"Aku sudah mengosongkan jadwalku. Ayo, aku antar kamu ke klinik kecantikan, Kata Mama, itu lebih lengkap dibandingkan Spa" kata Ronald.
Mila masih diam saja. Ia masih memijat-mijat kaki Tuan Edwin.
"Pergilah. Ronald sudah menyempatkan waktunya dari kantor untuk menjemputmu. Kamu harus berubah. Buat Ronald terkesima padamu," bisik Tuan Edwin pelan pada Mila.
Mila berdecak. Ia merasa enggan pergi dengan Ronald. Menurutnya, dirinya di ubah seperti apapun, cinta Ronald tetap untuk Susy.
Tuan Edwin dan Ronald menatapnya tajam, hingga Mila merasa itu adalah suatu perintah yang harus dipatuhi. Sehingga dengan malas, Mila bangkit dan langsung ke luar dari kamar Tuan Edwin tanpa berkata sepatah katapun.
Ronald segera mengikutinya di belakang. Ketika Mila akan berganti pakaian, Ronald segera keluar lagi.
"Aku tunggu di mobil. Dandannya jangan pake lama," ujar Ronald. Mila hanya diam saja.
Mila berjalan keluar dari rumah menuju mobil Ronald. Ronald hanya membukakan pintu mobil dari dalam, tidak ada keinginan untuk membukakan pintu dari luar, seperti yang biasa dilakukan pada Susy. Perlakuan pada Susy dan pada Mila berbeda.
Mobilpun melaju meninggalkan rumah, menyusuri jalanan yang tidak terlalu padat karena belum jam istirahat kantor. Ronald sengaja mengajak Mila keluar disaat sebelum jam istirahat.
Tak berselang lama, ponsel Ronald berbunyi. Ronald segera menjawab panggilan itu.
"Ya, hallo? Oh, penting banget ya? Sebenarnya ada acara. Oke, tak apa-apa. Aku segera ke sana." Ponselpun dimatikan.
"Mila, aku ada acara mendadak. Ku harap ...,"
"Kamu ada acara dengan Susy ya? Dia memang lebih penting buat kamu. It's oke. Terserah kamu. Aku tidak bertanggungjawab kalau Kakek menanyakanku. Kujawab saja seadanya," ujar Mila geram.
Ronald berdecak. Sedikit kesal dengan perkataan Mila. Tadinya ia akan berbohong ada pekerjaan mendadak. Tapi rupanya Mila dapat menebak sebelum ia sempat bicara.
"Dengar! Perlu kamu tahu. Susy itu istriku juga. Walau istri siri. Dia juga berhak meminta waktuku untuk bersamanya. Beberapa hari yang lalu aku selalu bersama kamu, sehingga aku belum menemuinya lagi!"
Mila terperangah. Ia tak menyangka Ronald bukannya memutuskan hubungan dengan Susy. Malah Ronald menikahi Susy.
"Oh, begitu ya?"
"Dengar, Mila! Kuperingatkan kamu, awas kalau sampai kamu mengadukan hal ini pada Kakek! Aku tidak segan-segan memberi pelajaran yang lebih sakit dari yang kemarin!"
Mila menatap Ronald tidak percaya. Ronald sudah senekat itu. Mila membuang muka, mengalihkan pandangannya ke jalan.
"Kamu dengar tidak?!" Ronald berniat menarik dagu Mila. Mila segera menepis tangan Ronald.
"Aku tidak tuli! Kamu senang sekali ya menyakiti aku?!" teriak Mila.
"Itu Arga sudah datang. Ini kartu kunjungan klinik kecantikan dan kartu unlimit untuk pembayarannya. Turunlah! Pergilah dengan Arga. Nanti kalau sudah selesai treatment, kasih tahu aku. Nanti aku yang mengantar kamu pulang," kata Ronald.
Mila mengambil dua kartu itu, sambil menatap tajam pada Ronald. Kelihatan sekali Mila geram. Ronald hanya ingin terlihat bersama Mila dihadapan Kakek. Nyatanya, Ronald ingin pergi dengan Susy. Mila malah dititipkan pada Arga.
Setelah mobil berhenti, Mila turun dari mobil Ronald. Tanpa menoleh ataupun bicara, Mila langsung menutup pintu mobil dengan keras. sehingga membuat Ronald terkejut.
"Dasar perempuan barbar!" teriak Ronald dongkol.
Mila melotot. Kemudian berjalan ke mobil dimana Arga menunggunya di.mobil yang berada.di belakang mobil Ronald karena tadi mobil Ronald melewati mobil yang dikendarai Arga. Lalu dimanakah supir Ronald? Ronald menolak diantar jemput supir. Ia hanya sesekali diantar jemput Pak Soleh. Karena sebagian besar waktunya bersama Susy. Sehingga, ia tak mau dimata-matai Pak Soleh.
