Aku sama sekali tidak bisa berhenti tersenyum dengan kaku saat ini juga. Bahkan sejak dimana ibunya Pak Deo yang sudah memanggilku dengan sebutan calon menantu. Dan hal itu benar-benar sangatlah berhasil mengejutkan diriku. Bagaimana tidak? Saat ini bahkan ibu Pak Deo sama sekali tidak ada hentinya tersenyum dan menatapku dengan kedua matanya yang terlihat berbinar. Dan aku merasa sangatlah tidak sanggup. Terlebih lagi hubungan yang saat ini aku dan juga Pak Deo jalani hanyalah kebohongan belaka. Tidak ada kebenaran sama sekali di dalamnya. Lalu bagaimana jika suatu hari nanti ibu Pak Deo mengetahui kebenaran ini? Apa yang nantinya bisa aku katakan kepadanya? Aku bahkan harus memasang senyuman palsu dan kaku untuk menjawab beberapa ucapan ibu Pak Deo yang tidak ada habisnya memuji diriku, dan tentang bagaimana bahagianya dia pada akhirnya putra tunggalnya itu memiliki kekasih setelah bertahun-tahun lamanya. Ibu Pak Deo bahkan mengatakan jika dia sama sekali tidak merasa keberatan jika kekasih Pak Deo adalah mahasiswinya sendiri. Dan ya, aku menjadi semakin merasa sangatlah sesak akan hal itu. Aku bahkan sama sekali tidak sanggup lagi melihat bagaimana bahagianya ibu Pak Deo itu di sini sekarang ini juga.
“Nak, jadi kapan kalian akan lebih serius dengan hubungan kalian ini?” Dan secara tiba-tiba saja ibu Pak Deo bertanya. Dan aku yang seketika saja tersedak jus jeruk yang sudah disajikannya tadi itu. Aku bahkan mulai terbatuk-batuk karena hal itu. Aku menjadi sangatlah tidak fokus sekarang ini juga. Dan aku bahkan mulai melirik ke arah Pak Deo yang membantu memberikan beberapa tepukan kecil di punggungku, hingga aku benar-benar selesai terbatuk.
“Em itu... aku... kami...” Aku bergumam dengan perasaan yang sangatlah gugup saat ini juga di sana itu sekarang. Dan bodohnya aku, aku bahkan sama sekali tidak pandai dalam berbohong.
Ibu Pak Deo menatap ke arahku dan juga ke arah Pak Deo dengan bergantian, seakan-akan meminta penjelasan dengan penuh harapan di tatapannya itu. Dan aku benar-benar merasa tidak sanggup lagi sekarang ini juga. Benar-benar menyesakkan dan membuatku kebingungan serta ingin menangis jadinya.
“Ibu, kami berdua baru beberapa waktu ini menjalin hubungan. Jadi kami pikir, untuk melanjutkan ke jenjang lebih serius, kami masih memerlukan banyak sekali waktu. Dan juga kami tidak ingin terlalu terburu-buru. Lagipula dia juga masih kuliah.... waktunya masih sangatlah panjang.” Pada akhirnya Pak Deo dengan segera saja mengatakan sesuatu untuk menjawab pertanyaan yang sudah diajukan oleh ibu Pak Deo itu tadi.
Dan maka setelah itu setidaknya aku baru bisa bernapas dengan sedikit rasa yang lega. Meski, hal itu sama sekali tidak bisa mengurangi rasa yang mengganjal di dalam hatiku saat ini. Setelahnya aku bahkan hanya bisa kembali menampilkan senyuman tipis. Meski aku harus beberapa sedikit melirik ke arah Pak Deo yang juga terlihat sangatlah tegang di sana itu sekarang ini juga. Aku mengerti arti tatapan dari kedua matanya di sana. Dia juga merasa tidaklah nyaman dan segan terhadap pertanyaan yang sudah diucapkan oleh ibunya itu kepadaku. Sedangkan Ibu Pak Deo, beliau terlihat mulai menghela napasnya dengan perlahan dan hanya menanggapi jawaban Pak Deo di sana itu dengan anggukan kepalanya yang terlihat sangatlah samar di sana. Seperti merasa sangatlah kecewa. Dan aku menyadari akan hal itu. Tapi aku sama sekali tidak bisa membantu untuk hal yang sangatlah serius seperti hal itu. Tentu saja tidak akan bisa. Terlebih lagi, aku tidak mencintai Pak Deo. Dan pernikahan seharusnya juga di dasarkan pada kejujuran dan saling mencintai. Sedangkan hal yang saat ini sudah aku dan Pak Deo lakukan sama sekali tidak ada kedua unsur itu di dalamnya. Dan bisa di katakan bahwa ini hanya pembohogan status saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments