What?!

Aku duduk di bangku depan yang ada di depan ruang kelas. Masih menunggu. Dan sialnya lagi kelas dengan mata kuliah ini baru akan selesai dalam waktu satu jam lagi. Aku bahkan sama sekali tidak bisa mengirimkan sebuah pesan kepada Tina, jika tidak dia akan mendapatkan masalah juga karena aku. Dan tentu saja aku tidak ingin jika hal itu bisa terjadi. Aku sendiri harus terlihat sedikit sibuk dengan membuka buku binder dan memegang bolpoin. Benar-benar harus bisa terlihat sibuk agar tidak ada orang yang curiga atau bahkan menertawakanku karena sedang dihukum untuk menunggu di luar kelas seperti sekarang ini.

Aku berpikir, bahwa dosen baru ini sebenarnya sangatlah menyebalkan. Dia bahkan belum sampai satu hari mengajar, dan sudah mengeluarkan dua mahasiswa dari dalam kelas dikarenakan hal yang sepele saja. Dan itu adalah hal yang sulit untuk bisa aku percayai. Dan juga wajahnya, terlihat semakin menyebalkan jika menampilkan tanpa ekspresi seperti tadi itu. Aku sangat ingin sekali untuk bisa mencakar wajahnya dengan kukuku yang terlihat cukup panjang ini. Sial. Aku bisa saja merasa stres karena hal ini.

Aku pun seketika saja memasukkan kembali buku binder dan juga bolpoinku itu ke dalam tas yang aku bawa. Dan memutuskan untuk mengeluarkan ponselku dan bermain media sosial di sana itu. Tapi aku mulai merasa bosan dan juga resah. Semakin lama aku menunggu waktu kelas itu selesai, seakan-akan waktu berjalan menjadi lebih lambat dan jug lama. Aku menghela napas dengan kasar dan terus saja melihat lurus tepat ke arah pintu ruang kelas itu. Dan masih saja tertutup dengan rapat. Ingin sekali aku membuka kasar pintu itu dan menyuruhnya untuk selesai lebih cepat. Tapi aku tidak akan pernah bisa melakukannya. Aku bahkan sama sekali tidak melihat Bayu sejak berada di luar kelas, dan aku semakin merasa yakin, jika Bayu sudah kabur dan tidak akan menemui dosen baru yang menyebalkan itu di sana.

Klek

Pintu ruang kelas itu seketika saja terbuka dan membuat ku secara otomatis saja berdiri dari posisi duduk ku di sana itu. Lalu menatap lurus tepat ke arah ruang kelas itu, dan terlihat dosen baru itu melangkah keluar terlebih dahulu dengan langkah kedua kakinya yang terlihat sangatlah cepat di sana. Dan dengan segera saja, aku mulai ikut melangkahkan kedua kakiku dengan gerakan yang juga cepat untuk bisa mengikuti dosen itu. Aku bahkan sama sekali tidak memerhatikan berbagai tatapan yang diberikan oleh teman-teman kelasku yang juga mulai berjalan keluar dari dalam ruang kelas itu satu per satu. Tapi baru saja beberapa langkah agar aku bisa mengikuti tepat di bagian belakang tubuh dosen itu, secara tiba-tiba saja dosen yang bahkan belum aku ketahui namanya itu bahkan secara tiba-tiba saja berhenti melangkah dan membuatku menabrak cukup keras bagian punggungnya yang terasa sangatlah keras itu.

“Aduh... sakit sekali...” Aku bergumam sambil mengusap-usap perlahan keningku yang terasa sakit dan juga nyeri secara bersamaan.

“Temui saya di ruangan dosen dalam waktu setengah jam dari sekarang.” ucap dosen itu dengan nada dinginnya yang membuatku mendongakkan kepalaku dengan perlahan.

Aku menatapnya dengan kedua mataku yang menyipit. Sedikit silau saat melihatnya karena terkena sinar matahari.”Baik, Pak..” Aku menjawab sambil menganggukkan kepalaku dengan perlahan.

Lalu tak lama setelah itu, dosen itu kembali melangkahkan kedua kakinya dengan gerakan yang sangatlah cepat untuk bisa dengan segera pergi menuju tepat ke arah ruang dosen yang ada di lantai satu itu di sana. Setelah itu aku menghela napasku dengan kasar. Dan rasa-rasanya aku ingin sekali menangis saat ini juga.

"Eh, Lili... Bagaimana sekarang ini? Sial sekali kamu hari ini..." ucap Tina yang seketika saja mendekat ke arahku itu dengan menampilkan ekspresi wajahnya yang terlihat panik, kasihan dan semuanya bercampur menjadi satu di sana itu.

Aku sendiri bahkan hanya bisa menjawabnya dengan ekspresi wajah meringis menahan emosi. Aku masih saja tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi di hari ini. Ini bahkan masih pagi, dan semuanya sudah terasa menjadi sangatlah buruk. Bahkan sangat-sangat buruk untukku. Aku tidak bisa terima.

"Aku tidak tahu, Tina. Tapi yang pasti, aku akan mendapatkan keadilan tentang ini. Hanya karena melakukan hal sepele saja, aku harus di hukum keluar dari dalam ruang kelas. Apakah ini masih zaman anak sekolahan?? Jika ada seorang siswa melakukan kesalahan, akan mendapatkan hukuman keluar dari dalam ruang kelas??" Aku bergumam dengan menahan emosi.

"Baiklah. Tina, aku harus menemui dosen itu sekarang. Jadi, aku mungkin tidak akan bisa makan siang bersama dengan kamu dan juha Ryan." lanjutku dengan wajah yang terlihat menyesal.

Tina sendiri dengan segera saja menganggukkan kepalanya. "Oke... Nanti aku juga akan bilang ke Ryan. Biasanya dia yang akan selalu bertanya tentang kamu dan selalu menghebohkan aku nantinya. Jadi jangan merasa sangat khawatir." jawab Tina dengan senyuman lebarnya di sana itu. Dan aku hanya mengangguk sebelum pada akhirnya mulai berjalan perlahan menuju lantai satu untuk bisa dengan segera masuk ke ruang dosen, di mana dia pasti sedang menunggu.

***

Aku berdiri dengan gugup tepat di depan pintu ruangan dosen itu. Beberapa mahasiswa yang lainnya juga memerhatikanku karena hal itu. Mungkin juga karena saat ini aku terlihat sangatlah jelas jika sedang tegang dan aku semakin yakin jika saja wajahku sekarang sudah sangatlah pucat. Lalu dengan helaan napas yang keras, aku pun mulai memberanikan diri untuk bisa dengan segera melangkah masuk ke dalam ruang dosen itu. Dan menemukan bahwa dosen itu sedang duduk di meja kerjanya dengan sebuah laptop yang berada di hadapannya itu sekarang ini juga.

"Permisi Pak..." sapaku dengan nada suara yang terdenga ragu.

Seketika saja dosen itu mengangkat kepalanya dan menatap dengan cukup tajam ke arahku. "Ya... Silahkan duduk dulu." jawabnya yang seketika saja membuatku langsung duduk tepat ke atas kursi yang berada tepat di depan meja kerjanya itu.

Suasana di sini itu seketika saja terasa sangatlah canggung. Terlebih lagi, dosen itu bahkan sama sekali saja belum mengatakan hal apa pun sekarang ini juga itu. Dan bahkan mulai mengetikkan sesuatu lagi di laptopnya itu. Dan itu seketika saja membuat suasana yang ada semakin tidak enak lagi.

"Maaf, Pak. Sebenarnya, saya dipanggil ke sini untuk membicarakan hal apa??" tanyaku seketika saja.

"Ya... Tentu saja membicarakan hal yang tadi. Kamu sudah terlambat, tapi masih sempat-sempatnya mengajak temanmu mengobrol. Ini hari pertama saya, dan saya ingin semua mahasiswa menganggap serius kata kuliah yang akan saya ajarkan. Dan tentu, karena itu saya akan memberikan kamu tugas merangkum bab yang hari ini saya ajarkan. Kumpulkan siang ini. Mengerti?!"

Aku seketika saja membuka mulutku dan terkejut. "Tapi, Pak? Saya kan tadi di minta keluar kelas. Jadi, saya kan nggak tahu bab apa yang bapak ajarkan hari ini."

"Kamu punya teman, kan? Kamu bisa tanya mereka. Dan ingat, siang ini. Saya tunggu. Sekarang, silahkan mengerjakan."

Dengan rasa terkejut dan masih saja tidak percaya, aku pun seketika saja hanya bisa pasrah. Dan mulai bangkit serta berjalan keluar dari dalam ruang dosen itu dengan perasaan yang dongkol sekarang ini.

Terpopuler

Comments

re

re

Dipanggil oleh dosen

2022-09-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!