Mereka berdua pun sampai di Stadion Datu Adil, mereka berjalan ditengah jalan, mereka melihat banyak sekali kekacauan yang ada disana, mayat-mayat prajurit TNI Dan pasukan pemberontak serta warga sipil banyak berserakan dijalan, kendaraan perang, kendaraan pribadi, dan kendaraan umum banyak yang mengalami kerusakan yang sangat parah akibat dari serangan pasukan pemberontak.
"Raditya, sebentar lagi kita akan sampai di Stadion. Lihat keadaan di jalan Stadion ini, banyak sekali kekacauan, mayat-mayatnya berserakan dijalan, disana ada mayat yang terbakar, dan disebelah kanan kita terdapat Tank Abrams, Tank Leopard, dan mobil pengangkut pasukan pemberontak hancur dan terbakar, dari peperangan yang berada disini, kita tidak tahu siapa yang menang" kata Herzog sambil menunjuk kesegala arah dan menggendong Raditya.
"Peperangan ini banyak memakan korban di kedua belah pihak, tapi menurutku TNI dan pasukan pemberontak sama-sama imbang dalam alutsistanya, hanya saja mereka yaitu pasukan pemberontak memanggil bala bantuan" jawab Raditya.
"Oh yah, kira-kira kenapa kau bisa berada di apertemen di perempatan belok kiri? apakah kau terpukul mundur oleh pasukan pemberontak?" tanya Herzog.
"Yah benar sekali, aku terpukul mundur oleh mereka, saat sampai di perempatan itu tadi, aku masuk kedalam apartemen lalu, aku menembak mereka dari jendela. Tiba-tiba, aku tertembak dua kali di tangan kananku dan satu tembakan diperut, setelah itu aku terbaring di kasur dan pingsan selama beberapa jam" jawab Raditya.
"Ternyata kita berdua mendapatkan kesialan hari ini hahaha" kata Herzog sambil tertawa.
"Bisa saja kamu haha" jawab Raditya sambil tertawa pendek dan memegang bahu Herzog.
"Pasukan pemberontak sepertinya dibentuk oleh seseorang yang mendukung untuk melepaskan diri dari negeri ini. Aku juga mendapat kabar dari radio bahwa mereka semua (pasukan pemberontak) telah menginvasi daerah-daerah lain" kata Herzog
"Sepertinya ini tidak bisa dibiarkan, Aku akan berperang demi membela negara ini walaupun Aku dan Steiner bukan orang Indonesia" tambahnya Herzog.
"Aku akan membantu, kita adalah Alte Kameraden (Kawan Lama)" jawab Raditya.
"Aku tidak akan meninggalkanmu sebagai teman, ini sudah janji kita saat kita masih berumur 8 tahun saat tahun 2000" kata Herzog.
"Yups, kita berdua tidak bisa terpisahkan" jawab Raditya.
Mereka berdua pun memasuki Stadion Datu Adil, disana mereka banyak melihat makanan, obat-obatan, dan minuman milik pasukan pemberontak yang ditinggalkan. Tetapi, isi dari setiap boks tidak ada isinya sama sekali.
Herzog membaringkan Raditya di kursi dan menghangatkan Raditya dengan selimut anti dingin. Tiba-tiba, darah dari tangan kanan Raditya mengalir banyak sampai menetes dilantai.
"Darahmu semakin banyak yang menetes, akan kuberikan kau beberapa morfin" kata Herzog.
Herzog mengambil morfin dari tasnya, tapi dia hanya mempunyai tiga morfin dari dalam tasnya, sebagian morfin sudah digunakan saat meredakan sakit Raditya saat dia terbaring di trotoar jalan. Herzog memberi satu morfin ditangan Raditya.
"Raditya, Aku mempunyai tiga morfin untukmu, aku akan menyuntikkan satu persatu. Waktu kau terbaring di trotoar jalan, aku memberikan satu morfin tadi" kata Herzog.
Lalu, Herzog pun memberikan satu morfin kedua pada Raditya. Akan tetapi, rasa sakit yang dialami Raditya sangat parah, Herzog pun berinisiatif untuk mencarikan morfin dan obat-obatan untuk Raditya yang berada pada jenazah para prajurit TNI dan pasukan pemberontak.
"Sepertinya dua morfin tidak cukup. Aku akan keluar untuk mencari obat-obatan, aku akan mencarinya pada para jenazah prajurit TNI dan pasukan pemberontak. Jaga dirimu baik-baik, ini akan sangat lama sekali" kata Herzog sambil menyuntikkan morfin terakhirnya.
Herzog pun pergi keluar untuk mencari obat-obatan untuk mengobati luka Raditya Akibat terkena tembakan. Saat akan pergi keluar untuk mencari obat-obatan, Raditya berkata pada Herzog,
"Herzog, ber-berjanjilah kau akan ke-kembali" ucap Raditya sambil menahan rasa sakit
Herzog pun berbalik arah dan memberikan pistol miliknya untuk Raditya sebagai alat pertahanan diri ketika ada pasukan pemberontak yang menuju ke stadion.
"Aku akan kembali, jaga dirimu ini hanya sementara" jawab Herzog
Herzog pun pergi keluar dan berlari menuju jenazah prajurit TNI dan pasukan pemberontak untuk mencari obat-obatan dan mengobati Raditya.
Namun, Sesampainya Herzog disana, dia tidak mendapatkan sama sekali obat-obatan dan morfin.
Lalu, dia berjalan jauh untuk mencari semua itu. Dia pun memasuki semua rumah, sekolah, pertokoan, dan apertemen untuk mencari obat-obatan yang ada disekitarnya.
Tetapi, hampir semua rumah yang Herzog masuki tidak ada obat sama sekali, dia berjalan jauh lagi demi Raditya.
.
.
.
Sementara itu ditempat Steiner......
.
.
.
Mereka bertiga sedang asik begadang sambil menikmati kopi buatan Steiner dari Jerman, mereka bertiga begadang sambil ditemani dengan lelucon yang sangat lucu, lalu Steiner bertanya kepada Apris dan Syamsul tentang keadaan Herzog.
"Kira-kira bagaimana keadaan Colonel yah, aku harap di tidak apa-apa" tanya Steiner.
"Seperti baik-baik aja Steiner, jangan khawatir dia tenang disana hehehe" jawab Apris sambil tertawa dan Syamsul juga ikut tertawa.
"Brengsek juga kalian berdua, jelas-jelas dia masih hidup, ayo baku hantam kita bertiga" kata Steiner.
"Bercanda, jangan dibawa ke hati" jawab Apris.
"Bercanda ada batasnya, Pris" kata Steiner.
"Ya maaf" jawab Apris.
"Oh yah, kalian mau dengar lagu nggak? aku ada dua lagu, yang satu dari Jerman dan yang satu dari Indonesia nama lagunya Auferstanden Aus Ruinen dan Tanah Airku, kalau lagu Auferstanden Aus Ruinen yang versi instrumental tidak ada vokalis didalamnya" kata Steiner.
"Pakai apa kita dengarkan lagunya?" tanya Syamsul.
Lalu Steiner pun pergi kedalam mobil dan mengambil radio dari tahun 2006 yang merupakan pemberian dari Herzog saat dia berulang tahun ke-28 di pulau Jawa bersama dengan teman-teman Steiner termasuk Herzog, Steiner sangat menyayangi Radio dari pemberian Herzog sampai-sampai tidak ada yang boleh menyentuh radionya.
"Dengan radio ini" jawab Steiner sambil membawa radionya sambil memperlihatkannta kepada mereka.
Syamsul dan Apris pun terpesona dengan radionya, mereka berdua belum pernah melihat radio yang sebagus milik Steiner
"Bagusnya radiomu, Steiner. Beli dimana itu" kata Apris sambil menunjuk kearah radio itu.
"abagusnya radionya" tambah Syamsul.
"Ini pemberian dari Colonel waktu aku berulang tahun yang ke-20 di Brandenburg dengan teman-temanku termasuk Colonel juga" jawab Steiner.
Apris pun menyentuh radio itu, saat akan menyentuh radionya, Steiner memukul tangan Apris dengan keras
"Kenapa nggak boleh disentuh, cuma radio juga, nggak ada yang spesial sama radio ini" kata Apris.
"Pris, ini tahun berapa?" tanya Steiner.
"Tahun 2023, memangnya kenapa" jawab Apris dan bertanya dengan kebingungan.
