Lina cukup takut dengan kedatangan mereka berdua, pelayan yang di bawa oleh wanita itu kini sudah ia suruh pergi, sambil menatap sinis ke arah lina.
" Jadi ini wanita murahan itu yang kamu beli, dari pada menikah dengan Shinta. " Dengan menaikkan suaranya wanita paruh baya itu menghina Lina habis-habissan.
Rach meminta Lina untuk diam, tapi hati Lina tidak kuat menahan hinaan yang di lontarkan kepadanya.
" Ini bukan urusan mama, dan dia sudah menjadi istriku baik mama setuju atau tidak!! Itu tidak akan mengubah fakta yang ada. " Jawab Rach dengan sangat tegas.
" Kamu adalah anak dari ALVARO, bagaimana mungkin menikah dengan gadis kampung, yang bahkan asal-usulnya saja tidak jelas, mama tidak setuju mau di taruh di mana muka mama, kalau sampai semua orang tau kamu menikah dengan gadis kampung, reputasi keluarga Alvaro bisa turun, kita keluarga Alvaro adalah keluarga nomer satu bagaimana kata rekan bisnis kita kalau mereka mengetahui nya. "
" Tenang saja mah, pernikahanku dengan Lina tidak akan ada seorangpun yang tau, bahkan dunia sekalipun, aku janji ma.. " ucap Rach yang membuat hati Lina sakit teramat sakit, air mata Lina sudah hampir terjatuh tapi dia berusaha menahannya, bagaimanapun juga Lina bukan siapa-siapa bagi Rach.
" Mohon maaf nyonya, lebih baik nyonya dan tuan selesaikan urusan kalian berdua, karena bagaimanapun saya tidak memiliki hubungan dengan keluarga kalian. " Ucap Lina sambil melangkah pergi meninggalkan mereka berdua.
" LINA!! Diam di tempat kalau kamu berani melangkah, liat akibatnya. " Ancam Rach.
Yang membuat Lina berhenti, kakinya kini sulit sekali untuk bergerak, padahal dia tidak ingin mendengar perkataan Rach lebih jauh lagi, dia ingin seolah dirinya tidak tau apa-apa.
" Rach,, apa yang kamu lihat dari gadis miskin ini!! " Teriak Shinta kepada Rach.
Yang membuat Rach mengernyitkan keningnya, dan dia melotot tajam ke arah Shinta, yang membuat dia ketakutan dan tidak berani untuk bicara lagi.
" Kalau gitu kamu harus menikah dengan Shinta secara publik, dan seluruh rekan perusahaan tahu bahwa kamu menikah dengan Shinta.
Maka mama akan membiarkan wanita kampungan itu bersamamu. " Sambil bersih keras agar rach mau.
" Tidak!! Menikah dengan siapapun itu urusanku, mama tidak perlu ikut campur, dan aku bisa jamin mama tidak akan melakukannya apapun kepada Lina, sebab kalau mama melakukannya, mama akan tau apa yang akan aku buat untuk keluarga Alvaro, aku bisa menjatuhkan nya dengan mudah. " Acam kembali Rach.
Lina terus mendengarkan perselisihan antar ibu dan anak itu, Lina masih berdiri di tempat nya, tidak berani untuk melangkah ataupun berjalan ke arah Rach.
" Kalau urusan mama sudah selesai lebih baik mama dan Shinta segera pergi, jangan ganggu makan malam ku. " Perkataan Rach begitu dingin sampai membuat mamanya Rach tak berkata-kata.
" RACH!!! " Dengan nada yang sangat tinggi wanita separuh baya itu, sangat marah, mereka pergi dan saat melewati Lina, mata wanita paruh baya itu mendelik sambil mendorong Lina sampai terjatuh.
" Wanita sial!! " Dengan nada yang sangat kesal dan penuh amarahnya.
Mereka pergi begitu saja tanpa mendapatkan hasil yang mereka inginkan, Lina yang bangkit dari duduknya di bantu oleh beberapa pelayan, kaki Lina seperti nya keselo tapi dia menyembunyikannya dari Rach dan menahan sakit di kakinya agar Rach tidak mengetahuinya.
" Duduklah,, dan kembali makan. " Ucap Rach seolah tidak terjadi apa-apa.
Linapun langsung duduk, dia tidak berani melawan Rach, sebab ibunya saja takut kepada Rach, nafsu makan Lina sudah hilang dia hanya makan sedikit dan menyudahinya.
Rach yang melihat nafsu makan Lina sedikit dia mengkerutkan halisnya, sambil berkata.
" Kenapa? Apa makanannya tidak enak kamu bisa memesan makanan yang lain kalau tidak suka. " Ucap Rach.
" Tidak, hanya saja aku sudah kenyang. " Jawab Lina.
Rach tidak ahli dalam hal membujuk, jadi dia membiarkan saja Lina melihatnya makan, tapi ekspresi Rach tanpak tidak senang.
Rach pun menyudahi makannya.
" Ayok pulang, " ajak Rach kepada Lina sambil berdiri dari tempat duduknya.
" Iya,, " jawab Lina sambil berdiri dari tempat duduknya dan mengikuti langkah Rach dari belakang Silvi kembali mengikuti Lina.
" Sil,, kamu kembali dengan pak Agus biar lina bersamaku. " Ucap Rach yang masuk ke mobil yang biasa Rach gunakan.
Sedangkan Silvi kembali dengan pak Agus.
Lina yang perlahan memasuki mobil Rach, sedangkan Rach sudah dari tadi memasuki mobilnya.
" Ada apa dengan jalanmu, apa kaki kamu sakit karena di dorong tadi ? " Tanya Rach kepada Lina sambil mencoba melihatnya kaki Lina, tapi saat Rach ingin menyentuh kaki Lina, Lina menghalangi nya.
" Aku tidak papa, hanya saja tidak terbiasa menggunakan hak tinggi. "
" Biasakanlah,, mungkin nanti kamu harus menggunakannya setiap saat. " Ucap Rach kepada Lina, sambil memijat keningnya.
" Kenapa? " Tanya Lina yang memperhatikan Rach.
" Tidak cuma pusing,, " jawab Rach
Lina memijit kepala Rach, di tengah lajunya mobil yang mereka tumpangi.
Walaupun berada di dalam mobil Rach begitu menikmati setiap pijitan Lina.
Tanpa kerasa mereka sudah sampai di rumah.
" Maaf tuan kita sudah sampai. " Sang supir yang sebenarnya sangat enggan untuk mengganggu mereka berdua.
Lina langsung menurunkan tangannya.
" Iya,, " jawab Rach dengan dingin dia sepertinya tidak ingin di ganggu.
Rach pun keluar dari mobil bersama Lina, Lina langsung masuk ke kamarnya, bagaimanapun perkataan Rach kepadanya ibunya masih terngiang-ngiang di telinga Lina.
Apakah nanti kalau aku sudah tidak di butuhkan lagi olehnya aku akan di buang seperti barang bekas.
Lina mengganti baju yang ia kenakan dan melepaskannya, dan mengambil baju tidur di lemari dan mengenakannya, baju tidur yang berwana biru, dan celana panjang jadi tertutuppi kakinya, Lina sengaja memilih baju tidur yang panjang agar Rach tidak melihat kakinya yang bengkak.
Tak lama Rach naik ke atas menuju kamar Lina, Lina yang mendengar dia langsung berbaring di kasur dan pura-pura tertidur Rach yang membuka pintu kamar Lina, dia melihat Lina sudah tertidur tanpa tau kalau Lina berusaha menghindari nya.
Rach pun membuka bajunya dan Menganti baju tidur, selesai ganti baju Rach mencium kening Lina, Lina merasakan bibir hangat menempel di keningnya.
tapi Lina kembali berpikir bahwa ciuman itu tidak berarti apa-apa untuk Rach, dia saat ini hanya sedang asik bermain dengannya, pikiran Lina penuh dengan perkataan Rach.
Rach yang bangun dari tempat duduknya dia kembali keruangan kerjanya, ada beberapa berkas yang harus ia periksa kembali.
tanpak ada seseorang yang mengetuk pintu kamar Lina.
" tok,,tok,,tok "
" tuan kopinya sudah siap " ucap salah satu pelayan yang membawakan kopi untuk Rach.
" masuk.. " jawab Rach.
pelayan tersebut membuka pintunya dan mengantarkan kopi dan menaruhnya di meja kerja Rach.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments