"Si*al benget sih gue."
Indira berdiri ditengah lapangan dibawah teriknya matahari pagi ini yang begitu bersinar terang. Dirinya yang lupa mengerjakan tugas alhasil disinilah dirinya berada, dihukum berjemur oleh guru killer Susi similikiti, begitulah julukan yang ia dan sahabatnya berikan pada guru matematika itu.
"Mana haus lagi, panas" Indira mengelap keringan yang mengalir disekitar pelipisnya, tangannya mengibas-ngibaskan didepan wajahnya.
"Makanya belajar yang bener, biar gak kena hukum." Bimo menyodorkan sebotol minum dingin didepan gadis itu, dan Indira segera menyambar dengan cepat membuka tutup dan meminumnya.
Bimo hanya tersenyum melihat gadis pujaan hatinya merasa senang melihat botol minum seperti melihat harta Karun.
"Haus banget keknya." Cibir Bimo sambil menatap Indira yang meneguk minuman yang Si*alnya terlihat sexy.
"Ahhhh, akhirnya gue gak jadi pingsan." Indira memejamkan matanya demi menikmati cairan manis nan dingin memasuki rongga mulutnya.
"Thanks, Bemo sayang, Loe emang penyelamat gue." Indira tersenyum manis.
"Ck. kenapa bisa gak kerjain tugas?" Tanyanya yang masih berdiri menatap wajah cantik Indira.
"Gue lupa, sumpah si*al banget gue hari ini."
"Loe punya masalah Ay?" Tanyanya dengan mata penuh selidik menatap wajah Indira.
"Masalah gue cuma satu, gue pengen punya uang banyak hahaha." Ucap Indira dengan tertawa.
"Maksud loe apa Ay?" Bimo tidak mengerti.
"Canda elah, gue gak pa-pa Bim." Jawabnya sambil cengengesan.
"Loe kalo ada masalah cerita sama gua Ay." Bimo menarik tangan Indira dan membawanya menuju kantin sekolah.
"Eh.. mau dibawa kemana lagi gue Bim?" Meskipun protes tapi kaki nya tetap melangkah mengikuti Bimo yang menariknya.
"Ke KUA Ay." Jawab nya asal.
"Hahaha ngelawak loe Bemo." Indira tertawa.
"Beneran juga gue jabanin Ay, mau?" Tanyanya seraya menaik turunkan kedua alisnya.
"Ogah, gue gak mau punya suami yang masih minta jatah sama emaknya." Cibir Indira meledek.
"Gue akan cari kerja asal loe mau nikah sama gue sekarang." Bimo menanggapi obrolan absur Indira.
"Lagak loe." Indira memukul bahu Bimo dengan kepalan tangan nya, dan mereka berdua tertawa bersama menuju kantin sekolah.
"Buru Ki, kita susul Dira." Arum segera menarik tangan Kiki yang masih ingin menggunakan bedak alhasil malah bedak nya jatuh dan pecah.
"Arum!!" Kiki berteriak kesal melihat benda kesayangan nya jatuh apalagi pecah.
"Ya maaf." Arum menampakan wajah memelas dengan memungut pecahan bedak Kiki. "Ntar pulang sekolah gue ganti deh janji."
"Awas loe kalo bohong!" Ancam Kiki mendelik marah.
"Janji, sekalian kita hengaut bareng Dira." Ucap Arum kembali menarik Kiki untuk mencari Indira.
"Tuh anak pasti udah ke kantin duluan deh." Kiki ngomel melihat Indira sudah tidak ada dilapangan.
"Loe sih pake acara dandan kelamaan kan jadinya." Omel Arum.
"Lah orang loe yang bikin lama geh, ogeb." Kiki tak kalah sewot.
"Iss tuh orang ngapain sih pada berdiri disana." Arum ngedumel melihat Resa Cs berdiri didekat pintu arah kantin.
"Nungguin loe lah apa lagi coba."
"Iss gak banget." Arum masih saja ngedumel tidak jelas, Kiki sampai terkikik sendiri melihat Arum yang kesal.
"Aduh..aduh..ada ayang beb nya Abang Galuh, mau Abang anterin neng." Guntur merangkul bahu Arum ketika sudah sampai didepan nya.
"Iss, minggir." Arum menyentak tangan Guntur yang berada dipundaknya dengan cepat.
"Woy, santai neng galak amat." Ucap Guntur mengangkat kedua tangan nya.
"Jangan ada yang berani senggol macan PMS, senggol bacok tar padaan." Kiki berkata dengan menutup mulutnya nya cekikikan sendiri.
"Lah nih Kiki Mariki kenapa malah cekikikan sendiri." Ucap jingga.
Mereka semua mengikuti langkah dua gadis didepannya yang menuju kantin.
"Si Arum lagi mood senggol bacok." Kiki berbisik didekat telinga jingga.
Arum masa bodo dengan para cowok dibelakang yang mengikuti mereka, dengan cepat ketika melihat Indira duduk dengan Bimo dirinya segera menarik Kiki.
"Lah mereka kabur duluan." Raka merangkul pundak Resa.
"Pesan gih." Resa menyuruh Raka memesan makanan untuk mereka semua.
"Oke. Jing les't go." Raka melingkarkan tangan nya dileher Jingga.
"Pelan enjirr." Jingga merasakan sakit di area lehernya.
Sesudah mereka menghabiskan istirahat dikantin kini Indira Cs berada di toilet untuk merapikan penampilan mereka.
"Dir tar pulang sekolah kita hangout ya, udah lama kita gak jalan." Ucap Arum sambil mencuci tangan nya.
"Yups loe udah janji mau ganti bedak gue yang loe jatuhin." Kata Kiki mengingatkan Arum.
"Gak usah loe ingetin, juga kali." Arum memutar bola matanya malas.
"Sorry gaes gue gak bisa, pulang sekolah gue ada urusan." Ucap Indira merasa tidak enak menolak ajakan teman-temannya, dirinya juga merasa bersalah belum bisa menceritakan masalah yang ia hadapi.
"Loe ada masalah Dir?" Tanya Arum yang tidak biasa Indira menolak ajakannya dan akhir-akhir ini dirinya sudah tidak pernah ada waktu hanya sekedar untuk nongkrong.
"Iya, loe ada masalah apa, cerita sama kita." Kiki menambahi.
Indira hanya menghela napas panjang, apakah dirinya akan cerita tentang masalahnya kepada kedua sahabatnya.
"Loe udah gak anggep kita sahabat loe lagi." Ucap Arum ketus yang hanya melihat Indira diam saja.
"Bukan begitu, gue hanya gak mau nyusahin kalian berdua." Indira dengan wajah sendunya menatap kedua sahabat baik nya.
"Kita bukan orang lain, kita adalah sahabat yang selalu ada ketika sedih dan senang." Ucap Arum dengan memegang bahu Indira.
"Loe gak harus sembunyiin masalah loe dari kita, karena hanya kita yang loe punya." Kiki memeluk Indira dari samping.
"Makasih kalian memang sahabat dan orang yang gue sayang." Mereka bertiga berpelukan bersama didalam toilet.
Brakk
Pintu toilet terbuka lebar dengan keras.
"Cih, ternyata para cewek centil dan sok cantik sedang kumpul di toilet." Flora datang dengan dua sahabatnya mencibir sinis kepada Indira Cs.
"Lah emang kita cantik, Iri bilang bos." Kiki balik mencibir Flora.
Flora yang geram pun mendelik tidak suka kearah Kiki.
"Apa loe." Arum maju menatap tajam Flora.
"Cih tambah satu lagi ja*ang nya si Resa." Flora bicara dengan nada sinis merendahkan.
"Masalah buat loe." Arum sewot " Kenapa? loe iri karena gak laku." Arum tertawa mengejek.
"Kurang ajar!" Flora ingin menampar Arum tapi tangan nya ditahan oleh Indira.
"Jangan coba-coba loe sentuh sahabat gue." Indira menghempaskan tangan Flora kasar.
"Loe juga ja*ang nya Bimo, dasar Bi*ch." Flora menatap tajam Indira yang tersenyum remeh.
"Kenapa? Iri loe gue bisa jadi hal*ang nya Bimo?"
"Loe!"
"Gak usah sok cantik kalo kelakuan loe aja minus." Setelah mengatakan Indira Cs pergi dengan menyenggol bahu Flora.
"Akhh dasar para ja*ang, awas aja kalian." Geram Flora kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
yeyen melia😍😍
hu dasar jalng
2022-12-31
0
Bzaa
jalang teriak jalang😆
2022-12-02
0
Kyla Aranta
hangout
2022-11-21
0