Mila turun dari lantai 2 menuju ke ruang makan. Di meja makan sudah ada Tuan Brian dan Nyonya Jeny.
"Selamat pagi, Pa, Ma," sapa Mila.
"Pagi," jawab Tuan Brian. Sedangkan Nyonya Jeny diam saja sedang menikmati sarapannya.
"Bagaimana keadaan Ronald?.Apa panasnya sudah turun?' tanya Tuan Brian.
"Sudah, Pa. Sudah sehat. Malah pagi-pagi tadi sudah pergi ke kantor," jawab Mila.
"Ke kantor?! Anak itu, baru juga sembuh! Lagi pula mau apa pagi-pagi sekali ke kantor?" Tuan Brian keheranan.
"Entahlah, Pa. Kak Ronald bersemangat sekali pagi tadi," jawab Mila.
Tuan Brian hanya mengangguk mendengar penuturan Mila. Kemudian merekapun menikmati sarapannya tanpa bersuara lagi.
"Pa, Ma, apa boleh, hari ini Mila ke rumah sakit lagi untuk menjenguk Kakek?"
"Boleh saja. Kakek pasti senang ada yang menemani. Karena Arga mungkin pulang ke rumah dulu setelah semalam menginap.di rumah sakit menemani Kakek,"
"Terimakasih, Pa,"
"Kenapa kamu bersemangat sekali menjenguk Kakek? Jangan - jsngan kamu punya maksud tertentu. Kamu mau cari muka ya?!" sekalinya Nyonya Jeny bicara, perkataannya tajam.
"Aku hanya ingin menjenguk Kakek. Supaya Kakek ada yang mengajak ngobrol. Tidak ada maksud apa-apa." jawab Mila.
"Mama! Sudahlah! Jangan suka berpikir yang tidak-tidak!" Tuan Brian mengingatkan istrinya lagi untuk tidak cari gara-gara.
"Papa harus menelepon Dokter Ferry supaya tidak usah datang kesini. Orang yang sakitnya juga udah sembuh. Berkat istrinya yang merawatnya," kata Tuan Brian sambil tersenyum pada Mila. Mila juga tersenyum malu dipuji Mertuanya.
Setelah menyelesaikan sarapan, Tuan Brian dan Nyonya Jeny pun pergi ke kantor. Nyonya Jeny memang ikut mengurus kantor. Nyonya Jeny bekerja di divisi keuangan. Sedangkan Mila bersiap ke rumah sakit.
Mila pergi ke rumah sakit naik taksi. Ketika Mila datang,, Arga sedang bersiap untuk pulang Arga akan pulang ke rumahnya terlebih dahulu, kemudian nanti siang akan kembali ke rumah sakit.
"Kakek, bagaimana keadaan Kakek?" Mila menyentuh lengan Tuan Edwin yang sedang terjaga ketika Mila datang.
"Kakek merasa baikan. Tolong bantu Kakek. Kakek mau duduk," Milapun membantu Tuan Edwin untuk duduk di ranjangnya.
"Ada yang Kakek lupa. Nanti kalau kamu ke sini lagi, bawakan ponsel Kakek. Sejak masuk rumah sakit, Kakek belum mengecek ponsel Kakek. Mungkin ada panggilan telepon untuk Kakek," kata Tuan Edwin.
"Iya, Kek," jawab Mila.
"Mila, ada yang ingin Kakek tanyakan. Apa kamu bahagia menikah dengan cucuku, Ronald?"
Mila tercekat. Mila menelan salivanya. Bingung harus menjawab apa.
"Katakan pada Kakek. Apa Ronald bersikap baik padamu?"
"Kak Ronald bersikap baik padaku, Kek. Kak Ronald memang belum mencintaiku. Tapi Mila yakin, seiring berjalannya waktu, Kak Ronald akan mencintaiku. Mila senang dan bahagia menjadi bagian keluarga Kakek," jawab Mila. Mila berharap jawabannya akan membuat Tuan Edwin puas.
Tuan Edwin menghela nafas panjang. Ia tahu, Mila hanya sedang menghiburnya saja. Untuk itu ia memerlukan ponselnya. Ia memerlukan laporan dari orang suruhannya tentang bulan madu Ronald dan Mila. Tapi sayang, kesehatannya memburuk sehingga tidak bisa memantau Ronald seperti rencananya.
Dalam hati Tuan Edwin berjanji, akan membuat Mila bahagia. Mila gadis yang baik dan tulus. Mila pantas menjadi salah satu yang akan menerima kekayaannya.
Tuan Brian kembali dari kantornya. Ada berkas perusahaan yang dibutuhkannya. Ia mencari berkas itu di ruang kerjanya. di rumah. Setelah mendapatkannya, entah mengapa, ia tertarik untuk masuk ke ruang kerja Papanya. Iapun masuk ke ruang kerja Papanya dengan perlahan. Ia menelisik ruang kerja Papanya yang tak pernah ia masuki tanpa ijin dari Papanya.
Netra Tuan Brian tertumbuk pada ponsel Papanya yang tergeletak di meja kerja Papanya. Beberapa hari ditinggalkan dalam keadaan aktif, membuat ponsel itu kehabisan baterai.
Tuan Brian pun mengecharge ponsel Papanya. Baru beberapa menit, terdengar bunyi notifikasi ponsel Papanya.Tuan Brian beberapa kali mencoba kode kunci ponsel itu untuk membuka isi pesan yang masuk. Setelah beberapa kali dicoba, akhirnya Tuan Brian berhasil membuka kode kunci ponsel Papanya. Tuan Brian pun membacanya.
Hallo, Tuan Edwin. Sudah beberapa hari saya menghubungi anda. Tapi ponsel anda tidak aktif. Apa anda baik-baik saja? Saya kirimkan saja foto-foto Ronald selama di Paris. Semoga anda puas. Saya minta bayaran saya separuhnya lagi. Agar secepatnya ditransfer. Saya sedang membutuhkan uang itu,
Deg! Hati Tuan Brian tiba-tiba merasa cemas. Ternyata Ronald sedang diawasi Kakeknya. Ia khawatir Ronald telah melakukan perbuatan yang merugikan dirinya sendiri.
Tuan Brian pun melihat foto-foto yang dikirimkan seseorang itu pada ponsel Papanya. Tuan Brian sangat terkejut, karena foto-foto itu penuh dengan foto-foto Ronald dan Susy yang sedang berbelanja dan berwisata. Walau terlihat mereka menyamar, tapi rupanya orang suruhan Tuan Edwin mengenali mereka, sehingga membuntuti kegiatan mereka. Sedangkan foto Ronald dan Mila lebih sedikit. Hanya foto - foto keberangkatan dari bandara hingga masuk ke hotel, kegiatan makan di hotel serta alan-jalan di taman dan kolam renang hotel.
Dengan marah, Tuan Brian mengirimkan foto-foto Ronald pada ponselnya dan menghapus foto-foto itu dari ponsel Papanya. Tuan Edwin hanya menyisakan foto-foto Ronald yang bersama Mila.
Kemudian Tuan Brianpun mengirim pesan pada orang yang telah mengirim foto-foto itu.
Baik. Terimakasih. Kamu telah bekerja dengan baik. Nanti uangnya akan saya transfer.
Pesanpun terkirim. Kemudian Tuan Brian menghapus pesan yang dikirimnya dan pesan dari orang itu.
Tuan Brian lalu mencabut kabel charge itu dan memasukan ponsel Papanya pada saku jasnya.. Kemudian ia bergegas kembali ke kantor.
Pulang kerja, Tuan Brian dan Nyonya Jeny datang ke rumah sakit untuk melihat Papa mereka. Rupanya Mila sudah pulang. Disana hanya ada Arga.
Melihat Tuan Brian dan Nyonya Jeny datang, Arga minta ijin untuk keluar ruangan. Setelah Arga pergi, Tuan Brian pun menghampiri Papanya.
"Pa, tadi siang ada yang menelepon. Seseorang itu memberitahukan bahwa ia telah melaksanakan tugas dari Papa, dan meminta bayarannya segera," kata Tuan Brian
Tuan Edwin agak terkejut mendengarnya. Tapi kemudian ia langsung bersikap biasa.
"Memangnya ada tugas apa sih, Pa? Papa tidak usah menangani apa-apa. Papa harus banyak.istirahat dan jangan banyak.pikiran," kata Nyonya.Jeny.
"Tugas biasa saja. Hanya urusan kecil Kalian tenang saja," jawab Tuan Edwin.
"Ponsel Papa apa kamu bawa, Brian?" tanya Tuan Edwin
"Ini. Pa." Tuan Brian menyerahkan ponsel itu pada Papanya.
Tuan Edwin kemudian mengetik sesuatu di ponselnya. Rupanya Tuan Edwin sedang mentransfer uang untuk seseorang itu Setelah berhasil terkirim, Tuan Edwin meletakkan ponselnya di dekat bantal. Untuk melihat foto-foto, Tuan Edwin menunggu anak dan menantunya pulang.
🌻🌻🌻🌻
.
Kepergian Ronald pagi itu belum.juga kembali ke rumah hingga berhari-hari. Tuan Brian, Nyonya Jeny, dan Mila sudah berusaha menelepon. Tapi ponsel Ronald tidak aktif.
Tuan Brian mengecek ke kantorpun, sekretaris Ronald mengatakan Ronald tidak masuk kantor beberapa hari dan semua pekerjaan kantor diserahkan pada sekretarisnya.
Sebagai istri, Milapun tidak tahu apa-apa perihal kemana dan dimana Ronald berada. Suaminya tidak mengatakan apa-apa ketika akan pergi. Juga tak memberi kabar.
"Kamu itu istri yang tidak becus! Seorang istri harusnya tahu kemana suaminya pergi hingga berhari-hari! Kalau ada apa-apa bagaimana?!" Nyonya Jeny menyalahkan Mila.
Mila hanya diam, tidak ingin berdebat dengan mertuanya. Buliran bening menetes dari sudut matanya. Kesedihan di hatinya semakin menjadi. Ia memang seorang istri dari Ronald. Tapi ia tidak dianggap sebagai istri. Ronald pergi tidak mengatakan apa-apa. Padahal, Mila telah merawat Ronald yang semalaman demam.
Jika hatinya sedang sedih, hanya dengan berbincang dengan Tuan Edwin, hatinya sedikit membaik. Baginya Tuan Edwin sudah ia anggap sebagai Kakeknya, pengganti Kakeknya yang telah meninggal. Tuan Edwin masih menjalani perawatan di Rumah Sakit. Mila berharap kondisi Tuan Edwin segera membaik, sehingga bisa pulang ke rumah dan melihat kelakuan Ronald yang semaunya.
Sementara itu, orang yang sedang dicari-cari keluarganya sedang bersenang-senang dengan istri barunya. Ya, Ronald telah melakukan nikah siri dengan Susy. Ronald menepati janjinya pada Susy, setelah pulang dari Paris akan segera menikahi Susy walaupun secara siri. karena untuk menikah resmi, halangan terbesarnya adalah Kakeknya. Ia khawatir di coret dari daftar ahli waris Kakeknya karena Kakeknya tidak menyukai Susy.
Ia sengaja menghilang dari semua orang, karena ingin menikmati bulan madu bersama Susy tanpa ada yang mengganggu. ia ingin memanfaatkan waktunya bersama Susy di sebuah pulau yang romantis.
Padahal, tanpa sepengetahuan Ronald, Sepulang dari Paris, Susy menemui seseorang.
Flashback
Seorang laki-laki menelepon Susy ketika Susy baru tiba ke rumahnya.
"Hallo, darling! Kamu kemana saja, tidak mengangkat teleponku?" tanya laki-laki itu.
"Unuk apa kamu menghubungiku lagi? Kita sudah putus, sejak kamu menolak untuk menikahiku!" jawab Susy ketus.
"Jangan begitu, cantik. Bukannya aku menolak menikahi kamu. Waktunya belum tepat. Segala aset perusahaan dan aset pribadi masih atas nama istriku. Kamu tidak mau bukan kalau aku jadi gembel? Makanya, kamu harus sabar ya sayang," kata laki-laki itu.
"Sudah terlambat! Aku mau menikah dengan seseorang yang lebih kaya darimu!"
"Apa?! Kamu tidak bisa berbuat itu padaku! Kita harus bicara! Aku tunggu kamu di hotel X jam 8 malam!" kata laki-laki itu dengan marah.
Susy tersenyum licik. Gertakannya membuahkan hasil. Saat ini di benak Susy, ia ingin mengendalikan dua laki-laki itu supaya bertekuk lutut padanya.
Tepat jam 8 malam, Susy menemui laki-laki itu di kamar hotel yang telah disepakati. Penampilan Susy cukup menggoda. Dengan menggunakan gaun warna merah yang pas ditubuhnya, dengan model kerah yang rendah hingga menampakkan sedikit belahan bukit kembarnya, juga belahan gaun di kakinya hingga diatas lutut, menampakkan sedkiti pahanya yang putih mulus.
Ketika pintu kamar hotel diketuk, tak lama seorang laki-laki tampan membukakan pintu. usianya sekitar 40 tahunan. Susypun masuk. Setelah pintu ditutup, laki-laki itu langsung memeluk Susy. Susy memberontak, menolak pelukan laki-laki itu.
"Lepaskan Jimmy! Aku tidak mau kau sentuh lagi! Aku muak!" kata Susy pura-pura.
"Ayolah sayang! Aku rindu padamu. Apapun akan kuberikan, asalkan kamu sabar. Kalau waktunya sudah tepat, aku pasti menceraikan istriku," rayu laki-laki bernama Jimmy itu.
"Jadi aku harus menunggumu seperti orang bodoh, begitu?" Susy tersenyum sinis.
"Kamu boleh melakukan apapun asal kita tetap bersama. Kamu boleh berhubungn dengan laki-laki manapun selama kamu menungguku, asalkan kita tetap berhubungan. Aku tidak dapat melupakanmu sayang. Kamu candu bagiku," kata Jimmy.
"Serius, aku boleh dengan yang lain? Kalau aku menikah dengan laki-laki lain, bagaimana?" Susy ingin memastikan.
Jimmy menghela nafas dengan kasar sambil menghempaskan bokongnya pada kursi di kamar itu.
"Boleh! Tapi dengan syarat, kamu tidak boleh hamil dengan laki-laki itu! Kita nanti akan menikah. Tapi tidak tahu kapan. Dan selama kamu menikah, kita akan tetap berhubungan. Kau atur saja waktumya agar tidak ketahuan suamimu nanti!" Jimmy dengan berat hati mengatakan hal itu. Walau di hatinya tidak rela, tapi supaya Susy tidak meninggalkannya, ia harus mau berkompromi.
Susy memekik senang. ia memeluk Jimmy dan menciuminya.
"Terimakasih sayang! kamu baik sekali!"
Dengan agresif, Susy melucuti pakain Jimmy. Jimmy juga membantu melepaskan gaun Susy. Setelah sama-sama polos, keduanyapun hanyut dalam percintaan yang panas. Susy yang memegang kendali. Seperti Dewi perang yang mengendalikan kudanya, Susy bermain dengan garang. Membuat Jimmy kewalahan. Keduanya ambruk dengan lemas setelah mencapai puncak bersamaan.
Flasback Off
"Sayang, kapan kamu membelikan rumah yang megah untukku? Mobilku juga sudah jelek. Masa seorang istri dari Ronald, seorang CEO perushaan ternama, mobilnya jelek? Kan malu," rayu Susy berada di pelukan Ronald. Padahal Ronald juga tahu, mobil yang dibelikannya dulu untuk Susy masih bagus Keduanya masih dengan tubuh polos setelah bercinta.
"Nanti sayang. kalau kita sudah menikah resmi. Aku akan memberikan rumah yang megah dan mobil yang bagus dan mahal untuk hadiah pernikahan," jawab Ronald.
"Benarkah?!"
"Untukmu, apa sih yang tidak? Kamu itu orang yang sangat spesial di hatiku,"
"Kalau gadis udik itu gimana?"
"Tenang saja. Dia sama sekali bukan siapa-siapa di hatiku. Kamu jangan cemburu padanya ya. Dia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kamu. Kamu cantik, dia jelek. Kamu berkelas, dia kampungan," jawab Ronald.
Susy tertawa senang mendengarnya. Susy semakin mengeratkan pelukannya.
"Tapi kamu awas, jangan menyentuhnya! Kamu jangan dekat-dekat dia! Nanti kamu lama-lama bisa jatuh cinta pada dia!" Susy mengerucutkan bibirnya.
"Tenanglah sayang. Aku tidak akan menyentuhnya. Aku malah jijik pada gadis kampung itu. Dia bukan seleraku. Hanya kamu wanita idamanku," kata Ronald lalu memag*t bibir Susy.
Lama-lama mereka semakin tidak terkendali.Bagai dinyalakan dengan api, gairah keduanya berkobar kembali. Merekapun melanjutkan aktivitas panas mereka untuk yang ke sekian kali. Seperti tak puas-puas. mereka ingn melakukannya lagi dan lagi karena tidak ada yang mengganggu.
Ronald tidak perduli, keluarganya sibuk mencarinya. Milapun harap--harap cemas, takut terjadi sesuatu yang buruk pada suaminya.
Tapi hilangnya Ronald, disembunyikan oleh Tuan Brian, Nyonya Jeny dan Mila. Mereka tidak memberitahukan pada Tuan Edwin. Terlebih, ponsel Tuan Edwin dipegang Tuan Brian, kini. Tuan Brian khawatir bila Papanya mendengar kabar buruk, akan membuat drop kesehatan Tuan Edwin yang belum pulih.
"Ronald kemana? Beberapa hari ini dia tak mengunjungiku," tanya Tuan Edwin.
Tuan Brian, Nyonya Jeny dan Mila hanya terdiam. saling melirik. Menunggu siapa yang kan menjawab pertanyaan tuan Edwin.
TO BE CONTINUED
🌼🌼🌼🌼
Ayo, berikan dukungan untuk novel ini ya. Bagi yang selalu meninggalkan jejak, saya ucapkan terimakasih. Bagi yang belum pernah meninggalkan jejak, ayo dong mulai saat ini! Vote, hadiah, like dan komentarmu sangat berarti bagi Author.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Samsia Chia Bahir
Ada jg ya laki2 kyk jimmy, mau sj dibodohi selingkuhn 😫😫😫😄😄😄
2023-01-03
0
auliasiamatir
gak sabar nunggu pembalasan Mila.
2022-08-30
0
Neneng cinta
smg mila lbh sukses dan pergi,,biar ronald menyesal krn bodoh mau d peralat nafsu sm c susy😁
2022-04-14
1