"Hari ini saya ingin kalian membuat kelompok yang terdiri atas dua orang, untuk bisa mengerjakan tugas ini. Setelah kelompok sudah jadi, segerakan kirim ke saya nama-nama anggota kelompok dan juga tentukan bahasan yang ingin kalian bahas, sesuai dengan materi yang baru saja ajarkan itu. Dan jika saja nanti ada salah satu anggota kalian yang tidak mau mengerjakan, maka jangan tulis nama mereka di dalam tugas kalian. Apakah kalian mengerti?!" ucap Pak Deo dengan nada suaranya yang terdengar sangatlah tegas dan juga serius di sana itu.
"Baik, Pak..."
Kami semua pun secara serempak menjawab perintah yang baru saja di katakan oleh Pak Deo itu di sana sekarang ini. Lalu secara satu per satu kami pun mulai membuat kelompok, dan seperti biasanya aku tidak pernah lepas dari Tina jika ada tugas berkelompok seperti ini. "Jadi bagaimana ini? Tema apa yang akan kita bahas sekarang?" Aku bertanya sambil membalikkan badan ke arah Tina yang duduk di sampingku itu.
"Aku pikir kita harus membahas tentang sosiologi sastra. Tapi di dalam bahasan tertentu. Seperti kita harus menentukan objeknya." Dia menjelaskan.
"Aku pikir juga begitu. Kita juga butuh beberapa bahan. Sepertinya kita harus ke perpustakaan setelah ini." gumamku sambil memasukkan barang-barangku ke dalam tas.
Tina menganggukkan kepalanya. Sedikit aneh melihat dia yang cukup terdiam seperti ini. Sama sekali tidak seperti Tina yang biasanya. Tina biasanya akan penuh semangat dan ceria. Tapi sekarang Tina terlihat sedih, murung dan tidak banyak bicara. Bahkan beberapa kali aku melihatnya seperti sedang melamun. Aku mulai mengalihkan pandanganku, ketika Pak Deo mulai keluar dari dalam ruang kelas secara perlahan. Tapi aku tahu dan juga sadar jika saja Pak Deo sedang melirik ke arahku dengan seringaian di wajahnya. Dan itu benar-benar membuatku merasa aneh.
"Oke. Tina, ayo sekarang kita pergi ke perpustakaan." ucapku yang membuat dia tersadar dari lamunannya dan mulai tersenyum kecil ke arahku serta memasukkan barang-barang miliknya ke dalam tas.
"Oke... Sebentar ya..." jawab Tina sambil bergumam.
Dan setelah selesai, kami pun mulai berdiri dari kursi dan akan bersiap pergi meninggalkan ruang kelas itu di sana. Tapi baru saja mengambil beberapa langkah, kami di berhentikan oleh Ayu, yang merupakan ketua penanggung jawab dari mata kuliah yang di ajarkan oleh Pak Deo itu di sana sekarang ini juga. "Lili, aku mau minta tolong dong. Tolong kasihkan nama-nama anggota kelompok di kertas ini ke ruangannya Pak Deo ya... Aku lagi ada janji kerja kelompok mata kuliah yang lainnya soalnya. Bisa ya??" ucapnya sambil menyerahkan selembar kertas yang berisi nama-nama anggota kelompok. Yang bahkan juga sudah ada namaku dan nama Tina di sana.
Aku menerima kertas itu dan membacanya. Lalu mendongakkan kembali kepalaku untuk bisa menatapnya. "Tapi kenapa aku?" Aku bertanya. Karena tidak biasanya seorang penanggung jawab kelas mata kuliah ini meminta bantuanku. Meski sebelumnya dosennya bukanlah Pak Deo.
Ayu terlihat tersenyum meringis ke arahku sambil menggaruk lengannya. "Aku agak takut sama bapaknya itu. Jadi, kamu kan kemarin datang ke ruangannya, jadi aku pikir, kamu bisa membantuku untuk memberikan kertas itu ke Pak Deo." jawabnya dengan ekspresui wajahnya yang tidak enak.
Dan tentu saja aku bisa memahami hal itu. Terlebih lagi fakta juga memperlihatkan jika Pak Deo itu memang sedikit menyeramkan. Tidak bisa di pungkiri lagi, bukan? Jadi setelah mendengarkan jawaban dan juga alasan yang baru saja di katakan oleh Ayu itu, aku pun dengan segera saja menganggukkan kepalaku dengan gerakkan yang perlahan.
"Oke deh. Biar aku bantu ya.. Kamu tenang saja. Setelah ini aku akan mengantarkannya." jawabku menenangkan dengan sedikit senyuman.
"Terima kasih ya. Kalau begitu aku pergi dulu."
Ayu pun dengan segera saja, berjalan pergi keluar dari dalam ruang kelas. Dan aku pun mulai menolehkan kepalaku tepat ke arah Tina yang masih saja terdiam. "Tina, kamu pergi duluan saja ke perpustakaan ya.. Aku harus memberikan kertas ini dulu ke Pak Deo. Baru nanti aku menyusul kamu, oke?!" ucapku dengan senyuman.
Meski aku sendiri sama sekali tidak bisa menghentikan rasa penasaran karena perubahan sifat yang secata mendadak di alami oleh Tina di sana itu sekarang. Tina terlihat menganggukkan kepalanya dan tersenyum lebar. Tapi itu adalah senyuman yang sangatlah kaku dan juga terpaksa. "Oke. Kalau begitu aku ke perpustakaan dulu saja. Nanti kamu beneran menyusul ya. Awas kalau nggak." jawabnya dengan nada suaranya yang terdengar bergurau di sana itu.
Dan aku terkekeh kecil. Sebelum pada akhirnya kami berjalan keluar bersama dari ruang kelas. Dan berpisah ke arah yang berbeda. Tidak butuh waktu yang lama, aku pun sudah sampai tepat di depan ruang kantor dosen di mana Pak Deo terlihat sedamg berbincang-bincang bersama dengan dosen yang lainnya di sana itu sekarang. Dengan segera saja aku melangkahkan kedua kakiku secara perlahan masuk ke dalam ruang dosen. Sambil menampilkan senyuman ramah di wajahku ketika harus beberapa kali berpapasan dengan dosen yang lainnya juga itu.
Dan ketika aku sudah berdiri tepat di bagian belakang Pak Deo, dengan segera saja aku memanggilnya. "Permisi, Pak Deo.." gumamku di sana dengan nada suaraku yang terdengar perlahan di sana itu sekarang.
Tak lama setelah itu, Pak Deo berhenti berbincang dengan rekan dosennya di sana dan mulai membalikkan badannya. "Ya?? Oh kamu lagi? Tapi kamu hari ini tidak telat kok..." jawabnya dengan suara yang sangatlah cepat di sana itu sekarang ini juga.
Aku sedikit membulatkan kedua mataku di sana dan mulai menyerahkan selembar kertas yang ada di tanganku itu tepat ke arahnya. "Bukan begitu, Pak. Saya memang tidak telat hari ini. Tapi saya mau mengumpulkan daftar nama anggota kelompok yang tadi di bentuk. Ini kertasnya." jawabku dengan menjelaskan.
Seketika saja setelah mendengarkan jawabanku, Pak Deo mengangkat kedua alisnya secara bersama-sama, seakan tersadar. "Oh iya-iya. Saya lupa. Terima kasih ya..." ucapnya sambil mengambil alih kertas itu dari tanganku dan juga membacanya.
"Kalau begitu saya permisi dulu Pak." ucapku dan mulai membalikkan badanku di sana itu.
"Itu bukannya mahasiswi yang kamu ceritakan kemarin??"
Pada saat aku baru mengambil beberapa langkah, aku mendengar rekan dosen yang baru saja di ajak bicara oleh Pak Deo itu mulai berbicara. Dan aku sendiri seketika saja mengernyitkan dahiku merasa penasaran dengan kelanjutan ucapan yang mereka bicarakan tentangku di sana sekarang.
"Mahasiswi yang kemari membuatmu sedikit.."
"Ya... Membuatku kesal. Ingat? Hari pertamaku bekerja aku menemukan mahasiswi terlambat dan bicara di dalam kelas. Bukankah hal itu membuatku merasa cukup kesal..."
Pak Deo ternyata membicarakan hal yang kemarin. Dan aku kembali merasa kesal akan hal itu. Dia bahkan sampai menceritakan hal itu kepada temannya?? Kepada rekan dosen?!
"Dasar dosen menyebalkan." gumamku sebelum akhirnya benar-benar keluar dari dalam ruang dosen itu.
"Apa yang baru saja kamu katakan?!"
Suara Pak Deo mengintrupsi dan seketika saja aku terhenti dan terdiam. Sial. Apakah dia benar-benar mendengarkannya?! Aku seketika saja membalikkan badan dan menatap ke arah Pak Deo yang saat ini sedang menatapku dengan tatapan yang tajam.
"Apa kamu bergumam tentang saya, begitu?!" tanya Pak Deo sekali lagi bertanya.
Dan sepertinya, Pak Deo benar-benar mendengarkan apa yang baru saja aku gumamkan di sana itu sekarang ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Susana
next... maaf aq Lum komentar banyak ya Thor... yg jelas aq suka...
2020-12-09
0
Yuuna
ahhh pak Galang..
2019-08-29
2