EPISODE 19 Kehancuran dan penyerangan di Kalimantan Selatan

Pesawat itu pun Landing dari landasan Bandara internasional Adi sutjipto. Kemudian, Sang Pilot memberikan saran untuk tetap berhati-hati selama di Kalimantan Selatan.

Orang-orang yang ada di pesawat itu detak jantungnya langsung berdebar karena telah memasuki area peperangan. Raditya yang juga mendengar suara Sang Pilot, langsung memeriksa denyut nadinya yang ada di lehernya, denyut nadinya berdetak kencang dan keras.

Setelah melakukan penerbangan selama hampir 40 menit, mereka semua akhirnya sampai disebuah Bandara Internasional Pelaihari yang baru dibuka tahun lalu.

Sesampainya mereka diatas landasan disana, mereka semua melihat dari jendela pesawat, semua orang disana melihat Bandara yang rusak akibat serangan pemberontak.

Tetapi, Bandara itu berhasil di menangkan oleh para prajurit TNI AD disana. Sang Pilot pun mendarat di landasan, pesawat itu diparkirkan di dekat pesawat tempur F-16 dan pesawat tempur Sukhoi yang berada di samping kanannya.

Saat akan turun dari pesawat, mereka disambut oleh Kolonel Orlando Early dari TNI AD dan Letnan Kolonel Arif Sandi dari TNI AU, Kolonel Orlando mendapatkan tugas untuk mengamankan Bandara agar tidak dikuasai oleh pasukan pemberontak dan Letnan Kolonel Arif mendapatkan tugas dari Panglima TNI dan para jenderal-jenderal untuk melakukan penyerangan di Kalimantan Tengah dikota Palangkaraya.

Kolonel Orlando juga bertemu Herzog, satu hari sebelum berangkat ke Pulau Jawa ketika masih berada di Yonif Raider Infanteri 613 Raja Alam saat di Tarakan kemarin.

Saat akan turun dari pesawat, Raditya memberikan hormat kepada Kolonel Orlando dan Letnan Kolonel Arif, Orlando dan Arif serentak memberikan hormat pada Raditya ketika dia memberikan hormat pada mereka berdua.

"Selamat siang dan selamat datang di Kalimantan Selatan, perkenalkan nama saya adalah Kolonel Orlando Early dan ini adalah Letnan Kolonel Arif Sandi, kami berdua adalah prajurit TNI AD dan TNI AU untuk mengamankan Bandara dan melakukan penyerangan di kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah" Kata Kolonel Orlando sambil berjabat tangan dan tersenyum.

"Selamat siang juga, saya bernama Hans K. Raditya dari Batalyon Infanteri 613 Raja alam Tarakan Kalimantan Utara yang baru keluar dari Tarakan. Saya dikirim oleh Komandan saya untuk mengamankan tempat pengungsian yang berada di kawasan Bundaran Landasan Ulin Banjarbaru, tepat di ujung landasan bandara ini" jawab Raditya sambil bersalaman dengan Kolonel Orlando dan Letnan Kolonel Arif dengan tersenyum.

Para prajurit disana memotret Raditya dengan Orlando dan Arif, disana terdapat satu prajurit yang bertugas untuk mendokumentasikan dan mem-videokan kedatangan Raditya serta keadaan Kalimantan Tengah.

"Bagaimana dengan keadaan pengungsian itu?" tanya Raditya

"Semuanya baik-baik saja. Tetapi, kami kekurangan tenaga medis di sana, sekitar 76 tenaga medis yang ada disana" jawab Letkol Arif.

"Berapa banyak orang yang ada disana?" tanya Raditya

"Sekitar 1000 orang dewasa yang ada di pengungsian itu dan ada banyak anak-anak disana, tetapi kami belum menghitung jumlah anak-anak yang ada " jawab Kolonel Orlando.

"Lalu, kenapa tidak dipindahkan ke tempat yang jauh dari bandara supaya lebih aman, Kolonel" kata Raditya.

"Perintah dari atasan kami adalah untuk tidak memindahkan tempat pengungsian itu, karena jika akan dipindahkan maka akan terjadi perlawanan saat berada dijalan" jawab Kolonel Orlando.

"Apakah ada pemindahan nanti untuk dihari berikutnya?" tanya Raditya.

"Hari ini adalah Hari Selasa, Hari Kamis akan dilakukan pemindahan" jawab LetKol Arif.

"Siap, akan ku bantu jika tidak ada perintah untuk kembali ke Jawa" jawab Raditya.

"Bagus" kata Kolonel Orlando.

Tiba-tiba, terdengar suara ledakan yang berada diarah jam 9 di dekat pesawat Hercules mereka dari arah kiri. Semua pasukan TNI yang ada disana dan terkejut. Raditya, Orlando, dan Arif melihat ledakan tersebut, mereka bertiga mendapatkan sebuah kejutan dari pasukan pemberontak yang sangat banyak lengkap dengan Tank.

"Sepertinya akan terjadi peperangan dalam waktu beberapa detik lagi" kata Kolonel Orlando.

"Yah, ku harap aku tidak mati saat peperangan nanti" jawab Raditya.

"Aku juga, sepertinya aku harus pergi ke Kalimantan Tengah untuk melakukan penyerangan" jawab Letkol Arif sambi meninggalkan Kolonel Orlando dan Raditya

"Hati-hati dijalan yah" kata Raditya dan Kolonel Orlando sambil melambaikan tangannya.

"Siap" jawab Letkol Arif.

"Pasukan-1!! pergi keseberang dan jaga area disitu!! pasukan-3!! jaga area pengungsian sekarang juga!! pasukan-2 dan pasukan-4!! jaga benteng yang ada di tengah jalan!! pasukan-5, dari batalyon lapis baja!! bantu pasukan-2 dan pasukan-4 sekarang juga dengan Tank!!" teriak Kolonel Orlando sambil memberikan intruksi pada prajurit TNI disana

"Siap! laksanakan!" jawab para prajurit disana.

"Raditya, jaga area seberang dengan pasukan-1, sisa dari pasukanmu bantu pasukan-2 untuk menjaga benteng di tengah jalan, aku akan menjaga di kiri ku, semoga Tuhan menyertai kita" ucap Kolonel Orlando

"Amin" jawab Raditya.

Letkol Arif dan para pasukannya langsung pergi ke landasan memakai pesawatnya untuk pergi ke area kalimantan Tengah, Letkol Arif juga tidak bisa membantu Raditya dan Orlando yang ada disana.

Pasukan pemberontak mulai mendekati bandara, Raditya dan Orlando bersiap-siap untuk melakukan kontak senjata terhadap pasukan pemberontak. Lalu, Orlando menyuruh prajuritnya untuk memberi tembakan.

"Tembaaaaak!!!" teriak Orlando dengan keras.

Prajuritnya pun menembak para pasukan itu.

Semua prajurit disana saling berteriak atau berseru pada setiap. prajurit yang ada disana.

"Granat!!"

"Isi ulang senjata!!"

"Tank-nya semakin dekat!!"

"Maju!"

"Tembak mereka!!"

"Mati satu!!"

"Lawan melemparkan sebuah granat!!"

"Berlindung!!"

"Mundur dari situ!! awas!!"

"Mereka melemparkan bom molotov!!"

"Sembunyi!!"

"Mati kau para penghancur bangsa ini!!"

Pasukan pemberontak yang semulanya ada banyak, kini hanya tersisa sedikit. Namun, Pasukan itu memanggil bala bantuan berupa pasukan hijau (nama pasukan Elite milik pasukan pemberontakan yang memiliki seragam loreng hijau dari atas hingga bawah) dan Tank Abrams.

"Sial, mereka memanggil Pasukan Hijau dan Tank Abrams" ucap Raditya.

"Letnan, Letnan bisa meminta bantuan tembakan artileri, ini tas radionya" kata Prajurit disampingnya sambil memberikan Raditya tas radio komunikasi.

"Terima kasih" jawab Raditya.

Raditya pun segera menghubungi markas tempat artileri. Sambil menghubungi markas artileri, Raditya menembak Pasukan Hijau dengan pistol miliknya.

"Bantu kami!! 2 stik 8 peluru tembakan artileri di bandara Syamsudin Noor arah jam 9!! Aku ulangi. 2 stik 8 peluru!!" ucap Raditya sambil berteriak dan menembak Pasukan Hijau dengan pistol miliknya.

"Siap!" jawab prajurit itu.

Artileri pun ditembakkan ke arah Bandara Internasional Syamsudin Noor. Dari atas Raditya melihat peluru artileri yang melintas diatasnya secara melengkung.

"Semuanya menunduk....!!!" teriak Raditya dengan sangat keras.

Semua Prajurit TNI pun menunduk agar terhindar dari puing-puing alutsista pasukan pemberontak yang telah hancur. Setelah semuanya alutsista pasukan pemberontak hancur, Kolonel Orlando, Raditya, dan Prajurit TNI pun berdiri setelah menunduk.

"Kolonel apakah keadaan sudah aman...!!!" teriak Raditya.

"Sepertinya belum, pasukan pemberontak akan datang membawa banyak Tank dan Pasukan Hijau" jawab Kolonel Orlando.

"Dimana Kopral Retno?" tanya Raditya sambil berteriak

"Kopral Retno ada tempat artileri tadi, Letnan!! barusan dia pergi sebelum peperangan ini dimulai!" ucap salah satu prajurit.

"Kenapa tidak panggil dia?" tanya Raditya.

"Dia tidak menghiraukannya" jawab salah satu prajurit.

Tiba-tiba pasukan pemberontak datang sambil membawa Pasukan Hijau dan Tank Medium Harimau milik Prajurit TNI yang dirampas.

"Raditya...!!! Lakukan penembakan sekarang....!!!" teriak Kolonel Orlando dengan sangat keras.

"Siap, Kolonel.....!!!" jawab Raditya dengan berteriak sangat keras pada Kolonel Orlando.

Raditya dan para Prajuritnya pun menembak para Pasukan Hijau. Raditya menembak para Pasukan Hijau dengan menggunakan senjata mesin Browning HMG.

Walaupun pun Pasukan Hijau yang berada di depan sudah habis, Pasukan Hijau datang membantu pasukan lainnya dengan sangat banyak dan jumlah dua kali lipat dari Prajurit TNI AD. Raditya pun memberondong Pasukan Hijau dengan senjata mesin hingga pelurunya habis.

Setelah pelurunya sudah habis, Raditya berlari ke arah Kolonel Orlando untuk meminta Izin dan berinisiatif untuk menembak Tank Medium Harimau dengan senjata Bazooka.

"Kolonel, aku akan pergi kedepan untuk menembak Tank Medium itu dengan Bazooka" ucap Raditya.

"Apakah kau yakin?" tanya Kolonel Orlando.

"Iya, aku sangat yakin sekali, tolong izinkan aku, Kolonel" jawab Raditya.

"Silahkan, lakukan tugasmu sebagai Prajurit" ucap Kolonel Orlando.

"Siap, Kolonel" jawab Raditya.

Raditya pun berlari kearah depan untuk mengambil sebuah senjata Bazooka untuk menembak Tank Medium yang dirampas dari Prajurit TNI AD. Sesampainya didepan dia langsung mengambil senjata Bazooka itu dan langsung mengisi pelurunya. Setelah mengisi pelurunya, Raditya berteriak pada Kolonel Orlando untuk memberikan tembakan perlindungan pada Raditya.

"Kolonel....!!! Berikan saya tembakan perlindungan pada saya....!!!" teriak Raditya.

"Siap" jawab Kolonel Orlando.

Kolonel Orlando dan semua Prajurit TNI lainnya memberikan Raditya tembakan perlindungan agar Raditya dapat menembak Tank Medium dengan sangat mudah tanpa adanya kendala.

Raditya pun mengintip sedikit dari balik benteng untuk menghitung berapa banyak Tank Medium yang dimiliki pasukan pemberontak.

Tiba-tiba, sebuah peluru mengenai benteng yang Raditya tempati dan membuat Raditya reflek dan menundukkan kepalanya.

"Tembakan perlindungan lagi....!!" teriak Kolonel Orlando dengan sangat keras.

Para prajurit disana pun memberikan tembakan perlindungan lagi pada Raditya. Tembakan perlindungan itu membuat Pasukan Hijau dibuat tidak berkutik saat Orlando dan Prajurit TNI lainnya memberikan tembakan perlindungan pada Raditya.

Raditya pun mulai mengintip dari balik benteng dan menghitung ulang Tank Medium yang dimiliki pasukan pemberontak setelah dirampas dari Prajurit TNI.

"Satu, dua, tiga, dan empat. Sial ada empat Tank-nya. Pelurunya hanya ada tiga, granat hanya ada dua, semoga bisa menang" ucap Raditya sambil menghitung jumlah Tank.

"Raditya, bagimana....?" tanya Orlando dari jauh sambil berteriak.

"Aman, Kolonel...." jawab Raditya sambil berteriak.

Raditya pun mengisi senjata Bazooka itu, diam-diam dia membidik satu Tank Abrams yang ada didepan dari sebuah benteng yang berlubang. Dia membidik bagian kubahnya.

BOOOOOOM!!

Tembakan dari senjata Bazooka itu mengenai kubahnya, Tank itu meledak dan membuat pasukan yang ada disekitarnya terlempar akibat ledakan dari Tank dan peluru Bazooka.

Tiba-tiba, ada dua Tank Tiger yang dimodifikasi, Tank Leopard 2 yang dimodifikasi juga, datang dari kiri dan kanan, kedua Tank itu sangat-sangat kuat dan tidak bisa hancur dari tembakan Tank dan peluncur roket, karena armor yang sangat kuat dan memiliki ketebalan 2 cm.

Kedua Tank itu memiliki loreng hitam-putih. Kedua Tank itu menyerang pasukan pemberontak yang ada disana, Raditya dan Orlando dibuat bingung dengan kedua Tank itu.

"Kolonel, apakah itu Tank Leopard kita?" tanya Raditya

"bukan, itu bukan milik kita, kalau Tank leopard dan Tank Tiger itu bukan milik kita. Kita saja 'kan tidak memiliki Tank Tiger, Tank kita memiliki saja memiliki loreng hitam, hijau, dan cokelat. Tank itu pasti dari salah satu prajurit TNI AD kita yang yang ada di Kalimantan Tengah" jawab Orlando

"Tunggu, Tank Kalimantan Tengah 'kan juga tidak mempunyai Tank Tiger dan Tank Leopard yang memiliki loreng hitam-putih 'kan?" tanya Raditya.

"Aku tidak tahu" jawab Orlando.

"Begini, kita potret Tank itu lalu kita serahkan kepada atasan kita" tambahnya.

"Oke" jawab Raditya.

"Tolong ambilkan kamera yang ada di jenazah TNI itu! dia ada ditengah jalan" kata Orlando.

"Siap, Pak!" jawab Raditya.

Raditya mengambil kamera itu dengan cara tiarap untuk menghindari peluru yang menyasar pada dia. Namun, saat sudah mendapatkan kamera, dia tertembak di paha kaki bagian kiri.

"Aarrghh...!!! Kaki ku, dasar... Arghh dasar bedebah" teriak Raditya dengan sangat keras

Orlando yang melihat Raditya tertembak, langung pergi menarik dia. Tetapi, saat sampai di benteng, Kolonel Orlando tertembak tiga kali dibagian punggung dan membuatnya terjatuh.

"Kolonel, Kolonel" kata Raditya sambil memanggil Orlando yang sekarat.

"Raditya.. cepat.. uhuk.. cepat potret Tank itu.. setelah ini.. argh.. setelah ini kau.. uhuk kau yang akan mem.. memimpin para prajurit ini, jangan lupa de.. dengan tugasmu, se... semoga tu... Tuhan menyertaimu" ujar Orlando sambil terengah-engah dan menghembuskan napas terakhirnya dan tangan kanannya terjatuh ketika memegang bahu Raditya.

"Tiiiidaaaak!!!" teriak Raditya dengan sangat keras.

Lalu, saat semua Tank pasukan pemberontak dan para pasukannya berhasil dikalahkan, kedua Tank itu pergi dan ada satu orang yang menampakkan diri dari atas kubah Tank, orang itu berkata pada prajurit TNI AD disana

"Semoga kalian bisa kembali ke Pulau Jawa" ucap pria itu.

Lalu, kedua Tank itu pergi dari TKP, sementara Raditya memberi tahu bahwa Kolonel Orlando sudah tiada. Raditya menyuruh prajuritnya untuk mengumpulkan jenazah-jenazah para prajurit TNI yang sudah gugur, Raditya juga membantu mengumpulkannya.

"Oke, prajurit....!! Cepat kumpulkan jenazah-jenazah para prajurit yang gugur dan kumpulkan di dekat pesawat Hercules" ucap Raditya.

"Siap, komandan" jawab para prajurit.

Setelah menumpulkan jenazah-jenazahnya, mereka semua beristirahat selama 1 jam, Raditya berbicara dengan para prajurit.

"Oke, setelah istirahat, sebagian prajurit akan membawa jenazah-jenazah prajurit TNI ini ke pulau Jawa. pasukan-1, dan pasukan-2 kita akan pergi ke pengusian, batalyon lapis baja dan pasukan-4 kalian tetap di bandara, mengerti?" tanya Raditya sambil bekata dengan keras.

"Siap! dimengerti!" jawab para prajurit

"Bagus! sekarang kalian boleh beristirahat" ucap Raditya.

"Siap!" jawab para prajurit.

