Herzog berjalan jauh dan meninggalkan Stadion itu. Dia juga memasuki semua rumah yang ada disana, satu persatu rumah sudah dimasuki Herzog. Namun, dia hanya mendapatkan sedikit obat-obatan.
Obat-obatan yang dia dapatkan hanya bisa menyembuhkan luka dalam seperti demam, muntah, masuk angin, dan batuk. Tapi, Herzog mengambilnya beberapa untuk berjaga-jaga ketika Raditya menderita sakit demam.
Herzog berjalan sampai menuju ketempat ia dan Raditya bertemu tadi, saat akan memasuki rumah yang bertingkat empat, rumah itu terkunci dan Herzog menendang dan memukul pintu itu.
Tiba-tiba, Herzog melihat konvoi pasukan TNI AD yang berada di samping kirinya, pasukan TNI AD sedang melakukan penyerangan di daerah-daerah yang sudah dikuasai pasukan pemberontak, termasuk Batalyon Yonif Raider Infanteri 613 Raja Alam, dan membawa beberapa tahanan yang terlibat dalam peperangan.
Herzog mendekati konvoi itu dan melambaikan tangannya sambil meminta bantuan. Tetapi, para pasukan TNI AD tidak menghiraukannya, ada sebagian yang merasa iba terhadap Herzog dan ada salah satu prajurit yang ingin memberikan beberapa obat-obatan untuk Herzog.
Namun, saat prajurit itu hendak memberikan Herzog sebagai obat-obatannya, dia dipukul menggunakan dudukan senjata oleh Atasannya untuk kembali kedalam barisannya. Tetapi, Herzog tidak menyerah dia tetap meminta bantuan pada konvoi itu, dia juga memberhentikan komandannya yang berada di barisan samping.
"Pak, tolong saya, ada seorang teman saya yang terluka parah akibat terkena tembakan, dia sangat butuh obat dan makanan, tapi saya hanya mempunyai sedikit makanan dan beberapa obat luka dalam serta dua bungkus biskuit yang hanya cukup untuk satu orang" kata Herzog sambil mengeluarkan beberapa obat-obatan yang digunakannya dan dua bungkus makanannya.
"Apakah kamu seorang pasukan pemberontak?" tanya komandan itu dengan melihat seragam loreng yang Herzog kenakan.
"Tidak, Pak, saya bukan pasukan pemberontak saya hanya seorang warga sipil" jawab Herzog sambil berbohong.
Lalu, komandan itu menyuruh dua prajurit untuk membawa Herzog. Saat hendak dibawa oleh dua orang prajurit, Herzog memberontak dan memukul prajurit. Namun, dia dipukul oleh satu prajurit yang hendak membawa dia tadi, dia terbaring ditanah dan hendak ditusuk oleh bayonet senjata, dia menahan bayonet yang hendak menusuk dia
"Berhenti berbuat seperti ini..!! temanku hampir sekarat dan kekurangan darah!! dia butuh obat..!!" kata Herzog sambil berkata dengan marah dan menatap dengan tatapan tajam pada prajurit TNI AD yang hendak menusuk dadanya.
Lalu, komandan itu memerintahkan dua prajurit untuk menghadap pada dia.
"Apakah kau benar-benar bukan pasukan pemberontak?" tanya komandan itu.
"Bukan, Pak, saya adalah warga sipil, tolong berikan saya beberapa obat yang bisa menyembuhkan luka tembak serta makanan untuk teman saya" jawab Herzog sambil memohon pada komandan itu.
"Kenapa kamu memakai seragam ini?" tanya Komandan itu.
Herzog pun yang mendengar pertanyaan Komandan itu harus terpaksa menjawabnya dengan berbohong agar tidak terpisahkan dengan Raditya.
"....Seragam ini hanya sebuah kostum untuk acara sebuah komunitas, pak" jawab Herzog dengan berbohong.
"Sekarang temanmu saat ini berada dimana?" tanya Komandan itu
"Dia berada di Stadion Datu Adil, saya meninggalkannya sementara untuk mencarikan dia obat-obatan dan makanan" jawab Herzog.
"Akan kuberikan kamu tiga ransum serta tiga kotak pertolongan pertama"
Komandan itu pun pergi mengambil beberapa makanan dan kotak pertolongan pertama.
"Ini, ambil ini... Aku tidak bisa membantumu lebih banyak lagi" kata sang Komandan.
"Terima kasih banyak, Pak, atas obat-obatan dan makanannya" jawab Herzog.
Herzog pun berlari secepatnya mungkin untuk mengobati luka Raditya yang sangat parah
"Sama-sama, sebaiknya kau harus pindah dari Stadion itu, disana tidak aman!!" teriak komandan itu.
"Akan ku usahakan....!!!" jawab Herzog sambil berteriak dan berlari.
Sesampainya dia didalam Stadion, dia melihat Raditya yang begitu lemas akibat kekurangan darah dan darahnya sudah menggenang di bawah kursi dan pistol yang ia pegang terjatuh diatas genangan darah.
"Raditya, apakah kau tidak apa-apa? tubuhmu lemas, dan tangan kananmu semakin meneteskan darah yang sangat banyak" kata Herzog sambil memeriksa keadaan Raditya.
"Herzog, darimana saja kau? Aku hampir saja tergeletak dilantai saat kau pergi tiga puluh menit yang lalu" tanya Raditya sambil berbicara pelan karena kekurangan darah.
"Aku tadi pergi mencari obat-obatan untukmu, lihat aku membawa makanan untukmu" jawab Herzog.
"Kenapa kau lama sekali?" tanya Raditya kepada Herzog sambil berbicara dengan kecil.
"Aku hampir saja ditahan oleh konvoi prajurit TNI AD di perempatan jalan saat kita berdua bertemu tadi satu jam yang lalu, dan aku banyak mendapatkan obat-obatan dan makanan" jawab Herzog.
"Lalu, kau mendapatkan obat dan makanannya darimana?" tanya Raditya sambil berbicara dengan suara kecil.
"Aku baru saja diberikan oleh komandan TNI AD tadi" jawab Herzog.
"Sudah jangan banyak tanya, lebih baik aku mengobatimu, setelah itu kita akan melanjutkan perjalanan" tambahnya.
Herzog pun mengobati luka tembak Raditya, dengan berbekal ilmu medis yang diajarkan oleh kakaknya saat berada di Jerman dua tahun yang lalu.
Herzog mengobati Raditya dengan sangat sungguh-sungguh, pada tangan Raditya sebelum dilakukan pengeluaran peluru, dua menyuntikan morfin pada tangan kanannya untuk meredakan sakit saat mengeluarkan peluru yang mengenai tangan kanan Raditya.
Setelah hampir tiga puluh enam menit, Herzog berhasil mengeluarkan dua peluru yang menembak tangan Raditya, setelah itu dia memasangkan perban pada tangan Raditya, lalu dia menggendong Raditya untuk melakukan perjalanannya untuk menemukan Steiner dan kawan-kawan.
Dia berjalan meninggalkan Stadion itu, dia juga mencari supermarket/Mall untuk mengambil beberapa suplai makanan dalam perjalanannya mereka berdua demi mencari Steiner dan kawan-kawan.
Di perjalanannya, Herzog dan Raditya menemukan supermarket yang sangat besar, keadaan supermarket itu sangat kacau.
beberapa warga sipil tewas di dalam supermarket ataupun diluar nya, sebagian dari warga sipil itu tubuhnya terputus menjadi dua bagian akibat dari serangan mendadak dari Artileri pasukan pemberontak pada pagi hari jam 9:19 WITA.
Disekitar supermarket tepatnya sebelah kiri mereka berdua, mereka melihat satu warga sipil yang masih bertahan walaupun tubuhnya putus menjadi dua bagian, didalam supermarket itu hancur berantakan, ditambah lagi mayat para warga sipil dari berbagai kalangan digantung di langit-langit supermarket itu.
Herzog tanpa basa-basi, langsung mengambil beberapa makanan yang masih bisa dikonsumsi, setelah mengambil makanannya, dia berjalan meninggalkan supermarket itu dan memberikan ucapan selamat tinggal pada warga sipil yang tewas dalam kejadian pagi tadi dengan menggunakan bahasa Jerman
"Auf Wiedersehen, ich hoffe ihr alle beruhigt euch dort in der Natur (Selamat tinggal semua, semoga kalian tenang di alam sana)" kata Herzog.
Herzog dan Raditya melanjutkan perjalanannya, mereka berdua mengobrol disepanjang jalan untuk menghilangkan kebosanan mereka.
"Perang ini sangat dahsyat sekali" ucap Herzog.
"Benar sekali, aku tak tahu nasib kita berdua setelah ini, Herzog" jawab Raditya.
"Entah kenapa disaat-saat ini aku malah mengingat keluargaku" kata Herzog.
"Mungkin saat ini mereka sedang mengkhawatirkanku" tambahnya.
"Jangan sedih, Herzog. Aku akan selalu ada untukmu, ini adalah janji kita disaat kita berdua masih kecil dan berada di Jerman" jawab Raditya.
"Semoga perang ini bisa berakhir dengan sangat cepat" ucap Herzog.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments