EPISODE 2 - Pelindung

Saat berada dipertigaan jalan, Herzog dan teman-temannya tiba-tiba saja diserang oleh beberapa pasukan yang berada disisi kiri dan juga didepan. Serangan itu, membuat APC mereka menjadi terhenti dan diberondongi banyak peluru.

"KITA DITEMBAK!!!" ucap Herzog dengan suara keras.

"COLONEEEEEL!!! TOLONG LAKUKAN SESUATUUUU!!!" teriak Steiner sambil menembak pasukan pemberontak yang berada didepannya dengan senjata mesin yang ada disamping tempat duduknya.

"TETAP MENEMBAK, STEINEEEEER!!!" jawab Herzog dengan sangat keras.

"BAIK!!!" kata Steiner.

Steiner dan Herzog mencoba untuk mempertahankan posisi mereka dengan menembak pasukan pemberontak menggunakan senapan mesin. Pasukan pemberontak yang masih amatiran itu, membuat Herzog dan Steiner berhasil menghabisi mereka semua dengan berondong senapan mesin.

Tiba-tiba saja, ada sebuah Panser M113 A1 menyerang mobil mereka. Panser itu memberondongi mobil mereka dengan peluru senapan mesin berat. Berondongan tembakan yang tidak henti itu dan juga tembakan dari pasukan pemberontak yang keluar dari Panser, membuat Herzog dan Steiner kesulitan menembak mereka.

"COLONEEEEEL!!! SEBUAH PANSER MENYERANG KITAAAAA!!!" teriak Steiner dengan sangat keras.

Herzog pun masuk kedalam dan mengambil sebuah granat, ia pun menarik pin granat itu dan melemparkan granat itu pada Panser pasukan pemberontak. Granat itu mendarat tepat dibawah dan meledakkan Panser itu dengan sangat dahsyat.

Kemudian, Steiner dan Herzog melanjutkan berondongan tembakan untuk menumpaskan pasukan pemberontak. Setelah semua pasukan pemberontak telah ditumpaskan, mereka semua lega dan gembira.

"Aman... Kondisi saat ini aman..." ucap Herzog sambil menghembuskan napas lega.

"Haaah.... Akhirnya aman juga...." ucap Steiner dengan menghembuskan napas lega dan bersandar pada kursi.

Kemudian, Herzog mengambil senjatanya dan keluar dari APC untuk mengambil kebutuhan militer. Dia berniat mengambil persenjataan, peluru, ransum, dan lain-lain yang bisa membuat Herzog dan teman-temannya dapat bertahan hidup sebelum kabur dari Tarakan.

"Colonel, Colonel mau kemana?" tanya Steiner dari jendela mobil.

"Mengambil beberapa hal militer untuk kita, jaga mobil ini"

Herzog pun mulai mengambil beberapa senjata dan peluru, serta memeriksa pakaian para pasukan pemberontak yang telah tewas untuk mengambil hal-hal penting.

Lalu, Herzog masuk kedalam sebuah rumah untuk memeriksa keadaan. Saat berada didalam rumah, dia mendengar suara seorang perwira tinggi pasukan pemberontak. Perwira itu sedang menyekap seorang perempuan. Perempuan itu bernama Nadia Danasti Nafisa.

Herzog yang mendengar suara itu, langsung bersandar pada dinding dan memegang senjata serbunya. Lalu dia pun langsung menampakkan dirinya pada perwira tinggi itu sambil menodongkan senapan serbunya.

"Enyahlah!!" ucap Herzog dengan suara agak keras sambil menodongkan senapan serbunya.

"Kamu yang seharusnya enyah dari hadapanku" jawab perwira tinggi itu sambil menodongkan pistolnya pada Herzog.

"Jika kamu mau perempuan tak berguna ini selamat, silahkan letakkan senjatamu ditengah, aku akan membebaskannya" tambahnya.

"Kamu berbohong, aku tidak akan menurut pada lawan" jawab Herzog sedikit geram.

"Letakkan, sebelum kepala perempuan ini pecah" kata perwira tinggi itu dengan mengancam Herzog.

"To-tolong letakkan senjatamu... Aku ingin hidup... hiks" ucap Nadia dengan menangis sedih yang sedang terikat dikursi.

Herzog pun mau tak mau harus meletakkan senjata ditengah dan kembali keposisinya. Namun saat meletakkan senjata ditengah, perwira tinggi mengambil senapan Herzog dan membuang pistolnya.

"Enyahlah kalian berdua" ucap perwira tinggi.

Herzog pun tertawa mendengar ucapan perwira tinggi itu, dia tidak tahu bahwa senapan serbu Herzog tidak memiliki peluru.

"HAHAHAAAAHAHAHAAAHAAHAHA!!!!!!" tawa Herzog dengan terbahak-bahak.

"Apa yang lucu, hah?!" tanya perwira tinggi itu dengan marah.

"Tidak ada peluru dalam senjata itu, HAHAHAHAHA!!!" jawab Herzog sambil tertawa.

"Sial, aku tertipu" kata perwira tinggi itu dengan kesal.

Dengan cepat, perwira tinggi itu dan Herzog langsung bergegas mengambil pistol yang terbuang.

Akan tetapi, Herzog mendapatkannya duluan. Ia pun langsung menodongkannya pada perwira tinggi itu dan memberikan ucapan selamat tinggal padanya.

"Selamat tinggal, kawan" ucap Herzog.

Herzog pun memberikan banyak tembakan pada perwira tinggi itu hingga semua peluru yang ada dalam magazen pistol itu habis tak tersisa.

Suara pistol itu menarik perhatian Steiner dan kawan-kawan yang ada dimobil.

"Ada suara tembakan" ucap Steiner dengan sedikit panik dan siaga.

"Suaranya berasal darimana?" tanya Apzal sambil memegang senjata.

"Entahlah, aku tidak tahu karena suaranya bergema" jawab Steiner.

"Tunggu! kemana Herzog?" tanya Syamsul.

"Dia ada dirumah itu" jawab Steiner sambil menunjuk kedepan.

"COLONEL DALAM BAHAYA!!!" tambahnya dengan sangat terkejut.

Steiner pun langsung mengambil senjatanya dan keluar dari mobil untuk memeriksa keadaan Herzog.

"Kalian bertiga, jaga mobil ini. Aku akan memeriksa keadaan Herzog" kata Steiner.

"Baik, serahkan pada kami" jawab mereka bertiga.

Steiner pun langsung berlari menuju rumah yang dimasuki Herzog. Ketika berada didalam, Steiner melihat Herzog yang sedang mendekati perempuan yang agak ketakutan itu.

"Colonel... Untung tidak gugur, hehehe" kata Steiner sambil tertawa.

"Ngomong sekali lagi, aku bunuh kamu" jawab Herzog dengan kesal.

"Hahaha... Hanya bercanda" kata Steiner sambil tertawa.

Tiba-tiba saja, Nadia mengambil senjatanya Herzog yang telah diisi peluru dan menodongkannya pada Herzog dan Steiner.

"Jangan ada yang bergerak dan jatuhkan senjata kalian" ucap Nadia sambil menangis menodongkannya pada Herzog dan Steiner.

"Kamu yang seharusnya menjatuhkan senjata itu, kawan" jawab Steiner sambil menodongkan senjatanya pada Nadia.

Nadia pun tiba-tiba menarik pelatuk itu dan tak sengaja menembak lantai. Kemudian, dia langsung syok dan menjatuhkan senjatanya Herzog.

Lalu, Herzog memegang kedua tangannya Nadia dan memborgol tangannya Nadia dibelakang.

"Aku terpaksa melakukannya" ucap Herzog.

Setelah memborgol Nadia, Herzog langsung mengambil senjatanya dan menyuruh Nadia untuk berdiri serta berjalan keluar. Sementara itu, Herzog menodongkan senjatanya dibelakang Nadia.

"Teman-teman, kita mendapatkan tahanan" ucap Steiner pada teman-temannya yang ada dimobil.

Teman-temannya pun keluar dan melihat tahanan yang dikatakan Steiner.

"Tahanan kita adalah seorang wanita yang cantik dan... Aku tidak bisa berkata-kata lagi" ucap Steiner.

"Hmm... Mengapa dia menjadi tahanan? apakah dia anggota pasukan pemberontak?" tanya Adi.

"Dia bukan anggota pasukan pemberontak, hanya saja saat kami menyelamatkannya, dia tiba-tiba mengambil senjataku dan menodongkannya pada kami berdua" jawab Herzog.

"Katakan, kenapa kamu langsung berbuat seperti itu?" tanya Herzog sambil menodongkan senjatanya pada Nadia

"Saya hanya ketakutan karena telah diperkosa oleh para pasukan itu dan kedua orang tua saya entah kemana... Hiks" jawab Nadia sambil menangis.

"Tolong ampuni saya" tambahnya sambil menangis dan berlutut pada Herzog.

"Steiner, bunuh yok" kata Herzog pada Steiner dengan ekspresi senyum jahil.

"Boleh juga tuh, Colonel. Hahahaha" jawab Steiner sambil tertawa.

"TOLONG JANGAN BUNUH SAYA!!! SAYA AKAN MENEBUS KESALAHAN SAYA!!!" teriak Nadia dengan sangat keras karena ketakutan akan nyawanya.

"Lihat, Steiner. Dia malah berteriak sangat keras" kata Herzog dengan tersenyum.

"Hahahaha.... Dia sangat percaya dan menganggapnya serius" jawab Steiner sambil tertawa.

"Candaan mereka berdua sangat jelek" ucap Apzal pada Syamsul.

"Itu adalah sifat asli Herzog jika ada temannya" jawab Syamsul.

"Kami hanya bercanda.... Ngomong-ngomong, siapa nama kamu?" tanya Herzog pada Nadia.

"Nama saya adalah Nadia Danasti Nafisa, seorang mahasiswi yang sedang mencari bahan untuk kegiatan kelompok" jawab Nadia.

"Butuh senjata? kami akan memberikanmu senjata untuk pertahanan diri, apakah kamu mau?" tanya Steiner.

"Ti-tidak, saya tidak butuh senjata, sa-saya ingin bebas dari sini dengan selamat" jawab Nadia.

"Mari kita berangkat" kata Herzog sambil membukakan borgol Nadia.

Kemudian, mereka semua pun naik kemobil dan berangkat meninggalkan tempat itu. Saat berada dijalan Aki Balak, Herzog melihat kedua orang sedang berlari karena mendengar suara mobil.

"Steiner, kejar kedua orang itu" kata Herzog.

"Baik, Colonel" jawab Steiner.

Steiner pun meningkatkan laju kendaraannya. Saat berada agak dekat, Herzog meminta Steiner memberhentikan mobilnya.

"Steiner, hentikan mobilnya" kata Herzog.

"Baik, Colonel" jawab Steiner dan memberhentikan mobilnya.

Herzog pun turun dan berlari mengejar kedua orang itu. Akan tetapi, kedua orang itu tetap berlari dengan sangat ketakutan. Mereka akhirnya berhenti saat Herzog memanggil mereka.

"Hey.... Jangan berlari" kata Herzog.

Kedua orang itu pun berhenti dan berbalik kearah Herzog. Mereka berdua terkejut saat melihat Herzog. Kedua orang yang Herzog kejar bernama Apris dan Saftoro.

"Herzooog!!!" ucap Apris sambil berlari pada Herzog.

"Ahh... Akhirnya aku terselamatkan oleh kamu" tambahnya sambil berlutut pada Herzog.

"Ngomong-ngomong, kamu juga terjebak?" tanya Herzog.

"Gak, aku gak terjebak" jawab Apris dengan kesal.

"Ohh... Aku pikir kamu tidak terjebak" jawab Herzog.

"Sudah tau aku lagi terjebak malah nanya... Gimana sih" jawab Apris dengan kesal

"Hahaha.... Bercanda" jawab Herzog.

"Hey, Herzog. Bagaimana kabarmu?" tanya Saftoro.

"Aku tidak menyangka bahwa aku dan Apris bertemu kamu disini" tambahnya.

"Kabarku cukup buruk, aku kehilangan satu orang saat ke Arkan Danu. Orang itu adalah teman kita" jawab Herzog.

"Siapa namanya?" tanya Saftoro.

"Adit, dia tewas saat berada di Jalan Aki Pingka" jawab Herzog.

"Turut berdukacita" kata Apris.

"Aku juga" tambah Saftoro.

"Dah... Mari kita kemobil" ucap Herzog.

"Kamu menggunakan mobil?" tanya Apris.

"Yaiyalah... Yang kalian berdua dengar suara mobil menuju kemari.... Itu adalah aku dan teman-temanku, kalau saja kalian tidak lari, mungkin ceritanya tidak seperti ini" jawab Herzog.

"Kami panik tadi, kami berdua hampir tertangkap oleh pasukan pemberontak" kata Saftoro.

"Dimana?" tanya Herzog.

"Pertigaan jalan tadi" jawab Apris.

Herzog dan kedua temannya itu pun langsung pergi kemobil. Sesampainya dimobil, Herzog memberitahu teman-temannya yang lain bahwa ada kedua orang bergabung untuk kebebasan.

"Kawan-kawan, kita mendapatkan anggota lagi" kata Herzog pada teman-temannya.

"Apris, Saftoro. Aku kira kamu.... Ah lupakan, hahahaha" ucap Apzal sambil tertawa.

"Yee... Kata-katanya gak bagus" jawab Apris dengan kesal.

"HAHAHAHAHA!!!!" tawa Apzal dengan terbahak-bahak.

"Apris, Saftoro. Gunakan senjata ini, tidak ada kata takut menggunakan senjata" ucap Herzog sambil memberikan mereka senjata.

"Baik, Herzog" jawab mereka berdua.

"Mari kita lanjutkan perjalanan kita" kata Herzog.

"Ayo!!" jawab semuanya.

Mereka semua pun masuk kemobil dan melanjutkan perjalanannya kembali.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

