Siang sudah berganti malam, Indira berganti pakaian dan berkemas karena waktu sudah menunjukkan pukul 21:00 malam.
"Vit, gue duluan ya." Indira pamit dan berjalan keluar toko, jarak toko kerumahnya tidak terlalu jauh hanya 20menit jika dirinya berjalan kaki.
Indira Berjalan dengan bersenandung untuk menghilangkan penat, untung jalan menuju rumahnya cukup ramai jadi dirinya tidak perlu was-was dan takut, meskipun dirinya menguasai ilmu bela diri.
"Akhirnya sampai rumah juga." Indira menghempaskan tubuhnya diatas sofa, sejenak merebahkan badan nya sebelum beranjak membersihkan diri.
Hari ini adalah hari yang melelahkan, biasanya ia akan bersantai dipagi hari dan bekerja disiang hari, tapi hari ini karena Oma memintanya untuk memasakkan makanan jadilah dirinya yang kelelahan.
Tidak terasa Indira tertidur disofa dengan posisi duduk dan kepala menyandar dibahu sofa.
Hingga pagi pun menjelang ketika alarm ponselnya berbunyi.
"Ehg, Ya ampun gue ketiduran disofa." Indira yang masih setengah sadar hanya bergumam ketika menyadari dirinya ketiduran disofa.
Dirinya bangun dan segera membersihkan diri untuk bersiap kesekolah, meskipun lelah masih terasa dibadan nya tapi tidak membuatnya malas untuk berangkat sekolah.
Cukup 30 menit dirinya bersiap dan segera menyambar tas ranselnya untuk berangkat sekolah.
"Yah, uang segini mana cukup buat hari ini." Indira menghela napas kasar, saat melihat isi dompetnya hanya ada satu lembar uang kertas. Jika dirinya naik Ojol untuk berangkat sekolah, mungkin dirinya akan jalan kaki ketika pulang sekolah menuju rumah Oma.
"Terpaksa deh olahraga."Indira berjalan dengan penuh semangat, meskipun merasa lelah tubuh tapi tidak dirinya hiraukan.
Dipersimpangan jalan ketika sedang berjalan dengan lemas dan letih Indira mendengar suara klakson dari belakang.
Tin tin tin
Indira berhenti dan menatap mobil yang baru saja berhenti didepan nya.
"Kamu sedang apa dipinggir jalan." Allan yang kebetulan berangkat kekantor tidak sengaja melihat Indira.
"Tuan." Indira sedikit terkejut, ternyata Allan anak Oma Lili.
"Masuk" Allan menyuruh Indira segera masuk ke mobilnya, melihat gadis itu yang penuh peluh dan terlihat wajahnya sedikit pucat.
Indira tidak punya pilihan lain selain masuk kemobil Allan karena dirinya merasa tubuhnya gemetar.
Allan segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, dirinya sesekali melirik gadis yang sedang duduk dengan memejamkan matanya, melihat wajah pucat dan keringat yang keluar dikening gadis itu membuatnya tidak tega.
Allan membelokkan mobilnya di restoran cepat saji, karena dirinya yakin mungkin gadis itu belum makan hingga membuatnya gemetar.
Allan keluar dari mobil, tanpa membangunkan Indira, dirinya memesankan makanan untuk dibungkus agar gadis itu bisa memakannya dimobil dan tidak terlambat masuk sekolah.
Allan masuk kembali kedalam mobil dan menyerahkan bungkusan makanan didepan Indira yang sudah membuka mata.
"Makanlah." Setelah diterima Indira dirinya segera melajukan mobilnya kembali.
"Kamu sekolah dimana?" Allan bertanya.
"SMA Nusa Bangsa." Indira menjawab disela-sela kunyahan dalam mulut nya.
Allan hanya mengangguk dan memberikan sebotol air minum kepada Indira, yang melihat gadis itu kesusahan menelan makanan.
"Terima kasih." Setelah menerima dan meminum air yang diberikan Allan.
"Hem." Allan hanya bergumam.
Setelah sampai didepan gerbang sekolah Nusa Bangsa, mobil Allan berhenti didepan gerbang.
"Terima kasih tuan." Indira berucap sebelum keluar dari mobil Allan.
"Lain kali sarapan dulu, sebelum berangkat."Allan tidak menjawab melainkan malah mengingatkan Indira untuk makan.
Setelah berucap Allan segera melajukan mobilnya kembali, tanpa melihat gadis itu yang ingin mengatakan sesuatu lagi.
"Hah, dasar pria dewasa, apa begitu caranya memperlakukan perempuan." Indira hanya mengangkat kedua bahunya acuh, yang penting dirinya sudah lebih baik ketimbang tadi.
Ketika akan masuk gerbang dari arah belakang terdengar suara klakson motor.
"Ay," Bimo yang baru datang berhenti disamping Indira. "Naik!" Bimo menyuruh Indira naik ke motornya menuju parkiran, karena memang jarak gerbang menuju koridor sekolah lumayan jauh.
Indira segera naik, dan Bimo melajukan kembali motornya.
"Omo..Omo.. loe berdua kenapa makin hari makin sweet aja sih..?" Kiki yang berdiri di depan kelas sengaja menunggu kedua sahabatnya melihat Bimo dan Indira yang datang duluan dengan jalan berdampingan.
"Loe ngapain berdiri kek satpam didepan kelas Ki." Indira bertanya.
Bimo hanya diam dengan ekspresi datar menatap dua wanita yang sedang asik bicara.
"Nungguin loe lah, bete gue sendirian." Kiki mengerucutkan bibirnya dengan kipas portabel ditangannya yang ia arahkan kewajahnya.
"Tumben Arum belum Dateng." Tanya Indira. Karena memang Arum tidak pernah datang kesekolah dengan waktu mepet jam masuk.
Sedangkan dijalan yang sudah mendekati gerbang sekolah dua orang diatas motor sedang berdebat.
"Gue bilang berhenti!"
Bugh
Arum ya kesal memukul punggung Resa dengan kepalan tangan nya.
Cowok itu tidak perduli dan tetap melajukan motornya hingga masuk dan berhenti diparkiran samping motor Bimo.
Arum melepas helm dan menyodorkan kedada Resa dengan keras.
"Bisa gak sih, gak usah pake otot." Resa mendengus kesal menerima helm dari Arum.
"Loe yang mulai." Setelah berucap dan menampilkan wajah garang Arum segera berjalan menuju koridor kelasnya.
Resa hanya tersenyum jahil, mengerjai cewek yang super galak dan bermulut pedas adalah hiburan baginya. Meskipun kemarahan dan kekesalan serta kekerasan yang ia akan dapatkan karena ulahnya.
"Lah tuh si Arum, kenapa mukanya nyeremin gitu" Indira yang melihat Arum berjalan dengan wajah ditekuk dan garang seperti ingin memakan orang hidup-hidup.
Pagi hari ketika dirinya akan berangkat dan keluar dari rumah, melihat manusia robot sudah duduk anteng diatas motornya.
Dirinya yang tidak tahu jika Resa menunggunya hanya bersikap cuek dan masa bodo.
"Loe ngapain!" Tanyanya ketus.
"Naik!" Bukanya menjawab malah menyuruhnya.
"Ogah." Jawab Arum melengos.
"Gue naikin apa naik sendiri." Resa sudah ancang-ancang mendekat dan ingin mengangkat tubuhnya.
"Stop! Loe apa-an sih!" Arum mundur dan mendelik melihat kelakuan Resa yang terlalu berani.
"Gue gendong!" Ancamnya lagi, karena melihat Arum yang masih enggan untuk naik.
"Awas aja loe, kalo berani!" Arum mengepalkan tangannya didepan wajah Resa yang hanya menatapnya datar.
Alhasil kini dirinyalah yang kesal dan malu, ketika masuk gerbang sekolah hingga parkiran dirinya jadi pusat perhatian para murid.
Dan sekarang malah Resa menyusulnya dan berjalan disampingnya.
Arum hanya cuek, tidak peduli dengan cowok robot yang berjalan disampingnya dengan gaya coolnya.
"Lah itu si manusia robot ngapain jalan bareng Arum?" Tanya Kiki, entah pada siapa?
"Mana gue tau." Jawab Indira.
"Loe juga pada ngapain berdiri kek patung didepan kelas." Semprot Arum dengan suara jengkel.
"Lah kok loe ngegas sih Rum?" Ucap Kiki sebal.
"Auk ahh," Arum segera masuk kelas tanpa perduli dengan sahabatnya yang menatap jengkel.
"Tuh anak lagi kena sawan apa ya? aneh banget" Kiki menggerutu dengan Manarik Indira untuk masuk kelas juga.
Dan kedua cowok itu hanya menggeleng kepala melihat tingkah aneh ketiga gadis yang sudah masuk kelas, mereka juga berjalan menuju kelas mereka yang berjarak hanya tiga kelas dari kelas Indira Cs.
.
.
.
.
Like
komen
tinggalkan jejak kalian🥰🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Ida Jasmin
sepertinya Allan suka sama indira dehhhh...gmna klw mrka tau,klw sbnrnya dira teman skolhnya bemoo
2023-01-03
0
Pooh
bakalan nagis kejer si bemo kalo nantinya adira gak jadian sama kamu
2022-12-31
0
yeyen melia😍😍
seru
2022-12-31
0