Akhirnya Lina selesai, kini Lina mandi karena harus ganti baju, selesai mandi Lina langsung ke perawatan rambut nya, dan merapikan kukunya, yang membuat Lina sangat bosan dan mengantuk.
" Kenapa belum selesai juga, " gumam Lina, dia sudah tidak sabar sebab bosen melakukan perawatan.
Tanpak Silvi terus berada di samping Kayla, sampai waktu menunjukkan pukul 19:14
Lina sudah siap dia mengenakan gaun berwarna maroon, Lina begitu cantik, bahkan membuat Silvi tidak mengenalinya.
" Ini benar nona ? " Tanya Silvi memastikan kan
" Tentu saja. " Jawab Lina.
Lina menggunakan gaun panjang dan ada hiasan di gaunnya yang membuat Lina sangat cantik mengenakan haihil kaca.
Lina tidak biasa menggunakan hak tinggi tanpak dia berjalan dengan tidak seimbang, Silvi langsung sigap menuntun Lina keluar, waktu yang sudah di janjikan tinggal sebentar lagi kalau mereka terlambat Rach pasti akan sangat marah.
Sambil terus menuntun Lina, mereka pergi ke parkiran, di situ supir sudah menunggu mereka, sang supir yang melihat Lina dan Silvi berjalan ke arahnya sang supir pun membuka kan pintu untuk Lina masuk.
Akhirnya Lina tiba di sebuah mobil yang akan membawa nya ke tempat Rach, belum apa-apa saja kaki Lina sudah sakit, dia bahkan belum bertemu dengan Rach,
Mobil yang membawa Lina ke tempat Rach cukup jauh dari mall tersebut, Lina seperti nya dia sangat kelelahan setelah seharian bermain.
Silvi berulang kali membangunkan Lina yang hampir tertidur, dan dia juga memberi Lina sebotol kopi agar matanya kembali segar, dan tidak mengantuk.
" Es kopi,, minumlah nona, nona harus terlihat segar jangan lemas atau mengantuk. " Ucapnya.
Lina pun tersenyum, dia membuka tutup botolnya dan meminum kopi pemberian Silvi, di sepanjang perjalanan Lina terus bertanya-tanya, kemana mereka akan pergi.
Mobil terus melaju dengan kencang, sesekali Lina melihat ke arah jendela dan menatap jalan yang asing baginya.
Tibalah di sebuah hotel, Queen hotel bintang lima yang cukup terkenal, mobil masuk ke dalam hotel tersebut dan berhenti di sebuah pintu masuk yang sudah di alaskan karpet merah, pak Agus nama sang supir tersebut dia membukakan pintu mobil Lina.
Berbarislah orang-orang di samping mobil, dan menyambut kedatangan Lina, semuanya membungkuk ke arah Lina, yang membuat Lina kebingungan.
Ada apa ini kenapa semua menyambut kedatanganku, Silvi berbisik di belakang Lina dan berkata.
" Nona, berjalanlah dengan anggun, pelan-pelan saja agar nona tidak jatuh. " Ucapnya.
Lina pun mengangguk tanda ia mengerti.
Tanpak ada orang yang mengenakan jas yang sangat rapi menghampiri lina sambil memegang sebuket bunga mawar merah, dia menghampiri Lina dan saat di hadapan Lina dia membungkuk dan menyerahkan nya kepada Lina.
" Selama datang nona, mari ikuti saya tuan sudah menunggu. " Ucapnya sambil kembali berdiri tegak.
Laki-laki itu berbalik dan berjalan ke arah masuk, sambil di ikuti Lina dengan perlahan, dia berjalan sangat lambat sampai beberapa kali pria itu menengok ke arah Lina untuk memastikan bahwa dia masih mengikuti dirinya, sedangkan pelayan yang berdiri di depan tadi mengikuti Lina dari belakang, silvipun berada di belakang Lina.
Sampailah di sebuah tempat yang sangat luas seperti lestoran, tapi begitu mewah, di hiasi dengan berbagai macam tapi lebih dominan warna gold, tapi ada yang lebih menarik perhatian ialah sebuah lampu gantung yang semuanya terbuat dari kristal, dihiasi dengan mawar merah, dan putih, di sudut ruangan ada pemain Opera mereka sedang bersiap menyambut kedatangan Lina.
Hiasannya bagaikan berada di sebuah kastil, yang mengambil tema Europa.
Dari arah Lina berjalan, terlihat ada sosok laki-laki yang menggunakan jas berwarna hitam,sepatu hitam dasi merah, celana hitam.
Lina begitu tertarik melihat ke arah pria tersebut karena hanya dia seorang yang duduk di sebuah kursi yang mewah, dan tidak ada seorangpun yang duduk selain dia.
Lina pun tersadar bahwa itu Rach yang sedang santai dengan HP nya, bagaimana tidak hati Lina langsung berdetak sangat cepat, semakin jarak mereka dekat semakin membuat Lina gugup, apa yang harus ia ucapkan kalau sudah berdiri di hadapan Rach.
Dan sampailah Lina di hadapan Rach, dia memperhatikan Lina dari atas sampai bawah, lalu diapun tersenyum dingin, Lina ingin berbicara tapi mulutnya terasa terkunci, Rach yang gagah dan juga tampan membuat Lina, memalingkan wajahnya, dia tidak ingin terhipnotis oleh ketampanan Rach.
Bagaimanapun juga Rach cuma menganggap Lina sebagai barang yang sudah ia beli, Lina terus berkata kepada hatinya bahwasanya dia tidak pantas menyukai Rach.
" Kenapa berdiri, duduklah. " Ucap Rach
Silvi langsung menarik kursi dan mempersilahkan Lina untuk duduk, setelah Lina duduk Rach memberi isyarat menyuruh mereka semua pergi, Silvi dan pelayan yang lainpun segera pergi meninggalkan mereka berdua.
Apakah ini kencan, atau makan malam romantis kenapa dia dari tadi diam saja, dan mulut ini serasa terkunci bahkan saat melihatnya saja aku tidak berani untuk menatap nya ataupun mengajak nya mengobrol.
Mereka berdua sama-sama terdiam tanpa ada kata-kata, sampai pelayan mengantarkan makan malam, Lina sangat tidak nyaman dengan keheningan di antara mereka.
Dengan memberanikan diri Linapun bertanya kepada Rach.
" Kenapa kamu mengajakku kesini. ? " Tanya Lina dengan rasa takut
Rachpun menatap Lina dengan tatapan dingin laki-laki itu menyipitkan matanya sambil berkata.
" Makanlah, " ucapnya dia tidak menjawab pertanyaan Lina, suasana yang sangat dingin di antara mereka sampai terasa ke pelayan yang sedang menyajikan makanan tersebut, pelayan itu tanpak bergegas meninggalkan mereka berdua.
Lina yang tidak dapat jawaban dia menunduk, dan sambil mengambil garpu dan pisau.
" Nanti mamaku akan datang, kamu tidak perlu berkata apa-apa cukup ikuti saja perintah ku. " Ucap Rach dengan nada serius.
" Baik, " sambil mengangguk.
Merekapun makan malam bersama, masih seperti biasa tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka berdua.
Tapi kali ini wajah Rach tanpak begitu serius, Rach yang biasanya memasang wajahnya yang dingin, kini ada ke khawatiran di wajahnya, entah mungkin kedatangan mamanya yang membuat Rach tidak nyaman atau memang hanya perasaan Lina saja.
Saat sedang menikmati makan malamnya, tibalah seorang wanita paruh baya sama seperti lina mereka disambut oleh para pelayan, wanita separuh baya itu masih cantik dan anggun, dia bersama dengan wanita berada di samping wanita paruh baya tersebut, begitu cantik, dan terlihat dari keluarga terpandang, sambil bersolek mereka datang menghampiri Rach dan Lina.
Rach mengernyitkan keningnya, tanpak dia tidak menyukai kedatangan wanita itu.
mereka kini di hadapan Rach dan Lina, sambil memandang sinis ke arah Lina, terlihat jelas mereka tidak menyukai Lina.
\=\=\=\=
begitu asing, kenapa harta selalu jadi tolak ukur manusia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments