"Kakek akan memantau gerak gerikmu mulai sekarang !" Kata Kakeknya,"Pernikahanmu menentukan keputusan Kakek atas perusahaan dan Harta yang akan Kakek wariskan. Kalau kau bersikap baik dan menyayangi Mila, Kakek akan mempertimbangkan kamu untuk mengelola beberapa perusahaan Kakek yang tersebar hingga ke luar negeri. Kalau kamu tidak bersikap baik, bahkan menyakiti Mila, kamu akan tanggung akibatnya!"
"Tentu saja aku akan baik pada istriku. Aku akan berusaha menjadi suami yang baik," jawab Ronald dusta.
"Berbicara itu mudah. Kakek akan memantau apakah ucapanmu benar atau hanya janji palsu," Tuan Edwin menatap tajam.
"Mulai besok, Pak Soleh akan menjadi supirmu. mengantar jemput kemanapun kau pergi Kamu tidak bisa menolak.lagi!" Tuan Edwin menyesap air teh hangat yang ada di meja.
Ronald hanya diam. Dalam hatinya berkecamuk, memaki Kakeknya dan Mila, juga mencari cara bagaimana agar dapat bertemu dengan Susy tanpa diketahui Kakeknya.
Pak Soleh adalah orang kepercayaan Kakeknya. Tentu saja Ronald merasa tidak bebas karena akan terus diawasi orang kepercayaan Kakeknya.
"Baiklah, Kek. Kalau tidak ada yang akan disampaikan lagi, aku mau istirahat di kamar," izin Ronald.
Tuan Edwin mengibaskan tangannya, tanda menyuruh Ronald boleh pergi.
🌻
Ronald masuk.ke kamarnya. Terlihat Mila baru saja menyelesaikan shalatnya.
"Sudah pulang, Kak? Kak Ronald mau mandi? Mila isi dulu bathup nya ya," kata Mila bertubi-tubi.
"Tidak usah! Aku mau mandi di shower aja!" jawab Ronald ketus sambil membuka dasinya. Tas kerjanya diletakkan di meja yang ada di kamar.
Mila segera memindahkan tas kerja Ronald pada lemari kabinet. Ronald membuka pakaiannya dan menyisakan celana boxernya. Sebenarnya Mila malu melihat Ronald yang bertelanjang dada dan hanya memakai boxer, tapi sebagai seorang istri, Mila harus melayani suaminya. Mila memungut pakaian Ronald yang berserakan di lantai. Ronald sengaja melakukannya agar Mila membereskannya. Mila segera membawanya ke keranjang pakaian kotor. Sedangkan Ronald masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Sebelum dimasukkan ke keranjang pakaian kotor, Mila mencium aroma parfum wanita menempel pada kemeja Ronald. Mila juga melihat ada cairan yang telah mengering di bagian dalam celana panjang Ronald. Mila tak tahu itu apa. Mila memasukkan pakaian pada keranjang pakaian kotor itu tanpa berpikir lebih jauh.
Mila mencari pakaian tidur untuk Ronald di lemari. Mila agak kesulitan menemukannya karena belum tahu letaknya. Lemari di walk in closet itu panjang. Ronald keluar dari kamar mandi dengan memakai bathrobe.
"Apa yang kau lakukan?" Ronald bertanya curiga
"Aku mau mencari pakaian tidur untuk Kak Ronald tapi belum ketemu," jawab Mila sedikit takut melihat Ronald melotot.
"Sudah! Enyah sana! Kamu jangan mencari muka! Aku bisa mengambil pakaian sendiri!" Ronald menarik Mila agar menjauh dari lemari.
Mila terhuyung mendapatkan perlakuan kasar yang tak disangka-sangka. Mila segera berlalu menuju ke ranjang. Hatinya sedikit sakit,. Mila duduk di tepi ranjang.
Ronald keluar dari walk in closed. Ia sudah memakai pakaian tidur.
"Mulai malam ini, kamu tidur di sofa, aku yang tidur di ranjang. Kamu jangan coba-coba menggodaku. Pernikahan ini hanya sementara. Sampai Kakek memberikan seluruh hartanya padaku," kata Ronald dingin.
"Perlu kamu tahu, aku sudah punya kekasih yang lebih baik segalanya darimu. Jadi jangan campuri urusanku. Juga yang harus kamu camkan, kita harus pura-pura mesra di depan orang lain, terutama di depan Kakek, mengerti!" Kata Ronald lagi.
"Jawab! Kamu mengerti tidak?!" bentak Ronald.
"Me-mengerti," Mila menjawab dengan terbata.
Tok
Tok
Tok
Terdengar suara ketukan pintu kamar. Ronald segera membukanya. Tampaklah seorang pelayan di depan pintu kamarnya.
"Tuan muda, makan malam telah siap. Tuan besar sudah menunggu," kata pelayan itu.
"Baik, nanti kami akan turun," jawab Ronald.
"Cepatlah kita turun. Kakek sudah menunggu," kata Ronald setelah pelayan pergi.
Ronald dan Mila pun turun dari lantai 2 menuju ruang makan yang ada di lantai 1. Ronald menggandeng tangan Mila. Mila agak canggung karena belum terbiasa.
"Ingat, kita harus mesra dihadapan Kakek," bisik Rinald pada telinga Mila. Mila mengangguk.
Setelah dekat dengan meja makan, Ronald menarik kursi untuk Mila. Kemudian Ronald menarik kursi untuk didudukinya.
"Manis sekali. Andai istrimu bukan dia ....," Nyonya Jeny berkomentar.
"Kau kira aku suka punya menantu sepertimu?! Bahkan Kau datang ke rumah ini tanpa diundang olehku!" kata Tuan Edwin tajam pada Nyonya Jeny. Nyonya Jeny terdiam, jadi salah tingkah. Mertuanya memang dari dulu tidak menyukainya. Tuan Brian menyikut istrinya karena salah bicara.
"Mari kita makan," kata Tuan Edwin.
Setelah itu suasana hening. Mereka makan malam dengan tenang. Mila agak kesulitan menggunakan sendok, garpu dan pisau. Di Desa, ia lebih sering makan menggunakan tangan.
Nyonya Jeny tersenyum tertahan. Sedangkan Ronald tampak kesal, tapi ditahannya. Ia hanya menarik nafas. Melihat Mila yang kesulitan dan reaksi cucu dan menantunya, Tuan Edwin berdehem.
"Kamu nanti akan belajar tentang table manner dan akan kuliah, Mila. Kamu jangan khawatir. Kamu cucuku. Tidak ada yang dapat menghina dan merendahkanmu. Setan sekalipun!"
Perkataan Tuan Edwin mengejutkan Nyonya Jeny dan Ronald. Rupanya Tuan Edwin menyindir mereka. Muka Ronald merah padam. Ronald iri mengapa sekarang Kakeknya lebih sayang pada Mila yang jelas-jelas bukan cucu kandungnya.
Mereka melanjutkan makan dengan hening. Hanya suara alat makan yang terdengar berdenting. Selesai makan utama dan dessert, Tuan Edwin menyuruh keluarganya untuk tidak beranjak dulu dari ruang makan.
"Ada hal yang ingin kusampaikan," kata Tuan Edwin.
'Apa lagi nih?' batin Ronald penasaran.
"Minggu depan kalian berdua bulan madulah selama 1 Minggu. Supaya kalian lebih saling mengenal. Ini tiketnya," Tuan Edwin meletakkan tiket pesawat di meja.
"Hotel dan akomodasi lainnya sudah Kakek urus. Kalian tinggal berangkat dan menikmati bulan madu kalian saja," Tuan Edwin lalu bangkit kemudian pergi meninggalkan ruang makan itu.
Ronald menghampiri tiket yang ada di meja makan.
"Tiket ke Paris," gumam Ronald.
"Manfaatkan waktumu. Ajak Mila ke tempat-tempat romantis," bisik Papanya. Sedangkan Nyonya Jeny hanya diam saja karena masih kesal dengan sindiran mertuanya.
🌸
Waktu seminggu sebelum berangkat ke Paris, Mila mendaftar kuliah secara online ke sebuah Perguruan Tinggi dibantu oleh Arga, supir baru Tuan Edwin.
Tuan Edwin juga menyuruh Arga agar mengantarkan Mila untuk ke salon supaya Mila merubah penampilannya. Juga mengantar Mila ke butik untuk membeli beberapa potong pakaian.
Mila senang. Mila seperti ada teman yang menemaninya ke manapun ia pergi. Karena Mila belum mempunyai teman dan kota ini asing bagi Mila yang biasa hidup di Desa.
Ronald hanya mencebik melihat penampilan baru Mila. Mila memang tampak kelihatan lebih segar dan lebih manis. Tapi Ronald tak tertarik sedikitpun. Hatinya hanya untuk Susy.
Mila juga banyak diajari segala hal oleh Tuan Edwin, tentang sopan santun bertemu dan bertamu orang-orang kalangan atas, belajar table manner, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kebiasaan dan gaya hidup kalangan atas. Tuan Edwin adalah keturunan orang Inggris. Wajahnya terlihat blasteran. Keluarga Tuan Edwin juga aktif di perkumpulan keturunan orang-orang Inggris.
Hari itupun tiba. Ronald dan Mila berangkat bulan madu ke Paris. Ini menjadi perjalanan pertama Mila ke luar negeri. Tak henti-hentinya ia memandang takjub pada pemandangan diluar pesawat.
Tidak banyak perbincangan yang dilakukan pasangan itu. Ronald merasa malas untuk sekedar mengajaknya mengobrol. Apalagi bermesraan. Di pikiran Ronald sedang mencari cara agar Susy bisa menyusul ke Paris tanpa diketahui orang-orang suruhan Kakeknya.
Ketika Ronald dan Mila baru tiba di hotel, Ronald mendapat telepon dari Mamanya. Tuan Edwin kondisinya drop dan harus di rawat di rumah sakit. Kakeknya tidak bisa memantau Ronald. Di sisi lain Ronald sedih, tapi di sisi lainnya ia merasa kegirangan, karena orang suruhan Kakeknya tidak bisa melaporkan pada orang yang sedang sakit bahkan tidak sadarkan diri. Ronald juga akan mengelabui mata-mata Kakeknya.
Ronald membooking dua kamar yang bisa terhubung oleh pintu atau connecting room. Ronald juga sudah menghubungi Susy dan mengatur keberangkatannya agar segera menyusul Ronald ke Paris.
Dari hari pertama di Paris, Ronald tidak mengajak Mila ke luar. Mereka hanya berada di hotel dan menikmati pemandangan dari hotel saja. Ronald terlalu malas untuk mengajak Mila jalan-jalan.
"Kamu jangan mimpi akan menikmati bulan madu seperti pasangan pengantin lain! Aku tidak sudi dekat-dekat denganmu! Kamu bukan wanita yang kuinginkan! Salah sendiri, kenapa mau saja dinikahkan oleh Kakek! Aku sudah punya kekasih yang jauh lebih segalanya darimu! Dia sebentar lagi akan menyusul ke sini. Jadi kamu kalau mau jalan-jalan, pergilah sendiri. Aku akan mencari guide untukmu. Aku akan menikmati waktuku dengan kekasihku," kata Ronald panjang lebar. Itu adalah perkataan terpanjang selama Mila berinteraksi dengan Ronald.
"Kamu juga jangan coba,-coba mengadu pada Kakek. Karena saat ini Kakek sedang sakit, dan tidak boleh mendengar kabar yang membuatnya kepikiran. Kamu tidak mau kan terjadi apa-apa sama Kakek?!" kata -kata Ronald membuat Mila sakit hati untuk yang ke sekian kalinya.
Tidurpun, mereka di ranjang terpisah. Mila semakin merasa sakit hati karena merasa diabaikan dan tidak diinginkan. Apalagi mendengar Tuan Edwin masuk Rumah Sakit, semakin menambah kesedihan Mila. Mila merasa sendirian, tidak ada lagi pelindungnya.
Tok
Tok
Tok
Terdengar pintu penghubung kamar diketuk-ketuk. Ronald yang sedang fokus pada laptopnya segera bangkit dengan muka berseri-seri. Mila hanya melirik sambil menonton acara Televisi.
Ketika pintu dibuka, tampaklah seorang wanita cantik berdiri di depan pintu.
"Surprise!" aeru wanita itu.
""Susy! Kamu sudah datang?! Kenapa tidak mengabari aku?" Ronald mencium dan memeluk wanita itu yang ternyata kekasihnya. Bahkan bibir mereka berp*g*tan saling melepas rindu. Sama sekali tak menghiraukan keberadaan Mila di sana.
"Itu istrimu?" Susy melihat ke arah Mila yang sedang duduk menonton TV.
"Iya. Sudah. Jangan hiraukan dia. Dia tidak akan berani macam-macam. Kamu tenang saja," bisik Ronald pada Susy.
Susy tidak mengindahkan perkataan Ronald. Susy berjalan menghampiri Mila.
"Oh jadi ini wanita yang telah merebut kekasihku? Pfff .... sangat jauh dari yang kubayangkan! selera Kakekmu sangat payah untuk mencarikan calon istri untukmu sayang!" Susy tertawa sinis.
"Entahlah! Kakekku padahal orang yang sangat perfeksionis. Gadis ini dilihat dari sisi manapun tidak ada menariknya sama sekali!" timpal Ronald ikut tertawa sinis.
"Cukup! Kalian tidak berhak mengomentari diriku ataupun hidupku! Aku juga tidak tertarik pada kamu yang sombong! Suatu saat, kamu yang akan mengemis cintaku!" bentak Mila untuk pertama kalinya membalas kata - kata tajam Ronald. Harga dirinya merasa diusik.
"Ha ha ha ...dengar itu sayang?" Susy mencibir sambil menoleh pada Ronald.
"Tidak akan! Dia mimpi!" jawab Ronald sinis.
"Sudahlah sayang. Jangan buang-buang waktu bicara sama dia. Kita nikmati saja waktu kita berdua," Ronald merengkuh bahu Susy. Mereka berjalan beriringan masuk ke kamar sebelah. Merekapun sengaja tidak menutup pintu penghubung. Mereka ingin membuat Mila tambah sakit hati.
Mila cepat-cepat membaringkan badannya ke kasur dengan posisi memiringkan badan. Hatinya hancur. Suaminya benar-benar sudah keterlaluan,
terang-terangan membawa wanita lain untuk bercinta di depan matanya.. Air mata Mila mengalir deras.
"Kakek! Cepatlah sembuh. Aku sendirian! Aku tidak berdaya! Hiks hiks," Mila menangis sedih.
Sementara itu, di kamar sebelah, aktifitas panas Ronald dan Susy sedang berlangsung. Mereka sengaja mengeraskan suara -suara percintaan mereka. Membuat Mila tidak bisa tidur. Dengan malas, Mila menghampiri pintu penghubung itu untuk menutupnya. Tapi tak dapat dihindari, ia melihat adegan yang membuatnya mengelus dada. Tampak Ronald dan Susy sudah polos dengan posisi Ronald diatas tubuh Susy. Ronald sedang memompa Susy.
"Oh, sayang ... lebih cepat lagi!" Desah Susy.
"Tentu sayangku! Tunggulah!" jawab Ronald sambil mengerang dan terus memacu pinggulnya
Mila menutup pintu penghubung dengan perlahan. Kemudian menguncinya. Ini hari ketiga Mila berada di Paris. Sebenarnya Mila ingin mengunjungi beberapa tempat di Paris walau bersama guide. Tapi Ia tak ingin menambah sakit hatinya melihat dan mendengar kemesraan Ronald dengan Susy.
Setelah berfikir cukup lama, Mila memutuskan menelepon Arga, supir baru Tuan Edwin.
"Arga, bisakah kamu membantuku? Aku ingin segera pulang ke Indonesia. Aku ingin melihat Kakek Edwin. Aku akan merawatnya, supaya Kakek cepat sembuh," kata Mila.
Arga mengernyitkan dahinya. Tapi ia tidak berani bertanya. Sepertinya Mila dan suaminya ada masalah.
"Baiklah, aku bantu kepulanganmu," jawab Arga.
Arga adalah supir baru Tuan Edwin menggantikan Pak Soleh, supir lama Tuan Edwin. Pak Soleh kini yang bertugas menjadi supir Ronald. Tuan Edwin sengaja memilih Arga, karena Arga dapat tenjadi teman Mila untuk mengantar Mila kemanapun Mila ingin pergi. Arga adalah seorang Mahasiswa yang juga bekerja sebagai supir pribadi untuk membiayai kuliahnya. Dia sebentar lagi akan menyelesaikan kuliahnya. Ia tinggal menyusun skripsi.
Hari ke lima, Ronald baru menyadari ia tak melihat Mila dari dua hari yang lalu. Ia pun kalang kabut mencari Mila karena Mila tak ada di kamarnya. Ia menelepon pada guide yang ditugaskan untuk mengantar Mila mengunjungi tempat-tempat wisata di Paris, tapi guide itu mengatakan bahwa Mila tak.menggunakan jasanya. Menghubungi pun tidak.
Ronald mencoba menelepon Mila berkali-kali. Tapi sama sekali telepon darinya tak diangkat Mila.
"****! Dia berani kabur dariku!" Maki Ronald.
Ronald pun menelepon Mamanya. Alangkah terkejutnya Ronald, karena Mamanya mengatakan bahwa Mila sudah pulang ke rumah dan saat itu sedang menjenguk Tuan Edwin.
Dengan perasaan yang tidak karuan karena takut Kakeknya sudah sadar dan mendengar Mila seorang diri pulang dari Paris.
Ronald dengan tergesa masuk ke rumahnya ketika sudah tiba dari perjalanannya dari Paris. Di dekat tangga, ia bertemu dengan Papanya.
Plak!
Sebuah tamparan dilayangkan pada pipi Ronald.
To be Continued
Maaf ya reader. Kemarin Author salah meletakkan bab . Bab 3 kok isinya sama dengan bab 2. Sekarang sudah diperbaiki. Selamat membaca! Jangan lupa tinggalkan jejakmu!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
auliasiamatir
mampus kau Ronal, ggak sabar B Kim dia bucin sama Mila
2022-08-30
0
Neneng cinta
baiknya kakek edwin....
2022-04-14
0
Lie naa
mampir thor
2022-03-23
0