EPISODE 14 Akhir dari Tarakan

Mereka semua masuk kedalam Bandara Juwata dan memeriksa semua keadaan yang ada didalam.

Didalam mereka mendapatkan kehancuran yang ada disana, atap bandara berkubang diakibatkan oleh Artileri pasukan pemberontak, mayat-mayat disana mati tergeletak dilantai, warga sipil yang sudah mati akibat pembunuhan oleh para pasukan pemberontak hancur dan terpisah dari tubuhnya.

"Cari tempat yang bisa kita gunakan untuk menetap disini sampai jam 6 pagi, karena tempat ini sangat kacau" kata Herzog.

"Baik" jawab mereka.

Lalu Raditya menanyakan soal teman SMP-nya yang dia tembak tadi

"Herzog, siapa anak yang kau tembak tadi?" tanya Raditya.

"Dia adalah Mico Widyantoro" jawab Herzog.

"Kenapa kau menembaknya, Herzog? padahal dia bisa ikut dengan kita" tanya Raditya.

"Kau lihat dia memakai baju apa?" tanya Herzog.

"Iya aku lihat, dia memakai seragam pasukan pemberontak" kata Raditya.

"Karena itu aku menembaknya, dia adalah penghianat bangsamu, dia pantas untuk mendapatkan tiket ke nereka" jawab Herzog.

"Belum tentu, Herzog. Bisa jadi dia memakai seragamnya untuk menggantikan bajunya yang sudah usang" kata Raditya.

"Kalau dia hanya memakainya, kenapa ada namanya di baju itu?" tanya Herzog.

"Bisa jadi itu nama orang lain" jawab Radityam

"Mana mungkin, tanggal 23 September tahun 2022 waktu aku pergi ke Nunukan untuk melakukan pertemuan, ada sekelompok orang yang sedang melakukan sebuah perkumpulan untuk menghasut orang di Nunukan untuk memisahkan dirinya dari Indonesia, awalnya mereka tidak mau, akan tetapi semuanya berubah ketika Nunukan akan diberikan harta yang sangat banyak, Nunukan akhirnya tunduk di tangan Zionis, tetapi para Prajurit mu sedang melakukan peperangan sekarang" kata Herzog.

"Lalu...." jawab Raditya.

"Prajurit TNI kalah dalam peperangan itu karena dia memanggil bala bantuan yang sangat banyak" kata Herzog.

"Lalu, dimana kau melihat dia?" tanya Raditya.

"Ada di Tarakan, tanggal 23 November tahun 2022, aku melihatnya di pasar malam minggu, aku melihat dia sedang mendaftarkan diri sebagai pasukan pemberontak secara sembunyi-sembunyi" jawab Herzog.

"Mana mungkinlah, kita perlu bukti kuat, Herzog, jangan asal menuduh" kata Raditya sambil menepuk bahu kanannya Herzog.

"Perlu bukti kuat yah, oke aku ada bukti kuat. Lihat ini, aku memotretnya untuk dijadikan sebuah foto untuk latihan menembaknya" kata Herzog sambil memperlihatkan sebuah foto.

Raditya pun mengamati foto itu dengan serius.

"Sekarang aku percaya" jawab Raditya.

"Baguslah, agar kau tau dia lebih buruk dari sampah" kata Herzog.

"Memang benar sekali" jawab Raditya.

Lalu Steiner memanggil Herzog untuk melihat dilantai dua di menunggu, Steiner memanggilnya karena ada sesuatu yang untuk dia perlihatkan.

"Colonel kesini!! Ada yang aku perlihatkan!" kata Steiner dilantai dua dengan suara keras.

"Apa, Steiner!! Apakah ada masalah?!" tanya Herzog dengan suara keras.

"Pokoknya Colonel kesini dulu!" kata Steiner dengan suara keras.

"Oke, aku kesana!" jawab Herzog.

Herzog pun memanggil teman-temannya untuk naik keatas karena ada sesuatu yang Steiner katakan.

"Lihat Colonel, ada banyaknya boks yang berisi makanan, senjata, obat-obatan, dan peluru, ini adalah surga kita sebelum meninggalkan Tarakan hahaha" kata Steiner sambil tertawa.

"Ini sangat menakjubkan, ini adalah hari keberuntungan kita" jawab Raditya.

"Steiner, Raditya, angkat satu boks peluru, satu boks senjata, dan satu boks obat-obatan ke kiri" kata Herzog.

"Boks makanan bagaimana?" tanya Syamsul.

Boks makanan kalian bukalah untuk makan" jawab Herzog.

"Asik, lumayan makanan di pagi yang sangat buta" kata Apris.

Herzog menyuruh mereka untuk duduk melingkar sambil bercerita tentang kisah-kisah menarik dari mereka

"Ayo semuanya duduk melingkar" kata Herzog.

"Oke" jawab Raditya dan yang lain.

disana mereka bercerita suka maupun duka, mereka saling akrab satu sama lain yang layaknya saudara sekandung

"Aku rindu sama pacarku yang ada di Jawa" kata Steiner.

"Kan bentar lagi kita pulang, Steiner" jawab Syamsul.

"Pulang kemana? atau pulang ke Jawa?" tanya Steiner.

"Kan bentar lagi kau pulang ke atas hahaha" jawab Apris sambil tertawa.

"Sialan kau, hahaha" jawab Steiner sambil tertawa.

Semua orang yang ada disitu tertawa karena ulah Apris dan Steiner.

"Oh yah, waktu aku dan Herzog mau menemukan Steiner kami hampir mati dan hampir terpisah" kata Raditya.

"Hampir mati dimana?" tanya Steiner dan Apzal

"Hampir mati di stadion gara-gara kekurangan darah.

"Himpir miti di stidiin giri-giri kikiringin dirih, Hilih ******" jawab Herzog sambil meledek Raditya dengan huruf vokal serba I.

"Kau belum tau perjuanganku" kata Raditya.

"Matamu! Lebih pedih mana, diberondong peluru atau kekurangan darah?" tanya Herzog

"diberondong peluru" jawab Raditya

"We.... waktu kau kekurangan darah, aku yang mencarikan obat untukmu, aku juga hampir terpisah olehmu, jika aku dibawa paksa oleh komandan TNI tadi, pasti lain ceritanya lagi!!" jawab Herzog.

"Ampun bang, ampun" kata Raditya.

"Ah... Sama seperti dulu, saling meledek dan keras kepala" kata Steiner sambil

Tiba-tiba, dari lantai satu terdengar suara orang-orang yang berbahasa Ibrani sedang melakukan pengecekan di bandara, Herzog Raditya Steiner dan yang lain panik tak terhingga.

"Bagaimana ini, kak?! Aku tidak mau lagi terjebak seperti di Berg Arne" tanya Amel sambil memeluk Herzog.

"Tenang, Amel. Kita semua pasti bisa melewati situasi ini" jawab Herzog.

"Aku takut, kak!" kata Amel sambil memeluk Herzog dengan erat.

"kau sudah kelas 2 SMA, jangan seperti anak kecil lagi, pergilah bersama Apris dan Syamsul untuk sembunyi" jawab Herzog.

"Amel, cepat sembunyi" ucap Nadia sambil mengajak Amel untuk bersembunyi.

"Sana sembunyi sekarang, biar aku yang mengurusi hal ini" kata Herzog.

"Hati-hati yah" jawab Amel

"iya, tenang saja" kata Herzog.

Amel dan yang lain bersembunyi untuk menghindari baku tembak yang diakibatkan oleh pasukan pemberontak dan Herzog.

"Sepertinya sangat sulit" kata Steiner.

"Raditya, berikan satu granat kejut dan satu granat fragmentasi" kata Herzog.

"Hanya ada satu granat kejut" jawab Raditya.

"Steiner, bagaimana dengan kamu?" kata Herzog.

"Aku tidak mempunyai granat satu pun, granat-nya ada di mobil, sial bagaimana dengan mobilnya Colonel" jawab Steiner.

"Tenang, Steiner, tenang" kata Herzog.

"Iya, Colonel" jawab Steiner.

"Steiner, Raditya, pergi ke jendela yang ada di pintu dan jangan lupa menunduk" kata Herzog.

"Baik" jawab mereka berdua.

Pasukan pemberontak menaiki tangga dan hampir sampai dilantai dua.

Jantung Herzog berdebar serta Steiner dan Raditya mengalami keringat dingin.

Pasukan pemberontak itu sampai di lantai dua, Herzog jantungnya semakin berdebar kencang, dia menghitung maju angka dan melemparkan granat kejut itu kearah pasukan pemberontak.

"Satu, dua, tiga" kata Herzog dan melemparkan granat kejut itu pada pasukan pemberontak.

Pasukan pemberontak itu buta sementara dan sambil menembak ke segala arah.

"Sekarang tembak!" kata Herzog.

"Oke, siap" jawab mereka.

Mereka bertiga berhasil menembak para pasukan pemberontak, total pasukan yang mereka bertiga tembak ada tiga puluh pasukan.

Herzog menemukan satu pasukan yang masih hidup, dia memukul pasukan itu dengan penuh emosi.

"Sialan!!! menembak warga yang tak berdosa, sialan!! akan kuberikan kau tiket ke neraka!!" kata Herzog sambil memukul pasukan pemberontak itu dengan sangat keras.

"Herzog sudah, jangan begitu dia juga manusia" kata Raditya sambil menarik Herzog.

Herzog yang ditarik oleh Raditya malah kembali lagi untuk memukul pasukan itu hingga mati.

Setelah dipukul sangat lama dia masih saja bertahan dari pukulan Herzog. Disitu dia tidak menyerah, dia menodongkan pistol miliknya pada pasukan itu. Sementara itu Steiner dan Raditya tidak berani ikut campur dengan Herzog.

Karena jika dia sangat marah dia tak segan-segan membunuh salah satu temannya yang ikut campur. Steiner dan Raditya berbalik kearah belakang sambil bercerita.

"Steiner, untuk saat ini kita jangan memanggil Apris, Syamsul, serta yang lain. Kalau mereka semua ikut campur dalam urusan itu, Herzog bisa saja menembak mereka semua, coba kau bayangkan" kata Raditya

Steiner pun membayangkan Apris, Syamsul dan yang lain ikut campur urusan Herzog

.

.

.

Didalam pikiran Steiner.......

.

.

.

"Herzog jangan begitu" kata Apris.

"Iya Herzog, dia juga manusia" tambah Amel.

"Diam! jika kalian tidak diam, akan ku tembak mulut besar mu itu" jawab Herzog.

"Dikasih tau malah melawan, kau memang tidak punya belas kasihan" kata Apzal.

Herzog yang mendengarkan perkataan itu langsung menembak mereka semua.

"Mati!! Mati!! Hahahahaha. Daripada kalian hidup untuk ikut campur, lebih baik kalian mati! hahahaha" jawab Herzog sambil menembak mereka semua dengan tertawa jahat.

Tiba-tiba Steiner yang sedang membayangkan terkejut dengan suara tembakan dari pistol Herzog, Raditya langsung melihat mayat pasukan yang dia lihat. Saat dia lihat, dia mendapatkan pasukan itu mengeluarkan darah yang sangat banyak dari kepalanya.

"Kenapa kau membunuhnya, kita bisa bawa dia ke Jawa untuk ditanyakan" kata Raditya.

"Dengar, dia lebih buruk dari sampah seperti Mico, lebih baik dia mati, ayo kita pergi dari Tarakan" jawab Herzog sambil menunjuk mayat itu.

Herzog memanggil teman-temannya untuk keluar dari persembunyian, dia bersiul untuk memanggil mereka. Dari kejauhan dia melihat Amel yang sedang berlari, saat sampai dia hadapan Herzog dia memeluknya dengan sangat erat.

"Selamat juga, apakah kakak baik-baik saja" kata Amel sambil memeluk Herzog

"Aku baik-baik saja, jangan khawatir, ayo kita pergi kebawah dan menaiki pesawat untuk keluar" jawab Herzog

"Herzog, bagaimana dengan boks peluru, makanan, obat-obatan, dan senjata?" kata Raditya.

"Setelah kupikir-pikir, lebih baik tak usah dibawa" jawab Herzog

"Colonel, bagaimana dengan mobilnya?" tambah Steiner.

"Sepertinya kita tinggalkan dulu dan sembunyikan, ketika akan membebaskan Tarakan kita akan mengambilnya kembali, Steiner kau yang bawa mobilnya sembunyi, kami semua jalan kaki" kata Herzog.

"Siap, Colonel" jawab Steiner.

Steiner membawa mobilnya untuk disembunyikan smentara mereka semua jalan kaki. Di perjalanan Amel memegang tangan Herzog, tetapi Amel diejek oleh yang lain dengan kata “cie-ciee,” Amel yang tak terima dengan perbuatan mereka marah dengan kata-kata yang membuat mereka tidak berkutik.

Mereka semua sampai di pesawat, disana hanya ada satu helikopter, Herzog kebingungan karena dia tidak bisa mengendarai helikopter.

"Raditya, apakah kau bisa mengendarai helikopter?" tanya Herzog

"Tentu saja, Herzog" jawab Raditya.

"Serius? kau bisa mengendarainya?" tanya Herzog

"Aku dulu pernah mengikuti pelatihan mengendarai helikopter, Herzog" jawab Raditya.

Kemudian, Steiner pun datang sambil membawa tiga jerigen bahan bakar untuk helikopter yang akan mereka pakai nantinya.

"Colonel, ini bahan bakar helikopter yang Colonel minta" ucap Steiner sambil berjalan kearah Herzog.

"Aku belum menyuruhmu untuk mengambil bahan bakarnya Steiner" jawab Herzog.

"Lagi-lagi ulahnya Apris dan Syamsul" ucap Steiner.

"Kita berhasil menipu Steiner" ucap Syamsul sambil melakukan sebuah tos pada Apris.

Herzog dan Raditya pun mulai mengisi bahan bakar helikopter satu persatu, setelah semua bahan bakar telah terisi, Herzog menyuruh Raditya untuk segera menyalakan mesin helikopternya.

"Raditya, nyalakan mesinnya, dan ambil kemudinya" kata Herzog.

"Oke" jawab Raditya.

"Teman-teman!! mari kesini!! kita akan segera berangkat" panggil Herzog dengan suara keras.

"Siap" jawab mereka dengan mendatangi Herzog.

Mereka semua pun mulai menaiki helikopter itu satu persatu dan duduk berhadapan. Setelah semuanya naik, Raditya pun mulai menerbangkan helikopter dan menuju Kalimantan Timur.

Selama diperjalanan menuju Kalimantan Timur, mereka berbincang-bincang satu sama lain dengan perasaan gembira karena berhasil keluar dari Kota Tarakan dengan selamat.

Episodes
1 EPISODE 1 - Serangan dimulai
2 EPISODE 2 - Pelindung
3 EPISODE 3 Perjalanan
4 EPISODE 4 sang penyelamat tim
5 EPISODE 5 Herzog kembali
6 EPISODE 6 Penyerangan
7 EPISODE 7 Penyerangan vol 2
8 EPISODE 8 Pencarian dan Perkumpulan
9 EPISODE 9 Teman Lama
10 EPISODE 10 Sebentar Lagi
11 EPISODE 11 Cerita Dan Keadaan
12 EPISODE 12 Sampai tujuan
13 EPISODE 13 Tidak dapat Terpisahkan
14 EPISODE 14 Akhir dari Tarakan
15 EPISODE 15 Kembali dengan teman-teman
16 EPISODE 16 Permulaan kedua
17 EPISODE 17 Keadaan
18 EPISODE 18 Bercanda sebelum pergi
19 EPISODE 19 Kehancuran dan penyerangan di Kalimantan Selatan
20 EPISODE 20 Cerita dua orang
21 EPISODE 21 Kembali ke Pulau Jawa
22 EPISODE 22 Kebangkitan Herzog
23 EPISODE 23 Awal pertempuran dimulai
24 EPISODE 24 Pertarungan Sadis Herzog
25 EPISODE 25 Teramiter
26 EPISODE 26 Penelitian Roter
27 EPISODE 27 Hari mulai suram
28 EPISODE 28 Pertikaian kecil
29 EPISODE 29 Kematian Ibu dan Ayah Herzog
30 EPISODE 30 Kabar duka dan gembira
31 EPISODE 31 Subject-330
32 EPISODE 32 Keadaan makin buruk
33 EPISODE 33 Vanback Eyes
34 EPISODE 34 Serangan Herzog
35 EPISODE 35 Aksi berbahaya Roter
36 EPISODE 36 Diskusi
37 EPISODE 37 Kejadian buruk
38 EPISODE 38 Pemakaman Herzog
39 EPISODE 39 Kebangkitan Herzog
40 EPISODE 40 Perjalanan kembali ke asramanya
41 EPISODE 41 Tank baru untuk Roter
42 EPISODE 42 Kedatangan kedua saudara Herzog, Prajurit Rusia dan Prajurit Jerman
43 EPISODE 43 Herzog mengejutkan semua teman-temannya
44 EPISODE 44 Herzog mengejutkan teman-temannya dan ketakutan Roter
45 EPISODE 45 Peperangan pasukan Tank Albert dan dibantu oleh rival Teramiter
46 EPISODE 46 Rapat Strategi Vol 1
47 EPISODE 47 Kejadian yang tak terduga
48 EPISODE 48 Roter dan Erika.
49 EPISODE 49 Monika marah dengan Roter
50 EPISODE 50 Kedatangan Kuromogramo ke Teramiter
51 EPISODE 51 Rapat Strategi Vol. 2
52 EPISODE 52 Masa lalu SMA di Köln
53 EPISODE 53 Kijang-1, Kijang-2, dan Kijang-3
54 EPISODE 54 Masa lalu yang kelam dan sampai di Jepang
55 EPISODE 55 Memulai hari dengan Black Eyes
56 EPISODE 56 Tidak terlibatkan dan berangkat ke medan perang
57 EPISODE 57 Serangan pertama Teramiter dan Kuromogramo
58 EPISODE 58 Berakhirnya konflik panjang Monika dan Roter
59 EPISODE 59 Hari-H
60 EPISODE 60 - Komandan baru Kuromogramo dan Albert kembali
61 EPISODE 61 - Hal konyol Monika pada Roter
62 EPISODE 62 - Maju terus
63 EPISODE 63 - Pemandangan yang indah
64 EPISODE 64 - Ankunft (Kedatangan)
65 EPISODE 65 - Kru Tank
66 EPISODE 66 - Tugas suci kita
67 EPISODE 67 - Ini adalah pertempuran yang nyata
68 EPISODE 68 - Peperangan masih terus berlanjut
69 EPISODE 69 - Menyusun strategi dan Hari yang bahagia
70 EPISODE 70 - Nama untuknya
71 EPISODE 71 - Mengingat masa lalu yang seram
72 EPISODE 72 - Sisi lain
73 EPISODE 73 - Menyerbu sendirian Vol. 1
74 EPISODE 74 - Menyerbu sendirian Vol. 2
75 EPISODE 75 - Dikala ingin menandingi organisasi sebelah
76 EPISODE 76 - Melawan satu batalyon dengan sendirian
77 EPISODE 77 - Beberapa partisan dan kedatangan kedua Jenderal
78 EPISODE 78 - Teror
79 EPISODE 79 - Kembali menjadi komandan
80 EPISODE 80 - Dipukul mundur
81 EPISODE 81 - Dipukul mundur part 2
82 EPISODE 82 - Masa lalu suram dan rencana Arley
83 EPISODE 83 - Serangan udara
84 EPISODE 84 - Rencana kotor serta nekat Aditya dan Jend. Adamson
85 EPISODE 85 - Serangan akan dimulai
86 EPISODE 86 - Dimulainya serangan
87 EPISODE 87 - Serangan dan pertikaian
88 EPISODE 88 - Persiapan penculikan
89 EPISODE 89 - Bersiap menculik dan bahagia
90 EPISODE 90 - Terculik!
91 EPISODE 91 - Belum dicurigai
92 EPISODE 92 - Baru menyadari
93 EPISODE 93 - Persiapan unjuk rasa
94 EPISODE 94 - Akan dimulai
95 EPISODE 95 - Terungkapkan
96 EPISODE 96 - Keadaan makin memanas
97 EPISODE 97 - Berakhirnya aksi unjuk rasa
98 EPISODE 98 - Mendapatkan tantangan
99 EPISODE 99 - Keromantisan dan cerita seram
100 EPISODE 100 - Akan segera ku buktikan nanti
101 EPISODE 101 - Wunderwaffe dan kru Tank Gerrald
102 EPISODE 102 - Selamat datang dan berangkat!
103 EPISODE 103 - Pasukan Aditya semakin ganas
104 EPISODE 104 - Serangan Dahsyat
105 EPISODE 105 - Dua mesin tempur yang hebat
106 EPISODE 106 - Drugo vs Gerrald
107 EPISODE 107 - Serangan Reihan dan Kavaro
108 EPISODE 108 - Menyelamatkan kolonel
109 EPISODE 109 - Deklarasi negara baru dan Erika ditangkap
110 EPISODE 110 - Menyelamatkan Erika
111 EPISODE 111 Jawohl
112 EPISODE 112 - Simpan perkataanmu itu!
113 EPISODE 113 - Great war is begin
114 EPISODE 114 - Mempersiapkan serangan
115 EPISODE 115 - Tembok pantai
116 EPISODE 116 - Hari Gajian
117 EPISODE 117 - Pertarungan besar
118 EPISODE 118 - Gajian telah tiba!
119 EPISODE 119 - Perang masih berlanjut
120 EPISODE 120 - Kedua rival
121 EPISODE 121 - Sebuah peperangan sedang
122 EPISODE 122 - Rivalen
123 EPISODE 123 - Menyerang gunung
124 EPISODE 124 - Serangan Kota Magelang
125 EPISODE 125 - Kejar-kejaran diudara
126 EPISODE 126 - Akhir dari peperangan panjang
127 EPISODE 127 - Oktober Borneo
128 EPISODE 128 - Melawan pasukan Vanback
129 EPISODE 129 - Bersatu
130 EPISODE 130 - Membebaskan Tanjung Selor
131 EPISODE 131 - Perang skala besar telah pecah
132 EPISODE 132 - Selamat jalan....
133 EPISODE 133 - Memasuki Tarakan
134 EPISODE 134 - Kota
135 EPISODE 135 - Tetap mempertahankan Tarakan
136 EPISODE 136 - Lawan dan kawan
137 EPISODE 137 - Satu hari sebelum Aditya kena mental
138 EPISODE 138 - Dikala ingin meraih kemenangan dengan cepat
139 EPISODE 139 - Diam tak berguna, bergerak meratakan Donetznesia
140 EPISODE 140 - Kawan dalam lawan
141 EPISODE 141 - Saling berebut
142 EPISODE 142 - Dan terjadilah....
143 EPISODE 143 - Petempur handal
144 EPISODE 144 - Strategi akhir
145 EPISODE 145 - Bersiap untuk Ibu Pertiwi
146 EPISODE 146 - Malam yang tidak biasa
147 EPISODE 147 - Situasi yang menegangkan
148 EPISODE 148 - Pertempuran malam telah berakhir
149 EPISODE 149 - Selangkah lagi
150 EPISODE 150 - Wilayah terakhir
151 EPISODE 151 - Merebut kembali
152 EPISODE 152 - Bergerak menghancurkan mental lawan
153 EPISODE 153 - Musibah
154 EPISODE 154 - Hari yang bahagia
155 EPISODE 155 - Malam siaga
156 EPISODE 156 - Perang terakhir
157 EPISODE 157 - Kemenangan besar
158 EPISODE 158 - Dua orang berlawanan
159 EPISODE 159 - Sampai jumpa
160 Latar Belakang Aditya
161 Gerakan Revolusi Dimulai
162 Jangan Remehkan Kami!
163 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 163 Episodes

1
EPISODE 1 - Serangan dimulai
2
EPISODE 2 - Pelindung
3
EPISODE 3 Perjalanan
4
EPISODE 4 sang penyelamat tim
5
EPISODE 5 Herzog kembali
6
EPISODE 6 Penyerangan
7
EPISODE 7 Penyerangan vol 2
8
EPISODE 8 Pencarian dan Perkumpulan
9
EPISODE 9 Teman Lama
10
EPISODE 10 Sebentar Lagi
11
EPISODE 11 Cerita Dan Keadaan
12
EPISODE 12 Sampai tujuan
13
EPISODE 13 Tidak dapat Terpisahkan
14
EPISODE 14 Akhir dari Tarakan
15
EPISODE 15 Kembali dengan teman-teman
16
EPISODE 16 Permulaan kedua
17
EPISODE 17 Keadaan
18
EPISODE 18 Bercanda sebelum pergi
19
EPISODE 19 Kehancuran dan penyerangan di Kalimantan Selatan
20
EPISODE 20 Cerita dua orang
21
EPISODE 21 Kembali ke Pulau Jawa
22
EPISODE 22 Kebangkitan Herzog
23
EPISODE 23 Awal pertempuran dimulai
24
EPISODE 24 Pertarungan Sadis Herzog
25
EPISODE 25 Teramiter
26
EPISODE 26 Penelitian Roter
27
EPISODE 27 Hari mulai suram
28
EPISODE 28 Pertikaian kecil
29
EPISODE 29 Kematian Ibu dan Ayah Herzog
30
EPISODE 30 Kabar duka dan gembira
31
EPISODE 31 Subject-330
32
EPISODE 32 Keadaan makin buruk
33
EPISODE 33 Vanback Eyes
34
EPISODE 34 Serangan Herzog
35
EPISODE 35 Aksi berbahaya Roter
36
EPISODE 36 Diskusi
37
EPISODE 37 Kejadian buruk
38
EPISODE 38 Pemakaman Herzog
39
EPISODE 39 Kebangkitan Herzog
40
EPISODE 40 Perjalanan kembali ke asramanya
41
EPISODE 41 Tank baru untuk Roter
42
EPISODE 42 Kedatangan kedua saudara Herzog, Prajurit Rusia dan Prajurit Jerman
43
EPISODE 43 Herzog mengejutkan semua teman-temannya
44
EPISODE 44 Herzog mengejutkan teman-temannya dan ketakutan Roter
45
EPISODE 45 Peperangan pasukan Tank Albert dan dibantu oleh rival Teramiter
46
EPISODE 46 Rapat Strategi Vol 1
47
EPISODE 47 Kejadian yang tak terduga
48
EPISODE 48 Roter dan Erika.
49
EPISODE 49 Monika marah dengan Roter
50
EPISODE 50 Kedatangan Kuromogramo ke Teramiter
51
EPISODE 51 Rapat Strategi Vol. 2
52
EPISODE 52 Masa lalu SMA di Köln
53
EPISODE 53 Kijang-1, Kijang-2, dan Kijang-3
54
EPISODE 54 Masa lalu yang kelam dan sampai di Jepang
55
EPISODE 55 Memulai hari dengan Black Eyes
56
EPISODE 56 Tidak terlibatkan dan berangkat ke medan perang
57
EPISODE 57 Serangan pertama Teramiter dan Kuromogramo
58
EPISODE 58 Berakhirnya konflik panjang Monika dan Roter
59
EPISODE 59 Hari-H
60
EPISODE 60 - Komandan baru Kuromogramo dan Albert kembali
61
EPISODE 61 - Hal konyol Monika pada Roter
62
EPISODE 62 - Maju terus
63
EPISODE 63 - Pemandangan yang indah
64
EPISODE 64 - Ankunft (Kedatangan)
65
EPISODE 65 - Kru Tank
66
EPISODE 66 - Tugas suci kita
67
EPISODE 67 - Ini adalah pertempuran yang nyata
68
EPISODE 68 - Peperangan masih terus berlanjut
69
EPISODE 69 - Menyusun strategi dan Hari yang bahagia
70
EPISODE 70 - Nama untuknya
71
EPISODE 71 - Mengingat masa lalu yang seram
72
EPISODE 72 - Sisi lain
73
EPISODE 73 - Menyerbu sendirian Vol. 1
74
EPISODE 74 - Menyerbu sendirian Vol. 2
75
EPISODE 75 - Dikala ingin menandingi organisasi sebelah
76
EPISODE 76 - Melawan satu batalyon dengan sendirian
77
EPISODE 77 - Beberapa partisan dan kedatangan kedua Jenderal
78
EPISODE 78 - Teror
79
EPISODE 79 - Kembali menjadi komandan
80
EPISODE 80 - Dipukul mundur
81
EPISODE 81 - Dipukul mundur part 2
82
EPISODE 82 - Masa lalu suram dan rencana Arley
83
EPISODE 83 - Serangan udara
84
EPISODE 84 - Rencana kotor serta nekat Aditya dan Jend. Adamson
85
EPISODE 85 - Serangan akan dimulai
86
EPISODE 86 - Dimulainya serangan
87
EPISODE 87 - Serangan dan pertikaian
88
EPISODE 88 - Persiapan penculikan
89
EPISODE 89 - Bersiap menculik dan bahagia
90
EPISODE 90 - Terculik!
91
EPISODE 91 - Belum dicurigai
92
EPISODE 92 - Baru menyadari
93
EPISODE 93 - Persiapan unjuk rasa
94
EPISODE 94 - Akan dimulai
95
EPISODE 95 - Terungkapkan
96
EPISODE 96 - Keadaan makin memanas
97
EPISODE 97 - Berakhirnya aksi unjuk rasa
98
EPISODE 98 - Mendapatkan tantangan
99
EPISODE 99 - Keromantisan dan cerita seram
100
EPISODE 100 - Akan segera ku buktikan nanti
101
EPISODE 101 - Wunderwaffe dan kru Tank Gerrald
102
EPISODE 102 - Selamat datang dan berangkat!
103
EPISODE 103 - Pasukan Aditya semakin ganas
104
EPISODE 104 - Serangan Dahsyat
105
EPISODE 105 - Dua mesin tempur yang hebat
106
EPISODE 106 - Drugo vs Gerrald
107
EPISODE 107 - Serangan Reihan dan Kavaro
108
EPISODE 108 - Menyelamatkan kolonel
109
EPISODE 109 - Deklarasi negara baru dan Erika ditangkap
110
EPISODE 110 - Menyelamatkan Erika
111
EPISODE 111 Jawohl
112
EPISODE 112 - Simpan perkataanmu itu!
113
EPISODE 113 - Great war is begin
114
EPISODE 114 - Mempersiapkan serangan
115
EPISODE 115 - Tembok pantai
116
EPISODE 116 - Hari Gajian
117
EPISODE 117 - Pertarungan besar
118
EPISODE 118 - Gajian telah tiba!
119
EPISODE 119 - Perang masih berlanjut
120
EPISODE 120 - Kedua rival
121
EPISODE 121 - Sebuah peperangan sedang
122
EPISODE 122 - Rivalen
123
EPISODE 123 - Menyerang gunung
124
EPISODE 124 - Serangan Kota Magelang
125
EPISODE 125 - Kejar-kejaran diudara
126
EPISODE 126 - Akhir dari peperangan panjang
127
EPISODE 127 - Oktober Borneo
128
EPISODE 128 - Melawan pasukan Vanback
129
EPISODE 129 - Bersatu
130
EPISODE 130 - Membebaskan Tanjung Selor
131
EPISODE 131 - Perang skala besar telah pecah
132
EPISODE 132 - Selamat jalan....
133
EPISODE 133 - Memasuki Tarakan
134
EPISODE 134 - Kota
135
EPISODE 135 - Tetap mempertahankan Tarakan
136
EPISODE 136 - Lawan dan kawan
137
EPISODE 137 - Satu hari sebelum Aditya kena mental
138
EPISODE 138 - Dikala ingin meraih kemenangan dengan cepat
139
EPISODE 139 - Diam tak berguna, bergerak meratakan Donetznesia
140
EPISODE 140 - Kawan dalam lawan
141
EPISODE 141 - Saling berebut
142
EPISODE 142 - Dan terjadilah....
143
EPISODE 143 - Petempur handal
144
EPISODE 144 - Strategi akhir
145
EPISODE 145 - Bersiap untuk Ibu Pertiwi
146
EPISODE 146 - Malam yang tidak biasa
147
EPISODE 147 - Situasi yang menegangkan
148
EPISODE 148 - Pertempuran malam telah berakhir
149
EPISODE 149 - Selangkah lagi
150
EPISODE 150 - Wilayah terakhir
151
EPISODE 151 - Merebut kembali
152
EPISODE 152 - Bergerak menghancurkan mental lawan
153
EPISODE 153 - Musibah
154
EPISODE 154 - Hari yang bahagia
155
EPISODE 155 - Malam siaga
156
EPISODE 156 - Perang terakhir
157
EPISODE 157 - Kemenangan besar
158
EPISODE 158 - Dua orang berlawanan
159
EPISODE 159 - Sampai jumpa
160
Latar Belakang Aditya
161
Gerakan Revolusi Dimulai
162
Jangan Remehkan Kami!
163
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!