EPISODE 10 Sebentar Lagi

Mereka berdua pun sampai di Stadion Datu Adil, mereka berjalan ditengah jalan, mereka melihat banyak sekali kekacauan yang ada disana, mayat-mayat prajurit TNI Dan pasukan pemberontak serta warga sipil banyak berserakan dijalan, kendaraan perang, kendaraan pribadi, dan kendaraan umum banyak yang mengalami kerusakan yang sangat parah akibat dari serangan pasukan pemberontak.

"Raditya, sebentar lagi kita akan sampai di Stadion. Lihat keadaan di jalan Stadion ini, banyak sekali kekacauan, mayat-mayatnya berserakan dijalan, disana ada mayat yang terbakar, dan disebelah kanan kita terdapat Tank Abrams, Tank Leopard, dan mobil pengangkut pasukan pemberontak hancur dan terbakar, dari peperangan yang berada disini, kita tidak tahu siapa yang menang" kata Herzog sambil menunjuk kesegala arah dan menggendong Raditya.

"Peperangan ini banyak memakan korban di kedua belah pihak, tapi menurutku TNI dan pasukan pemberontak sama-sama imbang dalam alutsistanya, hanya saja mereka yaitu pasukan pemberontak memanggil bala bantuan" jawab Raditya.

"Oh yah, kira-kira kenapa kau bisa berada di apertemen di perempatan belok kiri? apakah kau terpukul mundur oleh pasukan pemberontak?" tanya Herzog.

"Yah benar sekali, aku terpukul mundur oleh mereka, saat sampai di perempatan itu tadi, aku masuk kedalam apartemen lalu, aku menembak mereka dari jendela. Tiba-tiba, aku tertembak dua kali di tangan kananku dan satu tembakan diperut, setelah itu aku terbaring di kasur dan pingsan selama beberapa jam" jawab Raditya.

"Ternyata kita berdua mendapatkan kesialan hari ini hahaha" kata Herzog sambil tertawa.

"Bisa saja kamu haha" jawab Raditya sambil tertawa pendek dan memegang bahu Herzog.

"Pasukan pemberontak sepertinya dibentuk oleh seseorang yang mendukung untuk melepaskan diri dari negeri ini. Aku juga mendapat kabar dari radio bahwa mereka semua (pasukan pemberontak) telah menginvasi daerah-daerah lain" kata Herzog

"Sepertinya ini tidak bisa dibiarkan, Aku akan berperang demi membela negara ini walaupun Aku dan Steiner bukan orang Indonesia" tambahnya Herzog.

"Aku akan membantu, kita adalah Alte Kameraden (Kawan Lama)" jawab Raditya.

"Aku tidak akan meninggalkanmu sebagai teman, ini sudah janji kita saat kita masih berumur 8 tahun saat tahun 2000" kata Herzog.

"Yups, kita berdua tidak bisa terpisahkan" jawab Raditya.

Mereka berdua pun memasuki Stadion Datu Adil, disana mereka banyak melihat makanan, obat-obatan, dan minuman milik pasukan pemberontak yang ditinggalkan. Tetapi, isi dari setiap boks tidak ada isinya sama sekali.

Herzog membaringkan Raditya di kursi dan menghangatkan Raditya dengan selimut anti dingin. Tiba-tiba, darah dari tangan kanan Raditya mengalir banyak sampai menetes dilantai.

"Darahmu semakin banyak yang menetes, akan kuberikan kau beberapa morfin" kata Herzog.

Herzog mengambil morfin dari tasnya, tapi dia hanya mempunyai tiga morfin dari dalam tasnya, sebagian morfin sudah digunakan saat meredakan sakit Raditya saat dia terbaring di trotoar jalan. Herzog memberi satu morfin ditangan Raditya.

"Raditya, Aku mempunyai tiga morfin untukmu, aku akan menyuntikkan satu persatu. Waktu kau terbaring di trotoar jalan, aku memberikan satu morfin tadi" kata Herzog.

Lalu, Herzog pun memberikan satu morfin kedua pada Raditya. Akan tetapi, rasa sakit yang dialami Raditya sangat parah, Herzog pun berinisiatif untuk mencarikan morfin dan obat-obatan untuk Raditya yang berada pada jenazah para prajurit TNI dan pasukan pemberontak.

"Sepertinya dua morfin tidak cukup. Aku akan keluar untuk mencari obat-obatan, aku akan mencarinya pada para jenazah prajurit TNI dan pasukan pemberontak. Jaga dirimu baik-baik, ini akan sangat lama sekali" kata Herzog sambil menyuntikkan morfin terakhirnya.

Herzog pun pergi keluar untuk mencari obat-obatan untuk mengobati luka Raditya Akibat terkena tembakan. Saat akan pergi keluar untuk mencari obat-obatan, Raditya berkata pada Herzog,

"Herzog, ber-berjanjilah kau akan ke-kembali" ucap Raditya sambil menahan rasa sakit

Herzog pun berbalik arah dan memberikan pistol miliknya untuk Raditya sebagai alat pertahanan diri ketika ada pasukan pemberontak yang menuju ke stadion.

"Aku akan kembali, jaga dirimu ini hanya sementara" jawab Herzog

Herzog pun pergi keluar dan berlari menuju jenazah prajurit TNI dan pasukan pemberontak untuk mencari obat-obatan dan mengobati Raditya.

Namun, Sesampainya Herzog disana, dia tidak mendapatkan sama sekali obat-obatan dan morfin.

Lalu, dia berjalan jauh untuk mencari semua itu. Dia pun memasuki semua rumah, sekolah, pertokoan, dan apertemen untuk mencari obat-obatan yang ada disekitarnya.

Tetapi, hampir semua rumah yang Herzog masuki tidak ada obat sama sekali, dia berjalan jauh lagi demi Raditya.

.

.

.

Sementara itu ditempat Steiner......

.

.

.

Mereka bertiga sedang asik begadang sambil menikmati kopi buatan Steiner dari Jerman, mereka bertiga begadang sambil ditemani dengan lelucon yang sangat lucu, lalu Steiner bertanya kepada Apris dan Syamsul tentang keadaan Herzog.

"Kira-kira bagaimana keadaan Colonel yah, aku harap di tidak apa-apa" tanya Steiner.

"Seperti baik-baik aja Steiner, jangan khawatir dia tenang disana hehehe" jawab Apris sambil tertawa dan Syamsul juga ikut tertawa.

"Brengsek juga kalian berdua, jelas-jelas dia masih hidup, ayo baku hantam kita bertiga" kata Steiner.

"Bercanda, jangan dibawa ke hati" jawab Apris.

"Bercanda ada batasnya, Pris" kata Steiner.

"Ya maaf" jawab Apris.

"Oh yah, kalian mau dengar lagu nggak? aku ada dua lagu, yang satu dari Jerman dan yang satu dari Indonesia nama lagunya Auferstanden Aus Ruinen dan Tanah Airku, kalau lagu Auferstanden Aus Ruinen yang versi instrumental tidak ada vokalis didalamnya" kata Steiner.

"Pakai apa kita dengarkan lagunya?" tanya Syamsul.

Lalu Steiner pun pergi kedalam mobil dan mengambil radio dari tahun 2006 yang merupakan pemberian dari Herzog saat dia berulang tahun ke-28 di pulau Jawa bersama dengan teman-teman Steiner termasuk Herzog, Steiner sangat menyayangi Radio dari pemberian Herzog sampai-sampai tidak ada yang boleh menyentuh radionya.

"Dengan radio ini" jawab Steiner sambil membawa radionya sambil memperlihatkannta kepada mereka.

Syamsul dan Apris pun terpesona dengan radionya, mereka berdua belum pernah melihat radio yang sebagus milik Steiner

"Bagusnya radiomu, Steiner. Beli dimana itu" kata Apris sambil menunjuk kearah radio itu.

"abagusnya radionya" tambah Syamsul.

"Ini pemberian dari Colonel waktu aku berulang tahun yang ke-20 di Brandenburg dengan teman-temanku termasuk Colonel juga" jawab Steiner.

Apris pun menyentuh radio itu, saat akan menyentuh radionya, Steiner memukul tangan Apris dengan keras

"Kenapa nggak boleh disentuh, cuma radio juga, nggak ada yang spesial sama radio ini" kata Apris.

"Pris, ini tahun berapa?" tanya Steiner.

"Tahun 2023, memangnya kenapa" jawab Apris dan bertanya dengan kebingungan.

"Ini adalah tahun dimana tahun ini radio saat ini sudah sangat langka" jawab Steiner.

"paham?" tanya Steiner.

"kami paham" jawab keduanya.

Steiner pun memasukan kaset lagunya yang berjudul Auferstanden Aus Ruinen, Steiner memutar lagunya dengan suara agak kecil.

"Coba kalian berdua hayati lagunya, lalu bayangkan keadaan Indonesia sekarang, bagaimana tanggapan kalian tentang lagu ini?" tanya Steiner.

"Lagu ini bisa membuat menyayat hati, tapi kalau dihayati lebih dalam akan mempunyai makna tersendiri" jawab Apris.

"Memang benar, ditambah lagi saat ini Indonesia sekarang mengalami perang saudara" tambah Syamsul.

"Kalian berdua tepat sekali menjawabnya. Dulu waktu aku datang ke indonesia bersama dengan yang lain ada empat belas orang termasuk aku, kalau tidak salah ada Herzog, Rommel Ehrenwerth, Joseph Krebs, Hans krubs, Kroenen Peter, Ferguzo, Burgdorf, Albert, Roter, Erika, Eva Vawagon, Viktoria Deino, dan Melani. Setelah lulus dari akademi militer, kami semua memutuskan untuk berlibur di Indonesia untuk merayakan hari kelulusan kami di Pulau Jawa, jika tidak salah aku dan teman-temanku datang ke Indonesia tahun 2013. Tetapi, keadaan negara ini berubah ketika tahun 2017 ketika kami mendapatkan tugas untuk berlatih bersama TNI. Suasananya menjadi sangat lain dan asing dimata kami saat itu" jawab Steiner.

"Bahkan aku pernah melihatnya sendiri waktu dibandara Adi Sucipto tahun 2016 waktu ada tugas untuk berlatih dengan TNI AD di Jawa dan Tarakan, dan dia tanpa rasa bersalah mengacungkan jari tengah kepada seorang nenek yang ada dibandara, andai waktu itu sepi, bisa ku pukul tuh anak, kalian berdua sudah masuk tahap remaja, jaga sikap mu, dan jangan lupa dengan kejadian ini, ketika Perang sudah usai kita akan berkumpul di bukit ini untuk mengenang kejadian ini, dan bukit ini akan menjadi saksi bisu saat kita terjebak di Pulau Tarakan" tambahnya Steiner.

"Kami berdua tidak akan melupakan kejadian ini, mulai saat ini kita adalah teman" jawab Apris sambil memberikan tangannya kepada Steiner untuk bersalaman.

Lalu, Apris dan Syamsul pun menanyakan soal umur Steiner dan Herzog.

"Steiner, berapa umurmu? dan kau lahir tanggal berapa? serta dimana kau lahir?" tanya Apris.

"Umurku saat ini 27 tahun, aku lahir di Berlin, Jerman, aku lahir tanggal 1 juni 1996, itu bertepatan dengan hari lahir pancasila negara kalian" jawab Steiner.

"Kalau umurnya Herzog? tempat tinggalnya?dan kapan dia lahir?" tanya Syamsul.

"Umurnya Herzog 29 tahun, dia tinggal di Berlin, Jerman dan bersebelahan dengan rumahku, dia lahir tanggal 5 Mei tahun 1995, keluarganya adalah keluarga yang paling disegani di Jerman" jawab Steiner.

"Kenapa keluarganya disegani? apakah keluarganya dulu adalah seorang kriminal?" tanya Syamsul.

"Keluarganya itu adalah keluarga yang secara turun-temurun adalah seorang tentara dari tahun 1800-an.Walaupun disegani, keluargaku dan dengan keluarganya Herzog menjalin persahabatan yang sangat baik" jawab Steiner.

"Oh jadi begitu" ucap Apris.

"Iya, tapi sejarah keluarganya memiliki sejarah yang sangat panjang" jawab Steiner.

Steiner pun memberikan mereka julukan sebagai “Treuer Freund” yang berarti teman setia pada Syamsul dan Apris.

Mereka berdua pun menikmati kopi sambil mendengarkan lagu hingga menjelang fajar.

Terpopuler

Comments

Naga Hitam

Naga Hitam

28 la.. kan cuman beda 1tahunan

2025-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 EPISODE 1 - Serangan dimulai
2 EPISODE 2 - Pelindung
3 EPISODE 3 Perjalanan
4 EPISODE 4 sang penyelamat tim
5 EPISODE 5 Herzog kembali
6 EPISODE 6 Penyerangan
7 EPISODE 7 Penyerangan vol 2
8 EPISODE 8 Pencarian dan Perkumpulan
9 EPISODE 9 Teman Lama
10 EPISODE 10 Sebentar Lagi
11 EPISODE 11 Cerita Dan Keadaan
12 EPISODE 12 Sampai tujuan
13 EPISODE 13 Tidak dapat Terpisahkan
14 EPISODE 14 Akhir dari Tarakan
15 EPISODE 15 Kembali dengan teman-teman
16 EPISODE 16 Permulaan kedua
17 EPISODE 17 Keadaan
18 EPISODE 18 Bercanda sebelum pergi
19 EPISODE 19 Kehancuran dan penyerangan di Kalimantan Selatan
20 EPISODE 20 Cerita dua orang
21 EPISODE 21 Kembali ke Pulau Jawa
22 EPISODE 22 Kebangkitan Herzog
23 EPISODE 23 Awal pertempuran dimulai
24 EPISODE 24 Pertarungan Sadis Herzog
25 EPISODE 25 Teramiter
26 EPISODE 26 Penelitian Roter
27 EPISODE 27 Hari mulai suram
28 EPISODE 28 Pertikaian kecil
29 EPISODE 29 Kematian Ibu dan Ayah Herzog
30 EPISODE 30 Kabar duka dan gembira
31 EPISODE 31 Subject-330
32 EPISODE 32 Keadaan makin buruk
33 EPISODE 33 Vanback Eyes
34 EPISODE 34 Serangan Herzog
35 EPISODE 35 Aksi berbahaya Roter
36 EPISODE 36 Diskusi
37 EPISODE 37 Kejadian buruk
38 EPISODE 38 Pemakaman Herzog
39 EPISODE 39 Kebangkitan Herzog
40 EPISODE 40 Perjalanan kembali ke asramanya
41 EPISODE 41 Tank baru untuk Roter
42 EPISODE 42 Kedatangan kedua saudara Herzog, Prajurit Rusia dan Prajurit Jerman
43 EPISODE 43 Herzog mengejutkan semua teman-temannya
44 EPISODE 44 Herzog mengejutkan teman-temannya dan ketakutan Roter
45 EPISODE 45 Peperangan pasukan Tank Albert dan dibantu oleh rival Teramiter
46 EPISODE 46 Rapat Strategi Vol 1
47 EPISODE 47 Kejadian yang tak terduga
48 EPISODE 48 Roter dan Erika.
49 EPISODE 49 Monika marah dengan Roter
50 EPISODE 50 Kedatangan Kuromogramo ke Teramiter
51 EPISODE 51 Rapat Strategi Vol. 2
52 EPISODE 52 Masa lalu SMA di Köln
53 EPISODE 53 Kijang-1, Kijang-2, dan Kijang-3
54 EPISODE 54 Masa lalu yang kelam dan sampai di Jepang
55 EPISODE 55 Memulai hari dengan Black Eyes
56 EPISODE 56 Tidak terlibatkan dan berangkat ke medan perang
57 EPISODE 57 Serangan pertama Teramiter dan Kuromogramo
58 EPISODE 58 Berakhirnya konflik panjang Monika dan Roter
59 EPISODE 59 Hari-H
60 EPISODE 60 - Komandan baru Kuromogramo dan Albert kembali
61 EPISODE 61 - Hal konyol Monika pada Roter
62 EPISODE 62 - Maju terus
63 EPISODE 63 - Pemandangan yang indah
64 EPISODE 64 - Ankunft (Kedatangan)
65 EPISODE 65 - Kru Tank
66 EPISODE 66 - Tugas suci kita
67 EPISODE 67 - Ini adalah pertempuran yang nyata
68 EPISODE 68 - Peperangan masih terus berlanjut
69 EPISODE 69 - Menyusun strategi dan Hari yang bahagia
70 EPISODE 70 - Nama untuknya
71 EPISODE 71 - Mengingat masa lalu yang seram
72 EPISODE 72 - Sisi lain
73 EPISODE 73 - Menyerbu sendirian Vol. 1
74 EPISODE 74 - Menyerbu sendirian Vol. 2
75 EPISODE 75 - Dikala ingin menandingi organisasi sebelah
76 EPISODE 76 - Melawan satu batalyon dengan sendirian
77 EPISODE 77 - Beberapa partisan dan kedatangan kedua Jenderal
78 EPISODE 78 - Teror
79 EPISODE 79 - Kembali menjadi komandan
80 EPISODE 80 - Dipukul mundur
81 EPISODE 81 - Dipukul mundur part 2
82 EPISODE 82 - Masa lalu suram dan rencana Arley
83 EPISODE 83 - Serangan udara
84 EPISODE 84 - Rencana kotor serta nekat Aditya dan Jend. Adamson
85 EPISODE 85 - Serangan akan dimulai
86 EPISODE 86 - Dimulainya serangan
87 EPISODE 87 - Serangan dan pertikaian
88 EPISODE 88 - Persiapan penculikan
89 EPISODE 89 - Bersiap menculik dan bahagia
90 EPISODE 90 - Terculik!
91 EPISODE 91 - Belum dicurigai
92 EPISODE 92 - Baru menyadari
93 EPISODE 93 - Persiapan unjuk rasa
94 EPISODE 94 - Akan dimulai
95 EPISODE 95 - Terungkapkan
96 EPISODE 96 - Keadaan makin memanas
97 EPISODE 97 - Berakhirnya aksi unjuk rasa
98 EPISODE 98 - Mendapatkan tantangan
99 EPISODE 99 - Keromantisan dan cerita seram
100 EPISODE 100 - Akan segera ku buktikan nanti
101 EPISODE 101 - Wunderwaffe dan kru Tank Gerrald
102 EPISODE 102 - Selamat datang dan berangkat!
103 EPISODE 103 - Pasukan Aditya semakin ganas
104 EPISODE 104 - Serangan Dahsyat
105 EPISODE 105 - Dua mesin tempur yang hebat
106 EPISODE 106 - Drugo vs Gerrald
107 EPISODE 107 - Serangan Reihan dan Kavaro
108 EPISODE 108 - Menyelamatkan kolonel
109 EPISODE 109 - Deklarasi negara baru dan Erika ditangkap
110 EPISODE 110 - Menyelamatkan Erika
111 EPISODE 111 Jawohl
112 EPISODE 112 - Simpan perkataanmu itu!
113 EPISODE 113 - Great war is begin
114 EPISODE 114 - Mempersiapkan serangan
115 EPISODE 115 - Tembok pantai
116 EPISODE 116 - Hari Gajian
117 EPISODE 117 - Pertarungan besar
118 EPISODE 118 - Gajian telah tiba!
119 EPISODE 119 - Perang masih berlanjut
120 EPISODE 120 - Kedua rival
121 EPISODE 121 - Sebuah peperangan sedang
122 EPISODE 122 - Rivalen
123 EPISODE 123 - Menyerang gunung
124 EPISODE 124 - Serangan Kota Magelang
125 EPISODE 125 - Kejar-kejaran diudara
126 EPISODE 126 - Akhir dari peperangan panjang
127 EPISODE 127 - Oktober Borneo
128 EPISODE 128 - Melawan pasukan Vanback
129 EPISODE 129 - Bersatu
130 EPISODE 130 - Membebaskan Tanjung Selor
131 EPISODE 131 - Perang skala besar telah pecah
132 EPISODE 132 - Selamat jalan....
133 EPISODE 133 - Memasuki Tarakan
134 EPISODE 134 - Kota
135 EPISODE 135 - Tetap mempertahankan Tarakan
136 EPISODE 136 - Lawan dan kawan
137 EPISODE 137 - Satu hari sebelum Aditya kena mental
138 EPISODE 138 - Dikala ingin meraih kemenangan dengan cepat
139 EPISODE 139 - Diam tak berguna, bergerak meratakan Donetznesia
140 EPISODE 140 - Kawan dalam lawan
141 EPISODE 141 - Saling berebut
142 EPISODE 142 - Dan terjadilah....
143 EPISODE 143 - Petempur handal
144 EPISODE 144 - Strategi akhir
145 EPISODE 145 - Bersiap untuk Ibu Pertiwi
146 EPISODE 146 - Malam yang tidak biasa
147 EPISODE 147 - Situasi yang menegangkan
148 EPISODE 148 - Pertempuran malam telah berakhir
149 EPISODE 149 - Selangkah lagi
150 EPISODE 150 - Wilayah terakhir
151 EPISODE 151 - Merebut kembali
152 EPISODE 152 - Bergerak menghancurkan mental lawan
153 EPISODE 153 - Musibah
154 EPISODE 154 - Hari yang bahagia
155 EPISODE 155 - Malam siaga
156 EPISODE 156 - Perang terakhir
157 EPISODE 157 - Kemenangan besar
158 EPISODE 158 - Dua orang berlawanan
159 EPISODE 159 - Sampai jumpa
160 Latar Belakang Aditya
161 Gerakan Revolusi Dimulai
162 Jangan Remehkan Kami!
163 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 163 Episodes

