Talks

Aku baru saja keluar dari dalam ruang kelas. Ini adalah mata kuliah kedua dan juga terkahirku untuk di hari ini. Dan tentu saja, aku berjalan sendirian. Sama seperti yang sudah aku katakan, jika saja saat ini, aku bahkan berjalan sendirian. Karena Tina yang benar-benar seakan-akan sedang menghindar dariku. Meski aku bisa melihat wajahnya yang seakan-akan ingin mengatakan sesuatu hal kepadaku, meski dia sendiri bahkan sama sekali tidak bisa melakukannya. Dan aku tidak tahu apa alasannya.

“Lili!”

Aku berhenti melangkah sejenak, ketika menyadari jika saja saat ini yang sedang memanggilku di sana adalah Ryan. Aku tidak dengan segera menolehkan kepalaku, dan kembali melanjutkan langkah kedua kakiku di sana sekarang ini juga. Aku tidak ingin berbicara apa pun kepadanya.

“Lili tunggu!! Lili!!”

Dia berteriak terus dan hal itulah yang seketika saja membuat beberapa orang menolehkan kepala mereka tepat ke arahku dan juga Ryan yang mungkin saja saat ini sedang mengikutiku tepat di bagian belakang tubuhku. Hingga secara tiba-tiba saja Ryan menghentikan langkah kedua kakiku dengan menggenggam lengan tanganku.

“Ada apa sih?!” Aku bertanya dengan kernyitan yang dalam di dahiku saat ini juga.

Ryan terlihat sedang mengatur napasnya. “Aku ingin bicara denganmu.” Dia menjawabnya dengan tergesa-gesa.

“Memangnya ada apa? Aku harus segera pergi ke ruang dosen untuk menemui Pak Deo.” Aku menjawab dengan perasaan yang tidak tenang sekarang ini juga.

Benar-benar terasa tidaklah nyaman. Dan aku bahkan mulai melepaskan genggaman tangannya yang ada di lengan tanganku saat ini juga di sana itu sekarang. “Ayo ikut aku sebentar saja. Aku tidak bisa mengatakan semua hal itu di sini nantinya. Aku mohon kepada kamu, Lili.” Dia menjelaskan dengan nada suaranya yang terdengar sangatlah memelas di sana itu sekarang ini juga.

Aku menghela napasku dengan perlahan. “Baiklah. Kita bisa bicara.” Jawabku dengan bergumam dan berjalan mendahului dirinya dan menuju tepat ke arah perpustakaan pusat. Dan Ryan yang berjalan mengikuti tepat di sampingku saat ini juga di sana sekarang.

Tak lama, kami pun sudah sampai tepat di perpustakaan pusat. Sudah tidak terlihat ramai, dan hampir sepi bagian luarnya. Aku memutuskan untuk duduk di bangku-bangku yang ada di luar perpustakaan itu. Dan juga Ryan yang duduk tepat di hadapanku. Aku memperhatikan wajahnya yang terlihat sangat resah dan juga tegang sekarang ini. Meski aku sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi kepada dirinya saat ini juga. Dan ini juga terlihat sangatlah aneh untuk diriku sendiri.

“Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan kepadaku sekarang ini juga?” Aku bertanya sekali lagi di sana itu kepadanya.

“Lili... aku ingin kamu untuk memutuskan hubunganmu dengan Pak Deo.” Jawabnya yang seketika saja membuatku membulatkan kedua mataku.

“Apa maksudmu dengan mengatakan hal itu, Ryan?! Apa kamu sadar dengan apa yang baru saja kamu katakan itu?” Aku bertanya dengan nada suaraku yang marah tapi sebisa mungkin aku harus menahannya.

“Karena aku tahu bahwa kamu tidak benar-benar mencintai dirinya. Kamu tidak pernah mencintai Pak Deo. Lalu kenapa kamu masih menjalin hubungan dengannya. Kenapa Lili? Apakah Pak Deo memaksa dirimu untuk ini?” Dia bertanya dengan lancangnya.

Aku terdiam. Bagaimana bisa dia menyadari akan hal itu? Tidak. Tidak. Sebisa mungkin aku harus menutupi hal ini. “Aku mencintai Pak Deo. Dan kami berdua saling mencintai. Apa masalahmu jika kami menjalin hubungan? Toh semua dosen bahkan sudah tahu dan juga bahkan sama sekali tidak segan untuk mendukung hubungan yang kami berdua jalani sekarang. Dan ingat hal ini dengan baik Ryan, tidak ada satu pun orang yang memaksaku untuk menjalin hubungan dengan Pak Deo. Aku dengan sukarela menjalaninya. Karena ini yang aku mau sebenarnya.”

Ryan terlihat terkejut dan bahkan mulai menggelengkan kepalanya beberapa kali di sana itu sekarang ini juga. “Kamu sudah berubah, Lili. Ini bahkan bukan seperti Lili yang aku kenal sebelumnya. Ada apa denganmu? Awalnya kamu terus saja menghindar dariku dan juga Tina. Lalu secara tiba-tiba saja kamu mengumumkan bahwa kamu dan Pak Deo menjalin hubungan. Apa yang kamu sembunyikan sebenarnya? Kenapa kamu malah berubah menjadi sangat dingin seperti ini sekarang? Apa Pak Deo sudah benar-benar mengubah dirimu menjadi seperti ini?”

“Aku sama sekali tidak habis pikir denganmu, Ryan. Kamu bilang jika aku yang menghindar dan menyembunyikan sesuatu? Kamu salah besar. Aku tidak pernah menghindari dari kamu atau pun juga kepada Tina. Tapi kalian berdua lah yang seakan-akan sedang menghindar dariku. Kalian berdua bahkan menyembunyikan banyak hal dariku. Lalu kamu menyalahkan aku dengan hubunganku bersama Pak Deo? Kamu sungguh naif. Kalian bahkan pergi bersama berdua dan tidak mengatakan hal apa pun kepadaku.”

“Lili... aku dan Tina, kami memang pergi berdua untuk membahas suatu hal. Dan..”

“Dan kalian memutuskan untuk tetap menyembunyikannya dariku.”

Aku memotong ucapan Ryan yang saat ini seakan-akan sedang tergagap dan bingung ingin mengatakan hal apa lagi di sana itu sekarang ini juga. Aku dengan segera saja bangkit dari dudukku dan menatapnya. “Sekarang sudah terlambat. Jika kalian berdua memutuskan hal itu, maka aku juga bisa memutuskan suatu hal yang juga ingin aku lakukan. Maka jangan ikut campur dengan hubunganku dan Pak Deo. Dan uruslah hubunganmu dengan Tina, jika itu yang memang kalian berdua inginkan sejak awal.”

Maka setelah itu, aku memutuskan untuk pergi menjauh dari perpustakaan pusat. Dan meninggalkan Ryan yang masih saja terdiam dengan tatapan kedua matanya yang terkejut. Aku sendiri sama sekali tidak merasa sedih, tapi aku merasa sangatlah lega dengan apa yang baru saja aku katakan di sana itu. Yang mana pada akhirnya aku bisa mengatakan semua itu secara langsung kepada Ryan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!