Mereka sudah berkumpul di ruang tengah. Anak, menantu dan cucu Tuan Edwin tidak tahu untuk apa mereka dikumpulkan saat itu.
"Dengar, Ronald! Kakek akan menjodohkanmu dengan Mila. Kau harus menikah dengannya!" kata Tuan Edwin.
"Bagaimana bisa Kakek membuat keputusan sepihak seperti itu?! Aku tidak mau! Aku sudah punya kekasih!" bantah Ronald.
"Pa, kita belum mengenalnya. Jangan karena kakeknya sahabat Papa, Papa langsung percaya padanya. Siapa tahu dia bukan wanita baik-baik? Atau punya maksud jahat pada keluarga kita?" Jeny, Mama Ronald ikut menimpali.
"Jangan tergesa-gesa mengambil keputusan, Pa. Pikirkan baik-baik dulu," Brian berbicara hati-hati.
Tuan Edwin menghela nafas.
"Walau aku baru mengenalnya, aku tahu dia gadis baik-baik. Dia gadis lugu dari Desa. Aku sudah memikirkannya baik-baik. Itu semua demi masa depanmu. Dia lebih baik daripada siapa itu, pacarmu? Susy? Huh! Dia bukan wanita baik-baik. Dia wanita ular, yang terlihat baik, padahal dia itu licik!"
"Kakek belum mengenal Susy dengan baik! Bagaimana bisa membuat penilaian seperti itu?!" Ronald marah dengan perkataan Kakeknya.
"Kakek sudah banyak makan asam garam kehidupan, Ronald! Kakek tahu wanita mana yang tulus dan yang tidak tulus," jawab Tuan Edwin.
Ronald berdiri dengan kasar.
"Aku ada meeting nanti malam! Pembicaraan ini hanya buang-buang waktu!" kata Ronald tajam. Ia segera bergegas pergi.
"Jangan harap kamu akan terus berada pada posisimu sekarang! Kakek akan menyerahkan posisimu yang sekarang pada kakakmu, Richard! Pembangkang sepertimu tidak akan masuk hitungan untuk mewarisi harta Kakek!" teriak Tuan Edwin.
Ronald terperanjat. Begitu pula Brian dan Jeny. Ronald sampai menghentikan langkahnya. Ia berbalik arah, berjalan lagi menghampiri Kakeknya.
"Kakek tidak bisa memperlakukanku seperti itu! Aku sudah bekerja keras membantu membangun perusahaan hingga seperti sekarang!" Ronald tidak terima.
"Itu hak Kakek mau membuat keputusan seperti apapun. Sekarang semuanya terserah padamu. Juga kalian sebagai orangtuanya! Hmm .... sudah saatnya Ricard dipanggil ke sini, untuk mengurusi perusahaanku," Tuan Edwin berbicara dengan tenang. Ia yakin, ancamannya pasti berhasil.
"Pa, Ronald juga berhak atas perusahaan itu. Ia sudah bekerja keras selama ini," Brian berusaha membela putranya.
"Hmmm....kamu itu dari dulu selalu berat sebelah. Ricard juga anakmu! Apa kamu sudah lupa? Kalau bukan aku, tidak ada yang membelanya setelah Mamanya meninggal! Orangtua macam apa kamu?! Pantas saja dia memilih pergi dari rumah ini!" kata Tuan Edwin tajam. Tuan Brian menunduk mendengar perkataan Papanya. Jeny hanya melirik pada suaminya.
"Baik! Aku ikuti kemauan Kakek! Aku setuju menikah dengan gadis kampung itu!" Ronald menyerah. Tuan Brian dan Nonya Jeny menoleh pada Ronald.
"Baguslah! Kamu membuat keputusan yang tepat! Oh ya, jangan sebut dia gadis kampung. Dia punya nama. Namanya Karmila. Mila," Tuan Edwin tersenyum puas.
'Huh, bahkan namanya saja sudah kampungan,' kata batin Ronald. Dia betul- betul tidak menyukai gadis itu sejak pertama melihatnya pun.
Tuan Edwin kemudian meninggalkan ruangan itu menuju kamarnya. Ronald, Papa dan Mamanya pun keluar menuju mobil mereka. Hari masih siang, mereka akan kembali ke kantor.
"Pa, kasihan Ronald! Papa harus bertindak. Gagalkan pernikahan itu," bisik Nyonya Jeny pada suaminya
"Kau lakukan saja sendiri! Kamu tahu sendiri, kalau Papaku sudah berkehendak, tidak akan ada yang bisa membantahnya! Apalagi menggagalkan rencananya. Bisa-bisa aku dicoret dari daftar ahli warisnya! Sudah untung aku dimaafkan karena perselingkuhanku dengan kamu!" Tuan Brian tersungut-sungut kesal. Tuan Brian sudah habis kesabaran. Selama ini ia selalu menuruti keinginan istrinya.
Nyonya Jeny mencebik karena respon suaminya tak sesuai keinginannya. Sedangkan Ronald sudah masuk ke mobilnya. Mereka pergi berlawanan arah karena akan kembali ke perusahaan yang mereka pimpin masing-masing.
*
*
*
*
Mila menyiram tanaman yang ada di taman belakang rumah Tuan Edwin. Hatinya merasa sedikit terhibur dengan melihat bunga-bunga yang bermekaran indah. Beberapa hari ini ia masih teringat Kakeknya. Sampai-sampai ia rasanya ingin kembali ke Desa untuk melihat makam Kakek.
"Mila, kamu ada di sini rupanya," suara Tuan Edwin menghentikan aktivitas Mila. Mila menoleh sambil tersenyum.
"Iya, Kek. Aku suka bunga-bunga," jawab Mila.
"Mila, ada yang ingin Kakek katakan. Kakek harap kamu jangan menolaknya. Karena itu adalah demi masa depanmu," kata Tuan Edwin.
"Ya, Kakek. Katakan saja," sahut Mila.
"Hmm ......, Kakek berencana menjodohkanmu dengan cucu Kakek yang bernama Ronald," kata Tuan Edwin. Tuan Edwin menjeda dulu perkataannya, ingin melihat respon Mila. Tapi ternyata Mila diam saja, masih menunggu Tuan Edwin bicara lagi.
"Kakek ingin kamu menjadi bagian dari keluarga Kakek. Supaya posisimu kuat di rumah ini. Juga sebagai bukti Kakek untuk menjagamu seperti janji Kakek pada Kakekmu," kata Tuan Edwin lagi.
"Tapi Kek, sepertinya Kak Ronald tidak menyukaiku," jawab Mila.
"Kamu tenang saja. Lambat laun dia akan menyukaimu. Kamu hanya perlu di make over. Kakek juga akan mendaftarkan mu untuk kuliah. Kamu harus menjadi gadis yang pandai dan berpendidikan, agar mengimbangi Ronald. Dia menyukai wanita berkelas," kata Tuan Edwin lagi.
Mila hanya mengangguk. Ia sudah pasrah pada masa depannya. Ia sudah tidak punya keluarga. Jadi ia akan menuruti Tuan Edwin sebagai pengganti Kakeknya. Saat ini hanya Tuan Edwin pelindungnya.
*
*
*
*
Acara akad nikah pun dilaksanakan di rumah besar Tuan Edwin. Hanya disaksikan keluarga Tuan Edwin, dan para pelayan serta supir Tuan Edwin.
Mila terlihat cantik dengan memakai kebaya putih. Sedangkan Ronald terlihat tampan dengan memakai tuxedo warna putih. Namun sayang, wajahnya terlihat tidak senang dengan pernikahan itu. Ia benar-benar terlihat dingin dan datar.
Setelah acara ijab kabul selesai, mereka foto-foto dengan pengantin, setelah itu acara makan bersama. Para pelayan di rumah itu turut menikmati acara makan-makan tersebut. Mereka dibebastugaskan sejenak untuk mengikuti acara yang diselenggarakan oleh Tuan Edwin.
Setelah acara makan-makan selesai, merekapun bubar untuk melanjutkan aktivitasnya masing-masing. Tuan Edwin kembali ke kamarnya. Kini ia menempati kamar di lantai dasar, karena alasan kesehatan. Ia sudah tidak sanggup untuk naik turun tangga setiap saat. Sedangkan Brian dan Jeny pun masuk ke kamarnya.
Ronald masuk ke kamar tanpa mengajak Mila. Mila mengikutinya dibelakang. Sekarang Mila harus sekamar dengan Ronald di kamar Ronald. Aroma bunga mawar menyeruak ketika pintu kamar dibuka Ronald.
Ronal mengganti pakaian pengantinnya di walk in closet. Sedangkan Mila memilih duduk di ranjang sambil memperhatikan interior kamar Ronald yang elegan dan terkesan maskulin.
"Aku pergi dulu ada urusan. Kau tidak usah menungguku, karena aku akan pulang larut malam,' kata Ronald datar.
"Tapi Kak ...., apa yang harus kukatakan kalau Kakek menanyakmu?"
"Jawab saja kalau aku ada urusan yang tidak bisa ditunda," jawab Ronald.
Mila diam saja. Ia tahu, Ronald hanya beralasan saja. Ronald hanya menghindarinya. Pernikahan itu memang terpaksa. Masing-masing tidak menginginkannya. Hanya saja, Mila mencoba untuk menerima keinginan Tuan Edwin. Mila akan mencoba untuk mencintai Ronald. Tapi tidak dengan Ronald. Ia masih bersikap dingin, bahkan ketus pada Mila, sejak fitting baju pengantin hingga hari pernikahan mereka, sikap Ronald tak berubah.
Ronald melajukan mobilnya menuju ke apartemen. Ia menelepon seseorang.
"Sayang, datanglah ke apartemenku. Aku membutuhkanmu," kata Ronald. Ronald tersenyum setelah suara diseberang sana menyanggupinya.
Mila yang masih berada di kamar Ronald, segera mengganti kebaya pengantinnya dengan dress rumahan. Cuaca cukup panas di luar. Tapi dikamar itu terasa sejuk karena AC yang selalu dinyalakan oleh Ronald. Mila membaringkan tubuhnya di ranjang. Ingatannya melayang pada kenangan bersama teman-temannya di Desa dan saat Kakeknya masih hidup. Walau hidup sederhana, tapi Mila merasa bahagia dikelilingi orang-orang yang baik dan sayang padanya. Hingga Mila pun tak terasa jatuh tertidur.
Sedangkan di apartemen, dua orang berlainan jenis sedang bergumul dengan panasnya. Beberapa hari tidak bertemu, membuat keduanya merasa rindu. Kerinduan itu mereka lampiaskan kini ketika bertemu. Berbagai posisi bercinta, mereka lakukan. Deru nafas dan ******* kenikmatan memenuhi kamar tidur itu. Mereka segera berhenti ketika mereka sudah mencapai ******* bersama untuk ke sekian kalinya. Dengan lemas, mereka menghempaskan tubuh mereka sambil telentang menatap langit-langit. Si Wanita menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Si laki-laki pun akhirnya ikut menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Kau luar biasa sekali sayang! Berapa hari tak bertemu, permainanmu semakin binal saja!" Seru Ronald.
"Aku senang kalau kau merasa puas. Itu semua demi kamu, sayang, apapun akan kulakukan!" jawab Susy.
"Kamu memang kekasihku yang luar biasa! Aku tidak bisa berpaling darimu,* kata Ronald sambil mengecup kening Susy.
Drtt. drtt drttt
Terdengar ponsel Ronald bergetar dengan nada dering yang berbunyi nyaring. Hari baru saja menjelang petang.
Ronald mendengus kesal. Ia tadi lupa tidak menonaktifkan ponselnya.
Ronald melihat layar ponselnya. Ternyata Kakeknya yang meneleponnya.
"Ya Kek ada apa?" Ronald bertanya seperti tidak bersalah.
"Ronald! Kamu harus cepat pulang!" teriak Kakeknya di telepon.
"Aku sedang banyak pekerjaan, Kek," bohong Ronald.
"Kamu jangan coba-coba bohong pada Kakek lagi! Kakek tahu, kamu bersama wanita ular itu di apartemenmu! Cepat pulang, atau kamu mau kehilangan semuanya, biar kamu jadi laki-laki miskin!" ancam Kakeknya.
"Ba-baik, Kek!" Ronald tercekat mendengar ancaman Kakeknya. Ia buru-buru bangun dan berpakaian.
Tuan Edwin tersenyum smirk. Sebuah rencana akan ia jalankan.
To be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Sukliang
kakek yg pinter
2022-03-04
0
Tika Tika
Baru baca langsung jatuh hati sm sosok richard padahal orangnya belum muncul. semoga,author nulis ceritanya tidak kyk novel2 lainnya yaaaa...istri kembali lg bersama suami yg sudah menyakiti bahkan tidur dengan wanita lain❤🙏👍
2022-03-04
0
ana Imaa
hmm padahal ya kek menurut aku mila mnding dinikahkan dg rhicard aja drpd nantinya harus tersakiti
2022-03-03
0