Jam 2:18 WITA, Hari sudah menjelang pagi, Herzog berada di tengah kota, dia berjalan sambil memperhatikan keadaan sekelilingnya menuju pantai Pantai Amal Lama. Keadaan ditengah kota sangat gelap gulita, Herzog hampir tidak bisa melihat sekeliling dan dia hanya mengandalkan senter miliknya untuk melihat ke segala arah. Tiba-tiba, ada suara gemuruh yang berada didalam apartemen di sebelah kiri Herzog.
"Suara apa itu? bukannya Tarakan sangat sepi? hanya ada Aku, Steiner dengan yang lain, dan pasukan pemberontak, ini sangat lucu bung, atau bisa jadi itu pasukan pemberontak, daripada penasaran lebih baik aku periksa apa yang ada didalam apartemen itu"
Herzog pun mulai memasuki gedung itu dan memeriksa setiap ruangan sambil memegang pistol dan senter. Lalu, suara gemuruh itu muncul lagi dan menarik perhatian untuk mencari sumber suaranya.
"Hmmm.... Suaranya berasal darimana, yah? aku semakin penasaran" tanyanya.
"Jika tikus... Tidak mungkin mereka mengeluarkan suara gemuruh sebesar ini" pikirnya.
"Ahh.... Suara ini semakin menarik perhatianku saja" tambahnya.
Lalu, dia naik keatas lantai dua untuk memeriksa setiap ruangan yang ada agar dia tidak menjadi penasaran dengan suara gemuruh.
Ketika berada diujung, Herzog membuka pintu terakhir dengan perlahan. Ketika membuka pintunya, dia terkejut mendapatkan seorang Prajurit TNI AD dari Yonif Raider Infanteri 613 Raja Alam yang berpangkat Letda (Letnan Dua).
Prajurit TNI itu bernama Hans K. Raditya, dia sedang membersihkan seragam lorengnya yang kotor. Raditya merupakan teman kecil Herzog yang berada di Jerman tahun 1998. Saking terkejutnya, Herzog tak sengaja menjatuhkan pistolnya.
"Ra.. Raditya, apakah itu kau" kata Herzog dengan canggung pada Raditya.
Raditya pun agak merasa terkejut melihat Herzog yang ikut terjebak. Raditya pun mulai berjalan mendekati Herzog.
"Herzog, lama aku tidak melihatmu, bagaimana kabarmu? apakah baik-baik saja?" tanya Raditya sambil bersalaman.
"Aku tak menyangka kamu juga ikut terjebak" jawab Herzog.
"Aku juga sama denganmu, Herzog"
"Jadi... Bagaimana kabarmu hari ini ditengah peperangan ini?" tanyanya.
"Benar-benar buruk hari ini" jawab Herzog sambil melihat keadaan kota dari jendela.
"Tunggu dulu! apa yang membuat kamu berada digedung ini?" tanya Raditya.
"Suara gemuruh menarik perhatianku kesini. Daripada penasaran, aku memutuskan untuk memeriksanya"
"Yang membuat kamu terjebak? apakah pasukan pemberontak juga?" tanya Raditya.
"Benar sekali" jawab Herzog sambil mengambil pistolnya yang terjatuh.
"Bagaimana denganmu? apakah kamu juga sama?" tanyanya.
"Iya, benar sekali"
"Coba ceritakan" kata Herzog.
"Ceritanya sangat panjang, Herzog. Penuh perjuangan"
"Kasih singkat saja ceritanya"
"Tidak ada waktu untuk diceritakan, mungkin lain kali saja" jawab Raditya.
"Yasudahlah" ucap Herzog.
Pandangan Raditya tertuju pada botol air minum milik Herzog karena ia sangat kehausan sepanjang hari dan tidak menemukan air atau makanan sama sekali. Kemudian, sisa air minum yang sangat banyak itu, Herzog memberikannya pada Raditya.
"Ini, habiskan saja semua air minum ini" ucap Herzog sambil berjalan keluar kamar.
Raditya langsung meminum air itu dengan tergesa-gesa karena sangat kehausan.
"Sekarang ayo kita keluar dari gedung ini" tambahnya.
Herzog dan Raditya keluar dari kamar dan turun ke lantai satu, saat ditangga Herzog memberikan salah satu senapan serbunya pada Raditya, karena hanya mereka berdua yang berada di tengah kota dengan suasana yang yang sepi dan mencekam.
"Ambil senapan serbu ini dan tiga magazen pelurunya. Gunakan pelurunya dengan benar" kata Herzog sambil memberikan senapan serbunya dan pelurunya pada Raditya.
"Oke, akan kulakukan dengan benar, ini tidak akan ku sia-siakan. Santai saja, kita berdua pernah bermain tembak-tembakan, jadi aman saja kalau aku yang pegang senjata ini" jawab Raditya.
"Diam, situasi ini sangat sepi, jaga suaramu agar tidak nyaring" kata Herzog.
Saat mereka turun dari lantai dua tiba-tiba mereka berdua terkena hantaman ledakan peluru Tank pasukan pemberontak, peluru itu mengenai didinding dan meledak hingga menyebabkan Herzog dan Raditya terlempar dan mengenai pintu kamar.
"Herzog kau tidak apa-apa?" tanya Raditya
"Tidak apa-apa, sekarang kita berdua terkepung oleh dua Tank Leopard, dan beberapa pasukan pemberontak" jawab Herzog.
Mereka berdua berlindung dibawah jendela dan Herzog menyarankan untuk tetap tenang dalam kondisi seperti ini.
"Bagaimana ini, Herzog? tidak mungkin kita menerobos mereka diluar" tanya Raditya dengan kepanikan.
Lalu, Herzog mempunyai ide untuk melarikan diri bersama dengan Raditya tanpa kontak senjata langsung dengan pasukan pemberontak yang telah mengepung mereka berdua.
"Apakah kau punya dua granat fragmentasi dan dua granat kejut?" tanya Herzog
"Ada, tapi untuk apa? percuma, Herzog, kalau kita melemparkan granat fragmentasi dan granat kejut, tidak ada efek bagi pasukan itu" tanya Raditya.
"Berikan dua granat itu, aku mempunyai ide yang sangat bagus" kata Herzog.
"Tapi—"
"berikan!!" potong Herzog dengan keras kepala dan memaksa.
Raditya pun memberikan granat tangan dan granat kejut kepada Herzog. Lalu, Herzog melemparkan dua granat tangan sekaligus kepada pasukan pemberontak, satu granat mengenai bagian bawah Tank dan meledak serta satu granat tangan mengenai sedikit pasukan pemberontak, lalu Herzog melemparkan dua granat kejut secara bersamaan kepada pasukan pemberontak untuk membutakan matanya sementara.
Setelah dua granat kejut itu meledak,
Herzog memegang tangan Raditya dan melarikan diri sampai kearah jalan Stadion Datu Adil, saat didepan toko kacamata yang bernama Optik Gamma mereka berhasil melarikan diri dengan selamat.
Namun, Raditya kelelahan karena berlari terlalu lama, dia terbaring di trotoar jalan dan hampir pingsan karena kekurangan darah.
"Her-Herzog to-tolong aku, A-Aku tidak sanggup lagi ber-berlari lagi, tenagaku habis ditambah lagi ta-tangan kananku yang terluka" kata Raditya dengan terengah-engah sambil menahan rasa sakit.
Herzog yang mendengar suara Raditya, berbalik arah dan mengeluarkan obat, Herzog memberikan morfin ditangan kanan Raditya untuk meredakan sakit.
Herzog pun menggendong Raditya dan berjalan menuju Stadion Datu Adil untuk berlindung dari serangan pasukan pemberontak dan menunda pencarian Steiner dan yang lain demi teman masa kecilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Rw06 Tenggerraharja
herzog tenagamu sangat prima
2020-09-26
0