Mereka berdua berhasil masuk kedalam Pantai Amal Lama, di depan pintu masuk, banyak terdapat mayat-mayat yang digantung diatas lampu jalan.
Sebagian besar mayat perempuan diperkosa seperti budak ****. Pasukan pemberontak itu banyak membunuh warga sipil yang berada di daerah itu.
Di kaki bukit, mereka berdua merasa lega karena telah menemukan Steiner dan kawan-kawan.
"Akhirnya..... Kita berdua sampai ditujuan, juga" kata Herzog dengan lega.
"Benar sekali, usaha kita tidak sia-sia, yaahh walaupun hanya berjalan dan bertahan dalam ganasnya peperangan disini" jawab Raditya.
Mereka pun sampai di bukit dimana dia melihat Steiner yang sedang menunggu Herzog.
"Raditya, aku mempunyai rencana bagus, bagaimana kita berdua mengejutkan mereka?" tanya Herzog tersenyum dengan rencana jahilnya.
"Wah ide yang sangat bagus. Begini, bagaimana kita menyamar jadi pasukan pemberontak?" tanya Raditya dengan ekspresi wajah jahilnya.
"Boleh juga, kita akan mengulangi hal ini saat Steiner berulang tahun" jawab Herzog.
"Siaaap" ucap Raditya.
mereka berdua pun secara diam-diam menaiki bukit tempat Steiner dan kawan-kawan berada. Sesampainya mereka berdua dibukit, Herzog dan Raditya melihat Steiner yang sedang duduk sendirian didekat mobil sambil mendengar lagu dari radionya miliknya.
Herzog dan Raditya berjalan perlahan dan menjaga langkah kakinya agar tidak terdengar oleh Steiner. Mereka berdua sampai dibelakangnya Steiner, mereka berdua sempat bercanda ditengah-tengah keseriusan disana.
"Berdiri, sekarang berdiri" jawab mereka berdua.
Herzog dan Raditya berhasil mengejutkan Steiner, Steiner yang terkejut sedang minum kopi malah memuncratkan kopinya dari mulutnya
"PASUKAN LAWAN DATAAAAAANG!! CEPAT SEMBUNYIIIII!!!" teriak Steiner dengan sangat keras.
Steiner berbalik kebelakang dan dia mendapati Herzog dan Raditya yang berdiri belakangnya sambil memegang senjatanya.
Dia langsung memeluk Herzog dan tertawa karena sangat bahagia bisa bertemu dengan dia. Suara tertawanya yang sangat keras mengakibatkan semua orang yang sedang tertidur tiba-tiba terbangun.
Amel, Nadia, Apris, dan Syamsul serta yang lain melihat kejadian yang sangat mengharukan itu, mereka berdua berdiri di samping Raditya
"Colonel, akhirnya ketemu juga hahahaha!" kata Steiner sambil tertawa
Raditya melihat keduanya bisa tersatukan kembali layaknya saudara, dia juga terharu melihat Steiner bisa bertemu
"Bagaimana kau tahu Steiner kalau aku masih hidup?" tanya Herzog.
"Colonel yang mengirim pesan tadi malam" kata Steiner
"Oh yah? sebenarnya aku mencobanya 5 kali untuk mengirim pesan" jawab Herzog.
Herzog dan Steiner bercakap-cakap tentang keadaannya dan keadaan kota Tarakan, sementara itu Raditya berkenalan dengan Apris dan Syamsul.
"Lihat itu, mereka berdua tidak dapat terpisahkan, oh yah perkenalkan namaku Hans K. Raditya, aku seorang prajurit TNI AD dari Batalyon 613 dan salah satu teman kecil Herzog saat di Jerman dan umurku terbilang sangat muda dibanding Herzog dengan Steiner yaitu 28 tahun, salam kenal" kata Raditya.
"Perkenalkan nama saya Syamsul dan ini adalah Apris temanku, salam kenal juga" jawab Syamsul
"Hmmm.... Biar ku tebak, kalian berdua pasti orang yang terjebak di SMP 9 Tarakan kan?" tanya Raditya.
"Darimana abang tahu itu?" tanya Apris dan bertanya.
"Herzog yang memberi tahu aku waktu kami berdua bertemu" jawab Raditya.
Lalu, Steiner pergi kehadapan Raditya dan menjulurkan tangannya sebagai rasa terimakasih.
"Raditya terima kasih telah mempertemukan kami berdua kembali, aku berhutang nyawa padamu" kata Steiner sambil berjabat tangan dengan Raditya.
"Sama-sama, setelah ini kita akan pergi"
"Siaaap" jawab Steiner.
"Steiner, kemari" panggil Herzog.
"Ada, Colonel?" tanya Steiner dengan menghampiri Herzog.
"Suruh mereka berkemas-kemas kita akan pergi ke bandara sekarang, ada sebuah helikopter yang bisa kita gunakan" kata Herzog.
"Siap!" jawab Steiner
Steiner pun memberitahukan kepada yang lain untuk segera berkemas-kemas bahwa hari ini mereka semua akan segera meninggalkan Kota Tarakan.
Dari arah timur sinar matahari mulai tampak terang dan disusul dengan keindahannya. Mereka semua sudah membereskan barang bawaannya, Herzog menyuruh mereka naik ke mobil dengan cepat.
Tiba-tiba dia mendengar suara kendaraan yang menuju kearahnya, Herzog naik keatas mobil dia melihat banyaknya Tank dan pasukan pemberontak yang menuju bukit.
"Cepat! pasukan pemberontak akan mendatangi bukit ini!" kata Herzog dengan suara keras.
"Baik!" jawab Raditya dengan yang lain.
Mereka semua menaiki mobilnya, keadaannya sangat bising karena diakibatkan oleh suara Tank pasukan pemberontak.
"Raditya, gunakan senjata M2 Browning HMG ketika kita turun dari bukit" kata Herzog.
"Oke, ini akan sangat seru hahaha" jawab Raditya dengan tertawanya.
Ketika mobil itu akan jalan, Herzog melihat dibelakangnya mobil terdapat seseorang yang berseragam pasukan pemberontak, orang itu langsung menembak Saftoro yang hendak naik ke mobil.
"Tidak, Saftoro" ucap Herzog dengan terkejut melihat Saftoro tewas.
Herzog pun marah dan bercampur rasa sedih ketika teman lamanya mati tertembak oleh orang yang berseragam pasukan pemberontak.
Dipakaiannya, Herzog melihat sebuah nama yang bertuliskan Mico Widyantoro. Herzog yang melihat teman lama SMP-nya memakai seragam pasukan pemberontak langsung mengeluarkan pistolnya dan memberikan lima tembakan padanya.
"Herzog, kenapa kau menembaknya?! padahal dia bisa ikut dengan kita" tanya Raditya
"Arrghh!!! dia adalah teman SMP-ku beberapa tahun yang lalu aku selalu dibully olehnya, aku masih sabar dengan perbuatannya, tetapi dia sudah terhasut oleh pasukan pemberontak. Lebih baik dia mati daripada hidup!!" jawab Herzog dengan sangat marah.
Mereka semua pun jalan meninggalkan bukit itu. Selain itu mereka juga menuruni bukit yang curam, mobilnya tergoyang karena melewati jalan yang rusak.
"Steiner, pelan-pelan!" kata Raditya.
"Aduh... Tidak bisa Raditya, jalanannya sangat curam dan rusak" jawab Steiner.
Sesampainya mereka dibawah, mereka semua melihat Tank yang diiringi pasukan pemberontak yang jumlahnya sangat banyak.
"Raditya lakukan tugasmu sebagai prajuritnya TNI yang berwibawa dan pemberani" kata Herzog.
"Siap" jawab Raditya
"Syamsul, Apris, kalian tahu apa yang harus dilakukan oleh kita bertiga?" tanya Raditya
"kami berdua tahu" jawab mereka berdua
Steiner menerobos pasukan pemberontak yang ada di depannya, Raditya, Syamsul, dan Apris memberondong pasukan pemberontak menggunakan senjata M2 Browning HMG dan MG-42.
Setelah melewati banyak pasukan pemberontak, mereka berdua akhirnya sampai di bandara. Keadaan di bandara sangat kacau dan berantakan, mayat-mayat berserakan di jalan dan didalam bandara.
"Ini adalah akhir dari pelarian kita di Tarakan, Pulau Jawa, aku akan datang" kata Herzog saat turun dari mobil dan menginjakkan kakinya di bandara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments