EPISODE 5 Herzog kembali

Steiner dan teman-temannya pun meninggalkan Herzog dan melanjutkan perjalanan ke Pantai Amal lama.

Setelah berkendara cukup lama, mereka berempat hampir sampai di Pantai Amal Lama.

"Kita hampir sampai, kawan!! persiapkan senjata kalian!!" kata Steiner dengan suara keras.

"Siap, Steiner!!" jawab mereka dengan suara keras.

Mereka pun sampai di depan pintu masuk pantai Amal lama. Lalu, Steiner turun untuk membuka pintu di bagian belakang APC untuk teman-temannya agar bisa keluar.

"Ayo semua turun kita sudah sampai di tempat" kata Steiner.

"Apakah APC ini aman jika di letakan disini?" tanya syamsul.

"Iya, Steiner, apalagi kalau malam-malam ada pasukan pemberontak yang patroli disini lebih baik kita bawa ke atas bukit, ada jalannya menuju kesana" tambah Apris sambil menyarankan Steiner.

"Baik-baik, ayo naik kita akan keatas bukit sekarang" jawab Steiner.

"Siap" ucap mereka semua.

Steiner pun masuk ke APC dan mengendarainya pergi ke atas bukit. Sementara itu, teman-temannya menyusul ke atas bukit dengan berjalan kaki.

Sesampainya mereka di bukit, mereka semua langsung turun dari mobil dan Steiner menyuruh mereka untuk membuat tenda.

Setelah dua tenda sudah mereka dirikan, Steiner memberitahu sesuatu pada mereka.

"Teman-teman... Kemari" panggil Steiner.

Mereka pun mendekat pada Steiner.

"Ada apa, Steiner?" tanya Syamsul.

"Aku mempunyai berita baik untuk kalian" jawab Steiner.

"Dilihat dari pergerakan pasukan pemberontak, mungkin mereka saat ini tidak akan mencapai kebukit ini. Dari bawah sini, aku melihat sebuah perahu disana, kita bisa gunakan itu besok pagi" tambahnya.

"Kenapa kita tidak pergi sekarang saja?" tanya Saftoro.

"Tidak aman jika kita berangkat dijam-jam segini, kita bisa saja ditembak oleh pesawat tempur pasukan pemberontak" jangan Steiner.

"Kalau malam hari?" tanya Syamsul.

"Dimalam hari, pasukan pemberontak akan melakukan patroli dan jika kita menggunakan mobil, suaranya akan menarik perhatian mereka" jawab Steiner.

"Tapi apakah kita semua bisa pergi ke Kalimantan Timur dengan selamat?" tanya Amel.

"Pastinya. Akan tetapi, kita juga akan berada pada posisi yang berbeda setelah sampai disana dengan selamat" jawab Steiner.

"Dan perjalanan kesana mungkin akan memakan waktu agak lama" tambahnya.

"Berbeda posisi gimana? lagian kita tidak terpisahkan jika kita sudah ada disana" tanya Apris.

"Maksudku begini, jika kita semua sampai disana dengan selamat. Aku pasti akan langsung diberangkatkan dengan cepat ke Pulau Jawa untuk kembali dengan para Tentara Jerman yang lain, kemungkinan besar aku tidak bisa melihat kalian lagi untuk selama-lamanya karena aku sudah pasti akan kembali ke Jerman" jawab Steiner.

"Apalagi TNI yang ada disini telah dikalahkan oleh pasukan pemberontak. Dan hal ini akan menambah resiko kita. Menurutku, Tarakan adalah zona merah sekarang. Tetapi, para TNI sedang berusaha keras melawan pasukan pemberontak, jadi kita harus berada disini sampai situasi benar-benar aman" tambahnya.

"Ingat ini, hidup dan mati berada ditangan kita. Jika kita menyia-nyiakannya, kita semuanya akan mati. Tidak ada orang yang ingat dan tahu tentang perjuangan kita nanti" tambahnya lagi.

Mereka pun langsung terdiam ketika mendengarkan jawaban Steiner. Mereka hanya bisa terdiam dan memendam rasa bahagianya untuk keluar dari Tarakan.

"Mungkin ini adalah pertemuan terakhir kita. Aku harap jika perang berakhir, kalian bisa melupakan hal ini agar kalian tidak trauma berat" ucap Steiner.

Steiner pun mengeluarkan sebuah catatan kecil dan menuliskan nomor teleponnya dan memberikannya pada Apris.

"Ini nomor teleponku, jika aku sudah kembali ke Jerman dan perang sudah berakhir, jangan lupa untuk menghubungiku. Aku akan mengunjungi negara ini jika mendapatkan hari libur" ucap Steiner sambil memberikan kertas yang bertuliskan nomor teleponnya.

"Baik, terima kasih" jawab Apris.

Steiner pun berbalik kebelakang dan berjalan menuju ke mobil. Lalu, Syamsul pun memanggil Steiner yang sedang berjalan ke APC.

"Steiner, kamu mau kemana?" tanya Syamsul.

"Aku akan beristirahat sebentar di APC" jawab Steiner.

Sesampainya ia di APC, Steiner membuat secangkir kopi untuknya dan menikmatinya dibagian depan mobil.

Setelah membuat kopi, dia pergi kedepan APC dan duduk didalam sambil melamun dan berbicara didalam hati, serta memikirkan hal menyedihkan yang baru saja terjadi.

"Kenapa Colonel terbaikku harus pergi demi keselamatan ku dan teman-temannya, aku merasa bersalah betul, aku berbuat banyak kesalahan kepada Colonel, tapi Colonel tidak pernah memarahiku, meskipun aku berbuat salah yang sangat banyak, semoga Colonel tenang disana" kata Steiner dari dalam hati.

Setelah itu, Syamsul pun datang dan menghampirinya untuk membantunya membuat makanan karena hari sudah siang. Akan tetapi, Steiner tidak merespon saat Syamsul memanggilnya.

"Steiner, Steiner" panggil Syamsul. Namun Steiner tidak merespon.

"Steineeer!!!"

Steiner pun terkejut dengan suara Syamsul yang keras itu.

"Haah... ...ada apa Syamsul" tanya Steiner dengan terkejut dan menoleh kearah Syamsul.

"Kamu melamun yah, Steiner?"

"Tidak kok, aku tidak melamun, hehehe..."

"Terus... 'kok aku panggil kamu tidak merespon?"

"Aku hanya tidur sebentar, ada apa kau manggil aku?" tanya balik Steiner dengan mengalihkan pembicaraannya.

"Ayo bantu aku, kita akan buat makanan buat makan siang, akan menjelang siang ini"

"Sebentar, aku akan ambil dagingnya dan bahan makanan untuk dimasak"

"Ayo, aku bantu juga"

Syamsul pun membantu Steiner mengambil beberapa kaleng makanan dan bahan-bahan lainnya, serta alat memasak. Selain itu mereka membawa sebotol bensin untuk membuat api.

Setelah mengambil semua itu, Steiner bertanya dengan Syamsul sambil berjalan,

"Syamsul, ada tempat pemanggang disana?"

"Ada 'kok. Dulu waktu aku pergi kesini banyak tenda-tenda yang berjejer, ditambah lagi tempat pemanggangan yang ada di tengah-tengah, atau kalau mau ingin lebih praktis ada sebuah kompor diwarung"

"Dimana itu?"

"Ayo ikuti aku"

Mereka pun pergi ke warung yang ditinggalkan karena ada sebuah penyerangan. Mereka pun pergi memasak makanan. Ketika mereka berdua hampir sampai di warung, Apris bertanya dengan mereka berdua.

"Syamsul, Steiner, kalian mau pergi kemana?" tanya Apris.

"Mau pergi masak" jawab Steiner

"Bolehkah aku ikut?" tanya Apris.

"Boleh-boleh, lebih banyak orang, lebih cepat selesai" jawab Syamsul kepada Apris.

Mereka pun pergi ke warung. sesampainya mereka disana, Steiner, Syamsul, Apris membawa alat-alat masak dan bahan-bahanya ke dalam.

"Oh ya, Syamsul potong ayamnya dan tuang tepung diember kecil, aku akan turun dulu dari bukit untuk mengambil air disungai kecil untuk dimasak" kata Steiner.

"Baik, hati-hati Steiner" jawab Apris.

"Siap" kata Steiner.

Dia pun turun dari bukit untuk mengambil air disungai, dengan membawa senapan serbunya untuk berjaga-jaga.

Saat sampai di sungai Steiner melihat ada tiga pasukan pemberontak yang datang patroli disungai itu, Steiner pun langsung bersembunyi di semak-semak.

"Sialan, ada patroli lagi" ucap Steiner dengan suara kecil.

Para pasukan pemberontak itu pun pergi meninggalkan sungai, dan Steiner dengan cepat mengambil air disungai.

Saat berjalan dengan cepat naik keatas bukit, Steiner melihat kearah pantai dan menikmati keindahan pantainya. Tiba-tiba saja, armada pasukan pemberontak melakukan konvoi dibawah sambil melepaskan tembakan keatas langit.

Steiner pun langsung bergegas naik keatas dengan air yang tumpah sedikit dari ember. Saat berada diwarung, Steiner tidak melihat Syamsul dan Apris.

"Syamsul... Apris..." panggil Steiner.

"Itu Steiner, Apris" ucap Syamsul.

"Ahh... Untung saja bukan pasukan pemberontak" jawab Apris.

"Steiner, kami disini" ucap Syamsul.

"Kalian kenapa bersembunyi?" tanya Steiner.

"Kami tadi mendengar suara tembakan yang sangat keras, jadi kami bersembunyi agar tidak terbunuh oleh pasukan pemberontak" jawab Arpris.

"Ada konvoi pasukan pemberontak dibawah sambil menembak keatas langit" ucap Steiner.

"Untuk saat ini, kita harus menjaga suara agar para pasukan tidak mengetahui keberadaan kita" tambahnya.

"Siap!" jawab mereka berdua.

Mereka pun melanjutkan memasak untuk makan siang, mereka memasak sekitar 20 menit.

Setelah memasak cukup lama, makanan mereka pun selesai, mereka taruh di piring, dan nasi yang ada dipanci.

"Ayo bawa kesana, mereka sudah menunggu" kata Steiner.

"Siap" jawab mereka.

Mereka bertiga membawanya ke tempat tenda-tenda yang mereka tempati.

Steiner pun menyuruh teman-temannya keluar untuk makan bersama-sama.

"Ayo semuanya keluar, ada makanan nih" panggil Steiner

Mereka semua pun keluar dan duduk dipasir dengan posisi melingkar. Kemudian, Syamsul mengajak Steiner untuk duduk dan makan.

"Steiner, ayo duduk kita makan dulu" ajak Syamsul.

"Kalian saja, aku tidak lapar sekarang" jawab Steiner.

Steiner pun akhirnya meninggalkan Syamsul dan yang lainnya makan disana. Sementara itu, Steiner sedang beristirahat dan berbaring disebuah tempat duduk APC

"Haaah... Kenapa keadaan harus begini, jika saja aku gagal tes untuk latihan dinegara ini, mungkin aku tidak terjebak pada konflik disini" ucap Steiner dan bersandar dengan lega dikursinya.

"Aku masih penasaran dengan keadaan Erika dan kawan-kawan di Jawa. Kuharap mereka tidak mengkhawatirkan aku, Colonel, Rommel, dan Ferguzo yang berada disini" jawab Steiner sambil bersandar dan meminum segelas kopinya.

Kemudian, ia mengeluarkan ponselnya dan memutarkan lagu favorit miliknyanya yang berbahasa Jerman dengan suara sedang dan mulai berbaring santai didalam APC

.

.

.

Malam Harinya.....

.

.

.

Malam pun tiba, saat jam 7 malam Steiner, Syamsul, dan Apris memasak makanan yang sama seperti tadi siang, dan Steiner sedang menyantap makanannya didalam APC.

Saat jam 9 malam mereka semuanya pun tidur di tenda masing-masing. Steiner memutuskan untuk tidur dikursi mobilnya.

Didepan bandara jam 22.00, Herzog terbangun dari pingsannya setelah beberapa jam yang lalu mengalahkan Tank ringan milik pasukan pemberontak.

"Kenapa kepalaku terasa sakit yah? dan dimana aku?" tanya Herzog sambil menatap Tank hancur dihadapannya.

Kemudian, Herzog baru ingat bahwa tadi pagi, dia menghancurkan Tank itu dengan granat.

"Ini 'kan tank yang tadi"

"Aku harus menemukan Steiner dan yang lain."

Ia pun berjalan mengambil sebuah sebuah senapan, pistol, beberapa, peluru, dan juga beberapa perlatan medis ketika ia terluka.

Setelah mengambil beberapa hal dari mayat-mayat pasukan pemberontak, Herzog malah berjalan kearah kanannya, yaitu tempat penyimpanan pesawat-pesawat.

"Aku akan mencari beberapa sumber daya untuk diriku"

Dia pun masuk ke tempat itu dan sampai di hangar pertama. Dihangar pertama, dia melihat beberapa kendaraan yang telah terbongkar serta terdapat mayat-mayat yang ditumpuk disana.

Kemudian, dia pergi keatas bukit dan melihat sebuah Tank AMX 13 yang terparkir didepan sebuah bangunan yang penuh pasukan pemberontak berlalu lalang. Herzog pun dengan tekad yang sangat kuat, memutuskan untuk mengambil Tank itu dari tangan pasukan pemberontak agar dapat memudahkannya menemui Steiner dan kawan-kawan.

"Aku akan mengambil Tank itu walaupun memiliki resiko yang sangat besar. Aku akan melakukannya agar bisa memudahkan untuk menemukan Steiner dan kawan-kawan" ucapnya.

Terpopuler

Comments

Rayhan Pahlevi

Rayhan Pahlevi

ditinggalin pasukan TNI ke Jawa ? masa siih kabur ke jawa

2020-08-24

0

Juan Atma W

Juan Atma W

hai Thor👋 aku mampir nih ke ceritamu😀 boom like dan rate ku sudah mendarat ya Thor😊 mari tetap saling dukung ya Thor🙏🙏🙏 semangat💪💪💪 salam dari "Budak"🙏🙏🙏

2020-08-12

0

lihat semua
Episodes
1 EPISODE 1 - Serangan dimulai
2 EPISODE 2 - Pelindung
3 EPISODE 3 Perjalanan
4 EPISODE 4 sang penyelamat tim
5 EPISODE 5 Herzog kembali
6 EPISODE 6 Penyerangan
7 EPISODE 7 Penyerangan vol 2
8 EPISODE 8 Pencarian dan Perkumpulan
9 EPISODE 9 Teman Lama
10 EPISODE 10 Sebentar Lagi
11 EPISODE 11 Cerita Dan Keadaan
12 EPISODE 12 Sampai tujuan
13 EPISODE 13 Tidak dapat Terpisahkan
14 EPISODE 14 Akhir dari Tarakan
15 EPISODE 15 Kembali dengan teman-teman
16 EPISODE 16 Permulaan kedua
17 EPISODE 17 Keadaan
18 EPISODE 18 Bercanda sebelum pergi
19 EPISODE 19 Kehancuran dan penyerangan di Kalimantan Selatan
20 EPISODE 20 Cerita dua orang
21 EPISODE 21 Kembali ke Pulau Jawa
22 EPISODE 22 Kebangkitan Herzog
23 EPISODE 23 Awal pertempuran dimulai
24 EPISODE 24 Pertarungan Sadis Herzog
25 EPISODE 25 Teramiter
26 EPISODE 26 Penelitian Roter
27 EPISODE 27 Hari mulai suram
28 EPISODE 28 Pertikaian kecil
29 EPISODE 29 Kematian Ibu dan Ayah Herzog
30 EPISODE 30 Kabar duka dan gembira
31 EPISODE 31 Subject-330
32 EPISODE 32 Keadaan makin buruk
33 EPISODE 33 Vanback Eyes
34 EPISODE 34 Serangan Herzog
35 EPISODE 35 Aksi berbahaya Roter
36 EPISODE 36 Diskusi
37 EPISODE 37 Kejadian buruk
38 EPISODE 38 Pemakaman Herzog
39 EPISODE 39 Kebangkitan Herzog
40 EPISODE 40 Perjalanan kembali ke asramanya
41 EPISODE 41 Tank baru untuk Roter
42 EPISODE 42 Kedatangan kedua saudara Herzog, Prajurit Rusia dan Prajurit Jerman
43 EPISODE 43 Herzog mengejutkan semua teman-temannya
44 EPISODE 44 Herzog mengejutkan teman-temannya dan ketakutan Roter
45 EPISODE 45 Peperangan pasukan Tank Albert dan dibantu oleh rival Teramiter
46 EPISODE 46 Rapat Strategi Vol 1
47 EPISODE 47 Kejadian yang tak terduga
48 EPISODE 48 Roter dan Erika.
49 EPISODE 49 Monika marah dengan Roter
50 EPISODE 50 Kedatangan Kuromogramo ke Teramiter
51 EPISODE 51 Rapat Strategi Vol. 2
52 EPISODE 52 Masa lalu SMA di Köln
53 EPISODE 53 Kijang-1, Kijang-2, dan Kijang-3
54 EPISODE 54 Masa lalu yang kelam dan sampai di Jepang
55 EPISODE 55 Memulai hari dengan Black Eyes
56 EPISODE 56 Tidak terlibatkan dan berangkat ke medan perang
57 EPISODE 57 Serangan pertama Teramiter dan Kuromogramo
58 EPISODE 58 Berakhirnya konflik panjang Monika dan Roter
59 EPISODE 59 Hari-H
60 EPISODE 60 - Komandan baru Kuromogramo dan Albert kembali
61 EPISODE 61 - Hal konyol Monika pada Roter
62 EPISODE 62 - Maju terus
63 EPISODE 63 - Pemandangan yang indah
64 EPISODE 64 - Ankunft (Kedatangan)
65 EPISODE 65 - Kru Tank
66 EPISODE 66 - Tugas suci kita
67 EPISODE 67 - Ini adalah pertempuran yang nyata
68 EPISODE 68 - Peperangan masih terus berlanjut
69 EPISODE 69 - Menyusun strategi dan Hari yang bahagia
70 EPISODE 70 - Nama untuknya
71 EPISODE 71 - Mengingat masa lalu yang seram
72 EPISODE 72 - Sisi lain
73 EPISODE 73 - Menyerbu sendirian Vol. 1
74 EPISODE 74 - Menyerbu sendirian Vol. 2
75 EPISODE 75 - Dikala ingin menandingi organisasi sebelah
76 EPISODE 76 - Melawan satu batalyon dengan sendirian
77 EPISODE 77 - Beberapa partisan dan kedatangan kedua Jenderal
78 EPISODE 78 - Teror
79 EPISODE 79 - Kembali menjadi komandan
80 EPISODE 80 - Dipukul mundur
81 EPISODE 81 - Dipukul mundur part 2
82 EPISODE 82 - Masa lalu suram dan rencana Arley
83 EPISODE 83 - Serangan udara
84 EPISODE 84 - Rencana kotor serta nekat Aditya dan Jend. Adamson
85 EPISODE 85 - Serangan akan dimulai
86 EPISODE 86 - Dimulainya serangan
87 EPISODE 87 - Serangan dan pertikaian
88 EPISODE 88 - Persiapan penculikan
89 EPISODE 89 - Bersiap menculik dan bahagia
90 EPISODE 90 - Terculik!
91 EPISODE 91 - Belum dicurigai
92 EPISODE 92 - Baru menyadari
93 EPISODE 93 - Persiapan unjuk rasa
94 EPISODE 94 - Akan dimulai
95 EPISODE 95 - Terungkapkan
96 EPISODE 96 - Keadaan makin memanas
97 EPISODE 97 - Berakhirnya aksi unjuk rasa
98 EPISODE 98 - Mendapatkan tantangan
99 EPISODE 99 - Keromantisan dan cerita seram
100 EPISODE 100 - Akan segera ku buktikan nanti
101 EPISODE 101 - Wunderwaffe dan kru Tank Gerrald
102 EPISODE 102 - Selamat datang dan berangkat!
103 EPISODE 103 - Pasukan Aditya semakin ganas
104 EPISODE 104 - Serangan Dahsyat
105 EPISODE 105 - Dua mesin tempur yang hebat
106 EPISODE 106 - Drugo vs Gerrald
107 EPISODE 107 - Serangan Reihan dan Kavaro
108 EPISODE 108 - Menyelamatkan kolonel
109 EPISODE 109 - Deklarasi negara baru dan Erika ditangkap
110 EPISODE 110 - Menyelamatkan Erika
111 EPISODE 111 Jawohl
112 EPISODE 112 - Simpan perkataanmu itu!
113 EPISODE 113 - Great war is begin
114 EPISODE 114 - Mempersiapkan serangan
115 EPISODE 115 - Tembok pantai
116 EPISODE 116 - Hari Gajian
117 EPISODE 117 - Pertarungan besar
118 EPISODE 118 - Gajian telah tiba!
119 EPISODE 119 - Perang masih berlanjut
120 EPISODE 120 - Kedua rival
121 EPISODE 121 - Sebuah peperangan sedang
122 EPISODE 122 - Rivalen
123 EPISODE 123 - Menyerang gunung
124 EPISODE 124 - Serangan Kota Magelang
125 EPISODE 125 - Kejar-kejaran diudara
126 EPISODE 126 - Akhir dari peperangan panjang
127 EPISODE 127 - Oktober Borneo
128 EPISODE 128 - Melawan pasukan Vanback
129 EPISODE 129 - Bersatu
130 EPISODE 130 - Membebaskan Tanjung Selor
131 EPISODE 131 - Perang skala besar telah pecah
132 EPISODE 132 - Selamat jalan....
133 EPISODE 133 - Memasuki Tarakan
134 EPISODE 134 - Kota
135 EPISODE 135 - Tetap mempertahankan Tarakan
136 EPISODE 136 - Lawan dan kawan
137 EPISODE 137 - Satu hari sebelum Aditya kena mental
138 EPISODE 138 - Dikala ingin meraih kemenangan dengan cepat
139 EPISODE 139 - Diam tak berguna, bergerak meratakan Donetznesia
140 EPISODE 140 - Kawan dalam lawan
141 EPISODE 141 - Saling berebut
142 EPISODE 142 - Dan terjadilah....
143 EPISODE 143 - Petempur handal
144 EPISODE 144 - Strategi akhir
145 EPISODE 145 - Bersiap untuk Ibu Pertiwi
146 EPISODE 146 - Malam yang tidak biasa
147 EPISODE 147 - Situasi yang menegangkan
148 EPISODE 148 - Pertempuran malam telah berakhir
149 EPISODE 149 - Selangkah lagi
150 EPISODE 150 - Wilayah terakhir
151 EPISODE 151 - Merebut kembali
152 EPISODE 152 - Bergerak menghancurkan mental lawan
153 EPISODE 153 - Musibah
154 EPISODE 154 - Hari yang bahagia
155 EPISODE 155 - Malam siaga
156 EPISODE 156 - Perang terakhir
157 EPISODE 157 - Kemenangan besar
158 EPISODE 158 - Dua orang berlawanan
159 EPISODE 159 - Sampai jumpa
160 Latar Belakang Aditya
161 Gerakan Revolusi Dimulai
162 Jangan Remehkan Kami!
163 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 163 Episodes

1
EPISODE 1 - Serangan dimulai
2
EPISODE 2 - Pelindung
3
EPISODE 3 Perjalanan
4
EPISODE 4 sang penyelamat tim
5
EPISODE 5 Herzog kembali
6
EPISODE 6 Penyerangan
7
EPISODE 7 Penyerangan vol 2
8
EPISODE 8 Pencarian dan Perkumpulan
9
EPISODE 9 Teman Lama
10
EPISODE 10 Sebentar Lagi
11
EPISODE 11 Cerita Dan Keadaan
12
EPISODE 12 Sampai tujuan
13
EPISODE 13 Tidak dapat Terpisahkan
14
EPISODE 14 Akhir dari Tarakan
15
EPISODE 15 Kembali dengan teman-teman
16
EPISODE 16 Permulaan kedua
17
EPISODE 17 Keadaan
18
EPISODE 18 Bercanda sebelum pergi
19
EPISODE 19 Kehancuran dan penyerangan di Kalimantan Selatan
20
EPISODE 20 Cerita dua orang
21
EPISODE 21 Kembali ke Pulau Jawa
22
EPISODE 22 Kebangkitan Herzog
23
EPISODE 23 Awal pertempuran dimulai
24
EPISODE 24 Pertarungan Sadis Herzog
25
EPISODE 25 Teramiter
26
EPISODE 26 Penelitian Roter
27
EPISODE 27 Hari mulai suram
28
EPISODE 28 Pertikaian kecil
29
EPISODE 29 Kematian Ibu dan Ayah Herzog
30
EPISODE 30 Kabar duka dan gembira
31
EPISODE 31 Subject-330
32
EPISODE 32 Keadaan makin buruk
33
EPISODE 33 Vanback Eyes
34
EPISODE 34 Serangan Herzog
35
EPISODE 35 Aksi berbahaya Roter
36
EPISODE 36 Diskusi
37
EPISODE 37 Kejadian buruk
38
EPISODE 38 Pemakaman Herzog
39
EPISODE 39 Kebangkitan Herzog
40
EPISODE 40 Perjalanan kembali ke asramanya
41
EPISODE 41 Tank baru untuk Roter
42
EPISODE 42 Kedatangan kedua saudara Herzog, Prajurit Rusia dan Prajurit Jerman
43
EPISODE 43 Herzog mengejutkan semua teman-temannya
44
EPISODE 44 Herzog mengejutkan teman-temannya dan ketakutan Roter
45
EPISODE 45 Peperangan pasukan Tank Albert dan dibantu oleh rival Teramiter
46
EPISODE 46 Rapat Strategi Vol 1
47
EPISODE 47 Kejadian yang tak terduga
48
EPISODE 48 Roter dan Erika.
49
EPISODE 49 Monika marah dengan Roter
50
EPISODE 50 Kedatangan Kuromogramo ke Teramiter
51
EPISODE 51 Rapat Strategi Vol. 2
52
EPISODE 52 Masa lalu SMA di Köln
53
EPISODE 53 Kijang-1, Kijang-2, dan Kijang-3
54
EPISODE 54 Masa lalu yang kelam dan sampai di Jepang
55
EPISODE 55 Memulai hari dengan Black Eyes
56
EPISODE 56 Tidak terlibatkan dan berangkat ke medan perang
57
EPISODE 57 Serangan pertama Teramiter dan Kuromogramo
58
EPISODE 58 Berakhirnya konflik panjang Monika dan Roter
59
EPISODE 59 Hari-H
60
EPISODE 60 - Komandan baru Kuromogramo dan Albert kembali
61
EPISODE 61 - Hal konyol Monika pada Roter
62
EPISODE 62 - Maju terus
63
EPISODE 63 - Pemandangan yang indah
64
EPISODE 64 - Ankunft (Kedatangan)
65
EPISODE 65 - Kru Tank
66
EPISODE 66 - Tugas suci kita
67
EPISODE 67 - Ini adalah pertempuran yang nyata
68
EPISODE 68 - Peperangan masih terus berlanjut
69
EPISODE 69 - Menyusun strategi dan Hari yang bahagia
70
EPISODE 70 - Nama untuknya
71
EPISODE 71 - Mengingat masa lalu yang seram
72
EPISODE 72 - Sisi lain
73
EPISODE 73 - Menyerbu sendirian Vol. 1
74
EPISODE 74 - Menyerbu sendirian Vol. 2
75
EPISODE 75 - Dikala ingin menandingi organisasi sebelah
76
EPISODE 76 - Melawan satu batalyon dengan sendirian
77
EPISODE 77 - Beberapa partisan dan kedatangan kedua Jenderal
78
EPISODE 78 - Teror
79
EPISODE 79 - Kembali menjadi komandan
80
EPISODE 80 - Dipukul mundur
81
EPISODE 81 - Dipukul mundur part 2
82
EPISODE 82 - Masa lalu suram dan rencana Arley
83
EPISODE 83 - Serangan udara
84
EPISODE 84 - Rencana kotor serta nekat Aditya dan Jend. Adamson
85
EPISODE 85 - Serangan akan dimulai
86
EPISODE 86 - Dimulainya serangan
87
EPISODE 87 - Serangan dan pertikaian
88
EPISODE 88 - Persiapan penculikan
89
EPISODE 89 - Bersiap menculik dan bahagia
90
EPISODE 90 - Terculik!
91
EPISODE 91 - Belum dicurigai
92
EPISODE 92 - Baru menyadari
93
EPISODE 93 - Persiapan unjuk rasa
94
EPISODE 94 - Akan dimulai
95
EPISODE 95 - Terungkapkan
96
EPISODE 96 - Keadaan makin memanas
97
EPISODE 97 - Berakhirnya aksi unjuk rasa
98
EPISODE 98 - Mendapatkan tantangan
99
EPISODE 99 - Keromantisan dan cerita seram
100
EPISODE 100 - Akan segera ku buktikan nanti
101
EPISODE 101 - Wunderwaffe dan kru Tank Gerrald
102
EPISODE 102 - Selamat datang dan berangkat!
103
EPISODE 103 - Pasukan Aditya semakin ganas
104
EPISODE 104 - Serangan Dahsyat
105
EPISODE 105 - Dua mesin tempur yang hebat
106
EPISODE 106 - Drugo vs Gerrald
107
EPISODE 107 - Serangan Reihan dan Kavaro
108
EPISODE 108 - Menyelamatkan kolonel
109
EPISODE 109 - Deklarasi negara baru dan Erika ditangkap
110
EPISODE 110 - Menyelamatkan Erika
111
EPISODE 111 Jawohl
112
EPISODE 112 - Simpan perkataanmu itu!
113
EPISODE 113 - Great war is begin
114
EPISODE 114 - Mempersiapkan serangan
115
EPISODE 115 - Tembok pantai
116
EPISODE 116 - Hari Gajian
117
EPISODE 117 - Pertarungan besar
118
EPISODE 118 - Gajian telah tiba!
119
EPISODE 119 - Perang masih berlanjut
120
EPISODE 120 - Kedua rival
121
EPISODE 121 - Sebuah peperangan sedang
122
EPISODE 122 - Rivalen
123
EPISODE 123 - Menyerang gunung
124
EPISODE 124 - Serangan Kota Magelang
125
EPISODE 125 - Kejar-kejaran diudara
126
EPISODE 126 - Akhir dari peperangan panjang
127
EPISODE 127 - Oktober Borneo
128
EPISODE 128 - Melawan pasukan Vanback
129
EPISODE 129 - Bersatu
130
EPISODE 130 - Membebaskan Tanjung Selor
131
EPISODE 131 - Perang skala besar telah pecah
132
EPISODE 132 - Selamat jalan....
133
EPISODE 133 - Memasuki Tarakan
134
EPISODE 134 - Kota
135
EPISODE 135 - Tetap mempertahankan Tarakan
136
EPISODE 136 - Lawan dan kawan
137
EPISODE 137 - Satu hari sebelum Aditya kena mental
138
EPISODE 138 - Dikala ingin meraih kemenangan dengan cepat
139
EPISODE 139 - Diam tak berguna, bergerak meratakan Donetznesia
140
EPISODE 140 - Kawan dalam lawan
141
EPISODE 141 - Saling berebut
142
EPISODE 142 - Dan terjadilah....
143
EPISODE 143 - Petempur handal
144
EPISODE 144 - Strategi akhir
145
EPISODE 145 - Bersiap untuk Ibu Pertiwi
146
EPISODE 146 - Malam yang tidak biasa
147
EPISODE 147 - Situasi yang menegangkan
148
EPISODE 148 - Pertempuran malam telah berakhir
149
EPISODE 149 - Selangkah lagi
150
EPISODE 150 - Wilayah terakhir
151
EPISODE 151 - Merebut kembali
152
EPISODE 152 - Bergerak menghancurkan mental lawan
153
EPISODE 153 - Musibah
154
EPISODE 154 - Hari yang bahagia
155
EPISODE 155 - Malam siaga
156
EPISODE 156 - Perang terakhir
157
EPISODE 157 - Kemenangan besar
158
EPISODE 158 - Dua orang berlawanan
159
EPISODE 159 - Sampai jumpa
160
Latar Belakang Aditya
161
Gerakan Revolusi Dimulai
162
Jangan Remehkan Kami!
163
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!