Panser M113- A1

2022-11-19

0

🧭 Wong Deso

🧭 Wong Deso

lanjut

2020-09-02

0

Fisyahr Juan Kelvin

Fisyahr Juan Kelvin

kuyy la nadia dibunuh

2020-08-31

0

lihat semua
Episodes
1 EPISODE 1 - Serangan dimulai
2 EPISODE 2 - Pelindung
3 EPISODE 3 Perjalanan
4 EPISODE 4 sang penyelamat tim
5 EPISODE 5 Herzog kembali
6 EPISODE 6 Penyerangan
7 EPISODE 7 Penyerangan vol 2
8 EPISODE 8 Pencarian dan Perkumpulan
9 EPISODE 9 Teman Lama
10 EPISODE 10 Sebentar Lagi
11 EPISODE 11 Cerita Dan Keadaan
12 EPISODE 12 Sampai tujuan
13 EPISODE 13 Tidak dapat Terpisahkan
14 EPISODE 14 Akhir dari Tarakan
15 EPISODE 15 Kembali dengan teman-teman
16 EPISODE 16 Permulaan kedua
17 EPISODE 17 Keadaan
18 EPISODE 18 Bercanda sebelum pergi
19 EPISODE 19 Kehancuran dan penyerangan di Kalimantan Selatan
20 EPISODE 20 Cerita dua orang
21 EPISODE 21 Kembali ke Pulau Jawa
22 EPISODE 22 Kebangkitan Herzog
23 EPISODE 23 Awal pertempuran dimulai
24 EPISODE 24 Pertarungan Sadis Herzog
25 EPISODE 25 Teramiter
26 EPISODE 26 Penelitian Roter
27 EPISODE 27 Hari mulai suram
28 EPISODE 28 Pertikaian kecil
29 EPISODE 29 Kematian Ibu dan Ayah Herzog
30 EPISODE 30 Kabar duka dan gembira
31 EPISODE 31 Subject-330
32 EPISODE 32 Keadaan makin buruk
33 EPISODE 33 Vanback Eyes
34 EPISODE 34 Serangan Herzog
35 EPISODE 35 Aksi berbahaya Roter
36 EPISODE 36 Diskusi
37 EPISODE 37 Kejadian buruk
38 EPISODE 38 Pemakaman Herzog
39 EPISODE 39 Kebangkitan Herzog
40 EPISODE 40 Perjalanan kembali ke asramanya
41 EPISODE 41 Tank baru untuk Roter
42 EPISODE 42 Kedatangan kedua saudara Herzog, Prajurit Rusia dan Prajurit Jerman
43 EPISODE 43 Herzog mengejutkan semua teman-temannya
44 EPISODE 44 Herzog mengejutkan teman-temannya dan ketakutan Roter
45 EPISODE 45 Peperangan pasukan Tank Albert dan dibantu oleh rival Teramiter
46 EPISODE 46 Rapat Strategi Vol 1
47 EPISODE 47 Kejadian yang tak terduga
48 EPISODE 48 Roter dan Erika.
49 EPISODE 49 Monika marah dengan Roter
50 EPISODE 50 Kedatangan Kuromogramo ke Teramiter
51 EPISODE 51 Rapat Strategi Vol. 2
52 EPISODE 52 Masa lalu SMA di Köln
53 EPISODE 53 Kijang-1, Kijang-2, dan Kijang-3
54 EPISODE 54 Masa lalu yang kelam dan sampai di Jepang
55 EPISODE 55 Memulai hari dengan Black Eyes
56 EPISODE 56 Tidak terlibatkan dan berangkat ke medan perang
57 EPISODE 57 Serangan pertama Teramiter dan Kuromogramo
58 EPISODE 58 Berakhirnya konflik panjang Monika dan Roter
59 EPISODE 59 Hari-H
60 EPISODE 60 - Komandan baru Kuromogramo dan Albert kembali
61 EPISODE 61 - Hal konyol Monika pada Roter
62 EPISODE 62 - Maju terus
63 EPISODE 63 - Pemandangan yang indah
64 EPISODE 64 - Ankunft (Kedatangan)
65 EPISODE 65 - Kru Tank
66 EPISODE 66 - Tugas suci kita
67 EPISODE 67 - Ini adalah pertempuran yang nyata
68 EPISODE 68 - Peperangan masih terus berlanjut
69 EPISODE 69 - Menyusun strategi dan Hari yang bahagia
70 EPISODE 70 - Nama untuknya
71 EPISODE 71 - Mengingat masa lalu yang seram
72 EPISODE 72 - Sisi lain
73 EPISODE 73 - Menyerbu sendirian Vol. 1
74 EPISODE 74 - Menyerbu sendirian Vol. 2
75 EPISODE 75 - Dikala ingin menandingi organisasi sebelah
76 EPISODE 76 - Melawan satu batalyon dengan sendirian
77 EPISODE 77 - Beberapa partisan dan kedatangan kedua Jenderal
78 EPISODE 78 - Teror
79 EPISODE 79 - Kembali menjadi komandan
80 EPISODE 80 - Dipukul mundur
81 EPISODE 81 - Dipukul mundur part 2
82 EPISODE 82 - Masa lalu suram dan rencana Arley
83 EPISODE 83 - Serangan udara
84 EPISODE 84 - Rencana kotor serta nekat Aditya dan Jend. Adamson
85 EPISODE 85 - Serangan akan dimulai
86 EPISODE 86 - Dimulainya serangan
87 EPISODE 87 - Serangan dan pertikaian
88 EPISODE 88 - Persiapan penculikan
89 EPISODE 89 - Bersiap menculik dan bahagia
90 EPISODE 90 - Terculik!
91 EPISODE 91 - Belum dicurigai
92 EPISODE 92 - Baru menyadari
93 EPISODE 93 - Persiapan unjuk rasa
94 EPISODE 94 - Akan dimulai
95 EPISODE 95 - Terungkapkan
96 EPISODE 96 - Keadaan makin memanas
97 EPISODE 97 - Berakhirnya aksi unjuk rasa
98 EPISODE 98 - Mendapatkan tantangan
99 EPISODE 99 - Keromantisan dan cerita seram
100 EPISODE 100 - Akan segera ku buktikan nanti
101 EPISODE 101 - Wunderwaffe dan kru Tank Gerrald
102 EPISODE 102 - Selamat datang dan berangkat!
103 EPISODE 103 - Pasukan Aditya semakin ganas
104 EPISODE 104 - Serangan Dahsyat
105 EPISODE 105 - Dua mesin tempur yang hebat
106 EPISODE 106 - Drugo vs Gerrald
107 EPISODE 107 - Serangan Reihan dan Kavaro
108 EPISODE 108 - Menyelamatkan kolonel
109 EPISODE 109 - Deklarasi negara baru dan Erika ditangkap
110 EPISODE 110 - Menyelamatkan Erika
111 EPISODE 111 Jawohl
112 EPISODE 112 - Simpan perkataanmu itu!
113 EPISODE 113 - Great war is begin
114 EPISODE 114 - Mempersiapkan serangan
115 EPISODE 115 - Tembok pantai
116 EPISODE 116 - Hari Gajian
117 EPISODE 117 - Pertarungan besar
118 EPISODE 118 - Gajian telah tiba!
119 EPISODE 119 - Perang masih berlanjut
120 EPISODE 120 - Kedua rival
121 EPISODE 121 - Sebuah peperangan sedang
122 EPISODE 122 - Rivalen
123 EPISODE 123 - Menyerang gunung
124 EPISODE 124 - Serangan Kota Magelang
125 EPISODE 125 - Kejar-kejaran diudara
126 EPISODE 126 - Akhir dari peperangan panjang
127 EPISODE 127 - Oktober Borneo
128 EPISODE 128 - Melawan pasukan Vanback
129 EPISODE 129 - Bersatu
130 EPISODE 130 - Membebaskan Tanjung Selor
131 EPISODE 131 - Perang skala besar telah pecah
132 EPISODE 132 - Selamat jalan....
133 EPISODE 133 - Memasuki Tarakan
134 EPISODE 134 - Kota
135 EPISODE 135 - Tetap mempertahankan Tarakan
136 EPISODE 136 - Lawan dan kawan
137 EPISODE 137 - Satu hari sebelum Aditya kena mental
138 EPISODE 138 - Dikala ingin meraih kemenangan dengan cepat
139 EPISODE 139 - Diam tak berguna, bergerak meratakan Donetznesia
140 EPISODE 140 - Kawan dalam lawan
141 EPISODE 141 - Saling berebut
142 EPISODE 142 - Dan terjadilah....
143 EPISODE 143 - Petempur handal
144 EPISODE 144 - Strategi akhir
145 EPISODE 145 - Bersiap untuk Ibu Pertiwi
146 EPISODE 146 - Malam yang tidak biasa
147 EPISODE 147 - Situasi yang menegangkan
148 EPISODE 148 - Pertempuran malam telah berakhir
149 EPISODE 149 - Selangkah lagi
150 EPISODE 150 - Wilayah terakhir
151 EPISODE 151 - Merebut kembali
152 EPISODE 152 - Bergerak menghancurkan mental lawan
153 EPISODE 153 - Musibah
154 EPISODE 154 - Hari yang bahagia
155 EPISODE 155 - Malam siaga
156 EPISODE 156 - Perang terakhir
157 EPISODE 157 - Kemenangan besar
158 EPISODE 158 - Dua orang berlawanan
159 EPISODE 159 - Sampai jumpa
160 Latar Belakang Aditya
161 Gerakan Revolusi Dimulai
162 Jangan Remehkan Kami!
163 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 163 Episodes

1
EPISODE 1 - Serangan dimulai
2
EPISODE 2 - Pelindung
3
EPISODE 3 Perjalanan
4
EPISODE 4 sang penyelamat tim
5
EPISODE 5 Herzog kembali
6
EPISODE 6 Penyerangan
7
EPISODE 7 Penyerangan vol 2
8
EPISODE 8 Pencarian dan Perkumpulan
9
EPISODE 9 Teman Lama
10
EPISODE 10 Sebentar Lagi
11
EPISODE 11 Cerita Dan Keadaan
12
EPISODE 12 Sampai tujuan
13
EPISODE 13 Tidak dapat Terpisahkan
14
EPISODE 14 Akhir dari Tarakan
15
EPISODE 15 Kembali dengan teman-teman
16
EPISODE 16 Permulaan kedua
17
EPISODE 17 Keadaan
18
EPISODE 18 Bercanda sebelum pergi
19
EPISODE 19 Kehancuran dan penyerangan di Kalimantan Selatan
20
EPISODE 20 Cerita dua orang
21
EPISODE 21 Kembali ke Pulau Jawa
22
EPISODE 22 Kebangkitan Herzog
23
EPISODE 23 Awal pertempuran dimulai
24
EPISODE 24 Pertarungan Sadis Herzog
25
EPISODE 25 Teramiter
26
EPISODE 26 Penelitian Roter
27
EPISODE 27 Hari mulai suram
28
EPISODE 28 Pertikaian kecil
29
EPISODE 29 Kematian Ibu dan Ayah Herzog
30
EPISODE 30 Kabar duka dan gembira
31
EPISODE 31 Subject-330
32
EPISODE 32 Keadaan makin buruk
33
EPISODE 33 Vanback Eyes
34
EPISODE 34 Serangan Herzog
35
EPISODE 35 Aksi berbahaya Roter
36
EPISODE 36 Diskusi
37
EPISODE 37 Kejadian buruk
38
EPISODE 38 Pemakaman Herzog
39
EPISODE 39 Kebangkitan Herzog
40
EPISODE 40 Perjalanan kembali ke asramanya
41
EPISODE 41 Tank baru untuk Roter
42
EPISODE 42 Kedatangan kedua saudara Herzog, Prajurit Rusia dan Prajurit Jerman
43
EPISODE 43 Herzog mengejutkan semua teman-temannya
44
EPISODE 44 Herzog mengejutkan teman-temannya dan ketakutan Roter
45
EPISODE 45 Peperangan pasukan Tank Albert dan dibantu oleh rival Teramiter
46
EPISODE 46 Rapat Strategi Vol 1
47
EPISODE 47 Kejadian yang tak terduga
48
EPISODE 48 Roter dan Erika.
49
EPISODE 49 Monika marah dengan Roter
50
EPISODE 50 Kedatangan Kuromogramo ke Teramiter
51
EPISODE 51 Rapat Strategi Vol. 2
52
EPISODE 52 Masa lalu SMA di Köln
53
EPISODE 53 Kijang-1, Kijang-2, dan Kijang-3
54
EPISODE 54 Masa lalu yang kelam dan sampai di Jepang
55
EPISODE 55 Memulai hari dengan Black Eyes
56
EPISODE 56 Tidak terlibatkan dan berangkat ke medan perang
57
EPISODE 57 Serangan pertama Teramiter dan Kuromogramo
58
EPISODE 58 Berakhirnya konflik panjang Monika dan Roter
59
EPISODE 59 Hari-H
60
EPISODE 60 - Komandan baru Kuromogramo dan Albert kembali
61
EPISODE 61 - Hal konyol Monika pada Roter
62
EPISODE 62 - Maju terus
63
EPISODE 63 - Pemandangan yang indah
64
EPISODE 64 - Ankunft (Kedatangan)
65
EPISODE 65 - Kru Tank
66
EPISODE 66 - Tugas suci kita
67
EPISODE 67 - Ini adalah pertempuran yang nyata
68
EPISODE 68 - Peperangan masih terus berlanjut
69
EPISODE 69 - Menyusun strategi dan Hari yang bahagia
70
EPISODE 70 - Nama untuknya
71
EPISODE 71 - Mengingat masa lalu yang seram
72
EPISODE 72 - Sisi lain
73
EPISODE 73 - Menyerbu sendirian Vol. 1
74
EPISODE 74 - Menyerbu sendirian Vol. 2
75
EPISODE 75 - Dikala ingin menandingi organisasi sebelah
76
EPISODE 76 - Melawan satu batalyon dengan sendirian
77
EPISODE 77 - Beberapa partisan dan kedatangan kedua Jenderal
78
EPISODE 78 - Teror
79
EPISODE 79 - Kembali menjadi komandan
80
EPISODE 80 - Dipukul mundur
81
EPISODE 81 - Dipukul mundur part 2
82
EPISODE 82 - Masa lalu suram dan rencana Arley
83
EPISODE 83 - Serangan udara
84
EPISODE 84 - Rencana kotor serta nekat Aditya dan Jend. Adamson
85
EPISODE 85 - Serangan akan dimulai
86
EPISODE 86 - Dimulainya serangan
87
EPISODE 87 - Serangan dan pertikaian
88
EPISODE 88 - Persiapan penculikan
89
EPISODE 89 - Bersiap menculik dan bahagia
90
EPISODE 90 - Terculik!
91
EPISODE 91 - Belum dicurigai
92
EPISODE 92 - Baru menyadari
93
EPISODE 93 - Persiapan unjuk rasa
94
EPISODE 94 - Akan dimulai
95
EPISODE 95 - Terungkapkan
96
EPISODE 96 - Keadaan makin memanas
97
EPISODE 97 - Berakhirnya aksi unjuk rasa
98
EPISODE 98 - Mendapatkan tantangan
99
EPISODE 99 - Keromantisan dan cerita seram
100
EPISODE 100 - Akan segera ku buktikan nanti
101
EPISODE 101 - Wunderwaffe dan kru Tank Gerrald
102
EPISODE 102 - Selamat datang dan berangkat!
103
EPISODE 103 - Pasukan Aditya semakin ganas
104
EPISODE 104 - Serangan Dahsyat
105
EPISODE 105 - Dua mesin tempur yang hebat
106
EPISODE 106 - Drugo vs Gerrald
107
EPISODE 107 - Serangan Reihan dan Kavaro
108
EPISODE 108 - Menyelamatkan kolonel
109
EPISODE 109 - Deklarasi negara baru dan Erika ditangkap
110
EPISODE 110 - Menyelamatkan Erika
111
EPISODE 111 Jawohl
112
EPISODE 112 - Simpan perkataanmu itu!
113
EPISODE 113 - Great war is begin
114
EPISODE 114 - Mempersiapkan serangan
115
EPISODE 115 - Tembok pantai
116
EPISODE 116 - Hari Gajian
117
EPISODE 117 - Pertarungan besar
118
EPISODE 118 - Gajian telah tiba!
119
EPISODE 119 - Perang masih berlanjut
120
EPISODE 120 - Kedua rival
121
EPISODE 121 - Sebuah peperangan sedang
122
EPISODE 122 - Rivalen
123
EPISODE 123 - Menyerang gunung
124
EPISODE 124 - Serangan Kota Magelang
125
EPISODE 125 - Kejar-kejaran diudara
126
EPISODE 126 - Akhir dari peperangan panjang
127
EPISODE 127 - Oktober Borneo
128
EPISODE 128 - Melawan pasukan Vanback
129
EPISODE 129 - Bersatu
130
EPISODE 130 - Membebaskan Tanjung Selor
131
EPISODE 131 - Perang skala besar telah pecah
132
EPISODE 132 - Selamat jalan....
133
EPISODE 133 - Memasuki Tarakan
134
EPISODE 134 - Kota
135
EPISODE 135 - Tetap mempertahankan Tarakan
136
EPISODE 136 - Lawan dan kawan
137
EPISODE 137 - Satu hari sebelum Aditya kena mental
138
EPISODE 138 - Dikala ingin meraih kemenangan dengan cepat
139
EPISODE 139 - Diam tak berguna, bergerak meratakan Donetznesia
140
EPISODE 140 - Kawan dalam lawan
141
EPISODE 141 - Saling berebut
142
EPISODE 142 - Dan terjadilah....
143
EPISODE 143 - Petempur handal
144
EPISODE 144 - Strategi akhir
145
EPISODE 145 - Bersiap untuk Ibu Pertiwi
146
EPISODE 146 - Malam yang tidak biasa
147
EPISODE 147 - Situasi yang menegangkan
148
EPISODE 148 - Pertempuran malam telah berakhir
149
EPISODE 149 - Selangkah lagi
150
EPISODE 150 - Wilayah terakhir
151
EPISODE 151 - Merebut kembali
152
EPISODE 152 - Bergerak menghancurkan mental lawan
153
EPISODE 153 - Musibah
154
EPISODE 154 - Hari yang bahagia
155
EPISODE 155 - Malam siaga
156
EPISODE 156 - Perang terakhir
157
EPISODE 157 - Kemenangan besar
158
EPISODE 158 - Dua orang berlawanan
159
EPISODE 159 - Sampai jumpa
160
Latar Belakang Aditya
161
Gerakan Revolusi Dimulai
162
Jangan Remehkan Kami!
163
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!