"Ini adalah tahun dimana tahun ini radio saat ini sudah sangat langka" jawab Steiner.
"paham?" tanya Steiner.
"kami paham" jawab keduanya.
Steiner pun memasukan kaset lagunya yang berjudul Auferstanden Aus Ruinen, Steiner memutar lagunya dengan suara agak kecil.
"Coba kalian berdua hayati lagunya, lalu bayangkan keadaan Indonesia sekarang, bagaimana tanggapan kalian tentang lagu ini?" tanya Steiner.
"Lagu ini bisa membuat menyayat hati, tapi kalau dihayati lebih dalam akan mempunyai makna tersendiri" jawab Apris.
"Memang benar, ditambah lagi saat ini Indonesia sekarang mengalami perang saudara" tambah Syamsul.
"Kalian berdua tepat sekali menjawabnya. Dulu waktu aku datang ke indonesia bersama dengan yang lain ada empat belas orang termasuk aku, kalau tidak salah ada Herzog, Rommel Ehrenwerth, Joseph Krebs, Hans krubs, Kroenen Peter, Ferguzo, Burgdorf, Albert, Roter, Erika, Eva Vawagon, Viktoria Deino, dan Melani. Setelah lulus dari akademi militer, kami semua memutuskan untuk berlibur di Indonesia untuk merayakan hari kelulusan kami di Pulau Jawa, jika tidak salah aku dan teman-temanku datang ke Indonesia tahun 2013. Tetapi, keadaan negara ini berubah ketika tahun 2017 ketika kami mendapatkan tugas untuk berlatih bersama TNI. Suasananya menjadi sangat lain dan asing dimata kami saat itu" jawab Steiner.
"Bahkan aku pernah melihatnya sendiri waktu dibandara Adi Sucipto tahun 2016 waktu ada tugas untuk berlatih dengan TNI AD di Jawa dan Tarakan, dan dia tanpa rasa bersalah mengacungkan jari tengah kepada seorang nenek yang ada dibandara, andai waktu itu sepi, bisa ku pukul tuh anak, kalian berdua sudah masuk tahap remaja, jaga sikap mu, dan jangan lupa dengan kejadian ini, ketika Perang sudah usai kita akan berkumpul di bukit ini untuk mengenang kejadian ini, dan bukit ini akan menjadi saksi bisu saat kita terjebak di Pulau Tarakan" tambahnya Steiner.
"Kami berdua tidak akan melupakan kejadian ini, mulai saat ini kita adalah teman" jawab Apris sambil memberikan tangannya kepada Steiner untuk bersalaman.
Lalu, Apris dan Syamsul pun menanyakan soal umur Steiner dan Herzog.
"Steiner, berapa umurmu? dan kau lahir tanggal berapa? serta dimana kau lahir?" tanya Apris.
"Umurku saat ini 27 tahun, aku lahir di Berlin, Jerman, aku lahir tanggal 1 juni 1996, itu bertepatan dengan hari lahir pancasila negara kalian" jawab Steiner.
"Kalau umurnya Herzog? tempat tinggalnya?dan kapan dia lahir?" tanya Syamsul.
"Umurnya Herzog 29 tahun, dia tinggal di Berlin, Jerman dan bersebelahan dengan rumahku, dia lahir tanggal 5 Mei tahun 1995, keluarganya adalah keluarga yang paling disegani di Jerman" jawab Steiner.
"Kenapa keluarganya disegani? apakah keluarganya dulu adalah seorang kriminal?" tanya Syamsul.
"Keluarganya itu adalah keluarga yang secara turun-temurun adalah seorang tentara dari tahun 1800-an.Walaupun disegani, keluargaku dan dengan keluarganya Herzog menjalin persahabatan yang sangat baik" jawab Steiner.
"Oh jadi begitu" ucap Apris.
"Iya, tapi sejarah keluarganya memiliki sejarah yang sangat panjang" jawab Steiner.
Steiner pun memberikan mereka julukan sebagai “Treuer Freund” yang berarti teman setia pada Syamsul dan Apris.
Mereka berdua pun menikmati kopi sambil mendengarkan lagu hingga menjelang fajar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Naga Hitam
28 la.. kan cuman beda 1tahunan
2025-01-23
0