BAB 6

Dalam perjalanan aku masih menitikkan air mata. Tapi inilah resiko yang harus ku ambil saat setelah menjadi seorang istri aku adalah hak suamiku seutuhnya. Aku ikut rombongan keluarga Lee ke ibu kota setelah rangkaian acara pernikahan selesai. Ya, karena tidak mungkin juga Lee menginap di rumahku yang hampir rubuh.

"Ah! Bapak , Zidan ... " Bisikku dalam hati

Lee menyodorkan sebuah sapu tangan miliknya saat melihat diriku menangis. Ku Lihat wajahnya yang terlihat lelah sama seperti ku. Dia menatap dengan wajah dingin tak berekspresi.

Aku mengambil sapu tangannya, ku usap air mataku perlahan, beruntung Bu Han yang kini jadi Mama mertuaku sangat pengertian, sebelum kami berangkat Mama menyuruh orang untuk mengganti pakaian dan menghapus riasan wajahku. Jadi aku bisa santai di dalam mobil dengan baju gamisku yang longgar.

"Ah!" Aku tersentak kaget saat tiba-tiba Lee membaringkan sandaran kursiku, hingga tanganku reflek berpegangan pada lehernya, Wajah kami kini hanya berjarak seruas jari saja.

"Ya Allah, ciptaan-Mu Masha Allah indah" aku bergumam dalam hati memuji ketampanannya yang dimiliki suamiku. Aku merasakan panas menjalar dari ujung kaki hingga ke wajah. Aku yakin pipiku kini memerah seperti tomat.

"berbaringlah" ucapnya membuatku sadar dari hipnotis wajah suamiku. Aku segera melepaskan tanganku, aku berbaring dan membelakangi dirinya, aku ingin menyembunyikan wajah merahku meski aku tau dia sudah melihatnya.

****

Lee melirik tubuh istrinya yang berbaring membelakangi dirinya. Dia tau istrinya sangat polos dan lugu, Lee masih ingat dengan apa yang Siti katakan bahwa dia baru pertama kalinya memegang seorang laki-laki.

"Apa itu mungkin? bagaimana di jaman sekarang ada wanita yang bahkan belum pernah bersentuhan dengan laki-laki?" Bisiknya pelan.

Lee melepaskan jas nya, dia melihat Siti sepertinya kedinginan, di selimutkan nya jas di atas badan Siti.

Lee merogoh ponselnya, dia lebih memilih mengerjakan beberapa pekerjaan nya ketimbang berbaring dan tidur.

Akhirnya mereka sampai di rumah Bu Amira, Lee meregang kan tubuhnya yang terasa begitu linu dan kaku, dia mengangkat kedua tanganya. Matanya melirik istrinya yang masih tertidur.

Lee keluar dari mobil, dia berjalan ke samping dimana Siti tertidur,Lee membuka pintu mobil dan melihat istrinya masih tertidur, sepertinya tidurnya begitu lelap.

"Apa dia tidur?" tanya Papa Lee perlahan. Lee hanya bergumam dan menganggukkan kepala.

Lee mendekati Siti, dengan sangat perlahan Lee membopong Siti masuk ke dalam rumah.

"Aku pikir badanmu tidak seberat ini" bisik Lee yang mengeluarkan segenap tenaganya untuk mengangkat tubuh istrinya, Lee terlihat begitu kewalahan saat dia menaiki tangga yang begitu banyak.

Lee meletakkan tubuh istrinya di atas ranjang, Lee membawa Siti ke kamarnya.

"Hupf!"

Lee meletakkan kedua tangannya di pinggang, dan menatap tubuh istrinya, kepalanya menggeleng perlahan melepaskan rasa lelahnya setelah membopong tubuh Siti. Lee memasuki kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air hangat.

Hanya dengan memakai handuk Lee keluar dan melihat istrinya telah bangun dan duduk, matanya berkeliling melihat seisi kamar Lee.

"Kenapa bangun?"

"Astaghfirullah..." Siti menutup wajahnya. Lee merasa heran dan melihat tubuhnya sendiri? Tidak ada yang salah, pikir Lee.

"Ada apa?" Tanya Lee datar.

"Saya malu melihatmu seperti itu?"

"Aku yang telanjang badan kenapa kamu yang malu"

"Baru kali ini aku melihat laki-laki telanjang, meski hanya bagian atas, rasanya menakutkan"

"Cih! wanita ini"

"Apa boleh aku tidur di kamarku saja?"

"Kenapa?"

"Masih terasa asing berada di tempat yang berbeda, di tambah lagi kalau aku tidur dengan seorang laki-laki, bisa- bisa tidak tidur semalaman"

"kita ini suami istri jadi..."

"Aku sedang datang bulan, jadi kita tidak bisa melakukan apapun malam ini"

"Ah ya ampun lagi pula apa yang akan kita. lalukan kalau kamu tidak datang bulan?"

"Apa kamu benar-benar tidak tau?" Tanya Siti polos,dia kini tidak menutup wajahnya lagi dan menatap wajah Lee menginterogasi.

"Ee.. itu..aku"

"Aku memang tidak pernah bersentuhan dengan laki-laki, tapi aku tau apa yang di lakukan suami istri setelah menikah karena aku belajar agama dan kitab nya, apa kamu tidak pernah mengaji?"

"Aiisshhhh wanita ini!" dengus Lee.

"Lakukan apapun yang kamu mau" Ucap Lee dan membalikan badannya menjauhi Siti, Lee berjalan untuk mengambil baju. Tidak di sangka Siti mengikuti nya dari belakang.

"Ya ampun! kenapa kamu mengikuti ku" Lee merasa terkejut saat dia membalikkan badannya dan mendapati Siti ada persis di belakang punggungnya.

Siti nampak merasa bersalah, wajahnya cemberut dan tanganya mengucek ujung jilbabnya.

"Tidak marah kan kalau aku tidur di kamar yang berbeda?"

"Ya ampun! aku sudah katakan, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau"

"aku hanya tidak ingin kamu marah, karena kalau kamu marah maka Allah akan murka padaku"

"Hentikan tanganmu, seperti anak kecil saja"

"Tidak bisa, ini tidak bisa berhenti dengan hanya sebuah perintah, bagaimana? apa kamu tidak marah?"

"Tiiidak! Sekarang pergilah ke kamarmu, atau kamu ingin melihatku berpakaian?"

"Ah" Raut wajah Siti berubah, wajahnya kembali memanas, mulutnya menganga kecil,tanpa basa basi lagi dia berlari kecil menjauhi Lee.

"Assalamualaikum" ucapan di depan pintu.

Lee menggeleng kan kepala dengan mata yang masih menatap ke arah pintu dengan tatapan datar.

Lee segera berpakaian dan membaringkan badannya di atas ranjang. Diapun terlelap.

Sementara itu Siti masih membenahi perasaannya, dia mengibaskan tanganya untuk meredam rasa panas di wajahnya, badan Siti Bergerak ke kanan dan kiri. Dia menuju kamar mandi dan mencuci mukanya.

"Ya ampun, aku lupa membawa pembalut" Siti menepok jidatnya saat melihat pembalut nya mulai penuh saat dia buang air kecil.

Siti keluar kamar dan menuruni tangga, dia celingukan berharap menemukan seseorang. tapi seisi rumah sudah dia telusuri tapi tak kunjung bertemu dengan siapapun.

"Ini sudah malam, mungkin semua orang tertidur, tidak mungkin aku membangun kan Eyang atau Mama bukan?"

Aku berjalan menaiki tangga dan mencoba memasuki kamar Lee.

"apa dia selalu seperti ini? tidak mengunci kamarnya?"

Aku melihat Lee tertidur lelap, ku coba memegang bahunya lembut ku goyang goyang.

"Lee....bangun" bisikku di telinganya. Lee terbangun dan membuka matanya perlahan.

"Bukankah kamu sedang datang bulan? kenapa kesini lagi?"

"Justru karena aku sedang datang bulan, aku lupa membawa pembalut"

Mata Lee membesar dan menatap kesal ke arah Siti.

"Lalu?"

"Apa ada pembalut di rumah ini?"

"Aku tidak pernah menstruasi, jadi mana mungkin aku tau hal-hal semacam itu" ucapnya kesal.

"Bagaimana ini" Siti kebingungan, seperti biasa dia mengucek ujung jilbab nya.

"Hemmm" Lee menghembuskan nafas kesal. Dia menuju meja rias dan mengambil kunci mobil.

"Ayo! ada mini market 24 Jam dekat sini kita beli saja"

"Ah, baiklah" ucap Siti lesu, mukanya di tekuk seperti anak kecil, bibirnya yang kecil dia majukan beberapa senti ke depan

"ck.." Lee kesal.