Episodes
1 EPISODE 1 - Serangan dimulai
2 EPISODE 2 - Pelindung
3 EPISODE 3 Perjalanan
4 EPISODE 4 sang penyelamat tim
5 EPISODE 5 Herzog kembali
6 EPISODE 6 Penyerangan
7 EPISODE 7 Penyerangan vol 2
8 EPISODE 8 Pencarian dan Perkumpulan
9 EPISODE 9 Teman Lama
10 EPISODE 10 Sebentar Lagi
11 EPISODE 11 Cerita Dan Keadaan
12 EPISODE 12 Sampai tujuan
13 EPISODE 13 Tidak dapat Terpisahkan
14 EPISODE 14 Akhir dari Tarakan
15 EPISODE 15 Kembali dengan teman-teman
16 EPISODE 16 Permulaan kedua
17 EPISODE 17 Keadaan
18 EPISODE 18 Bercanda sebelum pergi
19 EPISODE 19 Kehancuran dan penyerangan di Kalimantan Selatan
20 EPISODE 20 Cerita dua orang
21 EPISODE 21 Kembali ke Pulau Jawa
22 EPISODE 22 Kebangkitan Herzog
23 EPISODE 23 Awal pertempuran dimulai
24 EPISODE 24 Pertarungan Sadis Herzog
25 EPISODE 25 Teramiter
26 EPISODE 26 Penelitian Roter
27 EPISODE 27 Hari mulai suram
28 EPISODE 28 Pertikaian kecil
29 EPISODE 29 Kematian Ibu dan Ayah Herzog
30 EPISODE 30 Kabar duka dan gembira
31 EPISODE 31 Subject-330
32 EPISODE 32 Keadaan makin buruk
33 EPISODE 33 Vanback Eyes
34 EPISODE 34 Serangan Herzog
35 EPISODE 35 Aksi berbahaya Roter
36 EPISODE 36 Diskusi
37 EPISODE 37 Kejadian buruk
38 EPISODE 38 Pemakaman Herzog
39 EPISODE 39 Kebangkitan Herzog
40 EPISODE 40 Perjalanan kembali ke asramanya
41 EPISODE 41 Tank baru untuk Roter
42 EPISODE 42 Kedatangan kedua saudara Herzog, Prajurit Rusia dan Prajurit Jerman
43 EPISODE 43 Herzog mengejutkan semua teman-temannya
44 EPISODE 44 Herzog mengejutkan teman-temannya dan ketakutan Roter
45 EPISODE 45 Peperangan pasukan Tank Albert dan dibantu oleh rival Teramiter
46 EPISODE 46 Rapat Strategi Vol 1
47 EPISODE 47 Kejadian yang tak terduga
48 EPISODE 48 Roter dan Erika.
49 EPISODE 49 Monika marah dengan Roter
50 EPISODE 50 Kedatangan Kuromogramo ke Teramiter
51 EPISODE 51 Rapat Strategi Vol. 2
52 EPISODE 52 Masa lalu SMA di Köln
53 EPISODE 53 Kijang-1, Kijang-2, dan Kijang-3
54 EPISODE 54 Masa lalu yang kelam dan sampai di Jepang
55 EPISODE 55 Memulai hari dengan Black Eyes
56 EPISODE 56 Tidak terlibatkan dan berangkat ke medan perang
57 EPISODE 57 Serangan pertama Teramiter dan Kuromogramo
58 EPISODE 58 Berakhirnya konflik panjang Monika dan Roter
59 EPISODE 59 Hari-H
60 EPISODE 60 - Komandan baru Kuromogramo dan Albert kembali
61 EPISODE 61 - Hal konyol Monika pada Roter
62 EPISODE 62 - Maju terus
63 EPISODE 63 - Pemandangan yang indah
64 EPISODE 64 - Ankunft (Kedatangan)
65 EPISODE 65 - Kru Tank
66 EPISODE 66 - Tugas suci kita
67 EPISODE 67 - Ini adalah pertempuran yang nyata
68 EPISODE 68 - Peperangan masih terus berlanjut
69 EPISODE 69 - Menyusun strategi dan Hari yang bahagia
70 EPISODE 70 - Nama untuknya
71 EPISODE 71 - Mengingat masa lalu yang seram
72 EPISODE 72 - Sisi lain
73 EPISODE 73 - Menyerbu sendirian Vol. 1
74 EPISODE 74 - Menyerbu sendirian Vol. 2
75 EPISODE 75 - Dikala ingin menandingi organisasi sebelah
76 EPISODE 76 - Melawan satu batalyon dengan sendirian
77 EPISODE 77 - Beberapa partisan dan kedatangan kedua Jenderal
78 EPISODE 78 - Teror
79 EPISODE 79 - Kembali menjadi komandan
80 EPISODE 80 - Dipukul mundur
81 EPISODE 81 - Dipukul mundur part 2
82 EPISODE 82 - Masa lalu suram dan rencana Arley
83 EPISODE 83 - Serangan udara
84 EPISODE 84 - Rencana kotor serta nekat Aditya dan Jend. Adamson
85 EPISODE 85 - Serangan akan dimulai
86 EPISODE 86 - Dimulainya serangan
87 EPISODE 87 - Serangan dan pertikaian
88 EPISODE 88 - Persiapan penculikan
89 EPISODE 89 - Bersiap menculik dan bahagia
90 EPISODE 90 - Terculik!
91 EPISODE 91 - Belum dicurigai
92 EPISODE 92 - Baru menyadari
93 EPISODE 93 - Persiapan unjuk rasa
94 EPISODE 94 - Akan dimulai
95 EPISODE 95 - Terungkapkan
96 EPISODE 96 - Keadaan makin memanas
97 EPISODE 97 - Berakhirnya aksi unjuk rasa
98 EPISODE 98 - Mendapatkan tantangan
99 EPISODE 99 - Keromantisan dan cerita seram
100 EPISODE 100 - Akan segera ku buktikan nanti
101 EPISODE 101 - Wunderwaffe dan kru Tank Gerrald
102 EPISODE 102 - Selamat datang dan berangkat!
103 EPISODE 103 - Pasukan Aditya semakin ganas
104 EPISODE 104 - Serangan Dahsyat
105 EPISODE 105 - Dua mesin tempur yang hebat
106 EPISODE 106 - Drugo vs Gerrald
107 EPISODE 107 - Serangan Reihan dan Kavaro
108 EPISODE 108 - Menyelamatkan kolonel
109 EPISODE 109 - Deklarasi negara baru dan Erika ditangkap
110 EPISODE 110 - Menyelamatkan Erika
111 EPISODE 111 Jawohl
112 EPISODE 112 - Simpan perkataanmu itu!
113 EPISODE 113 - Great war is begin
114 EPISODE 114 - Mempersiapkan serangan
115 EPISODE 115 - Tembok pantai
116 EPISODE 116 - Hari Gajian
117 EPISODE 117 - Pertarungan besar
118 EPISODE 118 - Gajian telah tiba!
119 EPISODE 119 - Perang masih berlanjut
120 EPISODE 120 - Kedua rival
121 EPISODE 121 - Sebuah peperangan sedang
122 EPISODE 122 - Rivalen
123 EPISODE 123 - Menyerang gunung
124 EPISODE 124 - Serangan Kota Magelang
125 EPISODE 125 - Kejar-kejaran diudara
126 EPISODE 126 - Akhir dari peperangan panjang
127 EPISODE 127 - Oktober Borneo
128 EPISODE 128 - Melawan pasukan Vanback
129 EPISODE 129 - Bersatu
130 EPISODE 130 - Membebaskan Tanjung Selor
131 EPISODE 131 - Perang skala besar telah pecah
132 EPISODE 132 - Selamat jalan....
133 EPISODE 133 - Memasuki Tarakan
134 EPISODE 134 - Kota
135 EPISODE 135 - Tetap mempertahankan Tarakan
136 EPISODE 136 - Lawan dan kawan
137 EPISODE 137 - Satu hari sebelum Aditya kena mental
138 EPISODE 138 - Dikala ingin meraih kemenangan dengan cepat
139 EPISODE 139 - Diam tak berguna, bergerak meratakan Donetznesia
140 EPISODE 140 - Kawan dalam lawan
141 EPISODE 141 - Saling berebut
142 EPISODE 142 - Dan terjadilah....
143 EPISODE 143 - Petempur handal
144 EPISODE 144 - Strategi akhir
145 EPISODE 145 - Bersiap untuk Ibu Pertiwi
146 EPISODE 146 - Malam yang tidak biasa
147 EPISODE 147 - Situasi yang menegangkan
148 EPISODE 148 - Pertempuran malam telah berakhir
149 EPISODE 149 - Selangkah lagi
150 EPISODE 150 - Wilayah terakhir
151 EPISODE 151 - Merebut kembali
152 EPISODE 152 - Bergerak menghancurkan mental lawan
153 EPISODE 153 - Musibah
154 EPISODE 154 - Hari yang bahagia
155 EPISODE 155 - Malam siaga
156 EPISODE 156 - Perang terakhir
157 EPISODE 157 - Kemenangan besar
158 EPISODE 158 - Dua orang berlawanan
159 EPISODE 159 - Sampai jumpa
160 Latar Belakang Aditya
161 Gerakan Revolusi Dimulai
162 Jangan Remehkan Kami!
163 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 163 Episodes

1
EPISODE 1 - Serangan dimulai
2
EPISODE 2 - Pelindung
3
EPISODE 3 Perjalanan
4
EPISODE 4 sang penyelamat tim
5
EPISODE 5 Herzog kembali
6
EPISODE 6 Penyerangan
7
EPISODE 7 Penyerangan vol 2
8
EPISODE 8 Pencarian dan Perkumpulan
9
EPISODE 9 Teman Lama
10
EPISODE 10 Sebentar Lagi
11
EPISODE 11 Cerita Dan Keadaan
12
EPISODE 12 Sampai tujuan
13
EPISODE 13 Tidak dapat Terpisahkan
14
EPISODE 14 Akhir dari Tarakan
15
EPISODE 15 Kembali dengan teman-teman
16
EPISODE 16 Permulaan kedua
17
EPISODE 17 Keadaan
18
EPISODE 18 Bercanda sebelum pergi
19
EPISODE 19 Kehancuran dan penyerangan di Kalimantan Selatan
20
EPISODE 20 Cerita dua orang
21
EPISODE 21 Kembali ke Pulau Jawa
22
EPISODE 22 Kebangkitan Herzog
23
EPISODE 23 Awal pertempuran dimulai
24
EPISODE 24 Pertarungan Sadis Herzog
25
EPISODE 25 Teramiter
26
EPISODE 26 Penelitian Roter
27
EPISODE 27 Hari mulai suram
28
EPISODE 28 Pertikaian kecil
29
EPISODE 29 Kematian Ibu dan Ayah Herzog
30
EPISODE 30 Kabar duka dan gembira
31
EPISODE 31 Subject-330
32
EPISODE 32 Keadaan makin buruk
33
EPISODE 33 Vanback Eyes
34
EPISODE 34 Serangan Herzog
35
EPISODE 35 Aksi berbahaya Roter
36
EPISODE 36 Diskusi
37
EPISODE 37 Kejadian buruk
38
EPISODE 38 Pemakaman Herzog
39
EPISODE 39 Kebangkitan Herzog
40
EPISODE 40 Perjalanan kembali ke asramanya
41
EPISODE 41 Tank baru untuk Roter
42
EPISODE 42 Kedatangan kedua saudara Herzog, Prajurit Rusia dan Prajurit Jerman
43
EPISODE 43 Herzog mengejutkan semua teman-temannya
44
EPISODE 44 Herzog mengejutkan teman-temannya dan ketakutan Roter
45
EPISODE 45 Peperangan pasukan Tank Albert dan dibantu oleh rival Teramiter
46
EPISODE 46 Rapat Strategi Vol 1
47
EPISODE 47 Kejadian yang tak terduga
48
EPISODE 48 Roter dan Erika.
49
EPISODE 49 Monika marah dengan Roter
50
EPISODE 50 Kedatangan Kuromogramo ke Teramiter
51
EPISODE 51 Rapat Strategi Vol. 2
52
EPISODE 52 Masa lalu SMA di Köln
53
EPISODE 53 Kijang-1, Kijang-2, dan Kijang-3
54
EPISODE 54 Masa lalu yang kelam dan sampai di Jepang
55
EPISODE 55 Memulai hari dengan Black Eyes
56
EPISODE 56 Tidak terlibatkan dan berangkat ke medan perang
57
EPISODE 57 Serangan pertama Teramiter dan Kuromogramo
58
EPISODE 58 Berakhirnya konflik panjang Monika dan Roter
59
EPISODE 59 Hari-H
60
EPISODE 60 - Komandan baru Kuromogramo dan Albert kembali
61
EPISODE 61 - Hal konyol Monika pada Roter
62
EPISODE 62 - Maju terus
63
EPISODE 63 - Pemandangan yang indah
64
EPISODE 64 - Ankunft (Kedatangan)
65
EPISODE 65 - Kru Tank
66
EPISODE 66 - Tugas suci kita
67
EPISODE 67 - Ini adalah pertempuran yang nyata
68
EPISODE 68 - Peperangan masih terus berlanjut
69
EPISODE 69 - Menyusun strategi dan Hari yang bahagia
70
EPISODE 70 - Nama untuknya
71
EPISODE 71 - Mengingat masa lalu yang seram
72
EPISODE 72 - Sisi lain
73
EPISODE 73 - Menyerbu sendirian Vol. 1
74
EPISODE 74 - Menyerbu sendirian Vol. 2
75
EPISODE 75 - Dikala ingin menandingi organisasi sebelah
76
EPISODE 76 - Melawan satu batalyon dengan sendirian
77
EPISODE 77 - Beberapa partisan dan kedatangan kedua Jenderal
78
EPISODE 78 - Teror
79
EPISODE 79 - Kembali menjadi komandan
80
EPISODE 80 - Dipukul mundur
81
EPISODE 81 - Dipukul mundur part 2
82
EPISODE 82 - Masa lalu suram dan rencana Arley
83
EPISODE 83 - Serangan udara
84
EPISODE 84 - Rencana kotor serta nekat Aditya dan Jend. Adamson
85
EPISODE 85 - Serangan akan dimulai
86
EPISODE 86 - Dimulainya serangan
87
EPISODE 87 - Serangan dan pertikaian
88
EPISODE 88 - Persiapan penculikan
89
EPISODE 89 - Bersiap menculik dan bahagia
90
EPISODE 90 - Terculik!
91
EPISODE 91 - Belum dicurigai
92
EPISODE 92 - Baru menyadari
93
EPISODE 93 - Persiapan unjuk rasa
94
EPISODE 94 - Akan dimulai
95
EPISODE 95 - Terungkapkan
96
EPISODE 96 - Keadaan makin memanas
97
EPISODE 97 - Berakhirnya aksi unjuk rasa
98
EPISODE 98 - Mendapatkan tantangan
99
EPISODE 99 - Keromantisan dan cerita seram
100
EPISODE 100 - Akan segera ku buktikan nanti
101
EPISODE 101 - Wunderwaffe dan kru Tank Gerrald
102
EPISODE 102 - Selamat datang dan berangkat!
103
EPISODE 103 - Pasukan Aditya semakin ganas
104
EPISODE 104 - Serangan Dahsyat
105
EPISODE 105 - Dua mesin tempur yang hebat
106
EPISODE 106 - Drugo vs Gerrald
107
EPISODE 107 - Serangan Reihan dan Kavaro
108
EPISODE 108 - Menyelamatkan kolonel
109
EPISODE 109 - Deklarasi negara baru dan Erika ditangkap
110
EPISODE 110 - Menyelamatkan Erika
111
EPISODE 111 Jawohl
112
EPISODE 112 - Simpan perkataanmu itu!
113
EPISODE 113 - Great war is begin
114
EPISODE 114 - Mempersiapkan serangan
115
EPISODE 115 - Tembok pantai
116
EPISODE 116 - Hari Gajian
117
EPISODE 117 - Pertarungan besar
118
EPISODE 118 - Gajian telah tiba!
119
EPISODE 119 - Perang masih berlanjut
120
EPISODE 120 - Kedua rival
121
EPISODE 121 - Sebuah peperangan sedang
122
EPISODE 122 - Rivalen
123
EPISODE 123 - Menyerang gunung
124
EPISODE 124 - Serangan Kota Magelang
125
EPISODE 125 - Kejar-kejaran diudara
126
EPISODE 126 - Akhir dari peperangan panjang
127
EPISODE 127 - Oktober Borneo
128
EPISODE 128 - Melawan pasukan Vanback
129
EPISODE 129 - Bersatu
130
EPISODE 130 - Membebaskan Tanjung Selor
131
EPISODE 131 - Perang skala besar telah pecah
132
EPISODE 132 - Selamat jalan....
133
EPISODE 133 - Memasuki Tarakan
134
EPISODE 134 - Kota
135
EPISODE 135 - Tetap mempertahankan Tarakan
136
EPISODE 136 - Lawan dan kawan
137
EPISODE 137 - Satu hari sebelum Aditya kena mental
138
EPISODE 138 - Dikala ingin meraih kemenangan dengan cepat
139
EPISODE 139 - Diam tak berguna, bergerak meratakan Donetznesia
140
EPISODE 140 - Kawan dalam lawan
141
EPISODE 141 - Saling berebut
142
EPISODE 142 - Dan terjadilah....
143
EPISODE 143 - Petempur handal
144
EPISODE 144 - Strategi akhir
145
EPISODE 145 - Bersiap untuk Ibu Pertiwi
146
EPISODE 146 - Malam yang tidak biasa
147
EPISODE 147 - Situasi yang menegangkan
148
EPISODE 148 - Pertempuran malam telah berakhir
149
EPISODE 149 - Selangkah lagi
150
EPISODE 150 - Wilayah terakhir
151
EPISODE 151 - Merebut kembali
152
EPISODE 152 - Bergerak menghancurkan mental lawan
153
EPISODE 153 - Musibah
154
EPISODE 154 - Hari yang bahagia
155
EPISODE 155 - Malam siaga
156
EPISODE 156 - Perang terakhir
157
EPISODE 157 - Kemenangan besar
158
EPISODE 158 - Dua orang berlawanan
159
EPISODE 159 - Sampai jumpa
160
Latar Belakang Aditya
161
Gerakan Revolusi Dimulai
162
Jangan Remehkan Kami!
163
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!