"Aku tidak mengerti darimana keberanian semacam itu keluar dari seorang anak kecil. Rasanya itu mustahil...."
Aku mendengarnya dengan jelas, kesampingkan suaranya yang bikin meleleh.
Apakah dia baru saja memanggilku anak kecil?
"....Tapi hal itu berbeda jika saja kau sebenarnya bukan lah seorang anak kecil....? Rasanya seperti sedang berhadapan bukan dengan bocah. Kau seolah memiliki mental seorang pria tua."
Elinalise melirikku. Dia menyelidikiku dengan wajah penasaran dari atas ke bawah.
Beberapa detik kemudian, dirinya mulai menghela napas panjang dan menggeleng.
Sepertinya dia tidak menemukan apapun.
"Baiklah aku akan membiarkanmu. Tapi dengan syarat, kau harus menerima ini."
Elinalise menyerahkan sebuah pedang.
Pedang itu sangat unik dan memberikan aura intimidasi kegelapan yang mengerikan.
Aku yang melihatnya kemudian tidak sadar jika telah menyebutkan namanya.
"...Conqueror Supreme Demonics Sword?!"
"Oh? Aneh, bagaimana kau bisa mengetahui nama dari pedang itu?"
Tentu saja aku tahu, karena aku barusan membacanya dari layar sistem.
[Conqueror Supreme Demonics Sword (S).]
[ATK : +1.370 (Up)
Efek 'Bleeding' dapat ditambahkan kepada musuh.]
Pedang ini memiliki tingkatan sebuah 'Conqueror', dan itu bahkan di atasnya 'Unique'.
Elinalise kemudian menjelaskan jika pedang ini adalah harta warisan dari keluarganya. Pedang itu tidak boleh sampai jatuh ke tangan yang salah atau dunia akan menjadi kacau.
Bla Bla Bla...
Mana mungkin aku tidak tahu hal itu.
Pedang ini adalah pedang yang digunakan oleh mc atau sang hero untuk menyelamatkan dunia.
"Baiklah, terima ini."
"Terima kasih."
Setelah mengikatkan pedang itu di pinggangku, Elinalise sekarang pergi bersama dengan anak buahnya.
Masih ada beberapa orang yang tidak terima di sini. Namun pada akhirnya tidak ada yang berani maju mengatakannya.
Lagipula jika mereka berani, orang yang pertama harus mereka lawan adalah Elinalise.
"Grrrrrrrr!!!!"
Dan beberapa menit kemudian, sosok hitam besar tiba-tiba muncul di belakangku. Dia terlihat sangat marah.
"Klang!"
Aku menghela napas karena lelah menunggu.
Borgol yang mengunci tanganku sekarang telah terbebas.
Aku begitu saja melemparkan besi itu ke tanah dan segera berbalik, di situlah musuhku berdiri.
[ Lv. ??? Legendary Ors of The Wild Boars.]
"Baiklah...."
Aku melemaskan tanganku sebentar dan mengangkat pedangku. Terdengar suara gesekan pedang dengan sarungnya yang sangat halus di sana.
"Mari kita mulai pestanya."
Ors segera maju, dia bermaksud menabrakkan badannya kepadaku.
Seketika tanah bergetar seperti terjadi gempa bumi.
[Sprint Lv. 4 telah diaktifkan.]
[Dunia akan terlihat lambat dalam kacamatamu.]
[Hitung mundur segera di mulai.]
[02:59]
Aku segera menghilang dari hadapan Ors dan muncul di belakangnya.
[Dash Lv. 3 telah diaktifkan.]
[Sekarang anda dapat menembus dinding besi dengan mudahnya.]
Hebatnya serangan ku masuk dengan mulus dan tanpa sedikit pun hambatan di sini. Aku menusuk sangat dalam sampai tanganku terlihat tertelan ke dalam kulitnya.
Setelah dicabut, dari lubang itu mengucur darah yang sangat banyak.
Kupikir semua ini akan selesai dengan sangat mudah karena pedang baru yang telah kuterima. Sayangnya tidak seperti itu.
Sang babi hutan tidak menyerah di sini.
Dia memberikan perlawanannya, tetapi aku berhasil meloloskan diri beberapa kali dengan kecepatanku.
Sampai akhirnya, dia tiba-tiba mengaum sangat keras dan semakin mengeraskan kulitnya.
[Anda telah terkena efek paralysis.]
[Karena perbedaan level yang sangat jauh, pemain akan menerima pinalti yang besar.]
[Anda tidak dapat bergerak setelah satu jam.]
Sial...
Aku pun mati dengan digilas menggunakan kakinya.
"Apa-apaan ini bukankah skillnya itu sebuah kecurangan?"
[Die Hard (Pasif) (Unique), telah diaktifkan.]
[Untukmu aku tidak bisa mati, Aku akan tetap hidup dan menjadi pelindungmu.]
Aku dihidupkan beberapa detik setelahnya.
Rupanya aku hanya mengalami patah tulang di mana-mana dan gegar otak.
Tapi tenang saja semua itu dapat sembuh dalam sekejap.
Namun, bukan itu yang ku khawatirkan. Melainkan, jika aku kembali mati di sini aku akan dihidupkan pada keesokan harinya. Itulah kelemahan skill 'Die Hard'.
Ditambah monster ini juga memiliki skill yang merepotkan. Dia dapat meraung dan membuat sekitarnya mengalami kelumpuhan, apalagi jika dia melakukan itu stat daya tahannya juga ikut meningkat.
Aku akan kalah jika terus seperti ini.
Tidak, kurasa memang mustahil melawannya.
Tapi aku tidak boleh membiarkannya pergi atau dia akan menyusul Elinalise dan kawan-kawannya.
Pertama, aku harus menemukan tempat yang cocok untuk menghambat pergerakan Ors.
Aku berbalik dan mulai berlari.
Syukurlah Ors mengikuti dari belakang.
Kami berdua kemudian tiba di sebuah tebing yang curam.
"Hm.... Kurasa tempat ini sempurna."
Aku tersenyum melihatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments