Sore ini Siti dan Lee pindah rumah, Lee ingin Siti dan dirinya tinggal hanya berdua, tidak mengapa sih itu hal wajar aku pikir.
Lee hanya membolehkan Siti membawa beberapa baju saja, dan alhasil Siti hanya membawa satu koper baju. Lee bilang rumah mereka jauh lebih kecil dari rumah Eyang.
Mobil masuk ke sebuah gerbang perumahan, sepertinya itu perumahan yang mewah dan elit, karena saat masuk Lee dimintai tanda pengenal dan sebuah kartu khusus bagi yang punya rumah di dalamnya.
Mobil berhenti di sebuah rumah yang memang benar, sangat jauh lebih kecil dari rumah Eyang.
"Ah untunglah, biar aku gak terlalu cape bersihin nya" pikir Siti
Lee membawa koper Siti masuk, Siti mengikuti nya dari belakang.
"ini bukan hanya kartu biasa, tapi ini kunci rumah kita, lihat bagaimana aku membukanya"
Lee hanya menempelkan kartu itu dan pintu pun terbuka, Siti hanya menggaruk-garuk kepala saja.
"itu kalau kena air memangnya tidak akan rusak nya?"
" Tidak"
Siti masih mengikuti Lee dari belakang, ruangan pertama sepertinya ruangan tamu, ada beberapa kursi panjang dan besar tapi bahan nya tidak sama seperti di rumah Eyang yang mengkilap dan gak basah kalau kena air, rumah Lee sederhana, di belakang kursi ada cermin yang sangat besar.
"Lee itu teh cuma cermin aja? memangnya klo kesenggol tidak pecah?"
"di belakangnya ada tembok"
"Siapa yang mau ngaca di cermin sebesar ini"
"kamu lihat sendiri siapa sekarang yang sedang bercermin?"
Siti tersipu malu, karena sejak tadi dia masuk dia terus bercermin dan membenahi kerudungnya.
Langkah mereka berbelok ke sebelah kiri, Siti di buat terpana saat melihat pemandangan nya, rumah Lee memang sangat bagus meski kecil ukurannya, Lee sengaja menjadikan kaca jendela rumahnya begitu besar yang berfungsi sebagai pembatas, pemandangan langsung terarah pada kolam renang.
"Itu pohon kurma ya?"
Siti menunjuk pohon yang berjejer teratur di pinggir kolam.
"itu palm "
"Palm itu apa?"
"pohon"
"iya pohon apa?"
"Pohon palm"
"ihhhh ari kamu ngomong teh bolak balik wae"
Siti kesal, tangannya mengayuh ke depan hendak memukul punggung Lee, namun kakinya tersandung kaki dia sendiri.
Brukkkk.
Siti jatuh tersungkur menabrak tubuh Lee, akhirnya mereka terjatuh ke lantai. Hidung Siti terbentur lantai begitu keras hingga mengeluarkan darah.
"auch!"
Lee bangun menepuk-nepuk sikutnya yang sakit.
"Kamu..." suara Lee yang lantang seketika terdiam saat melihat hidung Siti mengeluarkan darah segar cukup banyak.
Lee mendorong koper yang menghalangi jarak antara dia dan Siti. Lee segera mendekat, tangan Lee memegang wajah Siti, dia melihat darah mulai mengucur.
Lee segera berlari mengambil kotak P3K, Lee mengambil kasa dan menggulungnya, segera dia sumbat hidung istrinya dengan perlahan, beruntun karena hanya satu lubang hidung nya yang berdarah.
Mata Siti berair.
"Kamu nangis?"
"Panas tau ih lain nangis"
"Bilang ajah gak usah malu"
"Kumaha ceuk maneh wae lah"
"Ngomong apa?"
"Aku bilang rasanya sakit"
"perasaan tadi panjang banget, masa artinya cuma rasanya sakit?"
"Aaahh sudahlah, ayo kita ke kamar, masih terpisah apa barengan kamarnya?"
"Misah"
"Ya sudah mana kamar Siti?"
"mau di bawah apa di atas?"
"bawah saja"
"Tuh pintu yang itu kamarnya"
"hemm"
Siti menyeret kopernya berjalan menuju pintu yang Lee maksud.
"ini kamarnya pake kunci besi apa kertas kaya yang tadi?"
"kunci biasa, ada nempel di dalam"
"Oh ya sudah" ucap Siti sengau karena hidungnya masih tersumbat kasa.
Siti masuk ke dalam, dia melihat seisi kamarnya, ini sangat kecil bila di bandingkan dengan kamar yang da di rumah Bu Amira. Hanya ada ranjang berukuran besar dengan merk yang terkenal mahal. Di belakang ranjang ada sebuah lukisan abstrak yang Siti sebut
" Lukisan anak kecil"
Dikedua sisi nya terdapat nakas dan lampu tidur. Di ujung bawa ranjang ada karper bulu berwarna ungu, sama seperti warna yang Siti sukai. Ada lemari baju yang tidak terlalu besar, hanya ada dua pintu, yang satunya khusus untuk baju yang di gantung.
Siti membuka kopernya, dan mulai membereskan bajunya satu per satu ke dalam lemari. Setelah semua di rasa selesai, Siti berkaca, perlahan dia menarik kasa dari hidungnya.
"Untung sudah tidak berdarah lagi"
Siti membasuh wajahnya dan membersihkan sisa-sisa darah yang sedikit mengering, dibukanya baju gamis dan jilbabnya yang terkena darah, lalu masuk ke kamar mandi berniat membersihkan diri.
Siti celingukan mencari keran untuk menyalakan air, tapi tidak ada keran apapun disana. hanya ada satu keran di wastafel untuk sikat Gigi san cuci muka tadi.
"Aku mandinya gimana?"
Siti mengdengus kesal, wajahnya merenggut namun terlihat sangat imut. Siti memakai handuk yang dia lingkarkan di dadanya. Di keluar kamar dan menaiki tangga.
Tok tok tok
Siti mengetuk pintu kamar Lee, berulang-ulang Siti mengetuk namun tidak ada jawaban
"Lee... apa kamu tidur? Lee..." Teriak Siti. Namun tetap tidak ada jawaban
"Lee.. heh Lele (ikan lele) hudang atuh, ulah bobo wae, buka panto ie abdi hayang mandi Lele" Teriak Siti.
// heh lele bangun dong, jangan tidur aja, buka pintu saya ingin mandi lele//
Cekrakk.
Pintu terbuka dari kamar yang ada di sebelahnya, kamar atas memang ada dua kamar yang terhalang oleh ruang yang Lee gunakan untuk bermain piano.
"Paingan te di buka, ternyata dia ada disana"
//pantesan gak di buka,....//
Siti yang kesal buru-buru lari menghampiri Lee yang masih terhipnotis dengan penampilan Siti yang hanya memakai selembar kain handuk.
"Heh Lee, kamu kenapa diam aja, saya teh dari tadi manggil terus" Rengek Siti kesal.
"Ehh..." Lee mengerjapkan mata dan menggeleng kan kepala.
"Kamu melamun ya? jangan melamun udah mau magrib takut kesurupan. Hayu sini"
Siti menarik tangan Lee menuruni tangga, sementara Lee yang mengikuti nya tanpa perlawanan hanya fokus pada paha Siti yang mulus. Sesekali dia memgedipkan mata dan mengalihkan pandangannya, namun mata Lee kembali melihat kesana.
"Nih!"
Lee tersadar dengan suara Siti yang keras, Lee melihat sekeliling, dia merasa heran kenapa mereka ada di kamar mandi.
"Siti harus pakai apa mandinya? disini tidak ada keran, Siti nyari ember sama gayung juga gak ada"
"Buat apa?"
"Atuh buat mandi Lee, Siti teh mau ngangkutin air dari kolam yang ada di luar"
"Maksdunya kolam renang?"
"Iya, kamu mah aneh ya bikin rumah teh, di luar di tempat yang terbuka di sediakan air banyak pisan, disini di kamar mandi malah gak ada sama sekali"
Lee memegang kedua bahu Siti dan menggeser nya sedikit tepat di bawah shower, air hangat pun muncul membasahi Siti. Belum hilang rasa kaget Siti,dia di buat syok therapy lagi oleh Lee.
Di bawah guyuran air, Lee mendekatkan wajahnya ke wajah Siti, hingga kepala Lee pun ikut basah.
"Ini otomatis, jika ada tubuh manusia di bawahnya maka air akan mengalir, kecuali kamu itu ikan duyung"
Lee menarik kepalanya dan pergi sesegera mungkin dari tempat yang membuat dadanya sesak dari tadi.
Lee seperti orang kepanasan, pikirannya terus teringat pada paha Siti yang mulus. Sesampainya di atas, Lee membanting pintu cukup keras.
Sementara itu Siti yang merasa kaget pun masih terdiam dalam guyuran shower, dia masih membayangkan wajah suaminya yang tampan.
Siti melepaskan handuk nya, dan mulai menggosok tubuhnya dengan shower puf, sebelumnya tentu saja dia melepas pembalut nya dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
ha ha 😆😆😂😂😝
2023-03-20
0
Qarin
aku hadir tor
2021-10-17
0
Tri Widayanti
Leee Lele🤣🤣🤣
dipajarken ikan Lele🤣
2021-03-03
1