Selesai makan Lina, Kembali mengecek spray yang di cuci nya, ternyata sudah di keringkan oleh pelayan yang kebetulan sedang berada tadi, dan baju dirinya sama Rach lagi di cuci.
" Maaf nona, sudah saya keringkan. " Kata pelayan tersebut.
" Ya, sudah kalau gitu, saya kembali ke kamar dulu. " Jawab Lina.
Sambil melangkah pergi dari tempat cuci, Lina tanpak begitu bosan dia ingin mengerjakan pekerjaan rumah tapi sudah di kerjakan oleh para pelayan, akhirnya dirinya pun harus kembali lagi ke kamar nya, sebenernya bisa saja Lina minta izin keluar.
Tapi gadis itu cukup takut apa lagi di perjanjian tertulis tanpa seizin Rach, dia tidak bisa ke mana-mana.
Lina mulai bosan karena seharian harus berada di kamar, yang dia lakukan hanya makan tidur makan tidur, hari sudah mulai sore Lina Saking bosennya dia sampai ketiduran beberapa kali, bahkan bukan Lina yang menonton TV tapi TV lah yang menonton Lina.
Kini Lina sedang berada di bawah, dia ingin membantu para pelayan untuk menyiapkan makan malam.
Lina pun berjalan ke dapur, menghampiri para pelayan yang sedang sibuk.
" Ada yang bisa aku bantu. ? " Tanya Lina kepada para pelayan tersebut, yang sontak membuat mereka semua terkejut.
" Ahh nona, ada apa? Dapur sedang kotor lebih baik nona tunggu di ruang tamu saja. " Ucap salah satu pelayan.
" Tidak papa, hari ini biar aku saja yang masak, kalian rapikan saja piring-piring di meja makan. " Ucap Lina.
Para pelayan tanpak enggan meninggalkan Lina sendirian memasak.
" Kalau gitu biar saya bantu memotong sayuran nya, jadi nona pokus saja memasak. " Ujar salah satu pelayan.
" Baiklah... " Ucap Lina
Lina dan pelayan tersebut pun bergulat sampai hampir mau magrib, untungnya Lina sudah selesai memasak nya.
Setelah bersih-bersih Lina bersiap untuk sholat Magrib, Lina langsung naik ke atas dan langsung menunaikan ibadah.
Sudah magrib tapi Rach belum pulang juga, tapi emang biasanya juga Rach pulangnya tidak menentu. Terkadang sampai larut malam dia belum pulang.
Hari sudah mulai malam lagi akankah dia melakukan nya kembali, hubungan yang sangat bergairah itu.
Bagaimana pun Rach seperti nya masih belum puas melumat habis Lina.
Lina yang sedang duduk di sebuah sofa, dia begitu serius menatap buku yang ia baca, di temani novel dan segelas teh hangat. Lina begitu serius, waktu sudah menunjukkan pukul 20:00
Tapi Rach belum juga pulang, perut Lina sudah mulai keroncongan, dia belum makan, hanya tadi pagi pas mau nyuci dia makan itupun sarapan.
Lina tidak berani makan sendiri karena bagaimanapun, makan malam akan di mulai kalau Rach sudah pulang.
Tidak ada kabar sama sekali dari Rach.
Lina pun mengumpulkan keberanian nya dan mencoba menghubungi Rach, dia sudah tidak kuat menahan cacing-cacing yang meminta untuk di isi.
Lina pun mengambil telepon rumah, karena dia di larang untuk memegang HP tanpa seizin Rach.
Lina pun mulai menekan tombol TLP, terdengar suara tersambung, cukup lama Rach masih tidak mengangkat nya, saat Lina ingin menutup telepon nya tiba-tiba Rach mengangkat telponnya, dengan gugup Lina pun berbicara.
" Hallo,, ini aku Lina. " Ucap Lina dengan suara yang sedikit gemetar.
" Ya, ada apa.? " Tanya Rach.
" Kamu masih sibuk, makan malam sudah siap apa kamu mau makan di rumah, ? " Tanya Lina.
" Ya, tunggu aku 30 menit lagi aku pulang! " Jawab Rach tanpak begitu bising di belakang nya.
" Baiklah.. "
Telepon pun berakhir..
Lina menarik nafas dan bergumam.
" Harus menunggu lagi. " Gumam nya
Lina keluar dari kamarnya, dia mencari makanan buat mengganjal perut nya. Tanpak ada buah-buahan di kulkas dan beberapa cemilan, Lina pun membawa ke kamar cemilan dan buah-buahan tersebut.
Tanpak para pelayan lagi beristirahat, sambil menunggu tuannya pulang.
Lina pun kembali ke kamar, tangan nya penuh dengan makanan di genggam nya.
Sampai di depan kamarnya Lina pun membuka pintu dan mulai masuk, tidak lupa ia menutup kembali pintunya, Lina meletakkan makanan yang ia pegang ke atas meja, sambil duduk kembali dan melanjutkan baca buku nya.
Kina posisi nya berubah, Lina begitu santai, sambil tangannya terus mengambil makanan yang ia bawa Dan memakannya.
Sampai hampir cemilan Lina habis terdengar suara pagar di buka, Lina pun segera bangun dari tempat duduk nya, dan melihat ke arah jendela, ternyata Rach baru saja pulang, mobil mewahnya tanpak sedang di parkirkan di gerasi rumah.
Para pelayan tanpak sibuk menyambut Rach, sambil di bukakan pintu mobil Rach pun keluar dari mobil mewah tersebut, dengan gagahnya, dan mulai masuk ke dalam rumah.
Saat Lina sedang asik mengintip, tiba-tiba saja pelayan mengetuk pintu.
" Tok,,tok,,tok,, " ( bunyi ketuk pintu )
Lina pun langsung menghampiri asal suara tersebut, dan membuka pintunya.
" Maaf nona saya mengganggu, tapi tuan sudah datang, dan menyuruh nona untuk segera turun. "
" Baik. " Jawab Lina padahal dia sudah tau karena tadi dia mengintip di balik jendela.
Lina pun segera turun, dari tangga Rach terlihat sedang duduk di ruang tamu.dia tanpak kelelahan, sambil mengernyitkan kening nya.
Lina segera menghampiri Rach, tanpak salah satu pelayan membawakan kopi kepadanya.
Lina masih terdiam di tangga, dia kebingungan saat nanti bertemu Rach dia harus bagaimana.
Rach pun membuka matanya dan melihat Lina masih terdiam di atas tangga.
" Kemarilah.. " ucap Rach kepada Lina.
" Baik. " Jawab Lina
Lina pun mulai menghampiri Rach, wajah laki-laki yang tanpak kelelahan, Lina berdiri di hadapan Rach dengan kaku.
Rach pun menarik tangan Lina dan meminta nya untuk,,
" Pijit kepalaku, pusing banget. " Keluh Rach.
Linapun mulai mengangkat tangan nya dan mulai memijit kepala Rach dengan lembut, Rach tanpak Realaks dengan pijitan Lina.
Kkkrruukkk ( bunyi perut Lina )
Yang membuat pipi Lina memerah dan tersipu malu, bagaimana bisa perutnya berbunyi di tempat yang salah.
Rach langsung membuka matanya saat mendengar bunyi perut Lina, tanpak bibir Rach terangkat sedikit walaupun samar dan tidak kelihatan.
" Kamu lapar ? " Tanya Rach sambil duduk dengan tegak.
Lina begitu malu dia hanya menunduk kan kepalanya tidak menjawab pertanyaan Rach, melihat wajah Lina yang tertunduk Rach sudah bisa membaca nya, dia pun bangun dari duduknya dan mengajak Lina untuk segera makan.
" Yasudah, ayok makan kebetulan aku sudah lapar dari tadi. " Ucap kembali Rach, sambil pergi ke dapur. "
Lina hanya mengikuti nya dari belakang.
Sangat memalukan suara perutku terdengar olehnya.
" duduklah ayok makan " ujar Rach.
Lina segera duduk mematuhi perkataan Rach.
para pelayan mulai mengisi piring yang kosong, dan melayani mereka berdua, Rach tanpak begitu santai.
untunglah dia tidak mengungkit soal tadi, bener-bener memalukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments