Mila tak berkata apa-apa. Ia mengemasi pakaiannya untuk di pindahkan ke kamarnya. Tapi Susy sepertinya sengaja ingin membuat Mila sakit hati. Susy memancing Ronald untuk berc**man.
Merekapun bercumbu dengan tak tahu malunya di dekat Mila. Bahkan Ronald sudah menindih tubuh Susy. Susy mend*sah kegelian.
Mila menahan air matanya agar tidak jatuh. Ia juga sekuat tenaga agar isakanya tidak terdengar. Setelah selesai memasukkan pakaian terakhirnya pada koper, Mila dengan langkah panjang, segera pergi dari kamar Ronald dan menutup pintu kamar itu.
"Aw, jangan keras-keras, sayang! Hmm ... oh ... iya begitu. Ahhh ....," Susy meracau sengaja dikeraskan suaranya agar Mila mendengarnya.
Mila yang mendengarnya, segera menutup pintunya dengan keras. Berharap tidak dapat mendengarkan suara-suara l*kn*t itu.
Tapi dasar Susy, Susy malah mengajak Ronald pindah ke lorong ruangan antara kamar Ronald dengan kamar Mila.
Mereka bercinta di sana. Ronald melakukannya sambil berdiri. Ronald menusuk Susy dari belakang, tapi dengan masih berpakaian lengkap. Susy menjerit - jerit nikmat.
"Terk*t*klah kalian! Kalian memang sengaja melakukannya, supaya aku tambah sakit hati," gerutu Mila.
Dengan geram, Mila mengambil setengah ember air. Dibukanya pintu kamarnya. Dengan cepat, Mila menyiramkan air dari ember itu pada dua orang yang sedang bercinta itu.
Byuur!!
"Kalian itu berisik sekali seperti kucing! Mandilah! Supaya otak kalian yang kotor segera bersihi!" kata Mila dengan puas
Ronald dan Susy sangat terkejut karena disiram air oleh Mila dengan tiba-tiba. Membuat permainan mereka terhenti. Pakaian mereka basah kuyup.
"Mila! Apa-apaan kamu!" Ronald marah sekali karena permainannya terhenti, dan hal itu membuat moodnya hilang. Susy juga berdecak merasa terganggu karena terhenti.
Setelah merapikan pakaiannya yang berantakan, Ronald menggedor-gedor kamar Mila.
"Mila! Keluar kamu!"
Mila yang sudah mengunci pintu, memilih mendengarkan musik dengan menggunakan headset. Mila tahu, Ronald tidak akan mungkin merusak pintu dengan mendobraknya. Tuan Brian bisa marah besar, karena pintu - pintu di rumah itu pintu antik yang terbuat dari kayu jati asli.
Karena lelah, Ronald akhirnya memilih masuk.ke kamarnya dengan kesal diikuti Susy. Ronald langsung masuk.ke.kamar mandi untuk mengguyur kepalanya yang pusing karena hasratnya gagal tersalurkan.
🌻🌻🌻🌻🌻
Hari-hari selanjutnya, tingkah kedua orang yang Mila benci itu semakin menjadi. Mereka semakin memperlihatkan kemesraan mereka dimanapun berada. Para pelayan di rumah itu tidak ada yang berani berkomentar ataupun membicarakan .mereka. Mereka menutup mulut rapat-rapat agar nasib mereka di rumah itu tidak terancam. Mereka takut dipecat dan sudah merasa nyaman bekerja di rumah itu. Mereka seolah-olah tidak melihat dan tidak .mendengar dengan apa yang terjadi
Lebih miris lagi, mereka harus melihat Nyonya muda mereka, Mila, harus mengerjakan pekerjaaan - pekerjaan yang biasa dikerjakan pada pelayan. Tugas membersihkan kamar tidur dan kamar mandi itu dikerjakan oleh Mila. Mencuci pakaian Ronald dan Susy, juga menyetrikanya. Susy jug harus melayani dua orang itu jika mereka akan makan.
"Sepatuku belum disemir sayang. Aku harus ke kantor sekarang," kata Ronald sambil memakai kemejanya.
"Suruh saja Mila. Aku kan mau pemotretan. Aku tidak ada waktu mengurusi hal-hal remeh macam itu. Buat apa Mila jadi istrimu kalau tidak kerja apa-apa," ujar Susy sambil merias wajahnya.
"Mila ...! Mila .....!" panggil Ronald.
Mila yang sedang menyiapkan sarapan, segera berlari naik ke atas menghampiri Ronald yang memanggilnya.
"Cepat, semirkan sepatuku! Aku harus cepat ke kantor!"
Mila dengan patuh menyemirkan sepatu Ronald. Setelah selesai, Mila menyerahkannya pada Ronald.
"Pakaikan kaos kaki dan sepatunya! Aku akan mengecek laporan sekretarisku!" Ronald duduk di sofa kamarnya sambll memangku laptop untuk mengecek laporan.
Mila mencoba ikhlas melakukan itu semua, karena itu tugasnya sebagai istri, melayani keperluan suaminya yang akan berangkat ke kantor. Tapi apa benar ia harus ikhlas?
"Sedang apa kau disitu? Cepat enyahlah kalau sudah selesai! Menghalangi jalan saja!" bentak Ronald tak tahu terimakasih.
Susy tertawa terbahak melihat Mila seperti orang bodoh yang diperlakukan Ronald sesuka hati.
Mila mengepalkan tangannya. Rasanya ia ingin sekali menonjok muka penuh make up seperti ondel-ondel itu. Juga ingin sekali merobek mulut Ronald, biar tahu rasa. Tapi Mila tak berani melakukan itu. Ia hanya menyimpan kemarahannya dalam hati.
Mila segera turun ke ruang makan. Melanjutkan menata meja makan. Ia memberi semangat pada diri sendiri agar kuat menghadapi sikap Ronald dan ulah Susy.
Ronald dan Susy turun sambil bergandengan tangan. Ronald menarik kursi untuk duduk Susy. Setelah Susy duduk Ronaldpun duduk. Romantis sekali perlakuan Ronald pada Susy. Mila hanya melihat mereka tanpa bisa apa-apa.
Mila lalu menuangkan air minum untuk Ronald dan Susy. Seperti yang pelayan lakukan pada majikannya di rumah itu. Susy dengan sengaja menghalangi langkah Mila yang akan mengambilkan nasi untuk Ronald, sehingga Mila jatuh tersandung kaki Susy.
Nasipun jatuh berantakan mengenai pakaian Ronald. Ronald berdiri dengan marah sambil membersihkan nasi yang menempel di celana dan jasnya.
"Mila! Kamu mengotori pakaianku!"
"Ma-maaf. Susy sengaja menghalangi jalanku hingga aku tersandung," jawab Mila.
"Kau aja yang ke geeran! Kamu grogi ya dipandang suamiku? Memangnya suamiku tertarik apa lihat wajahmu?!" ejek Susy.
Ronald mengambil teko beling dari.meja.makan, lalu diguyurkan ke.kepala Mila.
"Cuci otakmu supaya tidak mesum! Kamu terobsesi ya padaku? Kasihan!" sinis Ronald.
Rambut dan baju Mila jadi basah. Mila segera berlari ke lantai atas menuju kamarnya. Mila menangis tersedu. Hari ini Mila amat lelah menghadapi dua orang itu yang semakin hari semakin gila mengerjainya.
Sudah 6 bulan Tuan Edwin di rawat di Singapura. Segala pekerjaan Di kantor Tuan Brian, di serahkan pada Ronald. Sehingga tanggungjawab Ronald bertambah. Juga Mamanya yang mendampingi Papanya, memilih berhenti dari pekerjaannya. Mamanya sangat posesif pada Papanya. Kemanapun Papanya pergi, Mamanya selalu ikut.
Ronald merasa leluasa berbuat semaunya pada Mila. Kakeknya sudah tidak bisa berbuat apa-apa, karena penyakitnya. Papanya yang juga selalu bersikap baik pada Mila pun tak ada. Tidak ada lagi yang melindungi dan membela Mila.
Mila tetap ke kampus. Setidaknya hatinya sedikit terhibur bila pergi ke kampus. Ada banyak teman untuk mengobrol. Tapi sayangnya Mila tak punya teman dekat. Mila sedikit menjaga jarak dengan teman-temannya. Karena menurutnya, teman-temanya di kampus kebanyakan bersikap palsu. Tidak ada yang tulus. Semua yang mau berteman dengannya karena ada maksud-maksud tertentu.
Hanya pada Arga dan Fathir lah, Mila bisa sedikit terbuka. Bicara dengan santai tanpa beban dan tanpa aturan seperti dirumah. Aturan di rumah Keluarga Edwin sedikit kaku. Antara majikan dan pelayan ada jarak yang nyata yang harus dijaga. .
"Kamu mau kemana setelah pulang kuliah? Apa mau diantar ke suatu tempat?" tanya Arga.
"Kita ke Cafe saja, Arga. Sudah lama aku tidak mengunjungi Kakek Sam, pemilik Cafe dekat mall itu."
"Memangnya ada hubungan apa kamu sama Kakek Sam?" Arga tergelak karena merasa lucu.
"Apa yang lucu sih Arga? Aku cuma berteman. Ngobrol-ngobrol," jawab Mila.
"Sepertinya semua Kakek-kakek menjadi temanmu."
"Aku banyak belajar dari kisah hidup mereka. Banyak nasehat dan kata-kata bijak dari mulut mereka. Aku jadi merasa seperti bicara dengan Kakekku dan Kakek Edwin,"
"Oke, aku antar," kata Arga.
Setelah sampai di Cafe yang dimaksud, Milapun mengambil tempat duduk dekat jendela kaca. Fathir yang habis dari mall melihat ada Mila di Cafe itu, langsung menghampiri.
"Hai, lagi suntuk ya?" tanya Fathir.
"Sok tahu! Habis belanja?" Mila balik bertanya.
"Biasa. keperluan laki-laki. Ini supir kamu?"
"Oh iya, kenalkan. Ini Arga. Dia memang supirku. Tapi ia juga Mahasiswa tingkat akhir lho! Sedang menyusun skripsi," jawab Mila," Arga, ini Fathir. Dia sekampus denganku. Tapi dia dulu pernah tinggal di desaku. Dia teman masa kecilku," lanjutnya.
Arga dan Fathir saling menatap. Kemudian saling mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Kedua laki-laki itu terlihat canggung.
"Kalian mau pesan apa?" kata Mila.
Dua laki-laki itupun memesan minuman dan makanan ringan. Mila juga memesan minuman dan camilan kesukaannya.
Hari itu Kakek Sam sedang tidak berada di Cafe. Sehingga Mila mengobrol hanya ditemani Arga dan Fathir.
Ketika pelayan memberikan tagihan minuman dan makanan yang telah mereka nikmati, Arga dan Fathir sama-sama menyodorkan uang pada pelayan Cafe itu. Pelayan Cafe menjadi bingung.
"Sudah! Dari aku saja!" tiba-tiba seseorang datang dari arah pintu langsung menghampiri dan menyodorkan uang pada pelayan itu.
Mila dan Arga terhenyak. Sedangkan Fathir mengernyitkan dahi.
TO BE CONTINUED
Selamat weekend! Semoga suka dengan ceritaku. Jangan lupa berikan Vote, hadiah, like dan komen ya! Juga jadikan novel ini favorite ya! Maaf kalau ada typo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
ShintaSicca
Kamarnya Mila gak kedap suara apa ya? Kamarnya Ronald aja kedap suara yekan..
2022-07-30
0
Rahma AR
🥰
2022-03-20
0
Sukliang
anjing yg dtg
2022-03-04
0