Mata Siti melihat sekeliling, matanya menelusuri setiap senti yang mereka lewati. sementara Lee fokus menyetir. tidak butuh waktu lama merekapun sampai. Lee turun berniat membukakan pintu untuk Siti, namun Siti sudah duluan membukanya.

"Lain kali jangan turun sebelum aku yang membuka pintu"

"Kenapa?"

"Itu akan menurunkan derajat laki-laki "

"Apa iya? rasanya aneh kalau hanya dengan tidak membuka pintu mobil untuk wanita derajat seorang laki-laki turun"

"Sudahlah, cepat beli apa saja yang kamu inginkan"

Lee mengambil keranjang kecil dan mulai mengambil beberapa cemilan dan minuman. Sementara itu Siti mencari pembalut yang ukurannya paling panjang. Dia meletakkan nya di keranjang yang yang Lee bawa.

"Hanya ini?"

"Memangnya apa lagi kebutuhan perempuan saat mens? apa ada lagi alat..."

"Ya.. sudah cukup ayo kita bayar" potong Lee sebelum Siti mengatakan sesuatu yang nyeleneh lagi.

Setelah membayar mereka pergi keluar.

"Apa saat mau naik mobil pun laki-laki harus membukakan pintu untuk wanita?" tanya Siti polos.

"Hmmm" ucap Lee, dan membuka kan pintu untuk Siti. tangannya menjaga kepala Siti agar tidak membentur mobil.

"Pegang" Lee menyerahkan kantong keresek belanjaan mereka.

"Lee kenapa mobil ini begitu pendek?" Tanya Siti datar.

"Kenapa bangkunya juga hanya ada dua? bukankah itu sangat rugi, kan keluarga tidak bisa ikut semua nantinya"

Lee melirik sekilas ke arah Siti, Lee menyeringai tipis. Sesampainya di rumah Siti segera masuk ke kamar membawa kantong keresek belanjaan mereka, dengan bergegas Siti masuk ke kamar mandi dan mengganti pembalut nya.

Tok tok tok

Siti yang sudah berada di atas ranjang untuk tidur, kembali bangun dan berjalan membuka pintu kamarnya. Lee ada di depan pintu.

"Ada apa Lee? ini sudah dini hari"

"cemilan ku"

"Ah... maaf! tadi aku membawa kereseknya kesini"

Siti berbalik badan dan berjalan mengambil keresek belanjaan Lee.

"Apa kamu sudah akan tidur?" Tanya Lee

"Hmm, meski aku tidak terlalu memgantuk"

"Kalau begitu temani aku nonton film di kamar"

"Boleh deh"

Siti menutup pintu kamar nya, dia berjalan mengikuti Lee dari belakang. Mereka masuk ke sebuah ruangan yang ada di kamar Lee. Home teather.

"Kamu mau nonton apa?"

"terserah saja, aku tidak pernah melihat apapun, TV pun tidak punya jadi mana mengerti tentang film"

Lee yang sedang memilah kaset menghentikan gerak Tangan nya mendengar ucapan Siti.

"Ya sudah kita lihat ini saja" Lee mengambil sebuah kaset yang berkisah tentang sebuah percintaan yang ada di negeri jiran. Kimchi untuk awak.

Lee mematikan lampu ruang saat film mulai tayang.

"lho kenapa mati?"

"Diamlah duduk yang manis dan makan ini" Lee memberikan chiki yang dia beli tadi di mini market.

Mereka duduk dalam satu sofa yang sama. Lee begitu fokus melihat film dan tidak menyadari bahwa Siti sudah terlelap. Lee menatap wajah Siti dalam kegelapan, bahkan Siti begitu terlihat cantik meski dalam kegelapan.

Sebagai laki-laki Lee tidak bisa menahan hasratnya untuk tidak mencium bibir mungil istrinya.

"sangat manis" ucap Lee setelah mencium bibir Siti.

"Beruntung sekali aku mendapat kan wanita yang tidak pernah tersentuh laki-laki lain" bisiknya.

Terpopuler

Comments

Tri Widayanti

Tri Widayanti

pasangan gemoy kyknya nnti

2021-03-02

1

Nanta RN

Nanta RN

pov nya masih kecampur campur antara PPV author dan POV nya Siti

2020-12-09

2

Azzahra Rara

Azzahra Rara

rasanya ikut bahagia😚😚😚

2020-11-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!