Lee tidak sedikitpun memejamkan matanya malam itu, pikirannya terus berlarian kesana kemari.
"Kenapa?" tanya Lee saat melihat Siti memegang perutnya.
"Sakit" wajah Siti meringis.
"Kamu udah bisa kan pakai toilet nya?"
Mata Siti mendelik mendengar pertanyaan Lee.
Lee terkekeh kecil. Dia teringat akan kejadian minggu lalu saat pulang kerja dia tidak mendapati Siti di rumah. Lee membersihkan dirinya dan berganti pakaian.
BIP BIP
Lee mendengar suara pintu depan terbuka, dia pikir mungkin itu Siti, dengan langkah cepat Lee menuruni anak tangga, hingga lima anak tangga terahir Lee menghentikan langkahnya saat melihat istrinya meremas perutnya yang terlihat begitu sakit sepertinya.
"kenapa?"
"Parutku melilit Lee" ringisnya dengan wajah yang memerah menahan sakit.
"Pasti gara-gara ayam tadi ya? sambalnya terlalu pedes"
"heem" Kepala Siti mengangguk cepat
"Terus? kenapa gak ke kamar mandi?"
"Mini market nya tutup" suaranya pelan karena menahan sakit
Lee melihat jam di pergelangan tanganya.
"Iyalah ini udah malem Sit.... Eh, tunggu! apa hubungannya sakit perut sama mini market?"
Kepala Lee sedikit miring dengan sorot mata penuh tanda tanya.
"Toilet disini beda sama toilet kamar aku yang di rumah Eyang, aku gak bisa makenya"
Mata Lee terbelalak, Iyalah kamar Siti yang ei rumah Eyang itu di desain sesuai karakter Siti yang terbilang kampungan, iya emang dari Lampung sih.
"Terus selama ini kamu?"
"Aku selalu ke sana tiap sakit perut" Wajah siti merengut.
"Oh ya ya... aku mengerti sekarang? jadi kamu jajan itu ka..."
"Itu mah hanya alasan saja... ya Allah gimana ini?" Siti hampir menangis. Melihat reaksi wajahnya seperti itu Lee baru sadar kalau istrinya butuh bantuan. Dengan sedikit berlari Lee turun dan masuk ke kamar mandi yang ada di kamar Siti.
"Sini..." Lee menyeret tangan Siti pelan.
Di dalam kamar mandi Lee menjelaskan bagaimana caranya memakai toilet, meski dengan rasa yang tidak bisa di ceritakan Siti menyimak dengan seksama.
"Atuh kenapa masih ada disini? saya teh sudah sangat tidak tahan" Ringis Siti kembali.
"Eh... iya aku keluar ya"
Siti segera meninggalkan kamar mandi Siti dengan kepala yang bergoyang kekanan ke kiri. Jadi? selama ini dia jajan itu hanya alasan saja? agar dia tidak merasa malu pergi ke mini market hanya untuk numpang buang air?
"Ya ampun!" Lee memijit pangkal hidungnya sambil tertawa geli.
"Kamu kenapa tertawa sendiri?" Suara Siti membuyarkan lamunannya.
"Ah itu... aku ingat saat kamu sakit perut tapi mini market nya tutup" Lee tertawa lepas.
"IIIHHHH! kamu tuh ya!" Siti memukul mukul bahu Lee, Lee mencoba menahan dengan tawanya yang masih sangat nyaring terdengar.
"AWW! sakit..." Lee masih tertawa dan bangkit mencoba berlari menghindari pukulan Siti yang sama sekali tidak berasa apapun bagi Lee. Siti yang masih kesal mengejar Lee dengan posisi tangan yang masih siap memukul.
Seperti anak kecil yang berantem mereka bermain kejar-kejaran, Lee menangkap tubuh Siti, tanganya melingkar di pinggang Siti dan mengangkat tubuh istrinya ke atas.
"Lee... apa sih! Turunin"
Ha ha ha. hanya itu yang keluar dari mulut Lee. Dia membawa Siti ke balkon dan menceburkan diri bersama ke kolam renang.
"Ya ampun Lee aku gak bisa renang" Siti melingkar kan tangan nya di leher Lee dengan ketakutan. Lee mengibaskan jilbab Siti yang menutupi wajahnya. Saat jilbab itu terlepas Lee langsung berhadapan dengan wajah Siti yang terlihat ketakutan, mata Siti melihat riak air di kolam ke kiri-kanan dengan rasa takut tanpa sadar Lee menatapnya lekat.
Lee menarik pipi Siti agar dia menghadap ke arah Lee, pandangan mereka beradu. Badan Siti hampir melorot dan dengan spontan dia mempererat pegangan nya di leher Lee membuat wajah mereka semakin dekat.
Tangan Lee memeluk pinggang istrinya dengan kuat. Lee mulai mendekatkan bibirnya hendak mencium Siti.
Byurrr
Siti menyiram wajah Lee sambil tertawa lepas. Lee memejamkan matanya dalam dengan nafas yang begitu kesal.
"Aku lepas nih"
"Jangan..." Siti berusaha mempertahan pegangannya yang hendak Lee lepaskan. Namun Lee yang kesal sengaja melepaskan tangan Siti dari lehernya, tangan Siti lepas wajah Siti terlihat kaget dengan mulut yang terbuka, rasa takutnya akan tenggelam memberikan dorongan yang kuat untuk meraih kembali leher Lee, karena saking kuatnya tenaga Siti dia berhasil meraih pundak Lee namun tanpa sengaja Siti mendarat kan bibirnya di bibir Lee, mata Siti terbelalak, lain halnya dengan Lee yang langsung menarik tengkuk Siti dan menahannya dengan kuat hingga bibir mereka begitu rapat menyatu.
Setelah di rasa puas, Lee melepas ciuman mereka, dan menggendong Siti naik ke atas kekuar dari kolam. Lee membopong tubuh istrinya ke kamar mandi, tetesan air yang mengalir dari tubuh mereka berdua mengikuti langkah Lee menuju kamar mandi.
"Jangan begini" Ucap Siti.
Lee yang masih menggendong Siti mengerutkan dahi.
"Apa yang jangan?"
"Eu... jangan mandi bareng"
"Kenapa? bukan nya itu..."
"Jangan sekarang"
"Kapan?"
"Kalau dalam hatimu sudah ada aku" Langkah Lee yang tinggal selangkah menuju kamar mandi berhenti. Dia menatap manik mata Siti dengan dalam. Lalu menurunkan tubuh istrinya dengan perlahan. Siti yang tidak memperdulikan perasaan Lee melangkah memasuki kamar mandi, melepas pakaiannya dan membersihkan dirinya di bawah guyuran shower air hangat.
Siti tau Lee masih berada di depan pintu kamar mandi dengan tubuh yang basah kuyup, saat keluar Siti meraih handuk untuk diberikan pada Lee.
Saat membuka pintu, Lee masih berdiri mematung. Siti mengelap wajah Lee membuat Lee sedikit terkejut dari lamunannya.
"Mandilah"
Lee menatap punggung istrinya sesaat sebelum dia memasuki kamar mandi.
****
"Kita makan dulu sebelum bersiap untuk ke pesta"
"Iya..." Siti tersenyum sumringah.
Mereka memesan makanan dan makan di dalam kamar, Lee sengaja memesan makanan dan tidak makan di luar, dia hanya merasa jika di kamar akan lebih leluasa dan privat. Mereka berdua begitu menikmati makan siang mereka A**yam betutu . Sesekali Siti menyuapi Lee yang makan dengan begitu teratur dengan sendok dan garpu membuat Siti merasa geregetan, sementara Siti makan dengan begitu santai menikmati ayam menggunakan tangannya.
"Udah ah sini! Biar Siti suapin kamu" Sambil menyodorkan ayam dan nasi di tangannya. Awalnya Lee ragu, namun tangan Siti merangsek masuk ke dalam mulut Lee. Akhirnya Lee pun ketagihan dan menyelesaikan makan dengan disuapi Siti.
"Ih kamu t teh belepotan kemana mana" Sambil mengusap noda di sekitar mulut Lee.
"Aku kan cuma mangap, yang nyuapin kamu itu artinya kamu gak hati-hati nyiapinnya, apa jangan-jangan nyiapin nya sekalian balas dendam ya?"
"Eh iya ya! he he he" sambil terus membersihkan mulut Lee dengan tisu.
Ting tong...
"Itu pasti MUA"
"MUA itu apa?"
"Make Up Artist, artinya tukang rias"
"Oh tukang rias? jam berapa ini? kenapa mereka datang secepat ini?"
"Kenapa? apa kamu ingin kita hanya berdua saja?" Goda Lee, mendekatkan wajahnya.
"Tiap hari juga berdua kan?" Jawab Siti datar tanpa menatap wajah Lee, sambil mengunyah makanan. " Kecuali punya anak baru bertiga" Polos.
" Bikin yuk... "
uhuk... Siti tersedak, hidungnya terasa sangat panas. Lee segera menyodorkan segelas air dan di tenggak Siti dengan sekali tenggakan.
"Itu bel di sada Lele, buka pantona duhh"
//Itu bel bunyi terus Lele, buka pintunya duhh//
"Apa itu artinya"
"Artinya bikin anaknya nanti saja, sekarang buka pintu karena belnya bunyi terus, berisik"
"Panjang banget"
"Mau yang pendek?"
"Apa?"
"Maneh Kasep" // kamu ganteng//
"Artinya?"
"Buka pintu cepet "
"Sepertinya agak aneh ya... tapi ya sudahlah" Lee beranjak, dan pergi membuka pintu kamarnya, Siti masih fokus mengunyah makanan, karena tadi dia sibuk menyuapi bayi besarnya.
"Maaf Nyonya, kita harus segera berhias"
"Tunggu dulu sebentar lagi, dia masih makan apa kalian tidak bisa melihat?" Ucap Lee sinis.
"Oh.. i- Iya tuan, maafkan kami"
"Hemm"
" Ah, tidak apa-apa duduk saja dulu, saya udah selesai kok" ucap Siti merasa tidak enak pada empat orang yang Lee sebut MUA itu.
"Tidak perlu! kalau masih ingin makan teruskan saja" Perintah Lee tegas.
"Kan nanti di pesta bisa makan lagi" Siti keukeuh dan berdiri dari kursinya menuju kamar mandi untuk mencuci tangan dan menggosok gigi.
****
Tiga jam Siti dan Lee bersiap, Untuk sejenak Lee terpaku melihat Siti yang terlihat sangat cantik. Sementara Siti berlenggok di depan cermin dan sedikit merapihkan baju dan riasan nya.
"Ayo kita pergi" Ajak Lee dan membuka lengan kanannya bermaksud untuk menggandeng Siti.
Siti yang tidak mengerti isyarat dari Lee mengangkat gaun nya yang agak sedikit kepanjangan menurut dia dan berjalan melewati Lee begitu saja
"Ckk" Lee memutar bola matanya dan berdecik. Di raihnya tangan Siti dan di lingkarankan nya di lengan Lee.
"Pegang dan diamlah, tersenyum ramah tapi jangan centil ke laki-laki lain"
"IISHHH..." bibir bawah Siti menjulur sedikit ke depan.
"itu juga gak boleh" Sambil menekan bibir Siti pelan.
"Iya iya!"
✓✓✓✓
*Terimkasih Readers 🙏🙏
Tunggu terus ya up berikutnya.
Jangan lupa...
Like
komen
❤️
dan Vote
Author akan berterima kasih sangat untuk itu.
Love u kalian semua*. 🤗😍😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
AtinyRyesa24
sudah ku boom like sama ku bintang lima
2020-04-15
4