Hari ini hari Minggu Indira diminta Oma Lili untuk membantunya memasak. Sejak hari pertama Indira memasak untuk anak-anak Oma Lili, semenjak itulah Allan yang tidak pernah pulang sebelum jam delapan malam, kini Allan pulang lebih cepat.
Meskipun begitu sudah hampir satu bulan tapi Allan belum pernah bertemu dengan Indira langsung. Dan hari ini Allan sengaja libur hanya untuk melihat gadis yang katanya masih remaja tapi sudah membuat Allan penasaran lewat masakan Indira.
"Oma, kenapa Oma menyuruh Dira masak sebanyak ini?" Indira yang masih berkutat dengan menu sederhana ala kampung, karena Oma sendiri yang meminta Indira memilih menu kesukaan nya. Alhasil Indira masak sayur asem, sambal terasi, tempe goreng, lengkap dengan lauk ayam dan ikan goreng, Indira juga menambahkan menu favoritnya yaitu tumis kangkung.
"Tidak apa-apa, Oma hanya ingin makan masakan ala kampung seperti ini, karena Oma ingin mencoba nya." Lili membantu Indira menyiapkan wadah, dan mbok nah bertugas menata makanya dimeja makan.
"Oma kan jago masak, masak belum pernah masak masakan seperti ini Oma." Indira selesai dengan menu tumis kangkungnya.
"Oma belum pernah mencobanya." Oma Lili berkata jujur.
"Sudah beres semua Oma, apa Dira boleh pulang setelah ini Oma?" Indira sudah menyelesaikan masakannya, dirinya ingin ingin datang ke toko kue, sudah satu Minggu ini Indira mengambil kerja part time dihari Minggu siang hingga malam hari. Dirinya hanya ingin mendapatkan uang tambahan untuk jajan dan ongkos sekolahnya, karena gaji yang diterima dari Oma hanya untuk mencicil hutangnya.
"Boleh, tapi kita makan siang bersama dulu ya..." Pinta Oma Lili.
Indira tidak langsung menjawab, melainkan melihat jam didinding, dirinya masih punya waktu satu jam lagi untuk pergi ke toko kue.
"Baiklah Oma."
Ketika Indira akan pergi kebelakang Oma Lili memanggilnya.
"Dira sayang, tolong panggilkan Allan untuk makan siang di ruang kerjanya ya?" Pinta Oma Lili.
"Saya Oma?" Indira menunjuk dirinya sendiri.
Pasalnya dirinya belum tahu seluk beluk rumah ini meskipun sudah mau satu bulan keluar masuk rumah Oma Lili, tapi dirinya hanya sering berkeliaran dibagian dapur dan kebun.
"Iya, kamu tinggal naik tangga, belok kiri pintu ketiga itulah ruang kerja Al." Oma Lili tahu jika Indira bingung.
"Oh, baiklah Oma."
Indira segera berjalan menuju tempat yang ditunjukan Oma, sesampai nya didepan pintu yang letaknya diberi tahu Oma Indira mengetuk pintu.
tok tok tok
Allan yang sedang duduk dengan mata masih fokus menatap layar laptopnya mendengar pintu diketuk. "Masuk." Suara sahutan dari dalam membuat Indira memberanikan diri membuka pintu.
Seorang pria dewasa yang sedang serius menatap layar laptopnya menjadi pemandangan utama Indira membuka pintu.
"M-maaf tuan, Oma memanggil anda untuk makan siang." Ucap Indira gugup, karena baru pertama melihat anak bungsu Oma.
Allan menghentikan tangan nya ketika mendengar suara asing yang belum pernah ia dengar, seketika pandangan nya beralih menatap gadis yang sedang berdiri didekat pintu yang masih terbuka.
Gadis itu menunduk dengan tangan saling mengait.
"Hemm." Allan hanya berdehem dan segera menutup laptopnya lalu berdiri.
"Apa kamu masih tetap akan berdiri disitu!" Allan yang sudah berdiri didepan Indira bicara dengan ketus.
"Eh," Indira tersentak, Ia mendongakkan kepalanya dan pandangan mereka bertemu. untuk kesekian detik mereka menatap dengan diam, Indira sadar buru-buru berbalik badan dan segera melangkah pergi, ketika menyadari dirinya menghalangi jalan.
Allan berdehem pelan, setelah Indira pergi, dirinya merasa lucu melihat wajah panik bercampur terkejutnya gadis itu. 'Kenapa menggemaskan' Allan membatin dengan menggelengkan kepalanya. Dirinya mengikuti langkah Indira dari belakang, terlihat gadis itu berjalan tergesa-gesa.
"Tunggu." Suara Allan memanggil Indira.
Indira yang merasa dipanggil tuannya dari belakang, berhenti dengan menundukkan wajahnya.
"Ada apa tuan?"
"Nama kamu siapa? saya baru melihat kamu disini?" Sebenarnya Allan sudah tahu nama gadis itu tapi dirinya hanya ingin bicara dengan nya.
"S-saya, nama saya Indira tuan?" Jawab Indira masih saja gugup. 'hiss kenapa gue jadi gugup gini sih, bukan gue banget.' Indira menggerutu dalam hati, merutuki dirinya sendiri.
"Hem, yasudah." Allan berlalu melewati Indira yang hanya diam melongo melihat pria yang sudah membuatnya gugup setengah mati pergi begitu saja.
"Yaasalam salah apa hamba padanya." Indira hanya geleng kepala, padahal pria itu hanya bertanya nama tapi kenapa membuatnya gugup setengah mati.
Sesampainya Allan dimeja makan Lili sudah duduk disana.
"Al, ayo makan." Ucap Lili.
"Ya mah." Allan menarik kursi disamping Mamanya, dirinya menatap menu masakan yang belum pernah dirinya lihat, apalagi merasakan nya.
Tak lama Indira muncul dengan langkah pelan.
"Dira, sini ayo kita makan siang bersama." Ajak Lili dengan senyum menatap Indira.
"Tapi Oma, Dira harus pulang." Sebenarnya dirinya masih canggung dan gugup ketika harus bertemu dengan Allan, apalagi makan bersama satu meja. Entahlah padahal tidak terjadi apa-apa pada mereka.
"Nanti setelah makan, kamu boleh pulang." Ucapan Lili membuat Indira hanya pasrah, dan drinya duduk disamping Lili berhadapan dengan Allan.
"Al, kamu belum pernahkan makan masakan seperti ini, Mama sengaja menyuruh Dira masak menu beginian." Lili menaruh sayur tumis dan tempe beserta ayam goreng dipiring Allan.
"Hem, Mama tidak pernah memasak beginian jadi Al, belum pernah tahu mah." Allan segera mencoba menu yang baru dirinya lihat.
"Dira ayo makan." Lili juga tidak sabar untuk mencicipi masakan sederhana itu.
"Iya, Oma." Indira dengan pelan memasukan suapan sendok makan dengan pelan, dirinya tidak yakin jika anak Oma yang katanya pemilih makanan akan menyukai masakannya.
"Bagaimana Al, enak buka." Lili berbinar setelah merasakan betapa enaknya masakan kampung yang dimasak Indira.
Dulu dirinya juga pernah merasakan masakan seperti ini ketika almarhum mertuanya masih ada. Tapi dirinya tidak bisa memasak dengan rasa yang pas seperti ini.
"Enak." Allan menjawab dengan mulut penuh dengan makanan.
"Kalau gitu kamu coba ini, sayur asem sama sambal terasinya, pasti tidak kalah enak." Ucap Lili semangat. "Dira tolong ambilkan untuk Al."
"Eh, __Indira yang sedang minum pun terhenti karena ucapan Oma. Allan hanya fokus dengan makan nya yang begitu lahap.
Indira mengambilkan sayur dimangkuk yang kecil yang sudah ada didepan nya, karena memang letak sayur itu dekat dirinya jadi Oma menyuruhnya.
Setelah melewati makan siang yang membuat dirinya canggung, akhirnya Indira pun bisa pergi dari rumah Oma Lili. Dirinya segera menuju ke toko kue yang baru dua kali ia datangi. Toko yang menerima jasa untuk hari libur saja karena biasanya pegawai toko tersebut sering tidak masuk dihari libur. Maka dari itu Indira diterima karena menggantikan karyawan yang sedang tidak masuk.
"Hah, akhirnya sampai juga untung gue gak telat." Indira segera masuk dan berganti pakaian seragam toko kue itu. Indira mendapat bagian melayani jasa delivery, karena hari libur biasanya sangat banyak pelanggan yang minta layanan delivery.
"Dira tolong kamu antar pesanan ke alamat ini." Seorang perempuan yang menjabat sebagai manajer toko itu menyuruh Indira untuk mengantar pesanan.
"Baik mbak." Indira mengambil box kue dan menerima kertas alamat dan tagihannya dan bergegas keluar dengan menggunakan motor layanan toko. Untung dirinya bisa menggunakan motor, sehingga tidak terlalu menyusahkan dirinya ketika mendapat pekerjaan seperti ini.
Meskipun terkadang lelah berkerja satu Minggu full, tidak Indira hiraukan, karena lelah nya akan hilang ketika mengingat dirinya hanya sendiri dan tidak punya siapa-siapa, bahkan dirinya sudah jarang bertemu dengan para sahabatnya ketika hari libur dan diluar sekolah, tapi dirinya tidak pernah menunjukan kepada para sahabatnya bahwa dirinya sedang berjuang mencari uang untuk biaya hidupnya dan untuk membayar hutang yang dirinya pinjam.
Meskipun Bimo sering menawarkan bantuan berupa materi, tetapi Indira selalu menolaknya dengan halus agar tidak menyakiti perasaan Bimo yang sudah ada dan banyak membantu dirinya..Bimo dan para sahabatnya akan datang kerumah malam hari hanya untuk sekedar menemaninya, mereka bilangnya sih 'Biar loe gak kesepian Dir, dan loe inget kita semua bakalan ada buat loe, kapan pun.' Begitulah ucapan mereka. Indira merasa senang karena masih banyak orang yang menyanyangi nya, apalagi dirinya juga mempunyai Oma Lili yang sudah ia anggap s bagai Oma nya sendiri.
.
.
.
.
Like
komen
tinggalkan jejak kalian 🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Astri
eaa semoga lgsung jatuh cinta pada pandangan pertama
2024-02-04
0
Elisanoor
dalam benak saya Indira itu Ariel Tatum,yg semok nan motok sexsy juga 🤣
2023-12-11
0
Bejo Setiadi
bimo cs emang the best
2023-11-05
0