BAB 12. SUSY HAMIL

Laki-laki itu menyodorkan uang pada pelayan Cafe. Pelayan Cafe menerima uang tersebut.

"Kembaliannya kamu ambil saja," kata Laki-laki itu yang ternyata Ronald.

Arga dan Fathir memasukkan uangnya kembali ke saku.

"Arga! Lain kali kalau Mila sudah selesai kuliah, langsung bawa pulang! Tidak ada acara lagi acara keluar setelah kuliah!" kata Ronald sambil menatap tajam.

"Baik, Tuan," jawab Arga sambil membungkuk.

"Memangnya dia siapa sih Mila? Mengatur-ngatur kamu?" Fathir merasa tidak suka dengan sikap laki-laki itu.

"Aku Ronald. Suami Mila? Paham?!"

Fathir terkejut. Raut mukanya berubah. Ronald tersenyum sinis

"Jadi kamu tidak boleh mengajaknya pergi atau sekedar mengobrol berdua, karena ia sudah jadi istri orang," ujar Ronald.

"Ayo pulang sekarang!" Ronald menarik tangan Mila. Mila terpaksa menuruti Ronald. Mila melihat pada Fathir yang terpaku melihat mereka.

"Arga, Mila pulang denganku! Kamu bawa saja mobil Kakek ke rumah!" kata Ronald lagi. Arga mengangguk. Ronald dan Mila sudah pergi.

"Aku duluan," kata Arga pada Fathir sambil beranjak pergi

"Tunggu!" Fathir menghentikan Arga.

"Apa benar, itu suami Mila?"

"Ya. Dia cucu Tuan Edwin. Mereka dijodohkan oleh Tuan Edwin," jawab Arga.

"Kalau tidak ada yang akan ditanyakan lagi, saya harus segera pergi," kata Arga.

Fathir termenung setelah mendengar jawaban dari Arga.

Mengapa Mila tidak cerita, kalau dia sudah menikah? Tapi Mila terlihat tertekan dengan laki-laki itu!

Setelah tiba di rumah, Ronald menyeret Mila ke lantai atas. Ronald membawa Mila ke kamar Mila. Setelah sampai di kamar Mila, Ronald menghempaskan tubuh Mila ke ranjang.

"Kamu jangan sok laku! Kamu berkencan dengan dua laki-laki sekaligus! Dasar perempuan j*l*ng!" bentak Ronald.

"Berkencan apa? Kami cuma minum soft drink di Cafe. Itu kan biasa bagi anak muda. Pulang kuliah, nongkrong di cafe," jawab Mila.

"Kamu itu sudah bersuami! Jangan sok-sokan nongkrong kayak yang masih lajang aja!"

"Suami? Aku ngerasa enggak punya suami. Dianggap aja enggak!" Mila tertawa sinis.

"Jadi kamu mau dianggap sebagai istri?!" Ronald menyeringai. Mila yang sudah posisi berdiri, menjadi takut. Ia mundur. Mila jadi teringat kembali kejadian yang pernah dialaminya.

"Kenapa? Kamu takut?!" Ronald semakin senang melihat Mila ketakutan.

Tanpa menunggu lebih lama, Ronald dengan cepat meraih tubuh Mila. Dihempaskannya kembali tubuh Mila. Dengan penuh nafsu, Ronald menindih tubuh Mila. Ditariknya baju Mila hingga terlepas ke atas. Ronald tertawa senang melihat pemandangan indah dihadapannya.

Lalu dengan rakus dan kasar, menciumi semua yang dijumpainya. Termasuk dua gundukan kenyal itu. Kedua tangan Mila dikunci oleh kedua tangan Ronald. Mila memberontak sebisanya. Tapi kekuatan laki-laki itu sangat besar. Mila akhirnya hanya bisa menangis.

Ketika Ronald akan melakukan penyatuan pada Mila, terdengar suara Susy memanggil-manggil Ronald

"Sayaaaang ..., sayaaaang! Kamu dimana?!"

Dengan mendengus kesal, Ronald pun menghentikan kegiatannya. Ia bangkit dan merapikan pakaiannya.

"Kali ini kamu selamat! Lain kali, aku tidak akan melepaskanmu! Kamu miliikku! Tidak ada yang boleh memilikimu selain aku!" kata Ronald.

Cih! Dasar laki-laki munafik! Mulutmu selalu menghina dan merendahkanku! Tapi kamu tak mau melihatku bergaul dengan teman laki-laki!

Mila menggerutu dalam hati. Netranya menatap tajam pada Ronald yang bersiap keluar kamar.

"Kamu tunggulah! Saatnya kan tiba!" kata Ronald tersenyum nakal.

Mila memalingkan muka. Merasa muak pada Ronald. Ronald kemudian bergegas meninggalkan kamar Mila.

Susy yang melihat Ronald keluar dari kamar Mila, merasa heran.

"Kamu dari mana sayang?"

"Mmm ... Aku telah menghukum Mila. Dia pulang kuliah bukannya langsung pulang malah kelayaban," jawab Ronald.

"Awas sayang! Kamu jangan sering-sering dekat dengannya! Nanti kamu bisa jatuh cinta!" kata Susy sambil mengerucutkan bibirnya.

"Tenang saja sayang! Cintaku hanya padamu!" Ronald langsung ******* bibir Susy.

Dibawanya Susy ke kamar. Gairahnya yang sempat terhenti, kini dilampiaskan pada Susy.

"Awas kau Mila. Lain kali aku tak boleh gagal! Kamu harus kumiliki seutuhnya! Tubuhmu semakin hari semakin menggiurkanku" gumam Ronald dalam hati.

Baru kali ini Ronald sedang bersama Susy, tapi pikirannya melayang pada Mila. Ronald membayangkan dirinya sedang bercinta dengan Mila. Hingga ketika pelepasan, tak sadar, Ronald menyebut satu nama yang membuat Susy terkejut.