1
EPISODE 1 - Serangan dimulai
2
EPISODE 2 - Pelindung
3
EPISODE 3 Perjalanan
4
EPISODE 4 sang penyelamat tim
5
EPISODE 5 Herzog kembali
6
EPISODE 6 Penyerangan
7
EPISODE 7 Penyerangan vol 2
8
EPISODE 8 Pencarian dan Perkumpulan
9
EPISODE 9 Teman Lama
10
EPISODE 10 Sebentar Lagi
11
EPISODE 11 Cerita Dan Keadaan
12
EPISODE 12 Sampai tujuan
13
EPISODE 13 Tidak dapat Terpisahkan
14
EPISODE 14 Akhir dari Tarakan
15
EPISODE 15 Kembali dengan teman-teman
16
EPISODE 16 Permulaan kedua
17
EPISODE 17 Keadaan
18
EPISODE 18 Bercanda sebelum pergi
19
EPISODE 19 Kehancuran dan penyerangan di Kalimantan Selatan
20
EPISODE 20 Cerita dua orang
21
EPISODE 21 Kembali ke Pulau Jawa
22
EPISODE 22 Kebangkitan Herzog
23
EPISODE 23 Awal pertempuran dimulai
24
EPISODE 24 Pertarungan Sadis Herzog
25
EPISODE 25 Teramiter
26
EPISODE 26 Penelitian Roter
27
EPISODE 27 Hari mulai suram
28
EPISODE 28 Pertikaian kecil
29
EPISODE 29 Kematian Ibu dan Ayah Herzog
30
EPISODE 30 Kabar duka dan gembira
31
EPISODE 31 Subject-330
32
EPISODE 32 Keadaan makin buruk
33
EPISODE 33 Vanback Eyes
34
EPISODE 34 Serangan Herzog
35
EPISODE 35 Aksi berbahaya Roter
36
EPISODE 36 Diskusi
37
EPISODE 37 Kejadian buruk
38
EPISODE 38 Pemakaman Herzog
39
EPISODE 39 Kebangkitan Herzog
40
EPISODE 40 Perjalanan kembali ke asramanya
41
EPISODE 41 Tank baru untuk Roter
42
EPISODE 42 Kedatangan kedua saudara Herzog, Prajurit Rusia dan Prajurit Jerman
43
EPISODE 43 Herzog mengejutkan semua teman-temannya
44
EPISODE 44 Herzog mengejutkan teman-temannya dan ketakutan Roter
45
EPISODE 45 Peperangan pasukan Tank Albert dan dibantu oleh rival Teramiter
46
EPISODE 46 Rapat Strategi Vol 1
47
EPISODE 47 Kejadian yang tak terduga
48
EPISODE 48 Roter dan Erika.
49
EPISODE 49 Monika marah dengan Roter
50
EPISODE 50 Kedatangan Kuromogramo ke Teramiter
51
EPISODE 51 Rapat Strategi Vol. 2
52
EPISODE 52 Masa lalu SMA di Köln
53
EPISODE 53 Kijang-1, Kijang-2, dan Kijang-3
54
EPISODE 54 Masa lalu yang kelam dan sampai di Jepang
55
EPISODE 55 Memulai hari dengan Black Eyes
56
EPISODE 56 Tidak terlibatkan dan berangkat ke medan perang
57
EPISODE 57 Serangan pertama Teramiter dan Kuromogramo
58
EPISODE 58 Berakhirnya konflik panjang Monika dan Roter
59
EPISODE 59 Hari-H
60
EPISODE 60 - Komandan baru Kuromogramo dan Albert kembali
61
EPISODE 61 - Hal konyol Monika pada Roter
62
EPISODE 62 - Maju terus
63
EPISODE 63 - Pemandangan yang indah
64
EPISODE 64 - Ankunft (Kedatangan)
65
EPISODE 65 - Kru Tank
66
EPISODE 66 - Tugas suci kita
67
EPISODE 67 - Ini adalah pertempuran yang nyata
68
EPISODE 68 - Peperangan masih terus berlanjut
69
EPISODE 69 - Menyusun strategi dan Hari yang bahagia
70
EPISODE 70 - Nama untuknya
71
EPISODE 71 - Mengingat masa lalu yang seram
72
EPISODE 72 - Sisi lain
73
EPISODE 73 - Menyerbu sendirian Vol. 1
74
EPISODE 74 - Menyerbu sendirian Vol. 2
75
EPISODE 75 - Dikala ingin menandingi organisasi sebelah
76
EPISODE 76 - Melawan satu batalyon dengan sendirian
77
EPISODE 77 - Beberapa partisan dan kedatangan kedua Jenderal
78
EPISODE 78 - Teror
79
EPISODE 79 - Kembali menjadi komandan
80
EPISODE 80 - Dipukul mundur
81
EPISODE 81 - Dipukul mundur part 2
82
EPISODE 82 - Masa lalu suram dan rencana Arley
83
EPISODE 83 - Serangan udara
84
EPISODE 84 - Rencana kotor serta nekat Aditya dan Jend. Adamson
85
EPISODE 85 - Serangan akan dimulai
86
EPISODE 86 - Dimulainya serangan
87
EPISODE 87 - Serangan dan pertikaian
88
EPISODE 88 - Persiapan penculikan
89
EPISODE 89 - Bersiap menculik dan bahagia
90
EPISODE 90 - Terculik!
91
EPISODE 91 - Belum dicurigai
92
EPISODE 92 - Baru menyadari
93
EPISODE 93 - Persiapan unjuk rasa
94
EPISODE 94 - Akan dimulai
95
EPISODE 95 - Terungkapkan
96
EPISODE 96 - Keadaan makin memanas
97
EPISODE 97 - Berakhirnya aksi unjuk rasa
98
EPISODE 98 - Mendapatkan tantangan
99
EPISODE 99 - Keromantisan dan cerita seram
100
EPISODE 100 - Akan segera ku buktikan nanti
101
EPISODE 101 - Wunderwaffe dan kru Tank Gerrald
102
EPISODE 102 - Selamat datang dan berangkat!
103
EPISODE 103 - Pasukan Aditya semakin ganas
104
EPISODE 104 - Serangan Dahsyat
105
EPISODE 105 - Dua mesin tempur yang hebat
106
EPISODE 106 - Drugo vs Gerrald
107
EPISODE 107 - Serangan Reihan dan Kavaro
108
EPISODE 108 - Menyelamatkan kolonel
109
EPISODE 109 - Deklarasi negara baru dan Erika ditangkap
110
EPISODE 110 - Menyelamatkan Erika
111
EPISODE 111 Jawohl
112
EPISODE 112 - Simpan perkataanmu itu!
113
EPISODE 113 - Great war is begin
114
EPISODE 114 - Mempersiapkan serangan
115
EPISODE 115 - Tembok pantai
116
EPISODE 116 - Hari Gajian
117
EPISODE 117 - Pertarungan besar
118
EPISODE 118 - Gajian telah tiba!
119
EPISODE 119 - Perang masih berlanjut
120
EPISODE 120 - Kedua rival
121
EPISODE 121 - Sebuah peperangan sedang
122
EPISODE 122 - Rivalen
123
EPISODE 123 - Menyerang gunung
124
EPISODE 124 - Serangan Kota Magelang
125
EPISODE 125 - Kejar-kejaran diudara
126
EPISODE 126 - Akhir dari peperangan panjang
127
EPISODE 127 - Oktober Borneo
128
EPISODE 128 - Melawan pasukan Vanback
129
EPISODE 129 - Bersatu
130
EPISODE 130 - Membebaskan Tanjung Selor
131
EPISODE 131 - Perang skala besar telah pecah
132
EPISODE 132 - Selamat jalan....
133
EPISODE 133 - Memasuki Tarakan
134
EPISODE 134 - Kota
135
EPISODE 135 - Tetap mempertahankan Tarakan
136
EPISODE 136 - Lawan dan kawan
137
EPISODE 137 - Satu hari sebelum Aditya kena mental
138
EPISODE 138 - Dikala ingin meraih kemenangan dengan cepat
139
EPISODE 139 - Diam tak berguna, bergerak meratakan Donetznesia
140
EPISODE 140 - Kawan dalam lawan
141
EPISODE 141 - Saling berebut
142
EPISODE 142 - Dan terjadilah....
143
EPISODE 143 - Petempur handal
144
EPISODE 144 - Strategi akhir
145
EPISODE 145 - Bersiap untuk Ibu Pertiwi
146
EPISODE 146 - Malam yang tidak biasa
147
EPISODE 147 - Situasi yang menegangkan
148
EPISODE 148 - Pertempuran malam telah berakhir
149
EPISODE 149 - Selangkah lagi
150
EPISODE 150 - Wilayah terakhir
151
EPISODE 151 - Merebut kembali
152
EPISODE 152 - Bergerak menghancurkan mental lawan
153
EPISODE 153 - Musibah
154
EPISODE 154 - Hari yang bahagia
155
EPISODE 155 - Malam siaga
156
EPISODE 156 - Perang terakhir
157
EPISODE 157 - Kemenangan besar
158
EPISODE 158 - Dua orang berlawanan
159
EPISODE 159 - Sampai jumpa
160
Latar Belakang Aditya
161
Gerakan Revolusi Dimulai
162
Jangan Remehkan Kami!
163
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!