Arga keluar dari dalam mobil, kemudian membukakan pintu mobil depan. Milapun masuk dan duduk dengan muka penuh amarah.
Arga mengernyitkan keningnya sambil menutup pintu mobil.
Ada apa lagi ini?
Arga kemudian masuk ke mobil dan segera menjalankan mobilnya. Ia melirik Mila yang menatap lurus ke depan dengan rahang terlihat keras.
"Sedang bad mood?" pancing Arga.
"Kalau bukan karena Kakek, aku tidak akan tahan dengan Si Angkuh itu!" tercetus juga kekesalan Mila.
"Siapa maksudmu? Tuan Ronald?"
"Siapa lagi!" jawab Mila ketus.
"Sudahlah. Nanti kamu mau ke klinik kecantikan kan? Nanti dijamin keluar dari sana, kamu jadi rileks, bad moodnya hilang," Arga menenangkan Mila. Tidak ingin memperpanjang kekesalan Mila.
Mila tersenyum. Arga memang laki-laki yang baik. Arga satu-satunya teman yang dikenalnya di kota ini. Mila belum punya teman yang lain.
Arga pun melirik Mila. Iapun ikut tersenyum. Arga senang, majikan cantiknya sudah bisa tersenyum lagi.
"Arga. Aku itu hitam, jelek dan Kumal ya?" Mila memecah kesunyian setelah sama-sama diam dalam perjalanan.
"Kata siapa?"
"Kata orang yang enggak waras," jawab Mila.
Arga terkekeh.
"Pasti kata suamimu ya?"
Mila hanya mendengus.
"Menurutku sih ...., kamu manis kok. Kulitmu sawo matang, bukan hitam. Dan bersahaja. Suamimu mengambil kata lain untuk mengatakan sederhana atau bersahaja. Tuan Ronald memang kelihatannya orang yang dingin dan angkuh. Mulutnya juga pedas kalau bicara pada orang lain, kecuali ....,"
"Kecuali pada Susy," potong Mila.
"Kamu tahu Susy?
"Tahulah. Kekasih Kak Ronald, yang seorang model itu," Mila mencebik.
"Tenang. Dia memang cantik. Tapi kamu juga cantik Cantik nan eksotis."
Cantik nan eksotis? Apa maksudnya?
Mila belum sempat bertanya, mobil telah tiba di halaman parkir tempat klinik kecantikan itu.
Arga membukakan pintu mobil, Mila pun keluar. Moal tampak ragu-ragu.
"Tenang. Kamu harus percaya diri. Kamu itu bagian dari keluarga Tuan Edwin. Semua orang tahu siapa Tuan Edwin. Jadi, jangan tampakkan rasa rendah dirimu. Kamu itu wanita terhormat. Mereka akan menghormatimu dan akan melayani dengan baik," kata Arga kembali menenangkan Mila.
Arga pun mengantar Mila mendaftar untuk treatment menyeluruh. Mila menunjukkan kartu kunjungan klinik kecantikan milik keluarga Tuan Edwin. Petugas tersenyum melihat kartu yang ditunjukkan Mila.
"Beri pelayanan terbaik untuk keluarga Tuan Edwin," kata wanita di bagian pendaftaran itu kepada petugas yang mengantar Mila ke dalam.
Mila pun diarahkan pada ruangan treatment wajah. Petugas itu membisikkan sesuatu kepada petugas medis di ruangan treatment wajah. Dokter wanita yang cantik itu mengangguk kemudian tersenyum pada Mila.
"Hallo, perkenalkan, saya Vera. Senang dapat berkenalan dengan keluarga Tuan Edwin,"
"Saya Mila," balas Mila sambil membalas jabatan tangan Dokter kecantikan itu.
"Silahkan berbaring. Saya lihat dulu permasalahan kulit wajahnya, agar dapat dilakukan treatment yang tepat."
Dokter kecantikan itupun melakukan tugasnya. Selesai treatment wajah, Mila pun treatmen tubuh. Mulai-mula Mila diarahkan oleh therapis untuk ke Sauna. Setelah itu luluran, dilanjut trearment tangan dan kaki.Terakhir Mila melakukan spa. Supaya Mila memancarkan kecantikan yang paripurna, Milapun ditawari ke salon. Rambut Mila dibuat agak bergelombang agar rambut Mila terlihat bervolume. Mila juga di make over sehingga terlihat cantik.
Ketika Mila keluar, berjalan menuju ke mobil, Arga yang sedang terkantuk-kantuk dibuat terlonjak kaget ketika ia melihat Mila mendekat ke arahnya.
Arga terkesima melihat Mila.
"Benar-benar cantik eksotis!" gumam Arga yang dapat didengar Mila.
Mila tertawa.
"Apa sih dari siang ngomongnya cantik eksotis, cantik eksotis,"
"Cantik kamu berbeda dari yang lain. Cantik kamu itu unik, alami, terpancar dari senyummu dan hatimu," puji Arga.
Mila tersipu malu. Mila hanya tersenyum. Kemudian pandangannya lurus ke depan. Tidak berani melihat pada Arga yang masih terkesima.
"Ayo jalan, Pir!" kata Mila., membuyarkan pikiran Arga.
Arga pun segera melajukan mobil ke jalan raya. Hari sudah sangat sore. Mila mengajak Arga ke restoran karena perutnya sangat lapar.
Ketika Mila sedang memesan makanan, netranya melihat Ronald dan Susy keluar dari Mall. Mereka tampaknya telah berbelanja. Terlihat dari paperbag yang dibawa mereka.
Tak disangka, merekapun masuk ke restoran dimana Mila berada. Mereka tampak bahagia. Tertawa-tawa. Ronaldpun terlihat tertawa, memperlihatkan giginya yang putih. Berbeda bila bersama Mila. Bila bersamanya, muka Ronald datar dan dingin. Juga terkesan angkuh.
Masa bodoh! Aku tak akan meratapi nasibku! Aku harus menikmati hidupku! Aku ingin masa depanku cemerlang. Suatu saat aku harus hidup mandiri dan pergi dari kehidupan Si Angkuh itu!
Mila dan Argapun menikmati makanan yang disajikan pelayan restoran itu. Posisi mereka yang berhadapan membuat mereka bisa saling bicara dan melihat. Bila dilihat, mungkin banyak yang mengira mereka sepasang kekasih. Arga.berceloteh hal lucu yang membuat Mila tertawa. Melupakan bad moodnya.
interaksi antara Mila dan Arga tak luput dari perhatian Ronald. Ronald sempat terkejut melihat Mila ada di restoran itu. Apalagi bersama Arga.
Entah mengapa Ronald merasa geram melihat mereka begitu akrab. Mereka lebih terlihat seperti sepasang kekasih dibandingkan majikan dan supir.
Mila juga terlihat berbeda. Penampilannya sangat mempesona, membuat Ronald tidak berkedip.
Tak kusangka, dia sangat cantik. Manis dilihat. Tak bosan dipandang
"Hei, kamu lihat apa sih? Melamun?" Susy menggerakkan telapak tangannya ke atas dan ke bawah di depan wajah Ronald. Ronald jadi gelagapan.
Sial! Bisa-bisanya aku memikirkan wanita lain dihadapan Susy! Persetan dengan Mila. Mau cantik kek, mau jelek kek. Aku tak perduli!
Akhirnya Ronaldpun tak memperdulikan keberadaan Mila disana. Hingga Mila pulang, Ronald baru melirik ke arah Mila dan Arga tadi duduk. Ternyata sudah pergi.
Hah, kemana mereka? Aku kan yang harus mengantar Mila pulang ke rumah. Gawat kalau sampai mereka langsung pulang!
"Sayang, sebaiknya kamu pulang naik taksi ya? Aku harus buru-buru pulang. Aku dalam pemantauan Kakekku," kata Ronald.
"Kok aku naik taksi lagi sih? Terus kapan kamu ke apartemen?" Susy cemberut.
"Nanti aku kabari lagi ya!" Ronald mengecup kening Susy. Meninggalkan Susy sendiri dengan paperbag belanjaannya yang banyak.
Ronald setengah berlari ke parkiran. Ia harus cepat cepat menyusul mobil yang dikendarai Arga. Sialnya ia menabrak seorang ibu -ibu paruh baya yang membawa belanjaan. Belanjaan itu jatuh semua. Sehingga ia harus mambantu Ibu-ibu itu merapikan belanjaannya yang berserakan.
Setelah selesai dan mengucapkan maaf, Ronaldpun segera masuk ke mobilnya dan mengejar mobil Arga di jalan raya.
TO BE CONTINUED
Jangan lupa selalu beri dukungan pada novel ini. Berikan hadiah, vote, like dan komentarmu ya!
LOVE YOU ALL 😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
auliasiamatir
jangan sampai muka bucin sama Agra,
2022-08-31
0
Neneng cinta
tekadnya ok....aku dukung....👍🏼👍🏼👍🏼
2022-04-14
0
Rinnie Hassan Azhoeri
ketemukan thor dengan cucunya kakek yg satunya lagi....bikin mereka jatuh cinta...thooor
2022-03-10
0