"Milaaaaa ....! Ohhhh .....!"

Susy mendorong tubuh Ronald dengan kasar. Ia yang belum mencapai puncak mendadak jadi kehilangan gairah. Justru kemarahanlah yang menguasainya.

"Minggir! Aku tak sudi! Kau menyebut perempuan l*kn*t itu!" Susy meradang.

Ronald merasa kebingungan. Ia perlahan menjauh dari tubuh Susy.

"Ada apa sayang? Kenapa kamu marah?"

"Kamu tidak tahu apa kesalahan kamu?!"

Ronald menggeleng bingung.

"Kamu sepertinya sedang membayangkan bercinta dengan Mila! Kamu menyebut nama perempuan itu!" Susy terisak.

"Ma-masa sih sayang? Aku ... tidak membayangkan dia! Mana mungkin aku tertarik pada perempuan jelek seperti dia kan? Aku hanya mencintai dirimu yang sempurna!" Ronald mencoba memeluk Susy tapi Susy menepis tangan Ronald.

Terdengar suara dering ponsel Susy. Susy segera meraih pakaiannya untuk menutupi tubuhnya yang polos. Dipakainya dress itu tanpa memakai dalaman.

"Ya hallo? Oke, aku akan bersiap!" kata Susy menjawab panggilan teleponnya

"Aku tadi akan memberitahumu, bahwa aku nanti malam akan berangkat ke Hongkong bersama teman-teman model dan Agencyku. Kita ada job berkolaborasi dengan model-model Hongkong. Jadi aku akan bersiap-siap sekarang," kata Susy sambil meletakkan ponselnya.

"Kenapa mendadak sekali sayang? Kamu tidak memberitahukanku jauh-jauh hari? Kamu juga tidak bertanya dulu padaku?" Ronald bangkit sambil memakai pakaiannya.

"Aku lupa memberitahumu! Aku baru ingat tadi. Tapi kamu mengajakku bercinta. Jadi aku harus segera bersiap-siap sekarang. Aku harap kamu tidak keberatan kalau aku pergi selama seminggu," Susy menghampiri Ronald, "Tentang yang tadi, aku memaafkanmu. Tapi awas, selama aku tidak ada, kamu jangan coba-coba genit pada Mila!" Susy mengalungkan tangannya pada leher Ronald. Merayu Ronald agar mengizinkannya pergi.

"Siap, Nyonya!" jawab Ronald senang karena Susy telah memaafkannya. Dalam hati ia merutuki diri sendiri, karena telah berbuat ceroboh. Sebuah c*uman di bibir telah mendarat di bibir Ronald, membuat Ronald semakin tersihir pesona Susy.

Susy mengakhiri c*uman panjangnya dengan mendorong tubuh Ronald perlahan.

"Aku mau mandi. Kita lanjutkan nanti kalau aku kembali," kata Susy kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan badan.

Ronald menghela nafas panjang. Sebenarnya hatinya kesal karena Susy tidak minta pendapatnya tentang rencana kepergiannya. Tapi karena Ronald telah berbuat salah, jadi Ronald tidak bisa berbuat apa-apa selain mengizinkannya.

"Dasar br*ngs*k! Bisa-bisanya aku menyebut nama perempuan itu disaat sedang bersama Susy!" gumamnya.

🌼🌼🌼🌼🌼

"Hoek ..., hoek ...!"

Susy mengeluarkan semua yang telah dimakannya. Jimy yang merasa khawatir, menyusul Susy ke toilet

"Susy! Susy sayang? Are you oke?!" Jimmy mengetuk-ngetuk pintu toilet.

Susy pun keluar dari toilet dengan wajah pucat.

"Kamu pucat sekali! Aku antar ke dokter ya! Kita masih ada waktu dua jam lagi," kata Jimmy. Susy mengangguk patuh. Tubuhnya serasa lemah.

Mereka berdua sedang berada di Hongkong. Susy berbohong. Susy tidak pergi dengan teman-temannya. Tapi ia sedang berlibur dengan pemilik agency yang menaungi profesinya.

Ketika mereka memeriksakan Susy ke rumah sakit, mendengar keluhan yang disampaikan Susy, Dokter itu menyarankan supaya Susy diperiksa ke Dokter Obgyn.

Walau bingung, Jimmy dan Susy mengikuti saran dokter itu. Dan benar saja. Setelah dilakukan USG, ternyata Susy Memang hamil seperti dugaan Dokter umum itu.

Jimmy dan Susy merasa terkejut sekaligus senang mendengar penuturan Dokter Obgyn itu. Apalagi diperlihatkan hasil USG yang memperlihatkan bayi mereka yang baru berumur 8 Minggu.

"Itu benar bayiku kan sayang?" tanya Jimmy setelah keluar dari ruangan Dokter.

"Tentu saja! Aku ingat kapan terakhir aku menstruasi dan terakhir berhubungan dengan siapa," jawab Susy.

"Oh anakku! Baik-baik ya kamu di perut Mami!" Jimmy mengelus-elus perut Susy.

Susy tersenyum bahagia. Tanpa disadari ada sepasang mata yang mengintai mereka. Dia memfoto aktivitas mereka ke Dokter.

TO BE CONTINUED

Maaf ya Readers, cuma sedikit dulu. Nanti akan update lagi. Aku kemarin selama 3 hari sibuk berat sampai kurang tidur. Jadi setelah pekerjaan berat itu selesai, aku manfaatkan untuk tiduuur. Alhamdulilah kini sudah segar kembali. Siap untuk menulis lagi untuk pada Readers ku!

Jangan lupa tinggalkan jejak ya!aaf kalau ada typo.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***