Part 3.

Perangkat itu berbentuk seperti eye patch, namun fungsinya lebih dari sekadar menutup mata. Maya menjelaskan bahwa alat ini jauh lebih praktis dibandingkan kapsul game yang besar dan tidak mudah dibawa ke mana-mana. Perangkat ini bisa dibilang versi premium dari kapsul game yang ada di pasaran—hanya untuk kalangan yang mampu, orang-orang kaya dan para konglomerat.

Mendengar ini, rasa penasaran menyergap diriku. Apakah Maya termasuk dalam golongan itu? Ku renungkan latar belakangnya sejenak.

"Cobalah satu," ujarnya sambil menunjukkan dua perangkat yang ada di depannya.

Meski sudah menolak berkali-kali, pada akhirnya aku terpaksa mengambilnya. Bagaimana bisa tidak? Maya sudah memperingatkanku, jika aku menolak, dia akan berteriak minta tolong. Bagaimana jika sungguhan ada orang yang terpanggil akibat ulah Maya?

"Kau tahu, banyak orang bilang bermain game bisa meredakan stres, kan?" katanya dengan nada ceria.

"Oh," jawabku datar.

"Kupikir, ini bisa sedikit membantu kakak, hihihi."

"Aku rasa semua ini sama sekali tidak membantu. Kita hanya akan melarikan diri dari masalah yang harusnya kita hadapi," balasku tegas.

Maya tampak mengerutkan kening, seolah meragukan ucapanku. "Rupanya kakak adalah orang yang sangat serius. Pokoknya, cobalah dulu benda ini sejenak!"

Dia cepat-cepat menyabet perangkat itu dari tanganku dan memakaikannya di kepalaku. "Sebentar lagi server dari gamenya akan dibuka, dan kau sama sekali tidak tertarik dengannya?"

"Sudah kubilang, aku—Uah! Hentikan! Kumohon, kepalaku serasa mau pecah!" jeritku, merasakan sakit kepala akibat perangkat yang sepertinya tidak muat untuk kepalaku.

Maya terdengar frustasi. "Ish! Gara-gara kakak, kita sudah melewatkan lima menit penting saat pembukaan gamenya!"

"Aw..." keluhku.

Setelah menepuk-nepuk perangkat di kepalaku dengan cermat, Maya akhirnya tersenyum cerah. Kini, gilirannya memakai perangkat yang satunya. Dengan lincah, dia memasangnya dan menyalakan mesin utama. Tak lama kemudian, kami berdua login ke dalam game itu secara bersamaan.

Sebelum itu, Maya telah mengajarkan beberapa dasar penggunaan perangkat game ini.

"Bip!" suara lembut terdengar, dan dalam sekejap, kesadaran kami mulai disedot ke dalam dunia baru. Namun, tanpa kami sadari, berita-berita mengenai kecelakaan fatal dari game ini telah tersebar luas.

'Berita terbaru! Sebuah game yang menelan para pemainnya!?'

'Sejumlah anak kecil ditemukan dalam keadaan kosong, tidak dapat melakukan apa pun!'

'Apakah kesadaran semua orang terjebak di dalam game?'

'Diperkirakan bahwa penyebab semua bencana ini berasal dari sebuah game!'

Setengah jam kemudian, pengumuman resmi keluar di website Gamelabs.co. Di forum tersebut, mereka menjelaskan semua dugaan penyebab masalah yang terjadi, memberikan permintaan maaf yang tulus, dan menjanjikan kompensasi bagi semua pengguna. Anehnya, di sana tertulis kalimat mencengangkan: "Sejumlah satu miliar orang dari berbagai negara... Dipastikan telah login ke dalam game ini!"

...

[Memulai instalasi...]

[...100%]

[Selesai.]

"Hm?"

Aku membuka mata dan langsung mendapati diriku berada di dunia putih polos yang tampak tak berujung. Pakaian yang melekat di tubuhku lusuh dan berwarna coklat, mungkin ini adalah kostum dasar untuk semua player pemula.

Setelah mengamati sekeliling dan tubuhku, sebuah layar hologram besar muncul. Layar itu terus berkelap-kelip seolah menunggu perintah dariku.

[Selamat datang di Hall of Heroes.]

Aku mengetuk layarnya, dan layar yang berbeda muncul.

[Silakan masukkan buat karakter anda...]

Di depanku, hologram itu tiba-tiba berpecah menjadi puluhan bagian, menampilkan gambar dari berbagai makhluk. Ada berbagai ras seperti [ras manusia], [ras hewan], [ras iblis], [ras dewa], [ras naga], [ras hantu], dan banyak lagi. Bahkan, ada opsi untuk mengganti gender!

Tanpa berpikir panjang, aku memilih manusia. Untuk gender, aku pilih laki-laki. Tanpa alasan khusus, apapun itu bisa membuatku cepat keluar dari sini.

[Silakan pilih nama anda...]

Sebuah keyboard hologram muncul di bawah layar. Namun, saat aku mencoba menekan huruf pertama, layar itu tiba-tiba berubah warna menjadi merah.

[EROR!]

"Apa ini?" tanyaku, bingung.

Game eror? Kenapa bisa terjadi kerusakan seperti ini? Kecewa, aku menekan tombol kedua, dan tulisan 'eror' itu kembali muncul. Pesan yang sama muncul untuk ketiga dan keempat kalinya sampai aku kehilangan kesabaran.

Sial. Aku terjebak di sini!

Namun, ada rencana yang tersimpan. Sabar saja menunggu. Mungkin game ini akan berlanjut, atau Maya yang akan membangunkanku. Kumohon, dia pasti akan menyadari jika ada yang tidak beres ketika melihatku terdiam mengenakan eye patch ini lalu mencabut perangkatnya. Sambil menunggu, aku hanya bisa tiduran di lantai datar ini.

Tetapi...

Saat punggungku hampir menyentuh permukaan putih itu, tiba-tiba lingkungan sekelilingku menjadi berubah total.

Terpopuler

Comments

Aslan

Aslan

Dari berbagai dunia? Ini multiverse kah?

Mungkin maksud author ni berbagai negara ya?

2022-01-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!