Mila mencari tempat kos untuk menghemat pengeluarannya. Tidak mungkin bukan kalau Mila tinggal di hotel terus. Kalau pulang kampung, ia tidak dapat bekerja. Di sana ia pasti hanya bisa jadi petani. Untuk itu Mila memilih bertahan hidup di Jakarta terlebih dahulu sebelum ia pindah ke kota lain atau daerah lain.
Iapun mendapatkan kosan khusus wanita. Dengan harga yang sedikit lebih murah dan fasilitas yang memadai. Milapun tinggal di kosan itu dan melanjutkan mencari pekerjaan
"Maaf, kami saat ini tidak memerlukan karyawan baru," kata pemilik toko yang didatangi Mila.
"Oh ya tidak apa-apa. Saya permisi kalau begitu," kata Mila kemudian beranjak dari duduknya.
"Heh, itu kan seperti wanita yang di video viral itu," bisik salah seorang karyawan toko pada temannya.
"Video apa?"
"Video asusila. Kerabat Pengusaha kaya raya ada main sama supir," kata karyawan itu.
"Oh dia wanitanya?"
"Iya."
"Sekarang susah ya hidupnya? Pasti diusir keluarga. Bikin malu!" timpal temannya.
Mila mempercepat langkahnya. Ia tak ingin mendengar lebih banyak lagi gunjingan dari orang-orang yang tidak tahu persis kejadian yang sesungguhnya.
Toko demi toko, Mila datangi. Tapi tak satupun yang menerima Mila. Rata-rata mereka mengenali sosok Mila sebagai si wanita dalam video viral itu. Namanya benar-benar hancur.
"Kamu cocok bekerja di tempatku, cantik! Kamu tinggal menemani minum para pelanggan. Bagaimana?" kata salah seorang yang kebetulan mendengar Mila sedang melamar pekerjaan di sebuah butik.
"Maaf, Nyonya. Saya hanya ingin pekerjaan halal," jawab Mila.
"Huh, belagu! Munafik!" maki orang itu.
Mila tak menggubris makian orang itu. Ia terus mencari pekerjaan. Sudah tujuh hari Mila mencari pekerjaan. Dan belum ada satu tokopun yang mau menerimanya.
Mila berhenti di teras sebuah toko yang tutup. Ia duduk di depan toko itu. Mila mengelap peluh di dahinya dengan tangannya. Memang sangat sulit mencari pekerjaan dengan tanpa menggunakan ijazah. Ijazah SMAnya tertinggal di rumah Tuan Edwin. Mila juga tidak yakin, bila menggunakan ijazah SMA nya pun akan dapat pekerjaan. Karena kasus video viral itu cukup membuatnya dikenal dan reputasinya hancur.
Mila meneguk air mineral yang baru dibelinya. Hari itu panas matahari cukup terik. Mila melihat diseberang jalan ada warung nasi. Perut Mila sudah perih, minta diisi. Tadi pagi Mila hanya minum teh manis sebelum berangkat mencari pekerjaan. Persediaan uangnya memang sudah menipis, karena memang sudah lama kartu ATMnya tidak ada yang mengisi sejak Tuan Edwin meninggal.
"Nasi sama semur telur dan tumis labu Siam, Bu," pesan Mila setelah berada di warung nasi itu.
"Bu ...., mana sendoknya?! Gelas juga mana kok enggak ada?!" teriak seorang pembeli yang akan makan di warung itu.
"Wah ...maaf, Pak. Belum dicuci. Aduh, piring juga pada habis nih belum dicuci! Sebentar ya mbak, saya mau cuci dulu!" kata ibu penjual nasi.
"Maaf, Bu. Kalau ibu membutuhkan tukang cuci alat-alat makan, saya bersedia, Bu," kata Mila.
"Apa benar mbak? Ya sudah, Ibu sedang butuh tukang cuci piring. Orang yang biasa bantu Ibu di sini sedang sakit. Jadi ibu gak ada yang bantuin. Mau nyari juga susah," kata Ibu penjual nasi.
"Pesanan nasi saya, dibungkus dulu ya Bu? Saya mau cuci piring dulu."
"Iya, mbak. Sana cuci piring dulu. Oalah ..... Untung ada si mbak. Kalau gak ada yang bantuin, bisa pusing saya!"
Mila tersenyum. Kemudian Mila pun pergi ke belakang warung untuk mencuci alat-alat makan yang kotor. Selesai mencuci piring, Mila kembali ke depan, menghampiri Ibu penjual nasi.
"Bu, saya sudah selesai mencucinya,"
"Oh iya, mbak. Ini nasinya. Si mbak enggak perlu bayar. Itu untuk upah cuci piring barusan. Besok kalau bisa datang lagi ya mbak. Kalau sampai warung ini tutup mau enggak mbak?"
"Mau, Bu. Saya lagi butuh kerjaan. Apa saja, yang penting halal,."
"Ya sudah, mbak besok kesini lagi. Kalau sekarang si mbaknya barangkali belum siap kalau sampai sore. Mulai besok aja ya mbak."
"Iya, Bu. Terimakasih. Saya permisi dulu. Besok saya harus datang jam berapa ya Bu?"
"Jam 9 pagi ya mbak."
"Oh iya. Saya permisi dulu kalau begitu,"
"Iya, mbak. Mbak namanya siapa ya? Tinggal dimana?"
"Nama saya Mila, Bu. Saya kos di daerah sini,"
"Oh ya, nak Mila. Hati-hati di jalan."
"Iya Bu."
Mila merasa sedikit lega karena setidaknya untuk makan saja ia sudah dapat. Ia akan terus mencari informasi lowongan pekerjaan yang lebih baik.
Sudah 1 Minggu Mila melakukan pekerjaan sebagai pencuci piring di warung makan itu. Hingga hari itu Mila entah mengapa tiba-tiba merasa mual mencium aroma nasi. Mila menyelesaikan mencuci piring dengan perut bergejolak. Keringat dingin terasa membasahi tubuhnya. Setelah menyelesaikan cucian yang terakhir, Mila berlari menjauh dari warung itu. Mila mencari tempat sepi. Ia muntahkan segala yang telah ia makan pagi itu. Setelah mulanya reda, Ia menghampiri Ibu penjual nasi.
Ketika Mila akan bicara, terdengar salah seorang pembeli nasi di warung itu sedang berbincang dengan temannya.
"Kapan para tenaga kerja itu berangkat?"
"Satu Minggu lagi."
"Tujuannya kemana?"
"Ke Inggris. Di sana memerlukan banyak wanita untuk waitress,"
Mila pun menghampiri dua orang wanita yang sedang bercakap-cakap.
"Maaf, Bu. Apa kalian penyalur TKW?"
Dua orang itu terdiam. Mereka melihat Mila dengan tatapan curiga.
"Saya ingin daftar menjadi TKW, kalau ada lowongan," jelas Mila
"Apa benar kamu mau jadi TKW?"
"Ya, benar. Saya membutuhkan pekerjaan," kata Mila.
"Baiklah. Kalau kamu berminat, datang saja ke kantor kami. Ini alamatnya," kata salah seorang dari mereka sambil memberikan kartu nama.
"Baiklah. Kalau sekarang apa kantornya buka?"
"Ya. Kantornya buka sampai sore di hari kerja. Kamu menghubungi bagian administrasi ya."
"Baiklah kalau begitu. Saya akan ke sana," kata Mila.
"Bawa fotokopi KTP dan pas foto. Kamu juga nanti harus mengisi formulir di sana,"
"Baik. Terimakasih."
Mila kemudian menghampiri Ibu penjual nasi.
"Bu, saya bekerja disini sampai hari ini saja. Saya akan mencari pekerjaan lain. Maaf."
"Oh iya. Tidak apa-apa. Saya nanti akan mencari orang lagi untuk membantu saya. Nak Mila mau jadi TKW?"
"Iya, Bu. Saya akan mencoba. Saya ingin hidup lebih baik,"
"Ibu do'akan semoga Nak Mila berhasil. Ini upahmu selama seminggu."
"Terimakasih, Bu. Saya pamit, Bu," Mila mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Ibu penjual nasi itu. Mereka berduapun bersalaman dan mengucapkan salam perpisahan. Mila merasa beruntung mengenal Ibu penjual nasi yang baik hati yang menolongnya dengan mempekerjakannya selama seminggu ini.
Mila melangkah pergi mencari angkutan kota menuju ke alamat kantor penyalur tenaga kerja.
🌻🌻🌻🌻🌻
"Oke. Berkas sudah lengkap. Formulir sudah diisi. Mbak mulai besok dikarantina di penampungan dului ya. Ada pembekalan sebelum para TKW diberangkatkan."
"Iya, Mbak. Terimakasih. Saya permisi dulu," Mila pun keluar dari kantor penyalur TKW.
Sebenarnya Mila merasa agak janggal, karena kantor penyalur TKW itu tidak ada sama sekali plang, baliho, ataupun spanduk yang menerangkan tentang perusahaan penyalur tenaga kerja itu. Tapi Mila menepisnya. Ia berfikir positif saja. Mungkin perusahaan itu baru. Lagipula Mila punya rencana bila ia menghadapi situasi terburuk sekalipun, yang penting ia dapat ke luar negeri. Ia ingin merubah nasib.
Setelah tiba di kosan, tiba-tiba perutnya bergejolak lagi. Mila berlari ke kamar mandi. Ia muntah-muntah. Setelah reda, Mila berjalan ke ranjangnya dengan lunglai. Mila teringat, Ia sudah dua minggu telat haid. Jantungnya berdetak kencang.
"Jangan-jangan .....," Mila takut untuk menebak-nebak. Semoga yang terlintas di pikirannya tidak terjadi.
Dengan tergesa-gesa, Mila pergi ke apotik terdekat. Ia membeli test pack 2 merk. Mila pernah mendengar, Waktu terbaik untuk menggunakan test pack adalah bangun tidur di pagi hari. Mila harus sabar menunggu besok pagi.
Mila bangun dengan dengan mata masih mengantuk. Semalam ia tidak bisa tidur karena memikirkan tentang kemungkinan kehamilan yang akan terjadi padanya. Hari ini ia akan masuk ke penampungan. Jadi ia akan bersiap-siap.
Sebelum Mila mandi, Ia melakukan cek urin terlebih dahulu. Dengan berdebar-debar, Mila menunggu hasil test packnya. 2 merk test pack Ia celupkan pada urinnya yang ditampung pada sebuah cup bekas es krim.
Tak lama, yang ditunggu-tunggu pun muncul. Dua garis merah pada 2 merk test pack itu terpampang nyata. Mila agak terhuyung tak percaya melihat kenyataan yang ditakutinya.
Ya Tuhan, aku hamil! Bagaimana ini? Aku akan bekerja ke luar negeri! Statusku juga dalam proses cerai. Aku harus bagaimana?
Mila panik. Berkali-kali Mila memaki Ronald yang telah membuatnya hamil. Mila juga menangis, merasa bingung harus melakukan apa. Terbayang hari-hari suram yang akan Ia hadapi bersama anaknya tanpa perlindungan suami ataupun ayah dari anaknya.
Ditengah kekalutan pikirannya, Mila pergi ke penjara tempat Arga di tahan. Ia akan pamit sekaligus meminta saran dari Arga tentang langkah yang harus diambilnya menghadapi kehamilannya.
Arga terlihat kurus dan berjambang ketika Mila menjenguknya. Arga tersenyum melihat Mila. Merekapun berbicara dengan dibatasi kawat.
"Apa kabar, Mila?" sapa Arga.
"Kak Arga, aku .... hamil!" Mila mengusap air matanya yang menetes di pipinya.
Arga tampak terkejut.
"Laki-laki itu sudah membuatmu teraniaya, kini membuatmu susah saja! Aku bersumpah! Setelah aku bebas dan hidup berkecukupan, aku akan membuat pembalasan untuk laki-laki br*ngs*k itu!" geram Arga.
"Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang?" tanya Arga lembut.
"Aku enggak tahu. Aku bingung. Aku takut tidak bisa menghidupi anakku dengan baik. Tapi aku juga tidak ingin menggugurkannya. Dia berhak hidup, walau aku sebenarnya tidak menginginkannya," Mila masih terisak.
"Jangan! Kamu tidak boleh menggugurkannya! Biarkan dia hidup. Dia akan menjadi pelipur laramu. Mungkin dia yang akan mengangkat derajatmu, mungkin ia yang akan menyingkirkan semua kesedihanmu," kata Arga.
"Iya, Kak. Aku akan membiarkan dia hidup. Aku akan membesarkannya dengan seluruh jiwa ragaku. Oh ya Kak, aku akan berangkat keluar negeri. Aku akan menjadi TKW ke Inggris. Aku mau pamit," kata Mila sendu.
"Mila berhati-hatilah. Jaga kesehatan. Jaga diri dan calon anakmu baik-baik! Maaf aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa mendo'akanmu, semoga kamu mendapatkan laki-laki yang dapat melindungimu dan anakmu. Semoga kamu bahagia," kata Arga tulus.
"Terimakasih do'anya. Kak Arga juga jaga kesehatan ya. Suatu saat nanti kalau aku kembali, aku akan mencari Kak Arga.".
Arga mengangguk.
"Nanti kau datanglah ke Lapas ini. Aku akan meninggalkan alamatku di sini, supaya kamu bisa mencariku suatu hari nanti. Semoga kita masih diberi umur panjang," ucap Arga.
Milapun pamit. Arga memandang kepergian Mila dengan hati yang trenyuh. Petugas jaga memanggilnya untuk segera kembali ke selnya. Argapun segera menuruti perintah petugas jaga walau matanya masih melihat kepergian Mila.
Selamat jalan adikku
Selamat jalan menempuh hidupmu
Semoga kamu akan menemukan kebahagiaanmu
Maafkan aku tidak dapat membersamaimu
Aku senang walau aku tak dapat memilikimu,
Aku kini menjadi kakakmu
Aku akan membuatmu bangga memiliki seorang kakak seperti aku
Suatu hari nanti
Aku akan menghilangkan duka laramu
Aku akan membuat perhitungan untuk orang-orang
yang telah menyakitimu
Itu janjiku
TO BE CONTINUED
Hai, Readersku ! Baru up lagi nih! Semoga kalian sehat, bahagia dan sukses ya di tahun baru 2022 ini. Semoga harapan dan mimpi-mimpi kalian menjadi nyata. Aamiin ....
Bagi yang sudah mulai masuk kerja atau kuliah, selamat beraktivitas! Bagi yang masih libur, manfaatkan waktu libur kalian yang sebentar lagi ini.
Jangan lupa, kasih Vote, like, komen, dan hadiah buat novel ini ya. Juga tekan Favorit, agar kalian tahu kalau novel ini sudah up. I ❤️ YOU ALL!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Santi Rizal
mewek aku Thor
2023-05-31
0
auliasiamatir
yah... kalau Bunting pasti ending nya balikan sama si Ronal anjing kurap
2022-08-31
0
Ryanie Yanzz
mewekk deuhhh😭😭
2022-04-06
0